NovelToon NovelToon
Lily ( From The Hill To The Valley)

Lily ( From The Hill To The Valley)

Status: sedang berlangsung
Genre:cintamanis / Selingkuh / Cinta Seiring Waktu / Office Romance / Careerlit
Popularitas:3.2k
Nilai: 5
Nama Author: Meg Yorah

Lily, gadis muda yang menjadi tulang punggung keluarga. Lily adalah anak kedua dari keluarga Brown, seorang pengusaha yang bangkrut dan meninggal dalam kecelakaan mobil bersama sang istri. Tidak ada harta yang ditinggalkan. Semua dijual untuk menutupi utang perusahaan. Nyonya Hannah, nenek Lily adalah wanita yang tidak bisa menerima keadaan. Dia tetap merasa kaya walau harus mengontrak di kawasan kumuh di pinggiran ibu kota. Begitu juga kakak Lily, Amber Rose yang tidak bisa melepaskan kehidupan hedon masa remajanya. Dia melakukan apa saja demi uang walau itu salah. Lily berjuang sendiri menghidupi keluarganya dengan cara halal. Adik Lily dan Rose, Corey yang masih SMA bisa dibilang berandalan. Tapi dia sangat menyayangi dan menghormati Lily walau sering membuat masalah yang membuat pusing keluarga itu.

Lily jatuh cinta pada Jared Watson, anak pengusaha kaya yang ternyata hanya memanfaatkan Lily sebagai bahan taruhan. Bagaimana akhir kisah Lily? Kita ikuti bersama.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Meg Yorah, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Playboy (belum mau) Taubat

(POV Jared)

Aku bukanlah orang yang mudah jatuh cinta. Tidak. Tunggu... Aku rasa aku bahkan belum pernah jatuh cinta. Kalau hanya suka dan tertarik, tentu saja sering. Berhubungan singkat dengan beberapa wanita, seringkali kujalani. Apalagi aku lahir dan besar di Perancis. Negara yang sangat bebas.

Besar dalam gelimangan harta sering membuatku lupa. Aku hidup semauku. Untunglah aku dikaruniai otak yang cerdas jadi aku bisa sedikit berguna untuk orangtuaku. Demi kelangsungan perusahaan saat ini dan di masa depan nanti.

Bagaimanapun nakal dan rusaknya aku, ibuku adalah orang yang paling penting dalam hidupku.

Dia tidak pernah lelah mengingatkan apa yang kulakukan adalah salah tapi dia tidak pernah menghakimi dan menghukumku.

Itulah kenapa aku selalu berusaha menjadi yang terbaik baginya.

Walau hidup di Perancis, ibu selalu menggunakan bahasa Indonesia kalau ngobrol dengan kami, aku dan kakakku, Giorgina.

Jangan heran kalau kami bisa berbahasa Indonesia walau logatnya sedikit aneh, karena kami memang bicara dalam bahasa Indonesia hanya dengan ibu kami. Di luar rumah, tepatnya di sekolah kami, kami hanya menggunakan Bahasa Inggris dan Perancis. Dan lebih sering Perancis, sih. Karena kebanyakan orang Perancis tidak mau berbahasa Inggris.

Kami pindah ke Indonesia mungkin saat aku berumur 13 tahun. Sedang kakakku yang sudah 19 tahun sedang kuliah saat itu. Dan karena sudah nyaman dengan pendidikan disana, dia memutuskan untuk tidak ikut ayah dan ibu pindah ke Indonesia.

Di Indonesia, sama halnya ketika masih di Perancis, orangtuaku membuka bisnis yang bergerak di bidang food and baverage. Perusahaan katering kami adalah katering dengan skala besar. Bukan hanya rumah tangga, tapi menyediakan layanan katering untuk para staff dan karyawan perusahaan, event-event besar yang diadakan pemerintah, katering buffet untuk event dan group dan ada juga katering sehat.

Saat ini katering kami bahkan akan menjajal melebarkan sayap dalam bidang katering penerbangan. Ada Antoinne, kakak iparku, suami Giorgina yang banyak membantu kami promosi agar perusahaan kami jadi perusahaan yang menenangkan tender di perusahaan tempatnya bekerja.

Ayahku berdarah campuran, ayahnya orang Skotlandia-Inggris, ibunya orang Perancis -Indonesia, sedang ibuku orang asli Indonesia, Boru Batak kata orang, tapi belum sekalipun aku menginjak tanah Batak. Ayah dan ibuku bekerja keras untuk membangun ini semua. Dan sebagai seorang pewaris walaupun bukan pewaris tunggal, sudah dari lama aku diajari masalah ini.

Ibuku punya sahabat, namanya Ni Luh Dewi Ariani, aku biasanya memanggil dia Tante Luh De. Dia memiliki seorang putri bernama Sheila. Umurnya selisih 3 tahun denganku.

Waktu aku SMP, dia masih SD. Tapi demi Tuhan, anak SD seperti dia bisa secentil itu. Gadis itu juga sepertinya manipulatif. Hal itu baru kusadari sekarang. Kalau dulu aku menganggapnya munafik, sekarang aku baru sadar itu namanya manipulatif.

Di depan ibuku, dia bersikap sangat sopan, baik dan santun. Tapi jika tidak ada ibuku, dia tidak segan-segan merayuku sampai aku risih sendiri.

Aku tidak mau menyentuhnya, takut kalau terjadi apa-apa aku disuruh menikahinya. No, terimakasih. Aku tidak akan menikah dengan gadis seperti itu.

Sayang, untung tak dapat diraih, malang tak dapat ditolak, ibuku menjodohkan Sheila denganku. Well, bukan perjodohan resmi, tapi ibuku dan ibunya saling berjanji bahwa kami berdua akan dijadikan suami istri.

Gilanya, ketika dia lulus SMA, dan aku kuliah semester akhir di Prancis, ibuku meresmikan pertunangan kami. Sebagai dua orang yang masuk daftar orang terkaya se-Indonesia tentu pertunanganku dengan Sheila bukanlah pertunangan biasa.

Mengadakan pesta besar dan mengundang media wajib dilakukan.

Demi menjaga wibawa kedua orangtuaku dan kehormatan keluarga Joseph aku harus tersenyum dihadapan semua orang khususnya kamera wartawan. Tahukah kalian bahwa kami, para orang-orang kaya ini, dari kecil dilatih untuk selalu tersenyum apapun yang terjadi. Ada 2 opsi sebenarnya, harus berwajah datar atau tersenyum. Yang tidak boleh kami tunjukkan adalah wajah penuh amarah.

Kami dilatih table manner, kursus kepribadian, berbagai macam cabang olahraga, mempelajari berbagai macam alat musik dan memainkan musik klasik. Aku sih, tidak terlalu banyak ya, kursusnya. Kalau Giorgina, asli banyak sekali yang harus dia ikuti.

Harus kursus melukis, memasak dan ballet juga.

Kok bisa orang kaya di suruh les masak, kan punya banyak pelayan? Buat apa mereka ada? Bahkan orang-orang kaya itu punya kepala pelayan, kepala koki dan kepala-kepala yang lain. Pasti kalian berpikir seperti itu kan?

Guru-guru kami bukan orang sembarangan.

Semuanya guru nomer 1 di negeri yang kami tinggali.

Para komposer dan koki terkenal tidak ragu mengajar secara pribadi dengan biaya yang tidak sedikit.

Apa kami bosan? Tentu saja. Tapi itulah hidup yang harus kami jalani. Toh kami juga tidak rugi. Ilmu-ilmu itu bisa bermanfaat suatu hari dan akan kami bawa sampai mati.

Kembali ke Sheila. Ya Tuhan, gadis itu benar-benar penganggu. Juga tidak tahu malu. Entahlah sudah berapa kali aku menolaknya tapi dia tetap saja bertahan di sampingku.

Dia memuakkan, jujur saja. Pura-pura polos tapi liar. Dan ibuku yang selalu berpikir positif itu adalah salah satu korbannya. Aku terjebak dalam perjodohan tanpa cinta.

Lily Brown, kombinasi nama yang lucu di telinga. Lily dan Brown. Lily atau Brown. Keunikan namanya mirip salah satu tokoh dalam serial Harry Potter, Lavender Brown. Entah kenapa bayangan wajah dan nama gadis itu menggangguku sejak pertama kali melihatnya.

Gadis angkuh yang tersenyum kepada siapa saja kecuali padaku. Yeah, hanya padaku dia tidak mau menampilkan senyum manisnya itu.

Kudengar dulu dia anak orang kaya. Tapi aku tidak pernah melihatnya waktu kecil dulu. Ayah ibunya bangkrut dan meninggal dalam kecelakaan. Mereka pergi tanpa meninggalkan apapun.

Kudengar dulu kakaknya sempat jadi wanita simpanan beberapa lelaki tua kaya. Tapi dari beberapa orang yang aku kenal, Lily membantah tuduhan pada kakaknya dan bilang bahwa itu hanya fitnah belaka. Entahlah, sebenernya aku juga tidak peduli.

Tapi perasaanku terusik ketika sahabatku, Brian McFadden mengungkapkan perasaannya tentang Lily.

Dia terang-terangan mengagumi gadis itu. Katanya Lily adalah gadis cantik, pekerja keras dan tidak malu. Dia mau melakukan pekerjaan yang di anggap beberapa kalangan, itu pekerjaan rendahan. Padahal dulunya anak konglomerat.

Entah kenapa aku tidak suka mendengar Brian memujinya.

Aku iseng menjelek-jelekkan Lily. Aku iseng pada Brian mengatakan Lily itu bukan gadis baik-baik.

Bisa jadi gadis itu juga menjual dirinya seperti gossip yang menimpa sang kakak dulu, itu yang kukatakan pada Brian.

Brian tidak percaya. Dia yakin Lily adalah gadis baik-baik. Kalau memang dia nakal, dia tidak perlu repot-repot jadi office girl di kantor. Hanya tinggal ongkang-ongkang kaki di rumah, belanja sana-sini, ke salon, jalan-jalan ke luar negeri, makan enak di resto mewah dan di unggah di stagram story dan lainnya. Itu kalau benar dia jadi sugar baby atau apa kata orang sekarang? Ani-ani?

Aku bahkan mengajak Brian bertaruh, siapa yang pertama bisa membawa gadis itu ke atas ranjang, dia berhak mendapat uang 50 juta. Tapi Brian menolaknya dengan keras.

Kami sering melakukan taruhan seperti itu sebelumnya. Sudah kubilang, aku bukanlah orang suci. Dosaku banyak. Dan aku akan bertobat nanti. Tapi tidak untuk saat ini.

Begitu juga Brian. Dia hanya terlihat seperti laki-laki manis dan polos. Padahal sama bejatnya denganku. Sebenarnya dia hampir mirip dengan Sheila. Pandai berpura-pura. Tapi kalau Sheila membuatku murka, Brian membuatku betah menjadi temannya.

Tentang Lily, aku yakin akan mendapatkannya suatu saat nanti. Aku bilang pada Brian, terserah dia mau ikut mengejar Lily atau tidak, tapi aku akan melakukannya. Membuktikan pada Brian dan diriku sendiri bahwa Lily tidak seputih namanya.

1
Ratna Shinta Dewi
Saran aja ni kak. Untuk bahasa asing dan bahasa daerah dikasih terjemahan. Semangat
Ratna Shinta Dewi
nama panjang Mpok Odah, Saodah bukan wkekwk
Meg Yorah: Bukan Kak..
Raudah nama panjangnya mah..hehe
total 1 replies
Ratna Shinta Dewi
secara wajar, manusia menyukai keindahan, nenek lebih sayang ke Rose krn cantik, tp ketulusan Lily memenangkan hati nenek
Ratna Shinta Dewi
jangan makan daging rendang nenek, gak baik buat nenek2, buat saya aja xixixi
Meg Yorah: Hehehe... Makasih komentarnya, Kak. Alhamdulillah, ini komentar pertama yang saya dapat. Tolong terus dukung saya ya, Kak. Terimakasih.
total 1 replies
Ratna Shinta Dewi
warga kok baik bgt sih, masak ada tetangga begitu 🥺
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!