Viola pranindhita(29) seorang perempuan independen yang sukses di segala bidang usaha hingga berhasil menjadi CEO perusahaan ternama.terpaksa menerima perjodohan nya dengan Evan Erlangga(27). seorang pembisnis muda yang sekaligus saingan bisnis nya yang terkenal angkuh dan dingin terhadap wanita..
akankah keangkuhan, keras kepala, dan sifat individulis dari ke duanya bisa menciptakan sebuah ikatan rumah tangga yang manis dan romantis???Jika ada trauma di masa lalu tentang pernikahan...bagaimana cara mereka untuk berusaha memahami tentang arti pernikahan yang sebenarnya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Iis Surya, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Awal yang indah
"Evan,.. mau aku panggil dokter pribadiku.., dokter Eric tadi bilang belum bisa datang.. " ucap Viola setelah dia menerima telepon dari dokter Eric.
"Nggak usah aku istirahat aja, lagian barusan sudah makan sup buatan kamu... Terima kasih ya.. " ucap evan tulus.
Viola mengangguk pelan. tiba ada rona merah di pipinya dan itu membuat evan makin gemas melihat istrinya itu.
"Vi... bisa minta tolong..? "ujar evan tiba-tiba
"Minta tolong apa..? "
"Kepala ku agak pusing, bisa tolong pijitin.. sebentar.., tapi kalau tidak mau... "tiba-tiba evan merasa ragu atas ucapan nya sendiri
Viola terdiam sejenak..
"Kalau nggak mau biar aku nyuruh... " evan menghentikan ucapan nya ketika Viola menghampiri nya naik ke tempat tidur.
"Sini... mana yang sakit.. " Viola mulai memijat bagian kepala yang di tunjukkan evan.
"Gimana,.. masih sakit..? "tanya Viola setengah berbisik.
"Sudah agak mending.. sebelah sini vi... " evan memegang jari Viola ke pelipisnya.
Viola terdiam tiba-tiba ada getaran aneh yang muncul di sekujur tubuh nya.
Evan pun merasakan hal yang sama.. jujur ini adalah pertama kali nya juga dia melakukan kontak fisik dengan seorang perempuan. karena selama ini dia enggan berdekatan dengan perempuan mana pun.. tapi, dengan Viola ia selalu ingin mencoba untuk lebih dekat dengan nya..
Evan menoleh ke arah Viola yang wajah nya tepat di samping evan.. mereka bertatapan. dengan wajah yang merona di kedua nya..
Tiba-tiba handphone evan berdering membuat mereka berdua kaget dan reflek saling menjauh
Dengan sedikit kesal evan mengangkat telepon dari Rico
"Halo... Ric.. kenapa? " tanya evan gusar
"Ih, bro.. ko gitu nada nya.. lagi nanggung ya.. " celoteh Rico
"Otak lo mesum,.. kenapa telepon.. kakek baik-baik aja kan..? " tanya evan cemas.
"Kakek baik-baik aja.. lagi dalam pengobatan.. cuma gue yang nggak baik.. gue be-te di sini.. "
"emang lo berharap gimana kalau nganter kakek chek up.. berharap ke mall gitu,..? " tanya evan sewot.
"Ya... minimal jalan-jalan lah.. masa ke rumah sakit terus.. " keluh Rico..
"Ah.. gak jelas lo.. nama nya juga nganter berobat.. " jelas evan.
"Ya udah, kalau nggak ada lagi.. gue tutup ya.. "
"Eh, ko di tutup sih.. temenin gue ngobrol... "pinta Rico setengah merengek.
"Nggak bisa, gue lagi nggak enak badan... ntar gue telepon lagi.. " ujar evan sambil menutup telepon nya.
"Siapa...? " tanya Viola.
"Rico.. " jawab evan masih kesal karena Rico menelepon di waktu yang tidak tepat.
"Gimana kabar kakek..? "
"Kakek baik-baik saja.. cuma Rico aja yang nggak jelas tiba-tiba nelepon.. " ujar evan masih terlihat kesal.
Tiba-tiba Viola tersenyum,sampai evan tak bisa mengedipkan matanya.
"Mungkin dia kesepian di sana... " ucap Viola menghindari tatapan evan.
"Aku juga.. aku juga kesepian... " keluh evan pelan sambil memalingkan wajah nya.
Viola membalikkan wajah evan
"Kamu kenapa.., aku nggak dengar tadi.. "
"Aku,.. aku juga.. "
Tiba-tiba wajah mereka saling mendekat
"aku kesepian.. " bisik evan pelan..
Viola merasa ada aliran listrik di tubuh nya begitu pun dengan evan.. hingga wajah mereka semakin dekat dan hidung mereka sudah bersentuhan. pelan evan memberanikan diri mengecup bibir Viola.. aneh nya Viola tidak menolak itu yang membuat evan semakin berani melumat bibir yang ranum itu.. tapi, tak ada balasan.. evan melepas ciuman nya pelan.
"Kamu marah..? " tanya evan dengan suara parau.
Viola menggeleng pelan..
"ini yang pertama buat ku.. " jawab Viola polos.
Evan tersenyum ada rasa bangga di hatinya karena menjadi yang pertama untuk Viola.
"Mau aku ajarin..? " bisiknya lagi meskipun sebenarnya ini juga yang pertama bagi evan.
Viola menundukkan matanya malu.
Evan memegang wajah Viola.. dan mengecup bibirnya lagi
"Kamu hanya perlu membalas dan ikuti gerakan ku.. " ucap evan sambil bibir nya kembali melumat lembut bibir Viola.. kali ini Viola membalas nya dengan pelan.. tapi, lama kelamaan lumatan itu semakin panas dan bergairah. hingga tanpa sadar Viola sudah ada di bawah tubuh Evan..
"Aku... belum siap.. " ujar Viola tiba-tiba.
Evan menghentikan gerakan nya. dan menatap Viola yang tampak sedikit ketakutan.
"Kamu kenapa..? "
"Aku takut.. jangan sekarang ya van.. maaf.. " ucap Viola pelan..
Evan tersenyum dan mengecup kening Viola mesra..
"Nggak Apa-apa.. kamu nggak usah takut.. aku ngerti kok.. "Evan melepaskan pelukan nya.. dan berbaring di sebelah Viola.
"Kamu marah..? " tanya Viola sambil menoleh menatap evan.
"Nggak, kenapa marah... pelan-pelan aja.. nanti kita coba lagi.. " ujar evan sambil membelai rambut Viola.
"Itu kamu.. tadi udah keras ya.. " ujar Viola polos.
Evan tergagap dan memeriksa adik kecilnya dengan satu lirikan.
Evan segera bangkit dan bergegas ke kamar mandi.. sementara Viola tersenyum kecil meraba bibirnya yang sudah tak suci lagi..
Evan menatap dirinya di kamar mandi... sungguh ini adalah kemajuan besar bagi nya sudah hampir bisa menyatukan tubuh nya dengan Viola, meskipun hari ini belum tuntas.. setidak nya dia telah merasakan lumatan petama dari bibir Viola..
"Viola.. ternyata kamu memang begitu indah.. " gumam evan sambil menuntaskan yang tadi belum sempat tersalurkan.
...****************...
Hari sudah pagi ketika Evan membuka mata nya.. tampak wajah Viola begitu dekat dengan nya. hingga hembusan napas nya terasa meniup lembut di dada evan yang bidang.
Evan tersenyum dan meraba wajah Viola dengan jari nya.
"Cantik... " Desah Evan
Viola membuka mata nya pelan.. dan melihat evan yang sedang menatap nya.
"Pagi... " sapa evan lembut.
Viola tersenyum dengan wajah merona
"Pagi.. "jawab nya membenamkan wajah nya ke dada evan.
Evan merasa begitu sangat bahagia dengan perubahan sikap Viola yang semakin cantik di matanya.
" Mau jalan-jalan..? "tanya evan sambil membelai rambut Viola.
" Kemana...? "Viola menengadahkan wajah nya ke evan hingga evan hanya bisa menahan napas nya yang memburu.
" Terserah kamu, mau kemana aku antar.. "
Viola tersenyum nampak jelas kebahagiaan di antara mereka berdua.
Viola menggeser tubuh nya agak ke atas hingga wajah nya menyentuh wajah evan.
"Evan,.. bisa ajari aku lagi..? "
"Ajari apa..? " tanya evan menelan salivanya karena jarak wajah mereka yang nyaris menempel.
"ajari aku ini lagi.. " Viola tiba-tiba menempelkan wajah nya dan mencium evan dengan lembut. evan hanya memejamkan mata menikmati sentuhan bibir Viola yang sangat manis.
"Gimana... apa aku sudah pintar..? " tanya Viola setengah mendesah.
Evan mengangguk.
"Kamu cukup pintar Vio.. mau aku ajarin yang lebih lagi...? "
Vio mengangguk
"Sekitar kiss aja ya... " pinta nya manja membuat evan langsung mengulum bibir ranum itu.. lagi dan lagi.. Viola mengikuti ritme evan yang semakin hangat.. pelan evan memasukkan lidah nya ke sela mulut Viola..sejenak Viola terdiam tapi kemudian dia kembali menikmati setiap permainan Evan.. hangat dan lembut.
Tanpa Viola sadari evan begitu menikmati sekaligus menahan agar dia tidak kebablasan.. harum tubuh Viola meskipun bangun tidur, sudah mulai menjadi candu baginya..
Sementara Viola menikmati semuanya dengan perasaan yang tak dapat di lukiskan..ini adalah hal yang baru bagi nya. akhirnya dia bisa merasakan bagaimana rasa nya di cintai..meskipun itu baru sebatas ciuman.. tapi cukup bagi nya untuk mengawali hari ini dengan indah..
...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...