NovelToon NovelToon
Aku Dan Takdirku

Aku Dan Takdirku

Status: sedang berlangsung
Genre:Cintapertama / CEO / Beda Usia / Cinta pada Pandangan Pertama / Cinta Seiring Waktu
Popularitas:7.6k
Nilai: 5
Nama Author: Yanti sihite

Miraya, nama yang begitu sangat indah pertama kali Miraya mendengar nama tersebut sejak ia kecil. Sebab nama tersebut, diberikan oleh nyonya Shabrina, seorang ibu yang begitu sangat mulia yang sering disebut si ibu panti asuhan tempat para anak-anak dibesarkan.

Namun seiring berjalannya waktu, nama itu tidak seindah yang selama ini Miraya bayangkan lagi, ia malah jatuh diambang maut hingga akhir dari perjalanan hidupnya.

"Tuhan, jika kamu izinkan aku hidup. Maka panjangkan umur ku. Tapi jika hidup ku sampai disini, tolong biarkan aku bahagia meskipun itu hanya sementara".

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Yanti sihite, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 29

"Dia akan segera kemari, bersabarlah".

"Iya tuan" jawab Miraya dengan senang hati mengembalikan ponsel itu kepada pemiliknya. "Oh iya tuan, kira-kira berapa menit lagi dia akan tiba disini?".

"Aku tidak tau".

Kemudian Alex melihat samping kiri kanannya, ia menebak kalau ia berada di ruangan kelas bawah. Lalu ia bertanya kenapa Miraya membawanya ke dalam ruangan tersebut, namun Miraya juga tidak tau, ia hanya menuruti perkataan sang perawat.

"Bodoh!".

"Saya sudah mengatakan kepada mereka tuan, tapi mereka tidak mau mendengarkan saya".

Tidak lama setelah itu, beberapa menit kemudian akhirnya Mita tiba disana, wanita itu lalu berlari dan langsung memeluk tubuh Alex dengan sangat erat bersamaan dengan air mata.

"Mita, apa yang sedang kamu lakukan?" tanya Alex kesakitan.

"Apa yang terjadi? Kenapa bisa seperti ini?".

"Kamu membuat ku tidak bisa bernafas, lepaskan pelukan ini".

Mita menghapus air matanya, "Apa yang tejadi? Aku sangat mengkhawatirkan kamu Alex dan juga ponsel kamu tidak bisa dihubungi sedangkan mobil kamu saat ini berada di kantor polisi hiks hiks".

"Kecilkan suara mu, mereka tidak akan nyaman".

Alex berusaha duduk segera dibantu oleh Miraya.

"Kamu siapa?".

Miraya tersenyum, "Saya pelayannya tuan Alex".

"Kenapa kamu bisa berada disini? Kenapa kamu tidak segera memberitahu aku kalau Alex berada di rumah sakit?".

Miraya diam dan tidak tau menjawab apa.

"Hentikan! Jangan buat keributan disini" jawab Alex melihat bawaan Mita diatas meja. "Kamu membawanya?".

"Mmmm, kamu pasti sangat kelaparan".

"Bukan aku, tapi dia" Mita melihat Miraya kembali. "Berikan itu kepadanya, dia sangat kelaparan" dengan senang hati Miraya langsung menerima dari tangan Mita, lalu pergi meninggalkan mereka didalam ruangan tersebut. "Sekarang kamu urus semua admistrasi ku, aku tidak nyaman berada di ruangan ini".

"Mmmmm".

Mita pun segera mengurusnya tanpa berlama-lama lagi. Hingga beberapa menit kemudian, dua perawat memasuki ruangan itu dan langsung memindahkan Alex ke dalam ruangan VVIP.

"Siapa wanita itu Alex?".

"Tidakkah kamu mendengar jawabannya saat kamu bertanya?" tanya balik Alex melihat Miraya masuk ke dalam ruangan tersebut begitu ia selesai menikmati makan malamnya. "Kamu sudah selesai?".

"Iya tuan, saya sangat menikmatinya hehehehe... Terima kasih mbak".

Mita tidak menjawab, ia malah memandangi Miraya dari atas sampai bawah, dan terlihat sangat jelas di wajah Mita kalau ia tidak menyukai wanita itu.

"Ada apa mbak? Kenapa mbak melihat saya seperti itu?" meski demikian, Miraya malah dibuat kebingungan sambil bertanya dalam hati kesalahan apa yang sudah ia lakukan sampai-sampai Mita melihatnya seperti itu. Tetapi Mita tidak menjawab, ia malah membuang muka melihat Alex kembali. "Aneh" ucapnya dalam hati.

20 menit kemudian Miraya mengantuk kembali, ia melihat jam sudah menunjukkan pukul 4 pagi. Namun ia tidak tau mau tidur dimana, ia merasa malu jika ia tidur diatas sofa yang disediakan oleh rumah sakit.

"Bagaimana ini? Aku benar-benar sangat mengantuk".

Mita lalu berjalan menghampiri Miraya, "Boleh kita bicara sebentar?".

"Hhhmm?".

"Ikut aku keluar".

Tetapi sebelum Miraya mengikuti Mita dari belakang, ia terlebih dahulu melihat Alex yang sedang sibuk dengan ponsel Mita. Seperti ia sedang berharap kalau Alex segera menahannya sebab ia sedikit merasa takut hanya melihat wajah Mita saja. Namun Alex sama sekali tidak menoleh kepadanya.

"Dia ingin bicara apa? Kenapa dia tidak bicara di dalam saja? Kenapa harus di luar? Ya Tuhan, aku sedikit merasa takut" batin Miraya membuka pintu melihat Mita telah menunggunya.

"Ikut aku".

"Tunggu sebentar mbak!".

"Kenapa?".

Tersenyum, "Kita mau kemana mbak? Tuan Alex akan marah kalau saya tidak menunggu ya".

Mita lalu berjalan mendekati Miraya dengan wajah datar, "Kamu itu siapa sampai berkata seperti itu? Bukankah kamu ini hanya seorang pembantu rumah tangga? Kenapa kamu...

"Maaf, saya tau saya ini hanyalah seorang pelayan tuan Alex. Tapi itu sudah menjadi kewajiban saya mbak menjaga beliau".

"Apa? Menjaga?".

"Iya mbak".

Mita semakin terlihat kesal, lalu ia dengan kasar menarik pergelangan tangan Miraya menuju tangga exit agar Alex tidak mendengar mereka.

"Akh, sakit mbak".

"Yah, berani sekali kamu bicara seperti itu dihadapan ku. Kamu pikir kamu siapa haahh? Jangan jadi pembantu tidak tau diri".

Miraya terdiam.

"Sekarang kamu pergi, tinggalkan rumah sakit ini sekarang juga. Biar aku yang menjaga Alex".

"Tapi mbak, tuan Alex akan marah".

"Tau dari mana kamu kalau Alex akan marah? Emang kamu siapa? Kamu itu tidak sadar diri yah kalau kamu itu hanyalah seorang pembantu? Sudah sana pergi".

"Tapi...

"Ck, kamu enggak bisa dibilangin yah? Sudah aku bilang pergi ya kamu harus pergi. Kamu enggak bodoh kan? Atau kamu enggak tuli kan? Kamu masih bisa dengar aku kan? Sekarang kamu pergi, biar aku yang ngurus Alex disini".

Setelah mengatakannya, Mita pergi meninggalkan Miraya.

"Dia sangat jahat!".

Dan akhirnya Miraya pun pergi meninggalkan rumah sakit, namun saat ia berada diluar, ia baru sadar kalau ia tidak memiliki uang sepeser pun, ditambah ia juga tidak tau alamat menuju rumah Alex.

"Ck, kenapa jadi seperti ini sih? Aku harus bagaimana? Aku benar-benar tidak tau arah jalan pulang dan juga... Aarrrkkhhh".

BBRRAAKKK..

"Akh".

"Tabrakan.. Ada orang tertabrak mobil".

"Ada apa mah?".

"Ya Tuhan, sepertinya mama menabrak seseorang Tiara".

"Apa?".

"Kamu tunggu sebentar yah, mama lihat dulu".

"Mama tunggu!".

"Kenapa?".

"Mama tidak usah turun, kita pergi saja" Tiara melihat beberapa orang yang melihat kejadian tersebut segera menolong Miraya dan memberikan bantuan pertama. "Ayo mah, kita pergi saja".

"Tidak sayang, kalau kita pergi polisi akan tetap mencari mama. Kamu tunggu saja disini, mama tidak akan lama".

Begitu Mutiara keluar dari dalam mobil, salah satu dari warga disana meminta pertanggung jawabannya untuk segera membawa Miraya ke rumah sakit, dan ketepatan posisi mereka tidak jauh dari sana.

"Baiklah, tolong masukkan dia ke mobil saya".

Para warga pun segera membawa tubuh Miraya masuk ke dalam mobil Mutiara sampai membuat Tiara menjerit ketakutan saat melihat darah mengalir dari tubuhnya.

"Aarrrkkhhh mama.. Kenapa mama membawanya masuk ke dalam mobil kita?".

Mutiara hanya tersenyum kepada warga, "Terima kasih banyak ya, saya akan membawanya ke rumah sakit" lalu ia masuk ke dalam mobil dan menyuruh Tiara untuk tidak berteriak seperti itu.

"Mah, apa yang sedang mama lakukan mah? Mama tidak melihatnya? Dia..

"Kamu bisa diam enggak Tiara? Jangan membuat mama semakin panik".

"Kan aku udah bilang dari tadi sama mama untuk meninggalkannya. Lagian mama kenapa harus takut dikejar polisi sih? Nanti juga papa bisa mengurusnya. Tapi sekarang mama malah membawa dia ke dalam mobil kita aarrrkkhhh.. Mama".

"Tidak ada pilihan lain, mama akan membawanya ke rumah sakit".

1
Loi
lanjutannya dmn thor?
Leony Avee
lanjut thor
Rafalia Azen
kuliah yg bener sampe lulus terus cari kerja yg halal dn nanti bantuin ibu sabrina,,,
Rafalia Azen
Alexander Graham bell
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!