NovelToon NovelToon
Mutiara Hitam

Mutiara Hitam

Status: tamat
Genre:Tamat / Nikah Kontrak
Popularitas:946k
Nilai: 4.8
Nama Author: syitahfadilah

Seringkali hal-hal yang menakjubkan berada di tempat yang dipandang sebelah mata. Layaknya mutiara hitam, kecantikannya tersembunyi di dalam kerang yang kumuh.
__________________________________________
"Orang-orang hanya tahu dengan namaku. Menghinaku karena pekerjaanku. Tapi, mereka tidak pernah tahu dengan cerita hidupku."~~~ Ara, gadis berusia 25 tahun itu diberi julukan mutiara hitam oleh warga sekitar tempat tinggalnya karena bekerja disebuah club malam.

Hingga suatu hari, karena insiden kecil membawa Ara kedalam hubungan pernikahan kontrak dengan laki-laki yang bernama Reynan, dengan kata terpaksa. Ara membutuhkan uang untuk biaya operasi ibunya. Sedangkan Reynan membutuhkan istri untuk memenuhi syarat hak waris perusahaan keluarganya...

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon syitahfadilah, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

BAB 28. AKU SUDAH TIDAK PUNYA AYAH!

"Mas, Mas Gio, kamu mau kemana Mas?" Tante Melda mengekor di belakang suaminya yang pagi-pagi sekali sudah rapi dan hendak pergi.

Om Gio tak merespon, ia mempercepat langkahnya hingga masuk ke dalam mobil. Tante Melda menggedor-gedor kaca mobilnya tapi sama sekali tidak dihiraukan.

Om Gio melajukan mobilnya meninggalkan pelataran, semalam panjang setelah memikirkan semua konsekuensinya ia sudah bulat untuk memberitahu Ara hari ini tentang siapa dirinya.

"Mentang-mentang Mas Bram sudah gak ada, sekarang kamu bisa seenaknya saja Mas!" Tante Melda menatap geram laju mobil suaminya hingga hilang dari pandangannya. "Si Arsen juga kemana lagi? Lagi dibutuhkan tapi malah gak ada!" Gerutunya, menghentak kaki lalu kembali masuk kedalam rumah. Jika saja ada Arsen, ia sudah akan menyuruh putranya itu untuk membuntuti kemana suaminya pergi.

Sepanjang jalan, om Gio sesekali mengatur nafas dan menyusun kembali kalimat yang telah ia rangkai semalaman untuk ia utarakan pada Ara. Tapi kalimat-kalimat itu menguar begitu saja ketika bayangan Ara yang marah besar padanya, menari di pelupuk matanya.

.

.

.

Ara menggeliat ketika wajahnya terkena silau sinar matahari yang masuk melalui celah jendela. Ia pun menarik diri duduk dari pembaringan, mengangkat kedua tangannya ke atas kepala sambil menguap lalu turun dari tempat tidur menuju jendela. Membenarkan tirai agar sinar matahari tidak masuk dan mengenai Sela yang masih tidur.

"Selamat pagi, Bu. Tidur Ibu pasti sangat nyenyak ya." Ara tersenyum namun kedua matanya berkaca-kaca menatap foto ibunya yang berada di atas nakas sampai jendela.

Beberapa saat menatap foto ibunya, Ara pun keluar dari kamar menuju dapur. Ia akan membuat sarapan untuknya dan Sela dengan menu seadanya yang ada di dapur.

Langkahnya terhenti ketika mendengar suara ketukan pintu, ia pun berbelok kearah pintu depan untuk membukanya. Dalam hatinya bertanya-tanya, siapakah yang datang bertamu sepagi ini.

"Om Gio?" Ara tercengang setelah membuka pintu, mendapati om Gio telah berdiri di depan pintu rumahnya.

"Boleh Om masuk?" Ujar om Gio, dia terlihat gugup berhadapan dengan Ara kali ini.

Ara membuka lebar daun pintu, mempersilahkan om Gio masuk lalu menuntunnya menuju ruang tamu.

"Silahkan duduk Om, aku akan buatkan minum sebentar. Om mau kopi atau teh?" Tanya Ara.

"Gak usah Ara, gak usah repot-repot. Om kesini karena ada hal penting yang ingin Om bicarakan padamu?"

Ara mengerutkan keningnya, lalu duduk di kursi yang berhadapan dengan om Gio. "Tentang apa ya, Om?" Tanyanya. Mereka tidak sedekat itu sehingga ada hal hal yang begitu penting untuk dibicarakan.

Tampak om Gio menarik nafas dalam-dalam seraya mengeluarkan dompetnya, mengambil sebuah foto yang sudah nampak lusuh dan meletakkan di atas meja.

Om Gio semakin terlihat tegang kala Ara meraih foto tersebut dan menatapnya dengan lekat. Meski sudah lusuh namun masih dapat terlihat jelas dua orang yang ada di dalam foto itu.

Kedua mata Ara seketika membulat setelah menyadari wanita yang ada di dalam foto tersebut sama persis dengan foto ibunya sewaktu muda, dan pria di samping ibunya? Ara langsung mengarahkan tatapannya pada om Gio.

"Ini foto Om Gio dan Ibuku?" Tanyanya terbata dengan ekspresi terkejut.

"Iya," jawab om Gio lalu menunduk, seketika saja ia tidak memiliki keberanian untuk menatap putrinya sendiri.

"Jadi, Om Gio kenal dengan Ibuku?" Tanya Ara lagi.

Om Gio mengangguk, "Bahkan lebih dari sekedar kenal." Lirihnya.

"Maksud Om apa?"

Om Gio pun mengangkat kepalanya, memberanikan diri menatap Ara. Kedua matanya nampak berkaca-kaca menatap putrinya itu, Ara mengingatkannya pada Rania saat awal mereka bertemu dulu. Gadis manis nan cantik yang menjadi rebutan namun, melabuhkan hati padanya yang hanya seorang pemuda miskin.

Ara terkesiap ketika om Gio beranjak turun dari tempat duduknya, bersimpuh dihadapannya dengan kedua tangan mengatup didepannya. "Om, apa yang Om lakukan?" Ara hendak menarik tangan om Gio untuk berdiri namun, pria paruh baya itu menolaknya.

"Tiara, Ayah meminta maaf atas waktu 25 tahun yang kamu dan Ibumu lewati dengan penuh penderitaan. Ayah minta maaf karena selama ini Ayah tidak pernah ada untuk kalian berdua. Tapi percayalah, Ayah tidak pernah ingin meninggalkan kalian berdua, Ayah tidak pernah mengkhianati Ibumu." Om Gio menitihkan air matanya saat mengatakan itu, sementara Ara, hanya diam mencerna semua kalimat yang dilontarkan oleh pria paruh baya yang bersimpuh di hadapannya. Sesaat kemudian, ia tersenyum getir.

"Jadi selama ini, Anda telah membohongi Ibuku? Anda bukannya pergi merantau tapi ternyata malah membangun sebuah keluarga dengan wanita lain." Ara berkata begitu dinginnya, sorot matanya menyiratkan kekecewaan dan amarah di sana. Masih segar di ingatannya saat ia bertanya di mana ayah, ibunya hanya mengatakan bahwa ayahnya pergi merantau ke kota lain.

Tapi hari ini, seorang pria paruh baya bersimpuh di hadapannya dan mengakui dirinya sebagai ayahnya, yang ia tahu dia adalah suami dari tante Melda. Dan Arsen adalah putra mereka.

"Pergi, pergi dari sini. Sejak kecil aku sudah tidak punya Ayah, jadi Anda atau siapapun tidak berhak mengaku-ngaku sebagai Ayahku!" Ara beranjak dari tempat duduknya, menarik tangan om Gio dan membawanya keluar dari rumahnya.

Ara hendak menutup pintu, namun om Gio segera menahan. "Ara, tolong dengarkan penjelasan Ayah dulu."

"Tidak ada yang perlu dijelaskan. Tante Melda dan Arsen adalah bukti pengkhianatan Anda terhadap Ibuku!" Teriak Ara dengan emosional.

"Tidak Ara, Ayah tidak pernah mengkhianati Ibumu. Tolong dengarkan penjelasan Ayah dulu."

Namun Ara telah dikuasai oleh amarahnya, dengan sekuat tenaga ia mendorong pintu lalu dengan cepat menguncinya. Teriakan pria diluar sana yang mengaku ayahnya sungguh menyayat hatinya, sosok ayah yang dirindukannya selama ini ternyata masih berada di satu kota yang sama dengannya, bahkan dalam beberapa hari mereka tinggal serumah.

"Pergi dari sini, aku sudah tidak punya Ayah!" Teriak Ara, tubuhnya luruh ke lantai bersama dengan air matanya yang jatuh.

Begitu pun dengan om Gio di luar, tubuhnya merosot di balik pintu. "Ara, dengarkan Ayah dulu, Ayah tidak pernah mengkhianati Ibumu." Lirihnya terisak.

1
Jumaiyah Iyah
lagi kasmaran😆😆😆🥰
Aurora
gantian Ara yg cemburu
novianti suryani
Luar biasa
Kamsiyah
jln crita nya mantap,,walau jrg komen tp ku suka....mogs sukses ...y.....????!!!!!
Nurlinda: aamiin, terima kasih kk, mampir juga di karya lainnya 🤗🤗🤗
total 1 replies
Caca Marica
Luar biasa
Erni Nofiyanti
istri ke 2 papa gio mana?
Magda lena
Luar biasa
Vivo Smart
😅😅
Vivo Smart
bravo David 👍setuju.
jdi orang kok nggak tau terimakasih banget
Vivo Smart
kebiasaan Rey sukanya menuduh orang tanpa mencari tau kebenarannya. udah kayak emak emak kang gosip aja
Vivo Smart
sokooor Rey... anakmu taunya papanya orang lain bukan kamu, yang selalu ada dan mencurahkan kasih sayang nya ke Rayan
Vivo Smart
🙂🙂🙂
Vivo Smart
eok emang si Rey ini. bikin emosi aja
Vivo Smart
jangan balik sama Rey Ra, ingat... kamu membencinya waktu itu karena meruda paksa kamu. "aku membencimu Rey" itu kata kata kamu malam itu. jadi jangan maafkan Rey
Vivo Smart
ya elaa Ma... mama juga diundang, kok maalah ngundang orang lain lagi 🤦‍♀️ntar rasmanan nya nggak cukup gimana 😁
Vivo Smart
lagian nggak ngeh banget sih sama tanggal ulang tahun Rayan. ya dihitung dong mana tau anak Rey
Vivo Smart
Dea, kamu nggak tau apa apa, nggak usah ikut campur
Vivo Smart
karena waktu membuat Rayan, kakakmu ingin menunjukkan pada Ara semurahan apa dirinya. karena tidak terima Ara bilang serli menghianati kakakmu
Vivo Smart: itulah alasan mengapa Rayan bisa hadir ke dunia. kakakmu menghina dan memperkosa Ara
total 1 replies
Vivo Smart
lah, om Gio kemana
Vivo Smart
hampir di setiap novel nemu menu nasi goreng, apa hanya aku yang nggak suka nasi goreng
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!