NovelToon NovelToon
RAMALAN I’M Falling

RAMALAN I’M Falling

Status: sedang berlangsung
Genre:Teen / Romantis / Cinta Seiring Waktu / Keluarga / Enemy to Lovers
Popularitas:3k
Nilai: 5
Nama Author: Tinta Selasa

Soraya adalah gadis paling cantik di sekolah, tapi malah terkenal karena nilainya yang jelek.
Frustasi dengan itu, dia tidak sengaja bertemu peramal dan memeriksa takdirnya.

Siapa sangka, selain nilainya, takdirnya jauh lebih jelek lagi. Dikatakan keluarganya akan bangkrut. Walaupun ada Kakaknya yang masih menjadi sandaran terahkir, tapi Kakaknya akan ditumbangkan oleh mantan sahabatnya sendiri, akibat seteru oleh wanita. Sementara Soraya yang tidak memiliki keahlian, akan berahkir tragis.

Soraya jelas tidak percaya! Hingga suatu tanda mengenai kedatangan wanita yang menjadi sumber perselisihan Kakaknya dan sang sahabat, tiba-tiba muncul.



Semenjak saat itu, Soraya bertekad mengejar sahabat Kakaknya. Pria dingin yang terlanjur membencinya. ~~ Bahkan jika itu berarti, dia harus memaksakan hubungan diantara mereka melalui jebakan ~~

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Tinta Selasa, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

BAB 29

Rafael berbalik menatap rumah di belakangnya. Tangannya terkepal erat saat ini. Dia tidak mengerti, bagaimana bisa Melati mengurung diri di kamar setelah membatalkan janji dengan Soraya.

Bahkan gadis itu menolak sekedar turun untuk bicara, hanya membiarkan ayahnya Bram melakukan itu semua. Semakin dipikirkan, semakin tidak suka Rafael pada sahabat adiknya itu.

Namun karena dia sudah disini dan sia-sia, Rafael merasa sudah waktunya untuk melihat ponsel. Dia yang mendengar penuturan Rex mengenai berita kepindahan Soraya, jelas sangat marah dibuat. Jadi tanpa berpikir lebih, dia langsung melarikan mobilnya untuk menjemput adiknya ditempat ini. Tidak menduga, bahwa Soraya tidak akan ada disini.

Padahal dalam perjalanan kemari, segala macam pikiran telah terlintas pada Rafael. Tapi satu hal yang pasti, tidak akan dia biarkan Soraya hidup jauh darinya. Ini adalah sumpah Rafael untuk dirinya sendiri. Dia tidak akan membiarkan mereka hidup terpisah, seperti di masa lalu.

~~

“Astaga, dimana kau Sora?” Gumam Rafael, yang baru menghubungkan jaringan internet. Sedari tadi dia ada rapat yang dilanjutkan makan malam bersama salah satu calon klien bisnis. Sebagai calon penerus, kadang-kadang Ayah mereka membiarkannya meng-handle beberapa situasi. Menambah pengalaman dan kesibukan Rafael.

Jadi betapa terkejutnya dia, ketika mendapati banyak panggilan tak terjawab dari Soraya dan bahkan Sean. Rafael langsung hendak menelpon balik Soraya, ketika sebuah pesan WhatsApp tiba-tiba muncul di notifikasi.

“Kami sekarang di rumah, dan bersiap ke rumah sakit.” Membacakan ini, mata Rafael membulat. “... Kami?”

Kata kami, memberitahu insting Rafael bahwa orang lain itu adalah Soraya. Tapi bagaimana mungkin, pikirnya. Soraya membenci Sean sampai ke tulang dalam pengetahuan Rafael

Tapi apapun itu, Rafael segera membuka semua pesan Sean yang lain. Terkejut mendapati disana, bahwa memang Soraya sedang bersama Sean.

DEG. Butuh beberapa detik bagi Rafael memproses ini semua, sebelum menelpon balik Sean.

•••

Sementara di tempat lain, di sebuah lingkungan kontrakan padat penduduk, Soraya sedang melihat-lihat situasi di sekitar. Ini pertama kalinya dia memasuki area ini, dan sedikit terkejut dengan tempat tinggal Sean. Sebuah rumah kontrak dua kamar tapi memiliki desain dinding berdempetan, yang hanya dibatasi tembok pendek antar teras.

Walaupun dia sudah berjanji untuk tidak memikirkan bagaimana keadaan Sean saat ini, mengingat pria itu memiliki semua etos dan kemampuan untuk menjadi kaya, tapi tetap saja tidak bisa. Mata Soraya bergerak kesana kemari memperhatikan tempat yang sangat sederhana itu. Saking sederhananya, membuat dia meragukan perkataan Rafael.

Apa-apaan ini! beneran nggak sih dia main investasi? kok rumahnya kosong banget, kek orang baru ditagih debt collector. Iuwww...

Mengeluhkan ini, membuat wajah Soraya menjadi cemberut tiba-tiba. Kalau diingat-ingat, tempatnya bersama sang Ibu dulu, jauh lebih buruk dari tempat Sean saat ini.

“Kita tidak akan ke Rumah Sakit, kakakmu akan datang menjemput.”

Dengan bibir dimanyunkan Soraya bicara,

“Lagian Kak Sean ini ada aja, tadi katanya mau anterin aku pulang, e malah di bawa kemari! aku sempat takut tadi loh, mana cuman aku sama Kak Sean lagi, iiiii ….” Ucapnya diakhiri kikikan kecil.

Mendengar ini, Sean hanya menggeleng sakit kepala dan masuk ke kamar Ibunya. Mereka baru sampai, tapi dia sudah menyesali keputusannya membawa Soraya kemari.

Akan tetapi, setelah mengingat Rafael sekali lagi, dia hanya bisa membuang nafas panjang. Dia memang tidak tahu detailnya, tapi secara garis besar dia akhirnya tahu, bahwa gadis itu bermasalah dengan Ros sehingga menolak pulang.

Perkataan Soraya mengenai kepindahan mendadak keluar negeri, membuat Sean memperhitungkan semuanya. Dia yakin sahabatnya itu belum tahu apa yang terjadi, jadi memilih sampai Rafael menghubunginya. Dia tahu, Rafael tidak akan tidur tanpa mengecek keberadaan adiknya terlebih dahulu.

Tapi setelah Sean pikir-pikir lagi, harusnya dia biarkan saja. Namun seperti menjadi kebiasaan, semuanya tentang Soraya terasa terlanjur baginya. Terlanjur sial.

~~

Sean membuka sudut paling kiri dari lemari Ibunya, untuk melihat beberapa pakaian bersih dan baru. Itu semua dia belikan untuk sang Ibu, tapi Ibunya tidak suka. Padahal Sean yakin dia sudah membeli model paling terbaru.

“Apa dia mau pakai ini?” Pikir Sean sebelum keluar dari kamar. Dia berencana untuk menyuruh Soraya mengganti pakaian, karena baju di tubuhnya masih basah, dan wajah gadis itu yang memucat.

Namun segera berdecak, Sean tetap keluar. Intinya dia menawarkan, jika yang bersangkutan tidak mau, maka tidak masalah.

Soraya yang melihat Sean keluar, segera mengembangkan senyum walau dirasanya seluruh mulutnya kering.

“Jika kau ingin, pakai dan ganti.”

“Eits, Kak Sean bisa aja perhatiannya ama aku.” Ujar Soraya, diakhiri dengan kedua alis terangkat.

Sean hanya bisa menahan nafas, sebelum membuangnya kasar. Dia tidak menanggapi, hanya membiarkan Soraya melihat pakaian itu. Sebuah blouse santai berwarna biru, dengan rok lipit hijau tosca.

Melihat ini, Soraya mengernyit.

“Itu baru, belum pernah dipakai, dan bersih.” Jelas Sean, yang membuat kernyit di wajah Soraya menghilang.

“Oh yaampun, nggak perlu lah Kak Sean jelaskan. Bahkan jika ini bukan baru apa masalahnya, ya kan!” Ujar Soraya, yang menerbitkan senyum tidak peduli di wajahnya. Jenis senyum palsu dengan tenaga yang banyak.

Karena jauh di dalam lubuk hati, dia mencoba menekan keinginan protesnya akibat perpaduan model yang tidak sedap dipandang, dan warna yang tidak selaras.

Sean yang tidak melihat tingkah aneh Soraya, mengangguk-anggukan kepalanya. Sedikit puas dengan kelancaran situasi.

“Kalau begitu, gantilah pakaianmu. Aku akan keluar.” Tunjuknya pada pintu kamar yang hampir berdempetan.

“Kok pake keluar segala sih? kan aku gantinya di dalam kamar.” Tanya Soraya, sambil menunjuk kearah pintu.

Tapi Sean hanya menggeleng kecil, masih tidak menjelaskan. Dia langsung keluar dan duduk di teras. Jujur saja, dia hampir-hampir di batas tenaga untuk berurusan dengan orang lain, khususnya Soraya.

Melihat dirinya diacuhkan, Soraya tidak tahan untuk mencibir. “Cih, liat gayanya! belagu sekali padahal kaya juga belum.”

Dia sedikit tidak terima, dan tidak terbiasa dengan beberapa karakter Sean.

Pria yang ternyata tampak tenang itu, sebenarnya cukup keras kepala dalam bersikap. Itu terlihat dari cara Sean membawanya kemari alih-alih pulang ke rumah, tanpa bicara atau bertanya. Dengan bonus lainnya, yakni Soraya banyak diacuhkan.

Ini membuat Soraya sedikit khawatir, tentang bisakah dia tahan mengejar Sean? Karena selain dia tidak benar-benar tertarik, sikap Sean mempersulit Soraya dan rencananya. Rencana untuk sekali dayung, dan melampaui dua pulau.

Dia ingin memastikan cinta segitiga diantara persahabatan Kakaknya tidak pernah terjadi, dan juga secara pasti ingin bersama Sean. Yang dikatakan peramal, sebagai si kaya yang kuat di masa depan. Jadi Soraya berencana memulai pendekatannya dari sekarang, agar bisa dikenal sebagai sosok yang terhormat istilahnya, yaitu, ‘Yang menemani dari nol.' Pikirnya picik.

1
Esti Purwanti Sajidin
wedewwww lanjut ka sdh tak ksh voteh
Nixney.ie
Saya sudah menunggu lama, cepat update lagi thor, please! 😭
Ververr
Aku udah rekomendasiin cerita ini ke temen-temen aku. Must read banget!👌🏼
Oralie
Masuk ke dalam kisah dan tak bisa berhenti membaca, sebuah karya masterpiece!
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!