Cinta Dan Kebohongan

BRAKKKKK

Bella tidak sengaja menjatuhkan binder yang saat ini ia pegang. Ia cukup terkejut dengan fakta bahwa pemimpin mafia terbesar di Rusia mendapat julukan KING.

Mana mungkin bisa Danu jadi ketua mafia. Danu masih bocah SMA kinyis-kinyis yang kalau pulang sekolah tercium bau matahari. 'Ini gak mungkin'. Batinnya

Gak ada ketua mafia kelas internasional masih berseragam OSIS di dadanya. Itu hanya ada di dalam novel yang jam tayangnya sudah tinggi. Gak... Gak... Mungkin. Nanti author kena omel author lain karena menjadikan anak SMA ketua mafia. Ketua Genk aja gak berani.

Jangankan Ketua mafia. Ketua Genk motor saja identik dengan bapak-bapak berusia di atas 45 tahun, bertubuh tambun dengan perut buncit, lalu berwajah sangar macam debt kolektor pinjol di tambah dengan bau rokok kretek dari mulutnya.

Apalagi ini Ketua mafia, biasanya mafia itu identik dengan tatto di sekujur tubuhnya bak tembok under pass yang di mural asal.

Mereka tidak mungkin mau berbaur dengan masyarakat receh macam kita kecuali apes keciduk pas lagi di terminal misalnya, tidak mungkin anggota mafia mengemut permen kojek rasa susu seperti yang teman Danu lakukan -- Adrian.

Tapi kan ini cerita fiksi. Boleh-boleh aja lah ya. Terserah author mau ngetik apa. Moahahahah.

"Oke... Danu buka ketua mafia. Gak mungkin dia ketua mafia. Kalau anak mafia, itu baru benar," gumam Bella yang lagi-lagi terdengar oleh Anna.

Anna hanya tersenyum sambil menggeleng-gelengkan kepalanya. "Gak ada yang gak mungkin, Bell."

Benar yang Anna bilang, gak ada yang gak mungkin. Ia teringat pintu kamar Danu yang waktu itu ia lihat di mansion, bertuliskan KING dan di bawahnya terdapat tulisan alfabet kiril yang Bella tak tau artinya.

'Ini hanya kebetulan,' Monolognya. Karena ia tidak melihat tatto bergambar khusus di anggota tubuh lelaki itu.

"Jika sang Alpha, tatonya terletak di punggungnya. Dan itu sangat besar. Seperti ini." Anna menunjukan foto Igor yang di ambil secara diam-diam saat lelaki itu tengah berlibur di pantai. "Namun untuk anak buahnya, tatonya berada di nadi tangannya," lanjut Anna.

"Alpha?" Bella membeo. Pasalnya ia memang tidak tau menahu mengenai hal yang berbau mafia.

"Alpha itu Pemimpin yang mengendalikan anggota kelompok lainnya. KING!" Jelas Anna.

"Tapi tidak ada tato seperti ini di badan Danu, Bu. Dia bersih," ucap Bella. 'kecuali tatto di bagian dadanya itupun tertuliskan nama Bella' Monolognya.

"Bagaimana kamu tau di tubuhnya tidak ada tatto, Bella! Apa kalian sudah pernah..."

"Maksud Bella, Danu itu kan, senior Bella di Sispala Alexandra. Dia juga leader aku. Kalau hiking terkadang dia pakai kaos singlet apalagi saat climbing. Jadi aku tau kalau dia tidak punya tatto," ucap Bella berbohong.

Segera ia mengigit bibirnya dengan keras karena tiba-tiba pikiran nya kembali ke kejadian siang tadi. Saat dimana ia dan Danu bertukar saliva.

Bella terkejut ketika Anna mengelus kepalanya dengan lembut.

"Kamu harus bisa jaga diri, ya Bella. Apalagi jika kami tidak di dekat kamu," pinta Anna dengan lembut.

"Apa lo udah menemukan dia? Cepat kabari gue, hidup atau mati orang itu? Kalau sampai orang itu mati dan genk nya duluan yang menemukannya. Lo yang harus bertanggung jawab!"

Frilly sudah mendesak tangan kanannya untuk mencari kabar tentang Sandi yang mereka sewa untuk menabrak Bella.

"Duh... bagaimana ini? Gue Lost contact lagi sama orangnya. Mau gak mau gue harus ke markas genk itu!"

"Ya udah Lo harus kesana. Jangan lupa ajak dia. Dia yang tau muka si ba jingan itu!"

Ucap Frilly sambil menunjuk wanita paruh baya yang sedang duduk di hadapannya menggunakan dagunya

~Markas Chernyy Orel~

"Sandi gak ada kabarnya? Ini sudah hampir 1 bulan, loh!" tanya seorang lelaki dengan badan yang full tatto bermotif simplified. Untung saja badannya putih bersih. Kalau buluk mungkin di sangka daki.

"Gue juga bingung gimana menghubunginya, Bos. Nomornya gak aktif. Sosmed-nya udah gak aktif hampir 2 bulanan, terakhir dia posting bininya lahiran. Dan pas bininya gue telpon juga gak aktif," ucap Sanusi yang dari tadi mengotak atik handphone nya.

"Berani lo nelpon bininya?" tanya Isaac heran.

"Ya mau bagaimana lagi. Ehhh sebentar dah, Bos. Gue baru inget sesuatu!"

"Apa Nus?"

"Sandi pernah bilang ke gue, katanya kalau sampai dia dan bininya menghilang, kemungkinan dia sudah di bunuh orang. Karena Bang Sandi beberapa kali bilang kalau dia lagi jalanin misi penting yang membahayakan nyawa Bang Sandi dan istrinya!"

"Terus?!"

"Itu artinya kita harus memburu orang yang menjadi penyebab meninggalnya bang sandi, nih coba lo baca chat terakhir Bang Sandi ke gue!"

Isaac membaca chat singkat yang dikirimkan Sandi kepada Sanusi.

Room Chat Sandi dan Sanusi

Sandi : Gue lagi di ancam. Orang itu mau celakain istri dan anak gue. Gue minta sama loe kalau sesuatu yang buruk terjadi sama gue. Gue titip mereka. Kejar perempuan itu. Dia yang bakal bnuh gue dan keluarga gue. Suatu saat dia bakal ke markas buat ngecek kondisi gue.

Isaac mengerang kesal. "Gak bisa di biarin ini, Nus. Gue bakal kumpulin bocah-bocah buat musyawarah besar ngebahas Sandi," ucap Isaac dengan raut wajah marah.

Isaac merupakan ketua dari Chernyy Orell. Oleh sebab itu, ia akan melakukan hal apa saja untuk membantu Sandi, tangan kanannya.

Belum sempat mereka keluar markas, mereka kedatangan tamu menggunakan mobil yang sangat mewah.

"Lo siapa!" tanya salah satu anggota Chernyy Orel bernama Pras. Dia menghadang mobil yang ingin masuk ke dalam markas yang menyerupai mansion itu.

Kaca bagian depan terbuka, memperlihatkan laki-laki yang mengenakan seragam hitam seperti bodyguard, menatap Pras dengan dingin.

"Saya ingin menemui Sandi!"

"Apa anda sudah ada janji?"

"Belum, tapi ini...." Pria itu memberikan segepok uang pada Pras yang bertuliskan 10 juta.

Tak lama sanusi menghampiri orang itu bersama Isaac. Mereka menatap tajam pada orang yang berada di dalam mobil itu.

"Lo cari siapa?" tanya Isaac pada lelaki di dalam mobil.

"Gue cari sandi!" jawabnya.

"Sandi? Lo gak bisa temuin Sandi, dia sedang istirahat!" ucap Isaac berbohong.

Baru saja Pras ingin melayangkan protes, tapi tatapan Isaac sudah mendominasi terlebih dahulu.

"Begitu rupanya. Oke, terima kasih infonya!" Lelaki itu menolehkan wajahnya ke belakang untuk memberikan kode kepada seseorang yang duduk di jok belakang.

Mobil itu berjalan mundur meninggalkan markas tersebut.

"Kenapa yang datang laki-laki?" gumam Sanusi yang masih terdengar oleh Isaac.

"Lo gak fokus, Nus. Di jok belakang ada perempuan yang sangat cantik."

"Lo inget wajahnya, Bos?"

"Gue inget. Soalnya kita sempat beradu tatap!"

Mereka kembali ke markas untuk mengumpulkan anggota lain dan anggota inti untuk membahas rencana pengejaran wanita itu.

Di sisi lain. Pras yang sedang mengilustrasikan wajah perempuan yang di deskripsikan oleh Isaac, dikejutkan oleh pesan singkat yang masuk dari ponselnya.

Sandi: Sanusi ini gue sandi. Jangan bilang ke anggota lain kalau gue menghubungi lo. Ada hal penting yang mau gue tanyakan ke lo

Sanusi membalas pesan yang dikirimkan Sandi. Ia sangat senang jika tangan kanan bosnya itu, masih hidup.

Sanusi: Lo beneran Sandi kan? Syukurlah Lo masih hidup. Lo dimana sekarang?

Sandi: Belum waktunya yang lain tau gue masih hidup. Gue lagi di tempat persembunyian gue. Apa ada yang mencari gue selama gue menghilang?

Sanusi: ada Ndi, perempuan yang nyariin Lo. Tapi bos Isaac yang liat itu perempuan.

Sandi: bilang sama bang Isaac. Alpha bakal ke markas.

Sanusi tercengang dengan pesan terakhir yang disampaikan oleh Sandi mengenai kedatangan Alpha.

Hal itu ia sampaikan kepada Isaac yang membuat mereka terheran. Mengapa Alpha sampai turun tangan.

Akhirnya Malam pun tiba. Mereka benar-benar kedatangan tamu yang membuat mereka semua terkejut dan langsung membungkuk.

Lelaki dengan badan tegak dan aura yang sangat gelap. Mampu membuat atmosfer di dalam ruangan itu menjadi dingin dan sesak. Ia berjalan memasuki area sebuah markas yang berukuran tidak jauh berbeda dengan markas miliknya.

"ALPHA!"

Semua terkejut dan langsung membungkuk kepada lelaki itu. Danu melangkahkan kakinya menaiki satu persatu anak tangga untuk menuju ruang utama.

Danu berjalan tegap lurus ke depan dengan tatapan menusuk disusul dengan Marco dan Adrian berjalan di belakang Danu dengan ekspresi yang sama tajamnya.

Tidak ada raut wajah ramah di ketiga lelaki itu, padahal mereka adalah tamu. Ini kunjungan pertamanya di markas Chernyy Orell. Karena yang biasa datang ke markas ini adalah Marco.

Danu mendudukkan dirinya di sofa tunggal yang biasa di duduki oleh sang ketua kelompok mereka, Isaac.

Chernyy Orel bukanlah satu-satunya Genk yang bersekutu dengan organisasi yang saat ini Daddy-nya pegang.

Namun Chernyy Orell adalah organisasi penting dibawah kekuasaan Pioneer. Karena organisasi ini, menjalani kegiatan positif dan legal untuk Pravitel' Vselennoy.

Danu menatap satu persatu anak buahnya dengan lekat saat mereka sedang memperkenalkan diri dan menyebutkan tugas-tugas mereka dalam Genk tersebut.

"Mana sketsanya?" tanya Danu langsung ke inti.

Dia memperhatikan sketsa itu dengan teliti. Danu mengerutkan keningnya menatap sketsa yang berantakan dan tidak tergambar jelas. Kemudian dia meminta Marco untuk memberikan iPadnya.

"ISAAC!" panggil Danu dengan suara lantangnya.

"Saya, Alpha!" Yang di panggil langsung menuju ke hadapan Danu.

"Yang mana dari wanita ini!" tanya Danu.

Segera dia memberikan Ipad itu kepada Isaac dan lelaki itu fokus pada apa yang ia lihat.

Dalam foto tersebut, terdapat sekelompok laki laki dan perempuan. Mereka tertawa bersama dengan gadis yang sangat cantik dan mungil di tengahnya.

"Hmmm bukan yang ini, dia gak ada di sini," gumamnya yang masih terdengar oleh Danu.

Kemudian Danu mengambil iPad itu dan memberikan foto yang lain.

"Nah iya ini. Ini dia! Soalnya saya lihat kelopak matanya dan alisnya yang heboh banget dan bulu matanya cetar badai membahana!" ucap Isaac setengah berteriak kegirangan karena ia telah menemukan wanita yang ia maksud.

Sanusi ikut mengamati foto wanita itu. Dengan segera danu membagikan foto wanita itu pada aplikasi Chat.

"Ternyata dia pelakunya. Cukup sulit." Danu tersenyum smirk membuat para anggota Chernyy Orell semakin dalam menundukkan kepala.

"Apa yang harus kami lakukan, Alpha? Apakah harus kami buru?" tanya Isaac.

"Tidak perlu. Saya akan bermain-main sedikit dengan buruan saya."

"Lo serius, Nu? Dia deket banget sama cewek lo. Kapanpun bisa celakain Bella," bisik Adrian. Ia menatap Danu dengan wajah bingungnya.

"Menyerang dia harus pakai bukti."

Adrian mengangguk lalu kembali ke posisi semula, berdiri di samping Marco.

"Mulai bulan depan, Sandi dan keluargya akan saya lepas. Setelah itu, tugas kalian menjaga dia dan keluarganya." Bukan Danu yang bicara. Itu Marco.

"Baik tuan, Terima Kasih!"

TBC

Hayooo... Kira-kira siapa yang menjadi kaki tangan Frilly untuk mele nyapkan Bella.