mahkotanya terenggut begitu saja dengan paksa.
jiwanya begitu terpukul dan terguncang hingga mampu membuat mentalnya terganggu.
susah payah ia berusaha bangkit dan berjuang.
namun jejak dari peristwa itu masih berlanjut.
ia hamil....laki laki itu tak mau bertanggung jawab.
penolakan itu kembali mengguncang jiwanya.
mampukah ia bangkit untuk kesekian kalinya, jika kembali jejak peristiwa itu mampu meluluh lantakkan masa depan yang coba ia bangun....?!
pernikahannya di batalkan karena jejak dari peristiwa itu.
bagaimana gadis itu akan mampu membangun masa depannya kembali, jika pria itu kembali hadir di hadapannya..??
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon khitara, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
bab 29 sakitnya hatu Rexy 2
Rexy terus menatap tak berkedip sosok wanita yang duduk bersisihan dengan sang adik di hadapannya.
Senyum wanita itu yang sesekali tersungging untuk Ryu sukses membuat hatinya kian terbakar dan kian terasa sakit.
Hingga
Tekkk....
Gelas yang ia pegang retai dan akhirnya pecah karena sangking kuatnya ia merematnya.
" mas..ada apa ?! tanganmu berdarah..." Esther sangat khawatir dan panik melihat darah yang mengalir di telapak tangan Rexy.
" ada apa Rexy, bagaimana gelas itu bisa pecah begitu ?! " bu Inggrid juga ikut tercengang.
Rexy diam seribu bahasa, tatapan matanya masih tertuju ke arah Rhaina yang hanya diam tanpa ekspresi di tempatnya duduk.
Dan hal itu memancing tanya di hati bu Inggrid dan pak Hengky.
" kau tak berniat mengobati lukaku Ryu ?! " tanya Rexy kepada Ryu namun tatapan atanya tetap tertuju pada wanita yang duduk di sisi Ryu yang tak sedikitpun menoleh kepadanya.
Seolah wanita itu tak peduli kepadanya sedikitpun.
" maaf bang, aku sedang punya tamu istimewa,
Abang minta kak Esther saja yang mengobati abang " jawab Ryu.
Sebenarnya pria itu sedang marah.
Ia menyadari tatapan tak biasa sang abang pada Ghaisa.
Ryu bukannya tak tahu, ia justru sangat tahu....sejak awal ia datang bersama Ghaisa tadi sang abang sudah menjadikan wanita itu tumpuan perhatiannya.
Dan ia tak suka itu.
Rexy bangkit dari duduknya dan hendak berlalu dari sana.
" mas..biar aku..." kata Esther terpotong
" tetaplah di sini dan selesaikan makanmu dengan benar.
Kau membutuhkan banyak asupan gizi dan vitamin untuk memulihkan kesehatanmu.
Bukan begitu dokter... Ghaisa ?! " kata Rexy memutus ucapan Esther.
Mendengar namanya di sebut, Ghaisa segera mendongak.
Wajah yang awalnya hanya datar saja itu akhirnya menyunggingkan senyum.
" apa yang di katakan suami anda benar nyonya Esther.
Beruntunglah anda memiliki suami yang sangat peka dan begitu perhatian seperti suami anda itu.
Itu tandanya, anda sangat di cintai olehnya " jawab Ghaisa kemudian sembari menatap Esther bukan Rexy yang masih berdiri menatap ke arahnya dan membuat Ryu semakin merasa aneh.
Mendengar ucapan dokter Ghaisa, Esther tersenyum kecut.
" jangan khawatir dokter Ghaisa, putra ke dua ku tak kalah perhatiannya dengan kakaknya " timpal bu Inggrid membuat Ghaisa tersenyum tipis.
" tu..dengar kata momy,
kau juga akan menjadi wanita paling beruntung karena aku hanya akan memberikan seluruh perhatianku dan rasa cintaku kelak hanya padamu jika kau sudah menjadi istriku nanti " jawab Ryu sembari menatap Ghaisa dengan dalam.
Bluss...
wajah wanita itu segera terasa panas.
" aku pergi dulu my " pamit Rexy tiba tiba mengejutkan orang orang di sana.
Pria itu benar benar tak tahan melihat pemandangan itu.
rasanya ia sudah seperti ingin mati saja.
" obati dulu lukamu boy " teriak pak Hengky kepada putra pertamanya itu yang kini nampak telah melangkah ke arah belakang.
Rexy hanya melambaikan tangannya tanpa menoleh menjawab teriakan sang papi.
Esther menatap kepergian suaminya itu dengan tatapan sepi.
Rexy benar benar membangun dinding pembatas yang begitu kokoh kini di antara mereka berdua.
Entah akan di bawa kemana selanjutnya pernikahan mereka nanti.
Esther kembali menyuap makananannya setenang mungkin, mencoba menyembunyikan sakit yang kini tengah ia rasakan.
Ghaisa nampak melangkah kearah kamar mandi tamu sesuai arah yang di tunjukkan oleh Esther.
Karena ia yang izin untuk meminjam kamar mandi.
Butuh waktu hampir sepuluh menit untuk Ghaisa menyelesaikan urusannya di kamar mandi hingga akhirnya ia pun keluar dari sana.
Ia baru saja beberapa langkah keluar dari kamar mandi itu ketika sebuah suara mengejutkannya.
" sepertinya kau benar benar berniat sekali untuk bisa menikahi adikku " suara itu berasal dari Rexy yang entah sejak kapan berada di sana.
Pria itu melipat kedua lengannya di depan dada, sementara salah satu kakinya sedikit tertekuk karena menjejak dinding.
Tatapan matanya langsung tertuju pada sosok wanita yang wajahnya menyiratkan keterkejutan di hadapannya.
Ghaisa memang di buat terkejut bukan main, namun segera ia berusaha mengendalikan kesadarannya.
" ya..anda benar sekali, penglihatan anda sangat teliti tuan Rexy " jawab Ghaisa enteng dan seolah baik baik saja meski sebenarnya kini ia tak baik baik saja.
Rasa takut juga amarah yang seolah mampu mengaduk emosinya mulai mengusai driinya.
Rexy bergerak dan membenarkan letak kakinya.
" katakan apa yang sebenarnya niatmu ? " tanya Rexy kemudian dengan tubuh yang telah berdiri dengan tegak dan tatapan mata yang terarah hanya kepada sosok di hadapannya itu.
" tidak ada selain melihat kehancuranmu " jawab Ghaisa singkat dan pedas.
Tatapan mata wanita itu berkilat penuh amarah dan kebencian.
" kalau begitu selamat, kau sudah berhasil...aku benar benar sudah hancur sekarang " jawab Rexy.
Ghaisa tersenyum miring.
" kau masih terlihat baik baik saja, itu belum cukup membuat ku puas " jawab ghaisa dingin
" apa yang bisa membuatmu akan merasa cukup dan puas ?! "
" melihatmu berkalang tanah mungkin..." sekali lagi Ghaisa berucap tajam.
Rexy tersenyum kecut sembari menarik kepalanya sedikit ke belakang.
" asal kau tahu, keinginanmu itu juga hampir terpenuhi olehku sepuluh tahun yang lalu.
Tapi baiklah tak apa, semoga keinginanmu tentang ku itu akan bisa benar benar terpenuhi kali ini agar kau benar benar puas.
Dan jika saat itu tiba, aku harap kau tidak akan menyesali kata katamu sendiri itu " jawab Rexy kemudian.
Dan usai mengatkan itu, pria itu segera berbalik arah dan meniggalkan Ghaisa yang masih berdiri terpekur di tempatnya berdiri.
Ada yang aneh berdesir dalam jiwa wanita itu ketika Rexy se
Dan tanpa kedua orang itu sadari, interaksi dan perbincangan sejenak keduanya menjadi perhatian dua orang yang nampak berdiri dan bersembunyi di tempat yang berbeda.
Dua orang itu adalah Ryu dan Esther.
Ryu menatap tanpa ekspresi kepada Ghaisa dan abangnya yang telah berlalu begitu saja setelah berucap kepada Ghaisa tad.
Sementara Esther.
Dia yang sejak tadi sudah merasa aneh melihat sikap dan tingkah Rexy sejak kwdatangan dokter cantik itu, semakin di buat penuh tanya melihat interaksi kedua orang itu.
Ada apa sebenarnya...
Kenapa wajah Rexy terlihat begitu seperti orang kesakitan dan patah hati ketika menatap dokter obgyn itu.
suasana mendukung