NovelToon NovelToon
Mutiara Hitam

Mutiara Hitam

Status: tamat
Genre:Tamat / Nikah Kontrak
Popularitas:945.7k
Nilai: 4.8
Nama Author: syitahfadilah

Seringkali hal-hal yang menakjubkan berada di tempat yang dipandang sebelah mata. Layaknya mutiara hitam, kecantikannya tersembunyi di dalam kerang yang kumuh.
__________________________________________
"Orang-orang hanya tahu dengan namaku. Menghinaku karena pekerjaanku. Tapi, mereka tidak pernah tahu dengan cerita hidupku."~~~ Ara, gadis berusia 25 tahun itu diberi julukan mutiara hitam oleh warga sekitar tempat tinggalnya karena bekerja disebuah club malam.

Hingga suatu hari, karena insiden kecil membawa Ara kedalam hubungan pernikahan kontrak dengan laki-laki yang bernama Reynan, dengan kata terpaksa. Ara membutuhkan uang untuk biaya operasi ibunya. Sedangkan Reynan membutuhkan istri untuk memenuhi syarat hak waris perusahaan keluarganya...

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon syitahfadilah, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

BAB 17. SALAH MENGARTIKAN

"Ngapain kamu di sini? Kamu mau buat aku di tendang sama Rey?Dasar gila kamu!" Umpat Sherly seraya memukuli Arsen menggunakan guling, sontak laki-laki itu turun dari tempat tidur. Merebut guling tersebut lalu mencekal pergelangan tangan Sherly dengan kuat sehingga wanita itu meringis kesakitan.

"Kamu yang gila!" Balas Arsen dengan kedua mata melotot tajam menatap Sherly. "Kamu lupa dengan kesepakatan kita, huh!?" Ujarnya dengan sudut bibir terangkat, netranya menatap Sherly dari ujung kaki hingga ujung kepala. "Kamu itu tidak akan bisa menjadi seperti sekarang jika bukan karena aku. Dasar ******!" Serunya lalu menghempaskan tangan Sherly.

"Kamu pikir, kamu itu sudah masuk sebagai kriteria model profesional di agensiku? Sama sekali tidak! Dan kamu tahu itu. Bahkan beberapa agensi lainnya juga secara terang-terangan menolak kamu karena kamu memang tidak masuk dalam kriteria untuk menjadi seorang model." Arsen tersenyum mengejek. Sherly, kekasih kakak sepupunya itu lebih memilih naik ke atas ranjangnya demi bisa menjadi model yang terkenal.

"Aku tahu Arsen, aku tahu. Tidak perlu kamu ingatkan soal itu. Tapi kamu juga tidak bisa seenaknya datang ke apartemenku seperti ini. Bagaimana kalau tadi Rey sampai melihatmu? Bukan hanya aku, tapi kamu juga akan terkena masalah!" Sherly mendorong pelan bahu Arsen lalu mendudukkan tubuhnya di tepi tempat tidur seraya mengusap kasar wajahnya. Tadi jantungnya serasa mau copot saat membuka pintu kamar dan ternyata ada Arsen, beruntungnya Rey tidak melihat. Entah apa yang akan terjadi jika sampai Rey melihat keberadaan Arsen, yang berada tepat di atas ranjangnya.

Arsen yang tidak mempedulikan kata-kata Sherly, membawa dirinya duduk dengan santai di sofa lalu menaikan kedua kakinya di atas meja sembari menatap Sherly. "Hei, kenapa kamu terlihat ketakutan seperti itu. Bukankah Rey sudah pergi, hum?"

Sherly hanya berdecak kesal tanpa melihat ke arah Arsen. Laki-laki itu benar-benar membuatnya berada dalam masalah besar.

"Sudahlah Sherly, nikmati saja apa yang sedang kamu jalani sekarang. Dan aku ingatkan, itu sudah terjadi dan kamu tidak akan bisa mundur lagi!" Tekan Arsen sembari menatap Sherly dengan lekat. "Tapi kedatanganku kali ini bukan untuk bersenang-senang, melainkan ada sesuatu yang ingin aku katakan. Aku membutuhkan bantuanmu, dan kamu harus membantuku!" Ujarnya lagi seraya menyeringai tipis.

.

.

.

"Ma, Dea kemana ya, kok gak kelihatan?" Tanya Ara disela-sela mengunyah makan siangnya.

Mama Winda menoleh menatap menantunya itu, pun dengan Om Gio yang mendengar suara Ara, entah kenapa dia selalu merasa wanita itu tidak asing baginya.

"Pagi-pagi sekali Dea berangkat ke puncak sama teman-temannya. Biasalah anak Remaja, yang ada dipikirannya liburan melulu." Jawab mama Winda sambil mengunyah makanannya.

Ara seketika saja terlihat lesu. Padahal ia berencana menghabiskan waktu seharian bersama Dea di dalam kamar Dea dan jika bisa untuk malam ini ia ingin tidur di kamar Dea saja. Tapi sayang sekali adik iparnya itu tidak ada.

"Mas Gio, apaan sih dari tadi kamu melirik Ara terus. Jangan macam-macam kamu ya Mas!" Bisik Tante Melda kesal, wanita baya itu sedari tadi memperhatikan suaminya terus melirik Ara. Tak hanya sekali ini tapi sudah sering ia mendapati suaminya itu menatap Ara dengan tatapan tak biasa.

Om Gio hanya melirik istrinya sekilas, lalu kembali melanjutkan makannya. Hal itu membuat tante Melda menjadi kesal. Menjatuhkan sendoknya ke piring seperti membanting sehingga menimbulkan suara cukup nyaring, mengangetkan mama Winda dan Ara.

"Melda, ada apa?" Tegur mama Winda pada adik iparnya itu.

"Gak selera makan, Mbak." Ujar tante Melda lalu beranjak meninggalkan ruang makan. Om Gio geleng-geleng pelan melihat tingkah istrinya itu. Namun, dia tidak mau ambil pusing. Sudah sangat hafal dengan watak istrinya, tante Melda hanya keinginannya saja yang selalu ingin dituruti tapi tidak pernah menghargainya sebagai seorang suami.

"Gio, sesekali Kamu harus keras pada Melda. Kenapa kamu selalu diam? Tidak ada lagi yang perlu kamu takuti. Orang yang selama ini selalu menekan kamu, sudah tidak ada lagi sekarang." Ujar mama Winda setelah tante Melda tak terlihat lagi.

"Biarkan saja, Mbak. Bertahun-tahun aku sudah terbiasa hidup seperti ini." Ujar om Gio tanpa melihat kearah lawan bicaranya, pandangannya fokus pada makanan di piringnya. Makanan yang terlihat lezat namun terasa hambar dilidahnya, seperti hidupnya yang selama ini selalu dalam tekanan. Bahkan setelah orang yang membuatnya berada dalam situasi ini telah tiada, ia masih saja merasa tertekan.

"Tapi sampai kapan Gio? Seharusnya kamu sudah bebas dari tempat ini, Papanya Rey sudah tidak ada, jadi tidak ada yang perlu kamu takuti lagi. Pergilah dan bebaskan dirimu dari semua tekanan ini." Ujar mama Winda lagi. Selama ini ia sangat iba pada om Gio tapi tidak ada yang bisa ia perbuat karena suaminya adalah orang paling berkuasa di dalam rumah dan tidak ada yang bisa membantah perintahnya.

"Sudah terlanjur, Mbak. Dan sudah sangat terlambat untuk aku membebaskan diri. Jadi biarkan saja, mungkin disinilah aku akan menghabiskan sisa hidupku." Tekan om Gio.

"Tapi Gio, kamu itu punya keluar..." Ucapan mama Winda terhenti ketika menyadari di ruangan itu tak hanya ada dirinya dan om Gio, tapi juga ada Ara. Ia lalu menoleh menatap menantunya sambil tersenyum tipis.

"Ara, ayo habiskan makanannya."

Ara hanya mengangguk, sejak tadi ia juga hanya fokus pada makannya. Dan apa yang ia dengarkan tak ingin mencampuri, toh dia juga tidak mengerti apa yang sedang dibicarakan oleh mama Winda dan om Gio.

Suasana pun kembali hening, semuanya menikmati makan dalam diam. Om Gio pun kali ini benar-benar fokus pada makanannya, tak lagi mencuri-curi pandang pada Ara. Bagaimana pun ia berusaha mengingat, nyatanya ia benar-benar tidak pernah bertemu Ara sebelumnya. Merasa mengenal Ara, ia juga tidak mengerti akan hal itu.

"Wah, kebetulan kalian lagi pada makan. Aku juga lapar banget." Kedatangan Rey mengubah keheningan menjadi terasa mencekam bagi Ara, hampir saja ia tersedak dan duduknya tiba-tiba saja menjadi tak nyaman.

Rey langsung mengambil tempat duduk di samping Ara. Tersenyum pada istrinya itu sebagaimana yang sudah mereka sepakati, bersikap layaknya pasangan suami-istri yang harmonis di depan keluarganya.

Jika biasanya Ara membalas senyuman palsu suaminya tapi tidak dengan kali ini, wajahnya terlihat datar dan sama sekali enggan menatap suaminya itu. Yang terjadi tadi malam membuatnya ingin segera mengakhiri pernikahan kontraknya dan pergi sejauh-jauhnya dari kehidupan Rey, tapi ia tidak bisa berbuat apapun sebelum sampai pada waktu yang sudah di tentukan, yaitu setelah perusahaan dialihkan pada Rey.

"Tuh Rey lihat, gara-gara kamu, buat senyum saja Ara gak bersemangat. Benar-benar gak enak itu badannya." Sahut mama Winda sambil senyum-senyum menatap anak dan menantunya bergantian. Lagi-lagi mama Winda salah mengartikan diamnya Ara.

1
Jumaiyah Iyah
lagi kasmaran😆😆😆🥰
Aurora
gantian Ara yg cemburu
novianti suryani
Luar biasa
Kamsiyah
jln crita nya mantap,,walau jrg komen tp ku suka....mogs sukses ...y.....????!!!!!
Nurlinda: aamiin, terima kasih kk, mampir juga di karya lainnya 🤗🤗🤗
total 1 replies
Caca Marica
Luar biasa
Erni Nofiyanti
istri ke 2 papa gio mana?
Magda lena
Luar biasa
Vivo Smart
😅😅
Vivo Smart
bravo David 👍setuju.
jdi orang kok nggak tau terimakasih banget
Vivo Smart
kebiasaan Rey sukanya menuduh orang tanpa mencari tau kebenarannya. udah kayak emak emak kang gosip aja
Vivo Smart
sokooor Rey... anakmu taunya papanya orang lain bukan kamu, yang selalu ada dan mencurahkan kasih sayang nya ke Rayan
Vivo Smart
🙂🙂🙂
Vivo Smart
eok emang si Rey ini. bikin emosi aja
Vivo Smart
jangan balik sama Rey Ra, ingat... kamu membencinya waktu itu karena meruda paksa kamu. "aku membencimu Rey" itu kata kata kamu malam itu. jadi jangan maafkan Rey
Vivo Smart
ya elaa Ma... mama juga diundang, kok maalah ngundang orang lain lagi 🤦‍♀️ntar rasmanan nya nggak cukup gimana 😁
Vivo Smart
lagian nggak ngeh banget sih sama tanggal ulang tahun Rayan. ya dihitung dong mana tau anak Rey
Vivo Smart
Dea, kamu nggak tau apa apa, nggak usah ikut campur
Vivo Smart
karena waktu membuat Rayan, kakakmu ingin menunjukkan pada Ara semurahan apa dirinya. karena tidak terima Ara bilang serli menghianati kakakmu
Vivo Smart: itulah alasan mengapa Rayan bisa hadir ke dunia. kakakmu menghina dan memperkosa Ara
total 1 replies
Vivo Smart
lah, om Gio kemana
Vivo Smart
hampir di setiap novel nemu menu nasi goreng, apa hanya aku yang nggak suka nasi goreng
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!