NovelToon NovelToon
Cinta Gadis Rusuh & Konglomerat

Cinta Gadis Rusuh & Konglomerat

Status: sedang berlangsung
Genre:Percintaan Konglomerat / Diam-Diam Cinta / Fantasi Wanita
Popularitas:13.6k
Nilai: 5
Nama Author: linda huang

Pinky, gadis rusuh dan ceplas-ceplos, tergila-gila pada Dev Jaycolin meski cintanya selalu ditolak. Suatu kejadian menghancurkan hati Pinky, membuatnya menyerah dan menjauh.

Tanpa disadari, Dev diam-diam menyukai Pinky, tapi rahasia kelam yang menghubungkan keluarga mereka menjadi penghalang. Pinky juga harus menghadapi perselingkuhan ayahnya dan anak dari hubungan gelap tersebut, membuat hubungannya dengan keluarga semakin rumit.

Akankah cinta mereka bertahan di tengah konflik keluarga dan rahasia yang belum terungkap? Cinta Gadis Rusuh & Konglomerat adalah kisah penuh emosi, perjuangan, dan cinta yang diuji oleh takdir.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon linda huang, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 28

Di saat yang sama, sebuah mobil berhenti di depan perusahaan. Jactice keluar dari mobil dan membuka pintu belakang.

Pinky, yang berdiri agak jauh, memundurkan langkahnya agar tidak terlihat oleh Dev yang baru saja turun dari mobil. Sesaat kemudian, seorang wanita cantik dan seksi keluar dari mobil, menyusul Dev.

Mata Pinky membulat melihat Dev yang menggandeng wanita itu masuk ke dalam perusahaan.

"Apakah dia pacarnya?" gumam Pinky pelan, perasaan cemburu mulai menggerogoti hatinya.

Tak lama, Pinky menghampiri dua petugas keamanan di dekat pintu masuk.

"Paman, kenapa makanan yang aku masak dibuang?" tanyanya dengan suara yang bergetar menahan emosi.

Salah satu petugas tampak gugup. "Nona, itu...," ucapnya ragu-ragu.

Petugas lainnya menimpali dengan jujur, "Nona, maafkan kami karena telah berbohong. Sebenarnya, selama ini bekal yang Nona bawa tidak pernah disentuh oleh Tuan Fernando."

Pinky terdiam, kaget. "Tidak pernah disentuh? Jadi dia yang meminta kalian membuangnya? Sejak kapan?" tanyanya dengan suara serak.

"Sejak pertama kali Nona datang," jawab petugas itu dengan pelan. "Kami hanya menerima perintah untuk tidak mengizinkan Nona masuk, dan demi menjaga perasaan Nona, kami berpura-pura menerimanya, lalu membuang makanan itu setelah Nona pergi."

Seperti disambar petir, Pinky mendengar semua kebenaran itu. Hatinya remuk.

"Jadi sejak awal dia sudah meremehkanku. Bukan hanya tidak mengizinkanku masuk, tapi bahkan makanan yang aku buat dengan susah payah pun tidak dihargai. Aku rela menggunakan gajiku untuk membeli bahan makanan demi dia, tapi semua usahaku sia-sia. Sekarang dia sudah menggandeng wanita lain, dan mereka tampak begitu akrab," batin Pinky sambil menahan air mata yang mulai menggenang di pelupuknya.

"Nona, sudahlah. Jangan menyakiti diri sendiri. Bagus juga kalau Anda tahu kebenarannya sekarang, jadi tidak perlu repot-repot membuat makanan lagi," ucap salah satu petugas dengan nada iba.

"Paman, apakah aku benar-benar tidak tahu malu? Begitu bodoh sampai tidak menyadari bahwa aku diremehkan selama ini?" tanya Pinky dengan suara bergetar, air matanya tumpah tanpa bisa ditahan lagi. Tanpa menunggu jawaban, Pinky berbalik dan melangkah pergi, menyeka air matanya yang terus mengalir.

Pinky berjalan cepat, menahan tangis yang tidak bisa ia hentikan. Air matanya terus mengalir, membasahi pipinya. Bayangan Dev yang berubah sikap ketika bersama wanita itu kembali memenuhi pikirannya. Sementara, saat bersamanya, Dev selalu menjauh dan menunjukkan ekspresi tidak suka, seolah-olah keberadaannya adalah gangguan.

"Dev Jaycolin, tidak apa-apa kalau kau tidak menyukaiku. Tapi kenapa kau harus meremehkanku? Apa hanya karena aku miskin?" gumam Pinky, suaranya penuh luka.

---

Hari-hari berlalu.

Pinky menjalani pekerjaannya di restoran dengan fokus penuh. Dia tidak hanya mencuci piring, tetapi juga membantu mengantar makanan dari meja ke meja. Dari pagi hingga malam, ia bekerja tanpa henti. Semua itu ia lakukan demi satu tujuan: melunasi hutangnya secepat mungkin.

Meskipun hatinya sakit setiap kali mengingat perlakuan Dev, Pinky bertekad untuk tidak membiarkan perasaannya mengganggu pekerjaannya.

Di malam hari, setelah kembali ke rumahnya, Ia mengeluarkan semua uang yang dia kumpul.

"Sudah tiga minggu. Gaji dan tabunganku digabung, tinggal sedikit lagi! Aku hampir bisa membayar semua hutangku!" seru Pinky sambil menghitung uang receh dan lembaran yang ia kumpulkan dengan susah payah.

Ia tersenyum kecil, meskipun hatinya masih terasa perih.

"Dia pasti sudah bahagia. Pinky, ini saatnya untuk melepaskan. Pria yang meremehkanmu, yang bahkan tidak mau menyentuh makananmu, adalah pria yang tidak pernah menghargaimu. Gadis miskin sepertiku tidak cocok berdampingan dengan pria kaya," batinnya sambil memejamkan mata, berusaha meyakinkan dirinya sendiri.

Keesokan harinya.

Di dalam ruangannya yang luas, Dev duduk di kursinya sambil membaca file-file yang bertumpuk di atas meja. Wajahnya tampak serius, matanya fokus pada dokumen yang dipegangnya.

Ketukan pintu terdengar, dan Jastice masuk dengan membawa laporan. "Tuan, Nona Jessie ingin mengajak Anda makan siang ini," ujarnya, suaranya sopan.

Dev tidak mengalihkan pandangannya dari file di tangannya. "Katakan saja aku sibuk," jawabnya singkat, nadanya tegas tanpa memberi ruang untuk negosiasi.

"Baik!" jawab Jastice, lalu melanjutkan, "Ada lagi, Tuan. Sudah seminggu saya tidak melihat Nona Pinky datang. Apakah terjadi sesuatu?"

Dev menghentikan gerakannya sejenak, tapi wajahnya tetap dingin. "Biarkan saja. Dia sudah dapat uang dan tidak perlu mengangguku lagi," jawabnya sambil kembali fokus pada file di tangannya.

Jastice mengangguk, meskipun ada keraguan dalam dirinya. "Iya, Tuan," jawabnya sebelum meninggalkan ruangan.

Saat pintu tertutup, Dev perlahan meletakkan file yang dipegangnya ke atas meja. Ia bersandar di kursinya dan memejamkan mata untuk beberapa detik, seolah ada sesuatu yang mengganggunya.

Setelah itu, ia memutar kursinya menghadap layar monitor besar yang terhubung dengan rekaman CCTV perusahaan. Dengan gerakan cepat, ia memutar rekaman beberapa hari yang lalu. Mata tajamnya memindai layar, seolah mencari sesuatu yang spesifik.

Tiba-tiba, tangannya berhenti menggerakkan mouse. Rekaman menunjukkan Pinky berdiri tidak jauh jarak dari perusahaan, tepat saat dia turun dari mobil bersama Jessie. Dev memperhatikan bagaimana Pinky memundurkan langkahnya dan menjauh, berusaha tidak terlihat.

"Dia ada di sana?" gumam Dev pelan, matanya tak lepas dari layar.

Ia melanjutkan memutar rekaman hingga melihat adegan dua petugas membuang makanan ke tong sampah. Dalam rekaman itu, Pinky tampak menghampiri kedua petugas tersebut dan berbicara dengan mereka.

Dev memejamkan matanya, menyandarkan tubuhnya ke kursi. Rahangnya mengeras, dan tangan kanannya mengepal di atas meja. Wajahnya terlihat menahan emosi yang tidak biasa.

Dev mengangkat telepon kantornya, suaranya tegas dan tidak menyisakan ruang untuk penolakan.

"Panggil salah satu petugas kita ke sini sekarang juga!" perintahnya sebelum menutup sambungan tanpa basa-basi.

Beberapa menit kemudian, seorang petugas mengetuk pintu dan masuk ke dalam ruangan dengan sikap penuh hormat.

"Tuan," sapanya, menundukkan kepala sedikit.

Dev menatapnya tajam, lalu bertanya langsung, "Apa yang dikatakan Pinky saat dia datang terakhir kali?"

Petugas itu tampak sedikit ragu sebelum menjawab dengan nada hati-hati, "Nona Pinky telah mengetahui bahwa makanan buatannya tidak pernah disentuh. Dia merasa Anda telah meremehkannya selama ini, Tuan."

Rahang Dev mengatup, tetapi ia tidak mengucapkan sepatah kata pun untuk beberapa saat. Akhirnya, ia hanya mengangkat tangannya sebagai isyarat tegas.

"Keluar!"

"Baik, Tuan," jawab petugas itu singkat sebelum meninggalkan ruangan dengan langkah hati-hati.

Dev menyandarkan tubuhnya ke kursi, tatapan dinginnya mengarah ke pintu yang baru saja tertutup. Ia menghela napas pendek sebelum berkata dengan nada rendah namun tajam, seakan berbicara pada dirinya sendiri.

"Bagus juga. Lebih baik dia tidak muncul di hadapanku lagi."

Setelah beberapa detik hening, Dev meraih telepon di mejanya dan menghubungi Jastice.

"Halo, Tuan," suara Jastice terdengar responsif dari seberang.

"Atur restoran mewah untuk malam ini," ujar Dev tanpa basa-basi, suaranya penuh otoritas. "Aku akan mengajak Jessie untuk berkencan."

"Baik, Tuan. Saya akan segera mengurusnya," sahut Jastice cepat sebelum panggilan diputus.

"Satu lagi...Cincin berlian untuk melamar!" perintah Dev.

1
Bu Kus
nyesek banget liat nasib pinky udah pinky mulai sekarang harus pokus pada diri sendiri dan jangan mau di remehkan dan rendahkan jadi lha yang lebih tangguh pinky
wiemay
Dev Dev
sebenarnya kamu itu suka ma pinky

awas lho jgn menyesal
Dini Anggraini
Pinky cepat kamu selesaikan utangmu sama Dave jadi bila Dave meremehkanmu kamu bisa pergi thor semoga suatu saat nanti saat pinky sukses ada cowok yang menerima dia apa adanya gak pura2 kayak Dave ini.
Aisyah Nuha
semangat pinky semoga sgera di pertemukan dgn laki² yg baik dan menghargai mu
Bunda'nya Alfaro Dan Alfira
hampir keluar air mata ku kalau baca yang sedih2 gini...semangat pinky semoga nanti dapat pangeran yang menerima mu apa ada nya..berharap bukan dev jodoh pinky nanti biar kan orang2 yang meremehkan pinky menyesal setelah tau pinky sukses suatu hari nanti..semangat
yuning
Dev, apa yang ada di otakmu itu
Myra Myra
bgus Dev lepas niey biar Pinky jauh dari laki tu biar dia menyesal...
Myra Myra
Pinky dah Ae biarkan Jee laki mcm Dev tu kena ajar cikt buat Jew tak tahu...biar nnty lama2 dia yg akan dtg cari kita...
yuning
🥺🥺
Aisyah Nuha
🥺🥺🥺
wiemay
Dev jgn smpe kau menyesal ya
Bu Kus
kasihan pinky udah capek capek bikinin ko di buang padal buang makan dosa kalo gak mau di kasih siapa gitu jahat banget sih🥺
Isnanun
yg sabar ya pinky
Bunda'nya Alfaro Dan Alfira
semangat pinky...semoga nanti ada yang bisa menerima kamu dengan tulus
Bu Kus
yang sabar pinky semoga hidup ke depan nya akan lebih baik lanjut lg dong thro makasih
اختی وحی
crazy up thor
MrHuang Coffe
keren
Aisyah Nuha
kasian kmu pinky🥺🥺 sbenernya hatinya sangat rapuh tpi dia berusaha ttp kuat di dpn semua orang... semoga dpt pekerjaan ya pinky
Riyasih
puas bgt Thor,tak kirain pinky 🤦🤦🤦💪💪💪
yuning
nyesek 🥺🥺
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!