Mencintai Adik Angkat

Aya dan Ayu sedang merapikan baju bajunya ke dalam koper. Ayu sudah tidak sabar ingin pergi ke Belanda untuk liburan. Sedang Aya sudah tidak sabar ingin bertemu Boy di Belanda.

Besok malam Aya dan Ayu akan berangkat ke Belanda. Oleh oleh untuk Boy juga sudah di siapkan oleh Mamih. Boy di Belanda sudah ambil cuti kerja selama 5 hari. Sedang cuti kuliah dua hari.

Boy juga sudah tidak sabar ingin bertemu Aya dan Ayu. Boy sudah menyiapkan kamar untuk Aya dan Ayu.

Boy sudah pulang kuliah langsung telfon Aya untuk menanyakan sudah siap siap apa belum. Sambil jalan menuju tempat kerja, Boy mengobrol dengan Aya.

"Aku sudah merapikan baju bajuku ke koper."

"Jangan banyak banyak bawa baju. Biar koper kamu ngga berat."

"Ngga kok. Aku juga bawa sedikit."

"Pesanku di belikan ngga?"

"Di belikan kok sama Mamih."

"Baguslah. Ya sudah aku mau kerja dulu ya. besok kalau mau berangkat kabari Aku."

"Iya. Kamu kerjanya hati hati ya."

"Iya."

Telfon lalu di matikan oleh Boy. Dan Boy langsung masuk ke tempat kerjanya.

Aya sudah selesai beres beres. lalu Aya bersiap untuk tidur.

Saat mau tidur, hp Aya berbunyi tanda pesan masuk. Ternyata Marsel yang mengirim pesan.

"Ya, besok nonton yuk."

"Maaf Sel aku ngga bisa. Aku mau pergi."

"Oh kamu mau pergi. mau pergi kemana?"

"Aku mau ke Belanda buat liburan."

"Sama keluarga ya."

"Iya," Aya sengaja berbohong agar Marsel tidak banyak tanya lagi.

"Kapan berangkat?"

"Besok malam."

"Oh ya sudah. Hati hati ya, semoga selamat sampai Belanda."

"Iya Sel. Makasih."

Setelah selesai berkirim pesan, Aya langsung tidur. Marsel memang tidak tau kalau Aya dan Boy sudah jadian. Karena Aya memang tidak mau masalah pribadinya di ketahui orang.

Marsel membuang nafasnya kasar, karena Marsel sudah tau kalau Aya akan bertemu Boy.

Besok paginya Aya dan Ayu membawa kopernya ke ruang keluarga. Papih menyuruh Aya dan Ayu menyiapkan semuanya.

"Paspor kalian siapkan dan simpan yang benar."

"Iya Yah. Aya sudah siapkan."

Koper yang berisi oleh oleh untuk Boy juga sudah di taro di ruang keluarga. Aya akan membawa tiga koper nantinya.

Sore hari Ayu sudah bersiap. Ayu sudah tidak sabar. Ayu juga sudah mengirim pesan pada Boy. Tapi Boy tidak menjawabnya karena masih tidur.

Aya masih bersiap di kamarnya. setelah rapi, Aya keluar dari kamarnya.

Papih, Mamih dan Bunda akan mengantar Aya dan Ayu ke Bandara.

Di mobil, Papih dan Mamih terus berpesan pada kedua putrinya kalau harus hati hati. Ngga boleh pergi hanya berdua, perginya harus sama Boy.

Setelah sampai Bandara, Aya dan Ayu bersiap masuk ke dalam. Aya dan Ayu berpelukan pada semuanya. Setelah itu Aya dan Ayu masuk ke dalam. Papih, Mamih dan Bunda belum pergi dan masih melihat ke Aya dan Ayu yang berjalan masuk ke dalam Bandara.

Setelah Aya dan Ayu tidak terlihat, Papih mengajak Bunda dan Mamih pulang.

Di pesawat Aya dan Ayu duduk bersebelahan. Aya menyuruh Ayu untuk tidur setelah pesawat mengudara.

Papih menelfon Boy. Boy yang baru bangun tidur mengambil hpnya yang berbunyi.

"Halo Pih."

"Halo Boy. Adik adikmu sudah berangkat. kamu harus jaga adik adikmu dengan baik ya."

"Iya Pih. Boy akan jaga biak baik adek."

"Ya sudah kalau gitu. Kamu mau kuliah kan? Besok kalau adek adek sudah sampai langsung kabarin Papih apa Mamih ya."

"Iya Pih."

Telfon pun mati. Boy langsung bersiap mau pergi ke kampus.

Di pesawat Aya selalu menjaga Ayu. Ayu mau pipis juga Aya menemaninya.

Setelah menempuh perjalanan 23 jam, akhirnya pesawat mendarat di Bandara Belanda Amsterdam.

Boy sudah menunggu dari satu jam yang lalu. Ayu terlihat lemas dan capek. Aya menggandengnya.

"Kaka, Abang sudah jemput kita belum ya?"

"Kayanya sudah. Kaka coba telfon dulu ya."

Aya menelfon Boy. Dan Boy langsung mengangkatnya.

"Halo Boy."

"Halo Ya. Kamu sudah turun?"

"Sudah. Kamu di mana?"

"Aku ada di pintu penjemputan."

"Aku sedang menunggu koper dulu ya."

"Iya."

Aya mengambil koper. Setelah tiga kopernya sudah ada semua, Aya mendorong mengunakan troli koper agar di bawanya enak.

"Abang di mana Kak?"

"Ada di pintu keluar sayang. Ayo kita kesana."

Aya sudah pernah ke Belanda. Jadi di Bandara Aya tidak bingung lagi.

Boy sudah melihat Aya dan Ayu sedang berjalan. Boy melambaikan tangannya.

Ayu langsung berlari saat melihat Boy.

"Abang...."

Boy langsung memeluk Ayu sambil mencium kepalanya.

"Capek ngga?" Ayu mengangguk.

Aya sudah di dekat Boy. Boy langsung memeluk Aya.

"Yuk kita pulang. Pasti kalian capek kan," setelah melepaskan pelukannya.

Boy mengambil troli koper. Aya dan Ayu saling bergandengan tangan. Ketiganya keluar dari Bandara.

Jangan lupa like komentar dan vote terimakasih...