NovelToon NovelToon
Mertua Adalah Maut

Mertua Adalah Maut

Status: sedang berlangsung
Genre:Poligami / Penyesalan Suami / Ibu Mertua Kejam / Pihak Ketiga
Popularitas:19k
Nilai: 5
Nama Author: Serena Muna

Andini adalah seorang istri yang sudah menikah dengan suaminya yang bernama Fikhi selama 8 tahun dan mereka sudah memiliki dua orang anak yang masing-masing berusia 8 dan 6 tahun. Fikhi adalah suami yang setia dan tak pernah bermain api dengan wanita lain namun Andini merasa bahwa cobaan rumah tangganya bukan dari orang ketiga melainkan mertuanya yang bernama Ismi. Wanita tua itu sejak awal tak suka pada Andini, awalnya Andini tak mau ambil pusing dengan sikap mertuanya namun Fikhi tak pernah bersikap tegas pada Ismi yang membuat wanita tua itu sewenang-wenang padanya. Puncak kesabaran Andini adalah ketika Ismi yang meminta Fikhi menikah lagi dengan Nadine, wanita pilihannya untuk memiliki cucu laki-laki. Arini memberikan pilihan pada Fikihi, memilih dia dan anak-anak atau mereka berpisah saja karena Andini sudah tak tahan dengan sikap Ismi. Bagaimana akhir kisah mereka?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Serena Muna, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Tak Terlaksana

Andini sama sekali tak menyangka bahwa dirinya akan mendapatkan hadiah ini dari Fian. Andini sendiri sebenarnya agak ragu untuk menerima hadiah dari Fian ini namun pada akhirnya ia pun menerimanya dan tak lupa ia mengucapkan terima kasih.

"Terima kasih atas pemberian Bapak ini."

"Tidak masalah."

Tak banyak pembicaraan antara Andini dan Fian pada saat itu dan hingga saat jam mengajar telah usai maka Andini pun gegas saja pulang ke rumah namun pemberian Fian ini sama sekali belum disentuhnya dan Andini malah terbayang-bayang oleh pemberian Fian ini.

"Ya Allah, kenapa aku malah memikirkan dia?"

Andini menggelengkan kepalanya dan kemudian ia pun gegas mandi dan ganti pakaian. Cokelat pemberian Fian masih belum juga ia sentuh dan buka dan malah Andini pandangi.

"Haruskah aku buka cokelat ini?"

Maka setelah berpikir cukup lama mengenai apa yang harus ia lakukan pada cokelat ini, Andini pun memutuskan untuk membuka cokelat ini dan memakannya. Perasaan Andini seketika membaik dan bibirnya membentuk sebuah senyum entah mengapa mood-nya seketika membaik dan ia sangat menikmati cokelat pemberian Fian ini.

"Aku harus membalas kebaikannya."

Maka Andini keesokan paginya membuatkan makan siang untuk Fian sebagai tanda terima kasih. Kala ia sudah sampai di sekolah, Andini belum bertemu dengan Fian dan bodohnya lagi Andini belum juga tahu berapa nomor telepon Fian hingga ia kesulitan untuk menghubungi pria tersebut.

"Kok sampai saat ini belum datang juga?"

Andini menatap gelisah jam tangannya dan bel masuk baru saja berbunyi namun belum ada tanda-tanda Fian muncul.

"Barang kali dia terlambat."

Andini masih berusaha untuk berbaik sangka dan menggelengkan kepalanya untuk menepis semua pikiran buruk yang bersemayam di dalam kepalanya. Pada akhirnya hingga jam istirahat tiba maka Andini baru menyadari kalau memang Fian hari ini tak masuk mengajar karena alasan sakit, itu pun ia mendapatkan kabar secara tak sengaja mencuri dengar dari rekan sesama guru.

"Dia sakit?"

****

Ismi nampak kesal bukan main saat ini karena Nadine memperlakukannya dengan tidak baik dan mau membantah apa yang ia perintahkan. Nadine rupanya begitu sombong dan meremehkan Ismi dan Fikhi.

"Asal Ibu tahu saja, aku di sini yang berkuasa jadi jangan pernah coba sekali pun mendikteku."

Mendengar ucapan Nadine dengan nada tegas dan penuh penekanan nyatanya membuat Ismi kesal bukan main karena keinginannya sama sekali tak terpenuhi sekaligus ia memiliki firasat bahwa Nadine dan dirinya tidak akan pernah bisa akur layaknya dengan Andini atau mungkin saja hubungannya dengan Nadine akan jauh lebih parah dari pada dengan Andini.

"Fikhi."

"Ada apa, Bu?"

"Ibu mau bertemu kamu. Apakah kamu ada waktu?"

Saat ini Ismi sengaja menelpon Fikhi dan ia meminta bertemu karena sudah muak dengan sikap Nadine dan berharap kalau Fikhi akan membelanya di depan Nadine dan wanita itu akan luluh hingga bisa ia manipulasi.

"Waktu? Waktu untuk apa?"

"Waktu untuk kita bisa bicara empat mata tentu saja."

"Memangnya apa lagi yang perlu kita bicarakan?"

"Apa maksudmu menanyakan itu? Tentu saja banyak hal yang ingin Ibu bicarakan sama kamu! Pokoknya kamu harus nurut dengan Ibu!"

"Baiklah, akan aku usahakan nanti akan bertemu dengan Ibu."

TUT

Ismi kemudian mematikan sambungan telepon dan ia pun mengulas senyum.

****

Fikhi datang ke rumah Ismi kala malam hari, Ismi kemudian mengadukan sikap Nadine pada Fikhi tentu saja Ismi membubuhkan banyak bumbu drama dalam ceritanya dengan harapan Fikhi akan luluh dan akhirnya mau membantunya dalam memuluskan akal bulusnya dalam menguasai harta Nadine.

"Aku kira Ibu mau cerita apa."

"Bagaimana bisa respon kamu begini?"

"Jadi Ibu maunya aku yang bagaimana?"

"Tentu saja kamu kan harusnya membela Ibu."

"Bukannya aku tak mau membela Ibu hanya saja rasanya aku sendiri saja tak dianggap suami oleh Nadine."

"Apa maksud kamu?!"

"Nadine sama sekali tak menganggap aku sebagai suaminya dan ia selalu saja mengeluarkan kata-kata yang sangat menyakiti perasaanku dan menghina peranku sebagai seorang suami. Andini bahkan tak pernah sekali pun mengatakan hal buruk seperti itu."

"Jangan pernah kamu sebut nama itu lagi!"

"Kenapa Ibu sensi sekali dengan Andini? Sudahlah Bu, saat ini aku juga sedang lelah dan banyak pikiran."

Ismi terbelalak karena rencananya gagal total dan Fikhi sepertinya tak mau untuk membantunya maka tentu saja apa boleh buat.

"Baiklah kalau memang kamu tak mau mendengarkan curhatan Ibu. Pulang saja kamu."

"Bu, aku bukannya tak mau mendengarkan dan memahami apa yang Ibu rasakan hanya saja saat ini aku banyak pikiran. Tolong mengertilah."

****

Sementara itu Andini dengan berbagai cara bisa juga mengetahui nomor telepon Fian dan ia jadi ragu untuk menghubungi pria itu atau tidak.

"Apa yang ia pikirkan soal aku jika aku menghubunginya terlebih dahulu?"

Andini juga bingung alasan apa yang harus ia kemukakan kala Fian akan bertanya dari mana mendapatkan nomor teleponnya.

"Aduh kok begini rasanya?"

Andini jadi gelisah sendiri, ia menghela napas berulang kali dan mencoba untuk mentralkan perasaannya supaya tidak memikirkan hal yang berlebih namun nyatanya tetap saja ia memikirkan hal tersebut dan makin parah.

"Aduh kok malah makin begini?"

Andini malah makin gelisah dan dilema, apalah ia harus maju terus atau mengabaikan perasaan ini.

"Apa yang harus aku lakukan?"

Andini menghela napasnya panjang dan kemudian ia akhirnya ia pun memilih untuk tak jadi menghubungi Fian dan berharap saja kalau pria itu akan masuk besok dan ia bisa menanyakan perihal sakit yang diderita olehnya.

"Semoga saja besok dia masuk."

Andini kemudian dengan kecewa makan kotak bekal yang sudah ia susah payah ia buat untuk Fian namun sayang untuk kali ini misinya gagal untuk berterima kasih atas kebaikan pria itu namun Andini berharap bahwa besok ia bisa bertemu dengan Fian dan pria itu baik-baik saja.

"Ada apa denganku ini? Kenapa malah memikirkan dia?"

****

Ismi merasa bahwa dirinya sebagai mertua sama sekali tak dianggap oleh Nadine, wanita itu kerap kali mengabaikannya dan tak pernah mau untuk menerima telepon darinya kala ia mencoba untuk menghubunginya. Ismi menahan kesal dan mencoba bersabar seraya untuk mengatur siasat supaya Nadine bisa jebol pertahanannya namun rupanya semua yang Ismi usahakan tak kunjung membuahkan hasil.

"Ini menyebalkan sekali, bagaimana bisa Nadine sama sekali tak bisa aku manipulasi? Rasanya dulu sebelum menikah dan menikah siri rasanya ia masih royal padaku dan memberikan aku barang ini dan itu namun kenapa sekarang sikapnya malah berubah? Ini tentu saja tak bisa untuk dibiarkan, pokoknya awas saja kamu Nadine."

1
Marifatul Marifatul
🤔🤔🤔
Mutia Akmar
ya Allah
tega banget ngomong gitu sama anak perempuan nya
Ma Em
Makanya Dikhianati kalau berumah tangga itu jgn mau diatur oleh orang tua berbakti sama orang tua emang bagus wajib hukumnya sekarang kamu menyesalkan karena terlalu menuruti kemauan ibumu.
Ma Em
Fian cepatlah lamar Andini dan menikahlah jgn sampai Fikhi mengganggu hubunganmu dan Andini
Holipah
pemeran utama nya lelet ky nya
Serena Muna: emang tahu siapa yang jadi pemeran utamanya?
total 1 replies
Holipah
kecerobohan orang klw mau cari bukti g d poto bt bukti mlhn langsung nlp orang yang bersangkutan
Lee Mba Young
knp gk di poto, HP kn canggih guru lagi, masak gitu aja gk bisa drpd di kira fitnah. sekarang kn jmn canggih kok
Holipah
mantan rujuk sorry y 🤣🤣
Lee Mba Young
rujuk iuhhh sorry ye,, mending jadi janda bhgia lahir batin drpd rujuk dng suami model gitu.
Ma Em
Rasakan tuh Ismi menantu kesayanganmu skrg sdh tdk peduli lagi sama kamu.
Ma Em
Fian itu modus sama Andini masa beli snack dapat coklat padahal mah emang sengaja mau kasih coklat sama Andini itu cuma alasannya saja.
Ma Em
Semoga Ismi segera mendapatkan karma yg akan menjadi penyesalan seumur hidupnya karena telah memisahkan Fikhi dan Andini
Ma Em
Luar biasa
Serena Muna: terima kasih kak
total 1 replies
Ma Em
Mertua yg tdk punya perasaan karena tlh merusak rumah tangga anaknya sendiri semoga Ismi dan Nadine segera mendapatkan hukuman yg menyedihkan karma yg sangat pedih untuk mereka berdua karena tlh merusak kebahagiaan orang
Wawang Baim
mampir
Serena Muna: terima kasih
total 1 replies
Mika Su
Harus lanjut ceritanya bagus
Serena Muna: terima kasih dukungannya
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!