NovelToon NovelToon
As You Wish

As You Wish

Status: sedang berlangsung
Genre:Cintapertama / Fantasi Wanita
Popularitas:15.1k
Nilai: 5
Nama Author: Unik Muaaa

"Lo gak seistemewah itu."
"Kalau begitu jangan ikut campur urusan gue!."

^-^

Karelio Nathanael
Mantan terberengsek sekaligus mantan terindah bagi Desya.
Mereka sudah berstatus mantan, tetapi tetap saja cowok itu berkeliaran di sekitar Desya seakan Desya adalah pusat hidupnya.

Adesya Sakura Atmaja
Julukan Queen Bee juga sesuai dengan arti nama Adesya 'anak perempuan raja', Bukan hanya dari keluarga old money, Desya juga cantik dan mempunyai otak yang diatas rata-rata sehingga dia selalu dieluh-eluhkan.

Desya mempunyai saudara kembar yang supportif dan menjadi garda terdepan untuknya.

Elio merasa Desya, perempuan yang terlalu sempurna untuk Elio yang bukan siapa-siapa.
________
Dan cerita ini tentang Desya dan orang-orang yang memiliki peran penting dihidupnya. Bahkan sosok Elio yang hanya mantan, susah untuk dihilangkan dari ingatan karena susah untuk di enyahkan.

"As you wish, terserah kamu mau apa!."

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Unik Muaaa, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Kaisar

Malam semakin larut, jalanan mulai lenggang, namun ditempat itu begitu ramai dan terang, deru kenalpot sepeda motor saling sahut menyahut memecahkan kesunyian malam. Suara tawa dan teriakan heboh menggema diseluruh penjuru, tidak ada yang menghalangi mereka berekpresi disini, tempat dimana para remaja berkumpul dan beberpa tahun lalu jalan raya semi ini menjadi sirkuit balapan liar para pemotor dan terkadang juga dipakai untuk para pembalap mobil liar.

Desya dan Ares menemukan tempat ini secara tidak sengaja beberpa tahun lalu, sepertinya sebelum mereka masuk SMA, bahkan terkadang mereka ikut turun balapan liar dengan yang lainnya. Bagaimana dengan Daddy dan Mummy mereka?, tentu saja mereka tau. Bagaimana bisa mengizinkan?, karena Desya yang pintar bernegosiasi tentunya, sehingga Daddynya hanya bisa pasrah. Memangnya apa yang akan mereka bantah jika pengandaian Desya menyeramkan?.

"Lebih baik mana, Usa sama Ares having fun dengan kumpul-kumpul dan terkadang balapan. Terkadang Mum!, gak tiap hari juga. Atau Ura dan Gara having fun dengan pergi ke club terus tiba-tiba gak sadar ... Naudzubillah Ura Hamidun duluan dan Ares Hamidun anak orang ?, hayo ... Pilih mana ...."

"Astaghfirullah, mulutmu ...."

Malam itu, mulut Desya beberapa kali jadi sasaran empuk mendaratnya majalah yang digulung oleh sang Mummy.

Suara pengumunan jika balapan akan segera dimulai terdengar.

Desya dan ketiga pembalap lainnya mulai berjalan kearah motor mereka yang terparkir digaris start. Motor sport berwarna hijau milik Desya berada di pinggir kanan. Para penonton balapan liar itu berdiri dipinggir jalan dengan teriakan heboh menyemangati.

Semua pembalap sudah siap, tetapi balapan masih belum juga dimulai. Desya melirik jam tangan yang melingkar dipergelangan tangan kirinya, sudah lima menit dia dan pembalap alinnya siap di atas motor masing-masing, Desya kembali melepas helmnya mulai gerah.

"Woy bang!, katanya mau mulai, ini kenapa gak mulai-mulai" protes Desya.

Pembalap yang lain dan para penonton mulai riuh ikut bertanya pada si pemandu yang jawabnya dengan sebuah cengiran, mereka memanggilnya Bang Tio.

Tio berdiri ditengah-tengah kerumunan dengan pengeras suara ditangannya.

"Bentar lagi, ada yang mau gabung, lumayan dia ngajuin diri barusan, berani ngeluarin sepuluh juta" cengirnya.

Disambut dengan seruan dari berbagai pihak.

Pembalap di samping Desya memberi kode untuk Bang Tio mendekat, dia adalah Mario, salah satu pembalap yang cukup diperhitungkan disirkuit ini sebelum datang Desya tahun lalu.

"Emang siapa?" Tanya Mario, "gue gak mau balapan ama newbie meski uang yang dia keluarin banyak."

Tio mengangkat kedua jempolnya sembari tersenyum lebar, "tenang, dia Kaisar bro" ucapnya terlihat penuh kebanggaan.

Mario malah berseru, melipat tangan didepan dadanya, terlihat angkuh, kebiasaan Mario jika sedang tidak sabar melawan lawan yang tangguh.

Kening Desya mengerut karena ini baru kali pertama Desya mendengar nama Kaisar disirkuit ini.

"Kaisar siapa?" Tanya Desya, "kok gue baru denger nama Kaisar disini?."

"Ck!, mangkanya jangan terlalu lama vakum" cibir Tio.

Tak

Desya meninju pelan lengan Tio sambil berdecak, "gue kan udah dikelas akhir SMA, ya gak bisa lah sering-sering kesini."

"Udah dikelas akhir, apa karena patah hati" Tio malah menyindir.

Mata Desya melotot tidak percaya jika Tio tahu masalah patah hatinya.

Tio malah tertawa kecil menepuk-nepuk pundak Desya sebelum melangkah berbaur dengan para penonton yang berdiri dipingir area jalan.

Brum ..

Suara deru motor perlahan terdengar mulai mendekat, menarik perhatian beberapa orang yang penasaran dengan sosok pembalap yang dinanti Tio.

Desya mengenakan helm full facenya sebelum ikut menolehkan kepala penasaran dengan siapa Kaisar yang Tio dan Mario tunggu-tunggu.

"KAISAR!!!."

"OH MY GOD!!!, MY KAISAR!!!."

Pekikan histeria dari para kaum hawa begitu mendominasi, hingga seruan sambutan dari para kau adam teredam oleh pekikan centil mereka. Ya, mereka centi menurut Desya.

Kaisar menghentikan laju motornya disamping kanan Desya, lalu menoleh kearah Desya yang masih menatap kearahnya sebelum Kaisar memutuskan tautan mata mereka dan menatap stiker bunga Sakura pink dengan inisial A yang tertempel di side panel kanan motor Desya.

"Ternyata bener, Adesya ada disini."

Deg ...

Meski helm yang dikenakan Kaisar full face dengan kaca gelap, Desya bisa mengetahui jika Kaisar yang sejak tadi membuatnya penasaran adalah Elio. Cukup hanya mendengar suara Kaisar, Desya sudah bisa mengetahui siapa Kaisar sebenarnya.

Aura negatif seakan menguar dari diri Desya, wajahnya berubah datar seketika.

Desya menstandar motornya, menarik kunci motornya sebelum turun dan berjalan keluar dari sirkuit sembari melepas helm yang baru saja dia pakai.

Ares, Gigi dan Taya, salah satu teman Desya namun lain sekolah menatap penuh tanya pada Desya. Bukan hanya mereka bertiga, bahkan semua yang melihat Desya keluar dari sirkuit mempertanyakannya kenapa Desya malah pergi setelah Kaisar datang.

Sesampai didepan Taya, Desya melempar kunci motor dan helmnya pada gadis itu, untung saja Taya bisa menangkapnya dengan sigap hingga helm jutaan rupiah itu tidak jatuh ketanah dan lecet.

"Pulang Twin" ajak Desya sembari berjalan menjauh, "gue udah gak mood balapan" lanjutnya.

"Ada apa?" Tanya Ares sembari menyamai langkah kaki Desya.

"Dimobil lo ada bola basket kan?, kita main dulu sebelum pulang."

Bukan menjawab pertanyaan Ares, Desya malah bertanya tentang bola basket dan mengajaknya main.

Dari gaya bicara Desya, Ares bisa menebak jika mood kembarannya itu sedang tidak baik-baik saja.

Ares hanya bisa menghela nafas pasrah, dia tidak bisa bertanya kenapa dengan mood Desya, karena akan semakin memperburuk mood kembarannya itu.

"Dia Elio."

Langkah Ares seketika berhenti, ternganga tak percaya dengan apa yang dikatakan Desya, lalu tatapan matanya memicing menatap Desya penuh curiga.

Desya ikut-ikutan berhenti karena tidak mendengar langkah kaki Ares dibelakangnya.

"Gue gak lanjut balapan bukan karena dia dulu gak suka gue balapan, Ares!" Desis Desya menatap Ares malas sebelum kembarannya itu berfikir yang macam-macam. "Gue liat dia aja langsung emosi, dan gue gak mau balapan dengan otak penuh emosi gini, dan berakhir lo yang akan dimarahin Daddy kalo ge sampek ..."

"Ah!" Seru Ares memotong kalimat Desya sambil mengatupkan kedua tangannya, "ternyata adik gue masih sayang nyawa gue" ucapnya sarkas.

Ya, jika Desya lecet sedikit saya, Ares pasti kena omelan Daddynya, bahkan Mummynya bisa dua hari dua malam mengungkit-ungkit. Tetapi Ares tidak percaya dengan alasan utama Desya itu.

Desya berdecak karena tatapan Ares menunjukkan ketidak percayanya dengan apa yang Desya katakan, "lo kan tau kalau gue ngelepasin emosi gimana, Gara."

Kalau berkendara melampiaskan dengan menarik gas ugal-ugalan, kalau ada Daddy pasti nangis gak berhenti-berhenti, kalau sama Gigi, Yunita dan Taya pasti akan makan-makan, dan jika dengan gue pasti akan main basket sampai kecapean mau pingsan.

Ares hanya dapat berguman di dalam hatinya, dia sudah hafal dan sangat amat mengerti bagaimana sosok kembarannya itu.

Kali ini yang menemani Desya saat Emosi adalah Ares, jadi Ares harus benar-benar menyiapakan diri dan mental untuk menemani sang kembaran meredamkan emosi sebelum pulang dan bertemu Daddy mereka.

Dari pada membiarkan Desya balapan dan berakhir dengan kejadian yang tidak diinginkan, yang ada dia akan berakhir ditangan sang Daddy yang sangat menyayangi Desya melebihi sayangnya pada Ares dan adik laki-laki mereka, Enzo.

^-^

.

Mohon untuk selalu meninggalkan jejak ya Readers 😍 Biar Author tambah semangat nulisnya😇

Makasyeh buwaaanyak udah mampir 🥰

Lop yuuuu 😘

Unik_Muaaa

1
Henny Sulistiyowati
sesenggukan gak sih yg benernya ?
Unique: Terima kasih atas koreksiannya 😇
total 1 replies
aca
semua novel mulai Q baca bagus semua moga like makin banyak
Unique: Terima Kasih
total 1 replies
aca
lanjutan mana
Unique: Terima Kasih sudah mampir 🙏

Untuk double update author masih belum bisa ya 😅 karena meski bab yang sudah author tulis sampai 70, itu untuk stok jika didunia nyata lagi sibuk gak sempat nulis 🫣

sekali lagi Terima kasih sudah mampir🙏
total 1 replies
aca
masak sih kok ini like cm berapa biji mana like ratusan nya
Unique: Terima Kasih
aca: pdhl ceritanya bagus loh
total 3 replies
aca
bagus bgt ne novel kok like dikit Q kasih bunga deh
Unique: Terima kasih 🙏
total 1 replies
evi nurazizah
lanjut thor
amora: semangat kk💪🤗
amora: semangat kk🤗
total 3 replies
bebby vie
rencana berapa episode Thor
Unique: Masih belum tahu 🤗 karena sejauh ini masih 1 konflik yang kebuka uppsss ... 🤭

Terima Kasih sudah mampir 🙏
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!