" Ibuku pernah bilang begini saat aku kecil; (Nak jadilah Senja yang selalu bersinar untuk orang lain, seperti Senja yang indah di sore hari. Namamu akan selalu diingat orang. Seperti itulah kamu jika selalu berbuat baik kepada semua orang, maka akan selalu di ingat orang lain juga. Itulah kenapa AyahIbu memberimu nama Senja. Kelak doa AyahIbu agar kamu selalu jadi orang yang baik di manapun kamu berada ). Sejak itu aku juga menyukai namaku. Aku selalu melihat matahari di sore hari agar selalu ingat kedua orang tuaku"
Tetapi,Selalu berusaha baik itu terkadang tidak selalu baik. Contohnya pada laki-laki tidak tahu diri ini.
" Kamu dimana Rey? Kenapa gak di angkat?"
" Aku lagi ada meeting sayang"
" Meeting dimana?"
" Di luar, ketemu client"
" Cewek?"
" Gak kok, cowok. Kenapa sayang? Kok tumben nanyanya detail banget"
" Are you kidding me?"
" What's happen?"
" You lie!"
" Im not lie"
" Yes you are!"
Lalu senja mengirim semua foto dan video yang dia dapat tadi.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon lizzalizawien, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Patah Hati
" Good Morning Boss!" Senja menyapa Anderson. Pagi ini Senja ke kantor menemui Anderson perihal surat kontrak kerjasama yang mereka harus tanda tangani.
" Morning..Hey my best partner. Long time no see u. Apa kau bawa undangan untukku?"
" Hah?undangan?
" Iya, undangan pernikahanmu dengan Aiden. Hahahha..."
" Aisshh ku kira undangan apa"
" Hahaha..aku melihat wajahmu semakin cerah. Ohh Senja kau menyilaukan mataku. Ouhh..tidak" Anderson berpura-pura menutup wajahnya. Senja tersenyum melihat tingkah lucu Bossnya yang selalu bertingkah konyol.
" Boss aku tidak punya uang kecil, jangan terlalu memujiku"
" Hahaha..kau benar-benar sombong sekarang, uang besarmu sudah kau berikan semua kepadaku yaa"
" Ahh, kalau begitu bagi sedikit untukku, aku harus membeli Tas, baju, sepatu mahal nanti"
" Ohh tentu, nanti ku tarik semua dari Aiden. Hahaha.."
" Yaa kalau itu Dia yang rugi, nanti Aku juga yang kena getahnya"
" Ohoohoo..apa yang kena getah, Dia sudah minta apa padamu?"
" Minta kawin! Puas!"
" Benarkah, berarti aku benar sudah minta undangan darimu tadi. Ahahaha.."
" Ahhhkkh hentikan Boss"
" Hahaha...kau ini tidak bisa melucu. Aku sudah sangat senang tadi bocah kecilku mau menikah."
" Boss, aku itu baru berapa hari pacaran. Kenapa secepat itu mau menikah."
" Tidak apa, kan halal. Kau bisa pacaran setelah menikah"
" Hoho..Bossku sudah paham agama sekarang ternyata."
" Heei, begini-begini pertemananku bukan hanya orang Kristen dan Hindu. Di Jakarta aku juga punya teman Ustad looh"
" Percaya..percaya dehh percaya. Tapi sayang teman Pak Ustad satu ini tidak tobat-tobat"
" Hahaha..kalau itu masih sulit"
" Dahh laah aku ke sini mau tanda tangani surat kontrak itu. Bagaimana, apa Boss sudah menyetujuinya?"
" Aku mau ketemu orangnya dulu. Kenapa rasanya tidak asing dengan namanya. Apa kau bisa buat janji dengannya hari ini?"
" Hmm.. kalau hari ini aku gak tahu dia bisa atau gak. Ku coba chat Dia. Boss bisa jam berapa? "
" Pagi ini juga boleh. Apa kau ada janji dengan Aiden?"
" Oppa bilang Dia akan tunggu di Hotel aja hari ini"
" Uhumm sekarang panggilnya Oppa yaa"
" Boss.." Senja memberi tatapan tajam dari matanya. Senja menghubungi Anggara, tetapi tidak di angkat. Lalu dia mengirim pesan kepada Anggara.
" Boss, kemarin aku ketemu Rey"
" Kenapa? Apa dia menganggumu lagi?"
" Tidak, cuma dia bilang.."
" Kenapa? Apa dia mengancammu?"
" Bukan, bukan itu Boss. Dia ngasih tahu kalau hati-hati dengan Anggara "
" Hah? Ada apa? Apa Dia berbahaya?"
" Dia bilang kita gak bisa nolak kerjasama ini karena Anggara bisa berbuat hal yang bisa membuat perusahaan kita jadi blacklist. Dia anak pejabat ternama di Bali. Gimana jadi Boss?
" Karena ini dari pemerintah ku rasa tidak ada salahnya kita terima"
" Iya, tapi kata Rey. Aku harus menjauhi Dia"
" Sepertinya aku kenal orang ini. Tapi aku lupa di mana"
" Apa Boss kenal dengan pejabat di Bali?"
" Iya beberapa aku kenal, seperti Wakil Walikota, Bendahara di Kejaksaan, juga beberapa di Dinas Pariwisata"
" Wah, hebat juga Boss"
" Mereka pernah datang saat aku ikut acara-acara penting di Bali. Kita kan pernah jadi sponsor"
" Mana ku tahu, kan selama ini aku cuma Boss suruh jadi tourguide wisatawan asing"
" Maaf, lain kali aku akan kenalkan ke pejabat-pejabat di sini"
" Ah gak usah Boss, aku gak mau dekat-dekat pejabat."
" Senja, di dunia bisnis terkadang kita harus kenal dengan orang-orang besar. Supaya usaha kita ke depannya tidak terganjal izin usaha atau mempermudah untuk ikut event besar di Bali."
" Aku memang harus banyak belajar urusan bisnis dengan Boss"
" Yaa itu penting, setiap hari kita harus upgrade pengetahuan."
" Hu-uhm..iya, dengan Aiden pun aku banyak belajar. Selama ini aku hanya berkutat dengan dunia pariwisata. Banyak bicara dengan pebisnis tapi kurang pengetahuan di dunia Bisnis."
" Tak apa, kita sama-sama belajar nanti "
" Ah, Anggara baru balas chat. Dia bilang mau ketemu sebelum jam makan siang"
" Oke, berarti kita tunggu di sini aja ya"
" Eehh..sebentar, Dia nawarin makan siang bareng Boss. Ini yang aku takutkan seperti kata Rey. Gimana ini Boss?"
" Tenang, Bilang kalau Aku juga akan ikut karena semua harus aku yang tanda tangan nanti"
" Benar ya, Boss juga ikut"
" Iya sudah kau jangan takut"
" Huffft.."
.
.
" Selamat siang" Sapa Senja.
" Ohh, iya selamat siang" jawab Anggara.
Senja dan Anderson datang ke sebuah restoran yang cukup ternama di Bali. Anggara mengundang mereka untuk makan siang bersama. Senja memutuskan untuk menghadapi Anggara, meskipun awalnya takut karena peringatan Reynolds kemarin. Tapi Senja bersyukur Anderson mau menemaninya.
" Kenalkan ini atasan saya Mr.Anderson "
" Anggara" jabat Anggara.
" Hmm.. sepertinya kita pernah ketemu ya. Apa anda pernah datang ke acara Bapak I Gede Purnama?"
" Oh iya benar, kebetulan saya keponakannya"
" Ohh begitu, pantas saya tidak asing dengan nama anda, waktu itu kalau tidak salah anda yang mengisi acara dan kami sponsorshipnya ya Kan"
" Iya, silakan duduk"
" Eee, begini Pak Anggara. Kami sudah membaca MOU kemarin dan kami sudah menyetujuinya. Ini proposal acara yang kami buat untuk keperluan visit company juga susunan acara yang mungkin cocok dengan Dinas pariwisata"
" Jangan panggil bapak, panggil saya Angga saja cukup. Syukurlah kalau kalian menyetujuinya dengan cepat. Jadi saya tidak perlu mencari lagi perusahaan lain. Untuk proposal saya akan pelajari lebih lanjut."
Hampir 1 jam mereka mengobrol. Beruntung Aiden menelpon di tengah pembicaraan mereka, karena Senja bingung ingin berhenti dimana obrolan ini.
" Maaf saya angkat telepon dulu"
Anderson memahami situasi yang membuat Senja cukup diam tak banyak bicara jadi Anderson yang cukup mendominasi pembicaraan mereka. Mereka akhirnya menandatangani kontrak itu. Senja berpamitan lebih dulu dengan Anderson.
" Maaf saya harus pergi duluan karena sudah ada janji."
" Ohh iya tidak apa, kebetulan saya juga harus kembali ke kantor. Nanti saya hubungi lagi ya."
" Ehmm..iya. Kita tunggu jadwal kegiatannya"
" Ah iya, nanti ada beberapa karyawam saya yang akan mengatur semuanya" sambung Anderson agar Senja tidak merasa terganggu di hubungi terus oleh Anggara.
" Ohh begitu, bukannya Nona Senja yang mengurus semuanya?"
" Senja sudah punya jadwal yang padat. Dia harus mengantar turis VVIP selama 1 bulan ini. "
" Ohh begitu, tapi nanti kita masih bisa ketemu kan?"
" Hmm.. kita lihat nanti ya"
" Ok saya tunggu kabar dari Anda ya, kami pamit dulu." potong Anderson.
" Ya baiklah, sampai jumpa"
" Boss saya duluan ya"
Mereka berjalan bersamaan ke parkiran, tapi Anggara tak henti menatap Senja yang berjalan ke arah lain. Anderson menyadari itu.
" Hmm..pacarnya sudah menjemput ternyata"
" Heh? pacar? pacar siapa? Apa Senja sudah punya pacar?"
" Iya, itu dia orangnya. Dia baru datang dari Swiss"
" Swiss? pacarnya orang Swiss?" Anderson sengaja mengatakannya agar Anggara merasa kalah dan tidak mendekati Senja lagi.
" Ohh begitu" Anggara nampak kesal melihat adegan mesra di depannya. Tak jauh dari parkiran, Senja di jemput Aiden yang menyambutnya dengan pelukan.
" Saya duluan ya" tegur Anderson yang melihat Anggara seperti melamun masih menatap Senja dan Aiden yang sudah mulai masuk mobil.
" Ohh iya iyaa.."
Sungguh ini membuat Anggara patah hati. Tapi Anggara semakin merasa panas dan tidak mau menyerah begitu saja. Dia benar-benar sudah jatuh cinta pada Senja. Anggara berlalu masuk ke dalam mobilnya. Dia memukul setir mobilnya, merasa kalah sebelum berperang. Padahal tadi Dia sangat antusias akan berlanjut mendekati Senja saat event dari Dinas Pariwisata di mulai nanti. Anggara berpikir keras, apa yang akan Dia lakukan agar bisa merebut Senja. Dia membuka kontak handphonenya mencoba menghubungi seseorang.
" Cari tahu seseorang, nanti ku kirim fotonya" Anggara menutup teleponnya sambil meremas setir mobilnya dengan kesal.
.
.
Sementara di Mobil lain, sepasang kekasih sedang dalam perjalanan menuju hotel.
" Hari ini kau jadi Spa kan?"tanya Aiden.
" Hmm..apa boleh?"
" Tentu, kau nikmatilah fasilitas yang ada. Nanti aku tunggu di kamar ya"
" Terimakasih Oppa"
" Sama-sama sayang"
" Oppa ada meeting hari ini?"
" Hmm..siang ini tidak ada. Biasanya malam"
" Oppa jadi begadang terus ya sejak di sini?"
" Tidak apa, sudah resikoku bekerja di beberapa Negara dengan perbedaan waktu yang cukup menguras waktu dan pikiranku"
" Maaf aku tidak bisa bantu apa-apa "
" Memangnya kau mau bantu aku apa? Aku kan kerjanya malam"
" Hmm, setidaknya membantu memilih barang-barang seperti kemarin akan lebih menyenangkan"
" Boleh kalau kau mau kerja bersamaku sampai malam nanti"
" Ahh, ti..tidak bisa kalau malam"
" Heheh..yang ada aku malah tidak bisa kerja di dekatmu"
" Oppaaa...!"
" Mau?"
" Tidaaakk!"
Cupp...Aiden mengecup tangan Senja sambil menyetir. Senja tersipu malu dengan kelakuan Aiden.
🥰🥰🥰🥰🥰🥰