Doa Ibu

Aku tidak tau apa dan mengapa? apakah ini jalan nya, apakah ini memang takdirku dan mengapa terjadi kepadaku .

Pertanyaan itu selalu terngiang di kepalaku.

Lalu bagaimana jika semua itu terjadi?. Apa ini karna dosaku Tuhan? atas semua yang kulakukan kepada orang tuaku.

Sedih rasanya mendengar pernyataan bahwa aku harus kehilangan pendengaran ku, rasanya semua ini tidak adil untukku.

Preman itu hanya dipenjara namun kelak bisa melanjutkan hidupnya, lalu bagaimana denganku? .

Aku menangis setiap malam merenungi segala kesedihan dan penderitaanku.

Bagaimana mungkin di umurku yang baru menginjak empat belas tahun harus dapat ujian ini.

Sakit yang kurasa semakin terasa, telingaku sering mendenging hebat.

" Kamu kenapa menangis Ar?. suara bariton Noval mengagetkan ku sehingga membuyarkan lamunanku.

" Tidak apa-apa! " Aku memalingkan wajahku tidak ingin Noval melihat aku yang sedang menangis.

Sudah cukup Noval di repotkan olehku, aku tidak ingin menunjukan jiwaku yang sedang bersedih ini.

" Kamu ngapain kesini? " tanyaku kepada Noval.

"Aku bawa buku pelajaran biar kamu bisa belajar, bentar lagi kan TES sekolah. "

" Biar aku bantuin kamu belajar,tanyakan saja apa yang tidak kamu tahu yah? " ucap Noval.

" Kenapa kamu baik sama aku, sedangkan aku sudah jahat sama kamu, hiks.. hiks . " Aku pun tak kuasa menahan tangisku, bagaimana bisa ada orang sebaik Noval.

" Syuuuuttt tidak boleh ngomong seperti itu, aku akan selalu ada untukmu, "

" Meskipun aku nanti tidak bisa mendengar? "

Dengan senyum yang begitu hangat dan manis, Noval mengangguk tanpa memalingkan wajah nya, aku melihat ada ketulusan di matanya.

" Meskipun kamu nanti tidak bisa mendengar, aku akan menjadi telinga untukmu, jika tidak bisa melihat aku akan menjadi matamu. " Noval berbicara sambil memegang kedua pipiku.

Yang seketika membuatku terdiam membisu.

" Aku kan hanya tidak bisa mendengar dengan baik, tidak semua telingaku harus di operasi kan ? Mataku juga baik-baik saja " Aku dengan cemberut mencoba melepaskan tangan Noval dari wajahku.

" Kamu lucu, kalau bibir kamu lagi monyong begini . "

Aryani pun di buat salah tingkah akan perlakuan Noval.

Kami akhirnya belajar dengan fokus, karna memang sebentar lagi TES kenaikan kelas meskipun aku sudah absen terlalu lama tapi aku harus bisa mengejar ketertinggalan ku tak sedikit pula teman-temanku banyak yang datang dan membantu ku dalam belajar di Rumah Sakit.

****

Selesai obrolan tadi bisa membuatku tersenyum kembali meskipun masih terasa pahit.

Aku mulai membaringkan tubuhku di ranjang rumah sakit yang hanya bisa muat untuk satu orang.

Aku merasa kesepian karna Ibu sudah pulang, Aku merasa bersalah kepada orang tuaku karna aku sudah membebani mereka, apa lagi biaya rumah sakit sangat mahal yang harus membuat orang tua ku menjual rumah warisan Nenek yang di berikan untuk Bapak.

" Kamu mau makan Ar? " tanya Noval.

" Aku belum lapar " jawabku.

" Jangan seperti itu, sini biar aku suapin karna tadi sebelum Ibu pulang kamu harus makan, karna biar cepat sehat. "

Aku menurut saja apa yang diperintahkan Noval, karna benar katanya aku harus cepat sehat, agar aku bisa pulang, kasihan orang tuaku dan juga kakak-kakak ku yang sudah membantu membiayai rumah sakit ku.

" Assalamualaikum? " Ibu sudah kembali dari rumah.

" Waalaikumsalam " jawab ku dan Noval yang barengan.

" Nak tadi Ibu sudah bertemu Dokter, katanya hari ini kamu sudah boleh pulang? " Tutur Ibu yang selalu memberikan senyuman hangatnya.

" Alhamdulilah bu, Aryani juga sudah tidak betah disini "

" Iyah tapi satu minggu sekali kamu harus datang kerumah sakit, terapi jalan dan juga berobat jalan. "

" Oh ya bu, kapan aku harus operasi telingaku? " Tanyaku.

" Apa kamu sudah siap nak? " Aku pun mengangguk mengiyakan pertanyaan Ibu.

" Alhamdulillah, nanti Ibu biar tanyakan kepada dokter yah, tapi yang jelas nunggu kamu pulih sepenuhnya dulu. "

Aku hanya bisa tersenyum, jujur rasanya aku ingin menangis di hadapan Ibu, tapi aku takut Ibu juga akan merasa sedih.

Karna aku tahu bahwa Ibu sering sekali menangis dibelakangku dan menangis sambil memeluk ku dari belakang.

Pernah ketika aku pura-pura tidur Ibu tiba-tiba memeluk ku dari belakang dan menangis tanpa suara,

Tangisan yang begitu pilu tapi apalah dayaku ini mungkin Takdirku, Agar aku mau menghargai waktu dan pelajaran untuk ku dimasa yang akan datang.

" Nak Noval kalau mau pulang, duluan saja nak? " Ibu pun menyuruh Noval untuk pulang.

" Aku tungguin Aryani pulang saja bu, biar bareng " akhirnya Noval pun menungguku.

" Ya sudah, terimakasih ya nak ibu sudah banyak merepotkan kamu. " Ibu tersenyum hangat, kepada Noval memang betul kami sudah sering merepotkan Noval.

******

IBU

Maafkan anak mu ini, yang tidak mampu membuatmu tersenyum.

Yang tidak mampu menghentikan tangismu.

Ibu aku mencintai mu.

Maaf kan aku yang selama ini sudah menyusahkan dan merepotkan mu.

Sungguh aku mencintaimu. IBU