NovelToon NovelToon
SAY 'I Love You'

SAY 'I Love You'

Status: tamat
Genre:Tamat / cintapertama / cintamanis / Teen School/College / Slice of Life
Popularitas:4.3k
Nilai: 5
Nama Author: Chichi

Ini adalah kisah dari beberapa karakter yang ditulis di satu novel.

Sebenarnya, apa itu Cinta dan bagaimana seseorang bisa saling mencintai? Bisakah dia menerima kekuranganku? Dan mampu kah aku menerima kekurangannya?

Mohon dukungannya ya teman-teman. Karya ini tidaklah sempurna tanpa saran dan komentar kalian♡

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Chichi, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Permohonan Maaf

Sialan! Sialan! Sialan!

Kenapa lagi-lagi aku selalu kabur. Padahal, Sekar sudah ada di hadapanku. Aku duduk di kursi pinggir jalan. Menumpu kepalaku di atas kedua telapak tanganku.

Mataku serasa perih. Lensa kacamataku menjadi berembun. Kurasa, aku menangis.

Sialan, mengapa aku menangis? Aku sudah sebesar ini.

Apa aku merasa sakit hati?

Kenapa aku harus merasa sakit hati? Ini sudah pantas ku dapatkan. Aku selama ini memang sudah berbuat seburuk itu pada Sekar.

"Tep!" Punggungku, tiba-tiba ditepuk oleh seseorang dari samping.

Aku mengangkat pandanganku. Melihatnya, "Hei, apa yang terjadi?" Sekar, aku tidak tau dia mengejarku sampai sini.

Ini membuatku malu.

...----------------●●●----------------...

Aku menutup sebagian wajahku dengan baju kaos ku.

"Apa Elgard mengatakan sesuatu yang menyakitimu? Maafkan dia ya,..."

Ah, aku sungguh ingin menghilang dari sini. Aku mengusap embun di lensa kacamataku dan mengenakannya lagi. Aku melihat wajah itu. Wajah yang selalu tampak tenang dan murah senyum.

"Sekar, ini mungkin bukan hal yang bisa ku dapatkan darimu. Aku tau, aku sungguh keterlaluan padamu. Aku juga, tak tau apa yang kau rasakan selama itu. Maafkan aku ya?" Aku sudah membuang urat malu ku untuk mengatakannya kepada Sekar.

Aku tidak mengharapkan maafku di terima oleh Sekar. Aku menundukkan kepalaku dengan spontan.

Sruk!

Sekar tiba-tiba saja duduk di sebelahku. Menarik tangan kananku. "Lihat ini, bukankah telapak tanganmu sudah jauh lebih besar dari dulu?" Dia membuka telapak tangan kirinya di sebelah telapak tangan kananku.

Memang terlihat jauh berbeda. Telapak tangan Sekar begitu mungil.

"Kita sudah tambah besar, usia semakin hari, semakin dewasa. Aku tidak pernah merasa kamu melakukan kesalahan padaku. Kamu orang pertama yang tidak malu berteman denganku saat aku tak bisa berbicara"

Mataku terbelalak. Aku melihat ke arah wajah Sekar. Pandangan matanya sungguh sayu. Dia memberi tatapan lembut padaku.

"Kamu tidak berubah. Kamu hanya menjauh. Bukankah, kamu menjauh dariku karena teman-temanmu yang membuliku? Kamu, takut mereka membulliku semakin parah, kan? Kamu hanya terjebak di kondisi yang membuat kamu dan aku tidak bisa akrab seperti sebelumnya"

Aku ingin menangis. Sungguh. Tidak bosankah kau menjadi orang baik, Sekar?

"Galih, kamu itu orang baik. Kamu tidak menperdulikan dirimu untuk orang la-"

Aku menarik tanganku jauh-jauh darinya. Aku berdiri dihadapannya. Melihatnya dengan keadaan kening yang terlipat.

"Kau salah Sekar! Aku tidak seperti yang kau katakan! Aku bahkan lebih buruk dari yang kau pikirkan! Hari ini, aku hanya meminta maaf! Aku hanya ingin menenangkan pikiranku!"

Aku mengambil dompetku di saku. Mengeluarkan kertas note biru kecil yang dulu pernah ku terima dari Sekar.

"Aku mengembalikan ini. Ini hanya secarik kertas yang selalu menghantui pikiranku. Aku sungguh meminta maaf padamu" Aku berlutut di hadapannya. Menyerahkan kertas itu di atas telapak tangan Sekar dan ku kepalkan paksa dengan tanganku.

Aku melihat wajah Sekar. Ekspresi Sekar sungguh tak berubah. Dia masih berekpresi seperti dia dulu. "Ku mohon, jangan melihatku dengan ekspresi itu. Ini semakin membuatku merasa bersalah, Sekar" Tanganku bergetar dan berkeringat dingin.

Aku sudah tidak memikirkan orang yang berlalu-lalang di depan dan di belakang kami.

Aku menundukkan kepalaku. Aku tak sadar tengah menangis di sana. Kedua tanganku masih mengengam tangan Sekar yang lebih kecil dari tanganku.

"Galih, aku sudah memaafkanmu. Tolong duduklah dengan benar. Tak perlu merasa bersalah ya.... Grep!" Mataku terbelalak lebar. Sudah lama aku tidak merasakan kehangatan ini. Dia memelukku tiba-tiba.

"Kumohon.... jangan seperti ini. Kamu membuatku sedih. Aku ingiin menangis... hiks!"

Sekar tiba-tiba terisak. Aku segera mengangkat pandanganku dan melepas pelukan Sekar di atas punggungku yang menunduk.

"Galih, kamu membuatku sedih. Gimana ini? Kalau Khanza atau Elgard lihat aku begini? Hiks...."

Ak,...tidak. "Ah, Sekar. Maaf, bisakah kau berhenti menangis?" Aku bingung menghadapi perempuan yang menangis.

Sekar mengusap air matanya sendiri.

Hingga beberapa menit kemudian, Sekar kembali membaik setelah aku membelikannya air mineral untuknya.

Aku merasa tak enak dengan Sekar.

Dia membuka kertas biru kecil itu. Membacanya. Kemudian, dia melihat ke arahku. "Kenapa kau masih menyimpan ini?"

Aku merasa malu. Mengaruk leherku dan mengalihkan pandanganku. "Aku hanya ingin meminta maaf padamu" Jawabku.

Entahlah, aku merasa canggung dan mencoba meliriknya. Sekar tersenyum tipis. Mata kami bertemu. "Haha, Aku ingin sekali menceritakan ini kepada Khanza. Dia pasti akan segera bersikap baik padamu"

Entahlah. Aku tidak mengharapkan hal itu. Hatiku merasa tak nyaman setiap kali dia menyebut nama Khanza. Aku sudah berusaha membuang perasaan ini. Ini sungguh tak baik untukku.

"Galih, sebenarnya aku sedikit penasaran. Kalau tidak mau menjawabnya, tidak masalah. Apa Khanza pernah mengatakan sesuatu yang buruk padamu? Sebab, saat aku melihatmu, kamu terlihat berbeda jika Khanza ada di dekatku"

Ah, kenapa aku harus menghadapi pertanyaan ini?

"Tidak. Aku hanya merasa tak enak. Sebab, dia sekarang pacarmu dan aku dulu sering menganggumu" Jawabku.

Begitulah, semuanya berakhir dengan tenang. Aku merasakan hatiku menjadi lebih ringan dari sebelumnya. Aku tidak tau ini rasa senang atau lega. Keduanya hampir terasa sama. Aku hampir tak bisa menghilangkan senyuman di wajahku Minggu itu.

"Anjay~ Gimana? Lancar?" Firza tiba-tiba mendatangiku. Mungkinkah, wajahku sekarang terlihat sangat senang?

"Lancar" Jawabku sambil menunjukkan ibu jariku padanya.

"Haha, aku bisa tau dari wajahmu" Dia tiba-tiba duduk di sebelahku dan mengambil modulku untuk laporan.

"Btw, besok ada pertunjukkan seni. Anak-anak lain ngajakin buat nonton bareng. Kau ikut gak?"

Pertunjukkan seni?

"Pertunjukkan seperti apa itu?"

"Kau tau drama musikalisasi? Em, intinya mereka ikut lomba. Dan penjuriannya kampus kita. Kalo gak salah denger, ada 15 kampus sama ada 27 SMA/SMK yang ikut" Jelasnya.

Pasti disana akan ramai. "Liat besok aja, kalo tugasku dah selesai, aku ngikut"

"Aish! Ayolah! Masa Kuliah harusnya menjadi masa yang menyenangkan! Ini adalah masa dari akhir kita yang remaja! Kau juga hanya disini selama satu semester. Acara itu belum tentu bisa kau lihat di tempat lain. Rajin boleh, twpi jangan berlebihan " Firza mendramatis. Dia merangkul dan melapangkan lengan kanannya dengan lebar.

"Benar juga" Gumamku.

"Benarkan! Ayo ulangi ucapanku. KAMPUS JAYA! MAHASISWA JAYA!" Dia mengepalkan tangannya dan mengangkatnya tinggi-tinggi. Sungguh bersemangat sekali.

"Kampus jaya, mahasiswa jaya" Ulangku tanpa bersemangat sedikitpun.

Waktu istirahat tiba. Aku membalik posisi tidur Aghil yang kakinya berada di perutku. Dia satu-satunya orang yang tidur berputar disini. Meski aku memutar posisi kakinya, ujung-ujungnya juga sama saja. Kakinya itu akan mendorong perutku lagi.

Hahh, meski begitu, ini akan menjadi kenangan kecil yang berharga bagiku.

1
Introvert
Novel awal yang bagus
gua udah Vote, Vav, Rate, Thor

nyicil gua bacanya
ChiArt_27: Makasi kak, atas dukungannya
total 1 replies
Introvert
bagus ceritamu Thor. pembawaannya juga jelas dan tulisan yang rapih
Introvert
Sekar gadis baik meski memiliki kekurangan tak ada patah semangat
Archplanetes
Semangat thor🙌
Archplanetes
emang sakit sih, harus kuakui🗿
ChiArt_27: Apa lagi, kalau bolanya baru ya kak/Smile/
total 1 replies
Archplanetes
OH! NAMANYA SEKAR... astaga, aku lupa, udah lama gak baca :v

Sorry banget thor🙏
Archplanetes
Huft, syukurlah :v
Archplanetes
Waduh, perasaanku kok gak enak ya...
Archplanetes
Iya juga😂
Archplanetes
uhuk, dia anak laki2 kan? Masih masa pertumbuhan haha
Archplanetes
Waduh, berat banget. Tapi keren thor! Aku suka caramu membawakan ceritanya!!!
ChiArt_27: Hehe, terima kasih kak🙌
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!