NovelToon NovelToon
Dewa Petir Kehancuran

Dewa Petir Kehancuran

Status: sedang berlangsung
Genre:Action / Budidaya dan Peningkatan / Perperangan / Balas dendam dan Kelahiran Kembali
Popularitas:263.6k
Nilai: 4.8
Nama Author: Jago

Di sebuah keluarga kultivator hidup anak bernama Lei Nan, meskipun dirinya dulu di agung-agungkan sebagai seorang jenius, namun terjadi kecelakaan yang membuat lenganya lumpuh, karena hal itu dirinya menjadi bahan cemohan di keluarganya, tapi hal itu berubah ketika dirinya tidak sengaja tersambar petir yang langsung mengubah hidupnya.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Jago, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Terobosan

Pil Abadi itu langsung larut di dalam mulut Lei Nan, memberikan sensasi dingin yang menjalar ke seluruh tubuhnya. Energi yang kuat segera terasa menyebar, mengisi meridian dan dantiannya dengan kekuatan yang begitu keras. Lei Nan duduk bersila, mulai mengatur napas dan fokus pada teknik kultivasi yang telah dipelajarinya.

Ruang kecil tempatnya berlatih dipenuhi dengan aura energi yang berdenyut, menciptakan getaran lembut di udara. Cahaya redup dari lilin-lilin di sekitarnya mempertegas bayangan di wajah Lei Nan, yang menunjukkan ekspresi ketenangan dan konsentrasi. Ia memusatkan perhatian pada energi yang mengalir, memastikan setiap partikel energi diserap dengan sempurna oleh tubuhnya. Proses ini membutuhkan konsentrasi tinggi dan kesabaran, namun Lei Nan tetap tenang dan fokus. Ia tahu betapa berharganya pil ini dan tidak ingin menyia-nyiakannya.

Waktu berlalu tanpa terasa, dan Lei Nan terus berkultivasi dengan tekun. Tubuhnya mulai beradaptasi dengan energi baru yang kuat, dan dia merasa kekuatannya meningkat secara signifikan. Tetesan keringat mengalir di pelipisnya, menandakan intensitas dari proses tersebut.

Tiba-tiba, ledakan energi terasa dalam tubuhnya, seperti gelombang air yang menghantam tepi pantai.

"Boom!"

Lei Nan merasa seluruh tubuhnya bergetar, namun ia tetap mempertahankan kontrol.

"Boom!"

Ledakan kedua bahkan lebih kuat, namun kali ini dia merasakan sesuatu yang berbeda. Energi itu tidak hanya meledak di dalam dirinya, tetapi juga meresap ke dalam setiap sel, memperkuat setiap bagian tubuhnya.

Dengan nafas teratur, Lei Nan akhirnya membuka matanya perlahan. Cahaya yang tadinya menyilaukan kini terasa lembut di matanya. Dia merasa lebih kuat dan segar, setiap otot dalam tubuhnya terasa lebih kencang dan berenergi. "Pil ini sungguh luar biasa," pikirnya, merasakan gelombang kekuatan baru yang mengalir melalui dirinya. Sekarang, dia berada di tahap Pembentukan Akar Suci Awal. Dengan sedikit usaha lagi, dia bisa memasuki ranah Pembentukan Akar Suci Tingkat Dua.

Namun, belum sempat dia berdiri, tiba-tiba sesuatu menghantam otaknya dengan keras.

"Akh...!" Lei Nan merasakan otaknya seperti akan meledak. Rasa sakit yang tajam menyebar, membuatnya hampir kehilangan kesadaran. Kejadian ini berlangsung beberapa menit, dengan Lei Nan bertahan sekuat tenaga. Kemudian, rasa sakit itu perlahan mereda. Dengan napas terengah-engah, dia membuka matanya.

"Apa... apa ini?" pikirnya, merasakan ada sesuatu yang berbeda dalam dirinya. Di dalam benaknya, terlintas kilasan ingatan yang asing. Sosok misterius yang tampak sangat kuat menggunakan teknik yang belum pernah dia lihat sebelumnya—Gerakan Kilat (Lightning Movement). Sosok itu bergerak dengan kecepatan yang luar biasa, meninggalkan jejak petir yang menghancurkan segalanya di jalannya. Pasukan musuh yang dihadapinya terbakar habis dalam sekejap.

"Bagaimana mungkin ada teknik yang begitu kuat?" batin Lei Nan dengan ngeri, terpesona sekaligus ketakutan oleh apa yang baru saja dilihatnya. Dia tidak tahu siapa sosok itu, namun teknik yang dia pelajari dari kilasan ingatan itu sangat menakutkan. Meski begitu, Lei Nan hanya bisa tersenyum kecil. Dia tidak tahu apakah harus bahagia atau sedih mendapatkan kekuatan ini.

Lei Nan memutuskan untuk bermeditasi lebih lama, berusaha menyerap dan memahami teknik baru yang diterimanya. Ketika cahaya matahari pagi mulai menerobos masuk melalui jendela, dia akhirnya menghentikan meditasinya. Merasa segar dan lebih kuat, dia membersihkan diri dan bersiap untuk hari baru.

Pagi di Penginapan

Setelah selesai, Lei Nan turun ke ruang makan penginapan. Ruangannya sederhana namun hangat, dengan meja kayu yang kokoh dan beberapa kursi di sekelilingnya. Aroma teh hangat dan makanan pagi memenuhi ruangan, menciptakan suasana yang tenang dan damai.

Di sana, Lei Nan melihat Zhang Wei dan Mei Ling yang sudah duduk menikmati sarapan sederhana. Wajah mereka cerah, mencerminkan istirahat malam yang baik.

"Bagaimana malam kalian?" tanya Lei Nan sambil menuang teh hangat ke dalam cangkirnya. Suara lembut air yang mengalir menambah keheningan yang nyaman di pagi itu.

Zhang Wei tersenyum. "Aku tidur nyenyak. Sepertinya tubuhku sudah pulih sepenuhnya," katanya dengan nada lega.

Mei Ling mengangguk setuju. "Aku juga merasa lebih segar. Penginapan ini cukup nyaman," tambahnya sambil mengunyah sarapan dengan senyum cerah.

Lei Nan tersenyum sambil menyeruput tehnya. "Baiklah, kita akan melanjutkan perjalanan kembali ke Aula Informasi. Kalian berkemaslah," ucapnya dengan nada tenang namun tegas.

Setelah sarapan, mereka berkemas dan memulai perjalanan pulang. Jalanan pagi itu terasa sejuk dan menyenangkan, dengan sinar matahari yang hangat menyinari mereka. Udara pagi membawa aroma segar dedaunan dan tanah basah, menambah keindahan perjalanan mereka.

Perjalanan Pulang

Di sepanjang perjalanan, Lei Nan memanfaatkan kesempatan untuk belajar lebih banyak tentang teknik penggunaan pisau terbang dari Mei Ling. Mei Ling, yang ahli dalam seni tersebut, dengan senang hati memberikan berbagai tips dan trik.

"Aku akan menunjukkan cara melempar yang benar," kata Mei Ling sambil mengeluarkan salah satu pisau terbangnya. Ia bergerak dengan anggun, seperti tarian yang indah, menunjukkan gerakan yang tepat. "Posisikan tubuhmu dengan stabil, dan pastikan cengkeraman pada pisau tidak terlalu kencang atau terlalu longgar. Lalu, lempar dengan gerakan yang halus dan teratur."

Lei Nan memperhatikan dengan seksama, mencoba meniru gerakan Mei Ling. Beberapa kali dia mencoba melempar pisau, dan meskipun tidak sempurna, dia merasa semakin terbiasa dengan tekniknya. Setiap lemparan terasa lebih alami, dan dia merasakan kepuasan kecil setiap kali pisau terbangnya mengenai sasaran.

"Kau sudah cukup baik untuk seorang pemula, Lei Nan," puji Mei Ling dengan senyum hangat. "Teruslah berlatih, dan kau akan menjadi ahli dalam waktu singkat."

Lei Nan mengangguk, merasakan dorongan semangat dari pujian itu. Namun, ada sesuatu yang mengganjal di benaknya. Saat mereka melanjutkan perjalanan, Lei Nan bertanya dengan nada serius, "Mei Ling, apakah mungkin menggunakan qi untuk mengendalikan pisau terbang sesuka hati?"

Mei Ling berpikir sejenak sebelum menjawab. " Ada pendekar dengan julukan Dewa Pembantai yang menggunakan senjata seperti itu."

"Dewa Pembantai? Bisakah kau menceritakannya?" tanya Lei Nan penasaran, ingin tahu lebih banyak tentang sosok misterius tersebut.

Mei Ling mengambil napas dalam-dalam sebelum melanjutkan ceritanya. "50 tahun yang lalu, di salah satu kerajaan di Kekaisaran Qin, tepatnya Kerajaan Jin, ada seorang pendekar bernama Tao Yu yang hampir memusnahkan setengah pasukan Kerajaan Jin. Dia menggunakan pisau terbang yang di aliri qi untuk membantai pasukan kerajaan."

Lei Nan mendengarkan dengan cermat, matanya melebar karena terkejut. "Setengah pasukan Kerajaan Jin dibantai hanya oleh satu orang?" tanyanya, hampir tak percaya.

"Benar," lanjut Mei Ling. "Dari yang aku dengar, Tao Yu adalah seorang pembunuh bayaran yang sangat ahli. Dia berhasil membantai hampir 30.000 prajurit Jin seorang diri."

Lei Nan terdiam, mencerna informasi itu. Baru kali ini dia mendengar tentang seorang pembunuh bayaran yang begitu kuat dan brutal. "Jadi, apakah pendekar itu masih hidup?" tanyanya akhirnya, penasaran apakah ada kemungkinan dia bisa bertemu atau belajar dari sosok itu.

Mei Ling menggeleng. "Dia sudah meninggal. Raja Kerajaan Jin waktu itu, dengan bantuan sekte yang berafiliasi dengannya, berhasil membunuh Tao Yu."

Lei Nan merasakan campuran rasa kagum dan sedih. Jika dia bisa bertemu dengan orang itu, mungkin dia bisa belajar banyak hal. Namun, kenyataan bahwa sosok legendaris itu sudah tiada membuatnya merasa sedikit kehilangan.

Perjalanan mereka kembali ke Aula Informasi berjalan lancar. Setibanya di sana, mereka langsung menuju ruang laporan untuk menemui petugas yang bertugas mencatat misi. Bangunan Aula Informasi yang megah dan ramai dengan aktivitas memberikan aura formal dan serius, menegaskan pentingnya tempat itu.

"Selamat datang kembali," kata salah satu petugas yang mengenal mereka dengan senyum ramah. "Kalian berhasil menyelesaikan misi?"

Lei Nan mengangguk. "Kami ingin melaporkan bahwa misi kami telah selesai," ucapnya dengan sopan.

Petugas itu tersenyum lebih lebar. "Laporan kalian akan segera diproses. Walikota Jiang sudah mengirimkan kabar tentang keberhasilan kalian. Kalian masing-masing mendapatkan 10 poin tim."

"Terima kasih," ucap Lei Nan dengan sopan sebelum pergi bersama Zhang Wei dan Mei Ling.

Di luar, mereka akan segera berpisah karena setiap anggota sudah memiliki kediaman masing-masing yang disediakan oleh Aula Informasi. Zhang Wei dan Mei Ling berpamitan lebih dulu.

"Lei Nan, aku akan melihat kediamanku. Sampai jumpa nanti," ucap Zhang Wei sambil melambaikan tangan.

"Aku juga, Lei Nan. Ada beberapa hal yang harus aku urus," tambah Mei Ling dengan senyum kecil.

Lei Nan mengangguk, merasa senang dengan pencapaian mereka. Dia kemudian berjalan menuju kediaman Yi Hua, merasa bahwa saatnya telah tiba untuk bertemu dengannya setelah semua yang terjadi. Namun, saat dia tiba di depan pintu kediaman Yi Hua, dia mendengar percakapan yang membuatnya terhenti.

"Yi Hua, tolonglah kembali ke timku. Aku minta maaf," suara seorang pria terdengar, suaranya penuh penyesalan.

"Sudah cukup! Kau bahkan mengorbankan anggotamu hanya karena egomu," balas suara yang dikenal Lei Nan sebagai suara Yi Hua, terdengar tegas dan marah.

1
Derajat
Apakah Ada hub dg Aliran hitam yg mulai bergerak
bogel
teyuuuz
bogel
lanjuuuut
@ᴛᴇᴘᴀsᴀʟɪʀᴀ ✿◉●•◦
Iyeeeees
Derajat
Bocah Nakal... bagaimana tidak Hanton berpakaian seperti Biksu tapi suka Mabuk kepayang
bogel
gasss
bogel
tooop
algore
joz
algore
jos
@ᴛᴇᴘᴀsᴀʟɪʀᴀ ✿◉●•◦
Iyeeeees
Derajat
Naga laut
Di AZ
Luar biasa
@ᴛᴇᴘᴀsᴀʟɪʀᴀ ✿◉●•◦
Yuhuuuuu
Derajat
Alur yang bagus... dan ceritanya cukup Seru 🙏
algore
joz
algore
jos
bogel
gasss
bogel
toppp
@ᴛᴇᴘᴀsᴀʟɪʀᴀ ✿◉●•◦
Yuhuuuuu
Yogi Yogi
semua ilustrasi ini seolah olah semua wajah mirip perempuan. bentuk dagunya lancip.
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!