Mencintai Adik Angkat

Mencintai Adik Angkat

Maaf

Pagi yang cerah dan sinar matahari pun sudah terlihat naik ke atas dengan memancarkan cahaya yang sangat cerah.

Terlihat seorang remaja laki laki yang sedang berenang dengan santainya sambil menikmati musik dari hp miliknya.

Remaja laki laki itu adalah Boy. Anak pertama dari pasangan Papih Ilham dan Mamih Dira. Boy berusia 18 tahun dan sekarang sudah duduk di bangku SMK kelas 12. Boy mempunyai dua adik perempuan. Yang satu bernama Cahaya yang suka di panggil Aya berumur 18 th. Sedang yang satunya bernama Calista Ayunda Maharani, dan di panggilnya Ayu berusia 11 th masih duduk di SD kelas 5.

Cahaya sebenarnya bukan adik kandung Boy. Aya adalah anak dari istri pertama Papih nya. Sedang Ayu baru adik kandung Boy.

Boy dan Cahaya lahir di tahun yang sama, tapi beda bulan. Boy lebih tua dua bulan dari cahaya. Cahaya juga sebenarnya bukan anak kandung dari Papih dan istri pertama Papih Boy. Cahaya adalah anak adopsi yang di ambil oleh orang tua Boy dari panti asuhan. Istri pertama Papih Boy tidak punya anak, makanya mengadopsi bayi.

Rumah Boy sangat besar dan luas. Papih Boy sengaja membangun rumah yang sangat besar karena untuk dua istrinya. Bentuk rumahnya seperti dua rumah tapi menyatu. Di bagian tengah di buat dapur dan tempat makan. Jadi kalau makan, mereka makanya bersama. Sebelah kanan untuk Bunda dan Cahaya. Sebelah kiri untuk Boy dan Mamih serta adiknya. keluarga Boy sangat akur, walau Papih nya punya dua orang istri.

"Abang... Abang... "

Boy langsung berhenti berenang saat mendengar suara yang tidak asing lagi di telinganya.

"Apa sih Dek. Abang ngga tuli," Boy terlihat kesal karena adiknya yang di rasa mengganggu memanggilnya dengan kencang.

"Maaf, hehee...."

Ayu lalu menyuruh Boy untuk naik ke atas karena ada yang ingin di katakan nya.

"Cepat kak. Adek mau kasih info yang sangat penting."

"Iya tunggu."

Boy lalu naik ke atas dan langsung duduk. tangannya mengambil handuk untuk mengusap badanya.

"Ada apa? Ayo katakan."

"Adek mau kasih info nih bang. Tapi Abang harus janji dulu nanti temani Adek ke toko buku."

"Pasti kamu cuman mau ngerjain Abang. Abang ngga mau!"

"Ih... Adek serius Bang. ini soal kak Aya," alis Ayu langsung di mainkan naik turun.

"Ada apa sama kak Aya?"

"Adek ngga mau kasih tau kalau Abang ngga janji anterin Adek ke toko buku."

Boy yang memang ingin tau langsung janji mau antar Ayu ke toko buku. Rupanya Ayu tau kelemahan Boy.

"Tadi Kak Aya dapat telfon dari cowok," Ayu sambil berbisik ke telinga Boy.

Boy langsung menatap Ayu.

"Kamu nggak bohong kan Dek?" Ayu menggeleng.

"Siapa yang menelfon Kak Aya?"

"Em... Kalau Adek ngga salah dengar namanya sel sel gitu Bang. Em... Marsel. Benar Bang, yang telfon kak Aya namanya Marsel."

"Trus kamu dengar apa lagi?"

"Kayanya Kak Aya janjian mau nonton deh."

Boy menggenggam tangannya tanda kesal. Boy lalu memakai baju handuknya,setelah itu Boy masuk ke dalam dan meninggalkan Ayu.

"Abang... Adek kok di tinggal."

Ayu berlari mengejar Boy ke dalam rumah. Boy rupanya akan mencari Aya.

"Boy. kamu mau kemana sayang?" rupanya Boy berpapasan dengan Bunda.

"Boy mau ke mencari Aya Bun. Aya di mana Bun?"

"Aya di kamarnya. kamu ke kamarnya aja sana."

"Iya Bunda."

Boy naik ke atas menuju kamar Aya. Sedang Ayu yang mau mengejar Boy, di cegat sama Bunda.

"Ayu mau kemana? Mau ke Kak Aya juga?"

"Em... Ngga Bun. eh Ayu mau...."

"Mau apa? Hem... Ikut Bunda aja yuk. Bunda mau pergi ke supermaket sama Papih. Papih sudah di mobil."

"Boleh deh Bun. Tapi Ayu pamit ke Mamih dulu ya Bun."

"Mamih juga mau ikut ke supermarket. Sudah ayo kita pergi. Biar Abang sama Kaka di rumah."

Saat keduanya sedang bicara, Mamih rupanya memanggil keduanya.

Akhirnya Ayu ikut Bunda dan Mamih nya ke supermarket.

Boy mengetuk kamar Aya. Lalu tidak lama Aya membuka pintu kamarnya.

"Ada apa Boy?" tanya Aya. Mata Boy sudah menatap tajam.

Boy lalu masuk ke kamar Aya dan langsung menatap Aya dengan tatapan kesal.

"Kamu mau pergi sama Marsel?"

Aya kaget saat Boy tau dirinya mau pergi sama Marsel.

"I... Iya. A... ku mau nonton."

"Sama siapa aja?"

"C... uman berdua," jawab Aya dengan pelan.

"Ngga usah pergi!"

"Kenapa sih Boy aku ngga boleh pergi. Kenapa sih kamu larang larang aku. Bunda sama Ayah aja izinin kok. Aku kan cuman mau nonton. Aku sudah besar Boy. Kamu jangan terlalu posesif sama aku. Aku juga pengin kaya teman teman lain yang punya temen cowo dan juga punya pacar!!"

Boy menata tajam ke Aya.

"Kamu tidak boleh pergi titik. Aku ngga suka kamu dekat sama cowo apa lagi kamu punya pacar. Aku ngga suka dan ngga setuju!!"

"Tapi kenapa!?? Kenapa aku ngga boleh punya pacar Boy! Kenapa kamu selalu saja begini sama aku," Aya sambil memukuli dada Boy dan bicaranya cukup kencang.

Boy lalu memegang tangan Aya yang memukuli dadanya.

"Cukup Aya! Nanti Bunda sama Papih dengar!"

"Biarin Bunda sama Ayah dengar. Biar mereka tau kalau kamu jahat sama aku."

"Aku itu ngga berniat jahat sama kamu Aya. Aku cuman ngga mau kamu di permainkan sama laki laki. Marsel itu brengsek. Dia banyak ceweknya. Kamu mau cuman untuk teman senang senangnya saja. Kalau sudah puas sama kamu, kamu di tinggal. Mau kamu seperti itu hah!!" Boy lalu memegang kedua tangan Aya dengan satu tangannya. Dan tangan satu nya lagi menutup mulut Aya agar tidak bicara kencang.

Aya ngga kehabisan akal. Aya lalu menggigit tangan Boy. Boy yang kesakitan akhirnya melepaskan tangannya yang menutup mulut Aya.

"Lepas...." akhirnya Boy melepaskan tangan Aya. boy melihat telapak tangannya yang berdarah karena di gigit Aya.

Aya melihat tangan Boy sampai berdarah langsung merasa tidak enak.

"Boy. Tangan kamu berdarah."

Boy tidak berkata lagi. Boy lalu keluar dari kamar Aya. Aya mengejar Boy karena merasa ngga enak telah menggigitnya sampai berdarah. Boy berjalan cepat menuju kamarnya. Aya terus saja mengejar boy.

Sampai di kamar, Boy mencari kotak obat. Boy mau mengobati lukanya. setelah ketemu, Boy duduk di sofa dan akan mengobati lukanya.

Aya langsung masuk ke kamar Boy, karena pintu kamarnya di buka. Boy melihat ke Aya sekilas yang datang. Lalu Boy lanjut mengobati lukanya.

Aya mendekat ke Boy dan duduk di sampingnya.

"Maaf...."

Hai kaka semuanya....

Semoga suka sama cerita baru ku ya..

bukan ini aja, aku juga sudah buat judul baru lagi. Nanti aku infokan judulnya.

Jangan lupa like komentar dan vote terimakasih...

Terpopuler

Comments

Sumi afiz

Sumi afiz

aq sudah baca kak Tuti,boy sebagai seorang Kaka yang baik terhadap kedua adik perempuannya diam diam suka dengan salah satu adik tirinya karena kedekatannya selama ini menumbuhkan benih"cinta di hati boy

2024-05-04

0

🍁𝐀𝐋𝐈❣️💋🅰️🅸🅳🅴🅽👻ᴸᴷ

🍁𝐀𝐋𝐈❣️💋🅰️🅸🅳🅴🅽👻ᴸᴷ

wah rumit juga ini kalau Boy suka adiknya, meskipun bukan adik kandung

2024-05-04

1

🍁𝐀𝐋𝐈❣️💋🅰️🅸🅳🅴🅽👻ᴸᴷ

🍁𝐀𝐋𝐈❣️💋🅰️🅸🅳🅴🅽👻ᴸᴷ

jarang jarang keluarga seperti ini, punya 2 istri tapi harmonis

2024-05-04

1

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!