Akira Yamaguchi, cucu perempuan satu-satunya di keluarga Yamaguchi. Keluarganya merupakan klan Yakuza terkuat di Jepang. Dibalik, semua orang yang melihatnya sebagai gadis tak berperasaan dan dingin, ada rahasia mengapa Akira selalu menampilkan sifat dinginnya.
Kenta Ishikawa atau biasanya dipanggil, Ken. Merupakan seorang Yakuza yang dijuluki Iblis Klan Yamaguchi. Berhati dingin, tanpa ampun, dan merupakan orang kepercayaan dari pemimpin Klan Yamaguchi. Dia jatuh hati pada cucu bosnya sejak mereka pertama kali bertemu.
Namun, Kenta tahu cintanya itu terlarang, dia hanya diam memendamnya dan terus berusaha menjaganya dan mengawasinya.
Kisah cinta terlarang anggota Yakuza dan cucu bosnya, juga konflik antar Klan Yakuza, akankan membawa pelabuhan pada hubungan mereka berdua yang hanya sekedar Nona dan Penjaganya?.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon KimiHaruka, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Broken (4) End
Gemerlap lampu dan hiasan bernuansan natal telah menghiasai tempat-tempat di pusat ibukota dari negara Jepang, Tokyo. Dari mulai mall, hotel, cafe dan berbagai tempat hiburan lainnya telah memasang ornamen khas natal.
Salah satu mall terbesar di tengah kota pun telihat penuh dengan berbagai hiasan natal. Toko-toko penjual pernak-pernik natal tak pernah sepi di kala bulan desember hampir tiba.
Disinilah Akira berada, di salah satu bangku restoran yang berada di dalam mall. Dia memegang minumannya sambil memainkan ponselnya. Setelah lelah berkeliling bersama Izana, mereka memilih beristirahat di sini, sambil menikmati makan malam.
"haaa, enak banget ramennya sih," ucapan itu datang dari Izana yang telah selesai makan semangkuk ramen.
Akira tak menghiraukan ucapan Izana dan masih fokus pada ponselnya. Dia tak melihat balasan dari Kenta.
Izana mengamati gerak gerik Akira, yang nampak dari raut wajahnya seperti kecewa. Izana kembali teringat dengan ucapan Akira yang bertanya tentang postingan Yuki.
"eeehh, Kira tadi aku belum sempat lihat postingan Yuki, yang mana sih?" tanya Izana, dia ingin menggali informasi dari Akira masalah akun yang dia gunakan.
Akira yang tadi berfokus pada ponselnya, kini menatap Izana.
"bentar, aku cari dulu,"
Akira kembali menatap layar ponselnya, membuka sns-nya dan mencari postingan Yuki.
"nih!" ucapnya sambil menghadapkan layar ponselnya pada Izana.
Fokus Izana adalah mencari foto profil Akira yang berada di pojok bawah akunnya. Akhirnya, Izana tahu itu bukan akun yang pernah dia retas.
"udah? Nggak muncul di TL akunmu?" tanya Akira.
"belum buka sns sih, nggak penting juga, eh kenapa bisa muncul di akun kamu?"
"nggak tau muncul sendiri, padahal pakai akun lama nggak muncul tuh akunnya si ular betina," jawab Akira kesal, dia mengambil minuman bersoda yang tadi dia beli juga dan meminumnya.
'pantes aja nih bocah bikin akun baru lagi'
"ada orang gil@ keknya, akun lamaku nggak aku pakai dulu meskipun itu akun utama sih, ada yang nge-hack," lanjut Akira.
Izana terkejut dengan ucapan Akira yang membahas tentang akun sns-nya yang ternyata terdeteksi ada yang mencoba membobolnya.
'kan hal yang kayak gini nih, bikin ketar ketir mana tuh bocah pinter banget, sudahlah aku harus segera menangani ini'
Izana memperhatikan Akira yanh sedari tadi fokus ke ponselnya dengan raut wajah yang nampak kesal bercampur sedih.
Izana menghela nafasnya, "mau beli yang lain nggak? Atau langsung pulang?"
"pulang aja," jawab Akira singkat.
Izana membereskan barangnya, dia menenteng empat kantong tas belanjaan dengan berbagai merek mahal, sedangkan Akira hanya membawa sedikit. Mereka berjalan menuju basement mall untuk menuju mobil Izana.
"udah jangan sedih, ntar juga pulang sih, toh rumahnya Kenta ada di kamu,"
Ucapan itu datang dari Izana yang melihat Akira sedari tadi gelisah. Akira sedikit terhibur dengan perkataan Izana.
"besok udah 17 tahun aja nih, jangan banyak sedih harus bahagia, kamu selalu di rayakan Akira."
Izana tersenyum ke arah Akira, dia memegang kedua pundak Akira untuk memberinya semangat. Akira tersentuh dengan perkataan kakak sepupunya.
"masuk gih, aku nggak mampir masih ada kerjaan, salam buat Oyaji dan yang lain."
"makasih Nee-san," cicit Akira lirih.
Akira membuka sabuk pengaman dan pintu mobil, di lihatnya Haru dan Daichi yang menyambutnya. Akira memberi salam sebelum masuk ke dalam rumah.
"Aku harus segera mengurus kode yang Kenta berikan tadi, si ular betina semakin bertindak di luar kendali saja, dan aku tidak boleh terlambat ke tempat pertemuan mereka." guman Izana lirih, dia melajukan mobilnya meninggalkan area tempat tinggal Akira.
Sementara itu di sebuah kamar mewah, Yuki tengah berdandan cantik, dengan kimono yang sempat ia pesan beberapa hari lalu sebelum acara pertemuan antar keluarga yang akan membahas pertunangan antar dia dan Kenta.
"haa, akhirnya aku bisa dengan mudah mengendalikan Ken sekarang,"
Seringai penuh kelicikan terpatri di wajah Yuki. Dia dengan percaya diri akan dapat mengendalikan Kenta seperti yang dia inginkan.
Yuki membuka brangkas kecil miliknya, dia mengambil sebuah flashdisk putih.
"hahaha, Kenta, Kenta aku memang mencintaimu tapi aku tidak bodoh, aku akan tetap menggunakan ini untuk menekan gadis sialan itu, aku tahu kau masih peduli dengannya,"
"haa sedikit bermain-main seru juga,"
Yuki kembali menyimpan flashdisk itu. Dia tak menyadari jika dirinya yang terjebak dalam permainannya sendiri. Yuki melangkah keluar ruangannya dengan angkuhnya.
Suara notifikasi dari ponselnya menghentikan langkahnya, dia melihat pesan itu.
Seketika raut wajahnya berubah merah, Yuki meremat ponselnya. Dia telihat menahan amarahnya setelah membaca pesan itu.
Kinoe nampak menunggu Yuki yang sedari tadi belum terlihat olehnya.
Kinoe sedikit meninggikan suaranya untuk memanggil Yuki, "Yukiiii, kau sudah selesai?"
Yuki yang mendengar suara berat ayahnya sedikit terkejut, karena dia sedari tadi masih membaca beberapa notifikasi yang dia dapatkan, dan dia segera bergegas turun.
"Ish dasar pak tua, tidak sabaran!!" gerutu Yuki.
Yuki dan ayahnya menuju tempat yang sudah di pesan. Di salah satu restoran keluarga yang berafiliasi dengan keluarga Yamaguchi.
"kau jangan merusak rencanaku kali ini, Yuki!"
Yuki yang mendengar ucapan Ayahnya bertambah kesal saja. Dia menatap ayahnya dengan tatapan dingin.
"bukankah rencana itu ayah sendiri yang membuatnya jadi berantakan, aku mengalami kerugian puluhan juta karena ayah ceroboh," jawab Yuki kesal.
Kinoe hanya menatap lurus kedepan, dia tak menampilkan raut apapun hanya wajah dingin dan datar. Memang semua salahnya, karena itu dia harus terlibat dengan mafia luar karena masalah ini.
"segera selesaikan masalah ini. jika tidak, ayah tidak akan bisa menguasai Klan Yamaguchi, jika mereka sampai mengendus hubungan ayah dan bajing@n gila itu, dan juga keterlibatan kita dengan mafia luar negri, semua akan hancur."
"aku tak mau hubunganku dan Kenta juga berantakan, aku sudah susah payah menjebaknya agar bisa bersamaku," lanjut Yuki.
Kinoe memijit pelipisnya yang terasa berdenyut nyeri. Putrinya ini benar-benar dibutakan oleh cinta.
Di waktu yang sama, di tempat lain. Izana memarkirkan mobilnya di pinggir jalan yang nampak sepi dan gelap. Tak jauh dari sana, mobil lain terlihat mendekati mobil Izana.
Izana menghela nafasnya berat, "haaa, menjengkelkan sekali!"
Izana turun dari mobilnya setelah melihat notifikasi yang ada di ponselnya, tak lupa masker dan juga topi hitam juga kacamata dan hoodie hitam dia kenakanan. Dia berjalan mendekati mobil hitam yang berada di belakang mobilnya.
Izana langsung saja membuka pintu belakang mobil itu, dan segera masuk kedalam mobil.
"haaaa kau lambat sekali," kesal Izana.
"Iza-san jangan berteriak," tegur laki-laki yang duduk di bangku kemudi.
"diamlah Aoi, aku sedang kesal," bentak Izana.
"cepatlah jangan banyak bicara Iza, kau sudah mendapatkan yang aku minta?"
Izana dengan tatapan dinginnya menatap laki-laki di sebelahnya yang nampak rapi dengan kimono khas yang di gunakan untuk acara resmi.
"cih, kau berniat sekali seperti akan menikahi wanita ular itu," sarkasnya. Izana membuka maskernya. Dia merogoh kantong hoodienya, dan menyerahkan flashdisk pada laki-laki itu.
Izana bersadar pada jok mobil, dia benar-benar lelah, dan fikirannya tertuju pada Akira.
"hey Ken, kau tidak lupa hari ulang tahunnya kan?" tanya Izana tiba-tiba.
Kenta menghentikan aktifitasnya yang tengah membaca beberapa email yang masuk pada ponselnya.
"tidak, aku sengaja menghindarinya seharian ini, setelah pertemuan ini aku akan pulang," jawabnya.
"baguslah, aku bahkan tak bisa menghiburnya, ya dia sudah terlalu bergantung padamu, sudahlah aku pergi dulu,"
Ini merupakan pertemuan rahasia mereka, antara Kenta dan Izana dan dari Izana, Kenta dapat memecahkan kode yang rumit. Izana tak akan mengatakan jika Akira menaruh hati pada Kenta.
'Ken harus menyadari sendiri perasaan Akira padanya.'
"ah ya sebelum itu, aku akan meretas akunnya lagi, dia mulai curiga jadi segera selesaikan, aku akan mengawasi pergerakan Yuki dari orangku" ucap Izana sebelum melangkah pergi meninggalkan Aoi dan Kenta.
Aoi dan Kenta juga meninggalkan tempat itu. Mereka menuju restoran tempat pertemuan hari ini. Acara yang telah masuk pada skenario Kenta. Pertunangan antara Yuki dan Kenta.
"anak-anak sudah bertindak dengan rapi, kita tinggal menunggu kekacauan di perusahaan Atsuma."
Kenta menyeringai mendengarkan laporan dari Aoi. Kenta turun dari mobil dan menuju ruang pertemuan. Penjagaan sudah pasti sangat ketat meskipun tak mencolok.
Sebelum itu Kenta memberikan perintah pada Aoi, "Aoi hubungi Sora apa mereka sudah menjalankan rencana untuk ulang tahun Akira."
Aoi segera mengangguk paham, dia kemudian merogoh ponselnya yang berada di saku jasnya dan menghubungi Sora.
"haaaa sesek banget kalau dekat Kenta yang udah mode serius, haaa semoga cepat selesai, kasihan Nona." guman Aoi.
Suasana hening dan tegang tengah menyelimuti ruang makan sebuah restoran keluarga. Kinoe Atsuma nampak beramah tamah dengan pemimpin klan itu, dia adalah Asahito Yamaguchi.
"sebelumnya saya minta maaf Atsuma-san, jika hanya bisa mengundang anda di restoran kecil ini," ucap Asahito dengan nada tenangnya.
Kinoe tertawa pelan, "Yamaguchi-san anda ingin seperti dengan siapa saja, toh sejak dulu kita sudah seperti keluarga."
Asahito tersenyum samar, dia mengangguk setuju, dan tak lama pelayan membawa pesanan mereka. Hidangan yang cukup mewah sushi dan sashimi khas restoran traditional Jepang.
Acara menyantap hidangan pun selesai, dan mereka mulai membahas topik utama pertemuan ini.
"baik maksud dan tujuan pertemuan kali ini, agar kerjasama kita semakin menguat, saya ini Kenta-san bisa menjadi pendamping putri tunggal saya, bagaimana Ken?" ucapan itu datang Kinoe yang nampak tersenyum memperkenalkan Yuki sebagai putrinya.
"dan kalian berdua sudah mengenal sejak masa sekolah bukan?" tanya Kinoe.
Kenta berusaha tenang, "ya, kami saling mengenal, saya menerima pertunangan ini, namun saya ingin agar acara resmi tidak terburu-buru."
Yuki tersenyum bahagia saat mendengar ucapan Kenta begitupun dengan Kinoe yang nampak tersenyum penuh arti. Asahito masih dengan tenang melihat drama yang di buat Kinoe.
"semoga saja ini menjadi kerjasama yang saling menguntungkan dan tanpa ada pengkhianatan." ucapan Asahito di akhir dengan penuh penekanan.
Kinoe nampak gugup dengan intimidasi dari tatapan Asahito. Dia meremat tangannya, berusaha tetap tenang.
"ha-haha tentu saja Yamaguchi-san kita telah menjadi partner selama bertahun-tahun." balas Kinoe sedikit gugup.
"mari minum, saya tuangkan ke gelas anda Yamaguchi-san."
Kinoe berusaha mengalihkan kegugupannya ini. Dia tak mau sampai Asahito curiga. Sedangkan, Kenta nampak waspada, dia tak menghiraukan Yuki yang tengah kagum memandangnya.
"Jadi, Nak Kenta tolong jaga Yuki yang ceroboh ini, meskipun belum resmi kalian bisa saling mengenal lagi setelah bertahun-tahun pisah, Yuki bahkan sangat bahagia dengan acara ini," ucap Kinoe sambil terkekeh pelan.
"ih apa sih ayah," Yuki nampak kesal dan malu-malu saat ayahnya berucap seperti itu.
"hahaha lihatlah sendiri, dia sangat manja, sebelumnya saya minta maaf Yamaguchi-san"
Asahito hanya mengangguk dan terseyum samar, "tidak apa namanya juga anak muda, Atsuma-san,"
Kinoe terkekeh pelan, mereka berbincang seperti biasa membahas bebagai hal dan proyek yang sedang Kinoe kerjakan.
"aah ya, Yamaguchi-san beberapa hari lalu saya melihat ada perempuan dirumah anda apa itu cucu anda?" tanya Kinoe penasaran.
Yuki pun ikut penasaran, karena sepengetahuan dia dan ayahnya bahwa pemimpin klan Yamaguchi tidak memiliki keturunan dan bahkan silsilah keluarganya sangat di rahasiakan.
"bukan, bukankah anda sudah tahu saya tidak memiliki keturunan." jawab Asahito tenang, namun tatapan itu seolah mengatakan agar tak bertanya lebih lanjut lagi.
Kinoe sedikit canggung, dia hanya mengangguk paham dan membahas hal lainnya. Sedangkan Ken sudah tak nyaman dengan pembahasan ini, dan dia mulai waspada saat keberadaan Akira di ketahui orang lain.
Ken meminta izin pada Asahito untuk keluar merokok. Dia akan menghubungi Sora.
"saya permisi dulu," ucap Kenta sebelum pergi meninggalkan ruangan, di balas anggukan oleh Kinoe.
"Ken?" cicit Yuki, dia pun ikut berpamitan mengikuti Kenta keluar.
"ada apa dengan Kenta sih? dia aneh saat ayah bahas perempuan tadi, tapi yang ku tahu yang sering berada berasama Ken cuma anak idiot itu." gumam Yuki.
Kenta sedikit menjauh dari ruangan tadi dan berada di dekat taman mini yang ada di dalam restoran itu. Dia menyalakan rokoknya dan menghisapnya, agar fikirannya tenang.
Seruan dari Yuki membuyarkan lamunan Kenta.
"Kennn." teriak Yuki.
Kenta menoleh dan berdecih, dia sangat tidak menyukai Yuki yang selalu mengikutinya.
"kenapa ?" jawabnya dingin.
Yuki sengaja dengan sensual memeluk tangan Kenta dan menggesekan buah dadanya pada lengan Kenta.
"nggak sih, meski belum resmi kita tuh harus lebih dekat nggak sih?" ucap Yuki.
Kenta yang melihat tingkah Yuki merasa jijik, dan risih.
"lepas"
Bukan melepas Yuki semakin mengeratkan pelukannya pada lengan Kenta.
"kenapa sih, toh aku gini sama tunangan aku" oceh Yuki.
"Yuki, lepas!!" bariton berat penuh penekanan itu membuat Yuki melonggarkan pelukannya.
Dia menatap mata Kenta yang sangat kelam, dan bagai lautan yang mampu menenggelamkan Yuki.
Kenta menarik tangannya, dia bergegas pergi sebelum pergi dia memberi peringatan pasa Yuki.
"kau jangan pernah lagi mengusik Akira!!"
Yuki meremat kimononya dia sangat kesal lagi dan lagi yang di bahas adalah gadis bodoh itu.
"lagi, lagi, gadis bodoh itu, kau selalu saja membahasnya, aku tak akan menganggunya tapi aku punya satu syarat besok seharian kau harus bersamaku!"
Yuki menyeringai, dia merasa berhasil mengendalikan Kenta. Ken berhenti sejenak. Dia meleh sebentar dan menatap Yuki dengan wajah dinginnya.
"cobalah jika kau bisa," ucap Kenta di iringi seringai jahat di bibirnya. Kenta melanjutkan langkah kakinya meninggalkan Yuki yang tengah menahan amarahnya.
'awas saja kau Akiraaaaa'
...----------------...
Cerita ini hanya fiksi belaka, tidak ada hubungan dengan tokoh atau organisasi manapun. Mohon bijak dalam membaca dan berikan komentar, saran, atau kritik yang sopan dan membangun. Arigatou Gozaimasu.