NovelToon NovelToon
As You Wish, Duke!

As You Wish, Duke!

Status: sedang berlangsung
Genre:Balas Dendam
Popularitas:51k
Nilai: 4.9
Nama Author: Eva IM

Elia putri Duke Haliden menikah dengan putra selir kaisar yang berstatus Duke, Julius Harbert.
Pernikahan yang tidak didasari cinta tidak akan bertahan selamanya, itulah yang Elia percaya. Julius selalu melihatnya sebagai gangguan di matanya.
Selama tiga tahun pernikahan Elia siang malam memikirkan bagaimana caranya lepas dari rumah Harbert yang tidak pernah menghargainya.
Kematian.
Hanya ada satu ide yang terlintas di benaknya.
"Seperti apa yang kamu inginkan, Duke! Kematianku."

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Eva IM, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Berita dari Delian

Hari ini adalah hari pertamanya bekerja. Sebagai pemagang baru adalah sebuah upacara penyambutan. Jumlahnya adala lima orang dari berbagai jurusan. Terdiri dari Ines sendiri mewakili jurusan bahasa, ada satu orang dari jurusan arsip dan ada tiga orang dari jurusan administrasi.

Penyambutan berlangsung singkat. Mereka berlima diberi penjelasan singkat oleh pustakawan tentang tugasnya. Tiga orang administrasi akan berada di loket depan. Mereka akan bertugas menerima layanan peminjaman dan pengembalian buku. Sedangkan Ines dan satu orang lagi dari jurusan arsip akan bertugas di loket arsip. Tempat dimana pengunjung bertanya tentang dokumen kuno yang tidan mereka mengerti atau meminjam arsip milik negara.

Ines dipilih sebagai penerjemah bahasa jika dokumen tersebut berasal dari luar Inoa. Sedangkan satu temannya lagi yang Ines baru tahu namanya, Moa Queens akan bertugas menata ulang arsip. Intinya ruang arsip ini terbengkalai. Hanya ada satu petugas arsip selama ini dan orang tersebut telah pensiun beberapa bulan lalu.

Ruang arsip yang tidak karuan wujudnya, diserahkan pada Ines dan Moa.

Hari pertama ini Ines dan Moa habiskan dengan membersihkan ruang arsip yang penuh debu. Setelah itu mereka mulai mengklasifikasikan dokumen berdasarkan abjad. Sebenarnya ruangan ini sudah teratur hanya saja tidak tertata dengan baik. Mungkin karena hanya ada satu orang bekerja maka pekerjaannya tidak efektif. Mereka diberitahu akan ada arsiparis baru datang, namun kapan waktunya pihak perpustakaan tidak bisa memberi jawaban.

Selama pegawai baru belum datang, ruang arsip sepenuhnya tanggung jawab mereka berdua. Termasuk mengurus operasional ruangan.

Ruang arsip sendiri terletak di paling belakang perpustakaan. Dengan dua ruang terpisah. Satu ruang untuk aktivitas pengarsipan san satu ruang lain dijadikan sebagai gudang. Secara teknis ruang ini jarang dikunjungi karena tidak banyak orang yang tertarik membaca dokumen yang diarsipkan. Itu mungkin karena bahasa yang tertulis adalah bahasa kuno atau bentuk fisiknya yang sudah tua jadi harus ekstra hati-hati.

Adapula kriteria khusus arsip bisa dipinjamkan. Tugas Ines sendiri disini adalah menerjemahkan bahasa agar mudah diklasifikasi oleh Moa.

Waktu berlalu begitu cepat, hingga waktu makan siang hampir tiba. Perpustakaan akan tutup sementara selama satu jam untuk istirahat para pegawai.

Ines dan Moa menarik nafas di kursi terdekat. Tak disangka pekerjaannya sungguh melelahkan. Banyak hal yang harus mereka bereskan. Inoa adalah bangsa majemuk terbesar di dunia. Tak ayal jika negara ini mengoleksi berbagai surat kabar dari penjuru benua. Selain itu ruang arsip dipenuhi dengan salinan dokumen perjanjian atau kerja sama dengan negara lain hingga kisah sejarah Inoa.

Mata Ines tiba-tiba berserobok dengan tumpukan surat kabar yang teronggok di atas meja.

Delian News. Surat kabar Delian yang terkenal itu. Sebuah perusahaan milik pemerintah yang memonopoli informasi di seluruh penjuru Delian. Konon katanya perusahaan ini memiliki serikat mata-mata untuk mencari informasi terbaru untuk dijadikan berita di kolom utamanya. Harga satu surat kabar ini setara dengan penghasilan harian pekerja kasar. Maka hanya mereka para bangsawan yang mampu membeli surat kabar ini.

Ines ingat jika namanya pernah menjadi berita utama Delian News. Itupun dia dengar dari kasak-kusuk para pelayan. Saat dia masih menjadi istri dari Duke Harbert. Hah, menyebut namanya saja membuat lidahnya getir. Orang itu pasti sudah hidup bahagia.

Ines reflek menarik tumpukan itu.

Bang.

Semua jatuh berhamburan disertai dengan debu yang menyebar.

"Lady, anda baik-baik saja?" Moa terlonjak dari kursinya.

"Saya baik-baik saja. Uhuk." Ines menutup hidungnya dengan kedua tangannya. Kemudian menghampiri Moa. "Maaf aku mengacaukannya." Ucap Ines lirih. Dia hanya penasaran dan secara impulsif menyebabkan kekacauan.

Mereka memang belum membersihkan meja besar yang ada di tengah ruangan karena banyaknya dokumen yang tertumpuk di atasnya. Mereka sejak pagi fokus pada rak-rak arsip.

"Surat kabar Delian. Ada banyak sekali. Sepertinya pegawai sebelumnya tidak mengurusnya dengan baik." Celetuk Moa.

Bukan hal asing jika ada surat kabar Delian. Di ruang arsip ini banyak sekali dokumen dari berbagai penjuru dunia.

Ines mengangguk setuju dengan Moa. Ruang arsip memang butuh revitalisasi. Tampaknya juga butuh pelebaran ruangan. Mengingat banyaknya arsip yang tidak terawat dengan baik.

"Lady Moa istirahat saja, saya yang akan mengurusnya." Ucap Ines dengan senyum cerahnya.

"Baiklah, saya akan mencari makan siang. Lady Ines menginginkan sesuatu? Akan saya bawakan saat kembali." Tanya Moa seraya mengambil mantel luarnya.

"Tidak saya baik-baik saja. Terima kasih banyak Lady." Timpalnya pelan.

Moa mengangguk paham kemudian pergi.

Ruangan menjadi sunyi sepeninggal Moa. Ines menghela nafas dalam-dalam. Dia menyingsing lengan kemejanya kemudian mendekati dokumen yang berserakan di lantai. Berbeda dengan Delian yang harus mengenakan gaun karena dianggap kehormatan wanita, di Inoa wanita bebas bekerja dan mengenakan pakaian kerja resmi layaknya laki-laki. Bedanya sebagian pekerja wanita mengenakan rok panjang.

Satu persatu Ines merapikan tumpukan kertas berdebu tersebut. Berhati-hati memindahkannya ke bagian meja yang longgar. Ines sekilas membaca angka tahun di halaman depan Delian News. Kurang lebih tiga tahun yang lalu.

Ines membolak-balik surat kabar itu dengan malas. Ada beberapa berita yang menarik perhatiannya, seperti terbakarnya pelabuhan Kartos, kenaikan harga gula yang menyebabkan gula menjadi langka dan berita tidak penting lainnya.

Ines acuh. Kebiasaan buruk bangsawan Delian adalah pesta teh. Harga teh dan gula cenderung tinggi mengingat Delian bukanlah penghasil dua komoditas primadona tersebut. Delian harus membeli pasokan ini dari Inoa.

Lembar berikutnya membuat mata Ines melebar. Nama Julius terpampang nyata dan besar. Ditulis bahwa pangeran ketiga menolak untuk kembali ke istana setelah istrinya meninggal. Rela melakukan apapun perintah dari raja tapi tidak yang satu ini.

Berita-berita berikutnya didominasi oleh nama Julius. Delian News seolah hanya tertarik dengan pangeran ketiga ini, Julius Delian Harbert. Kepergiannya ke perbatasan, hobi tersembunyinya, wanita yang menggodanya, kemungkinan mewarisi tahta, hingga jenis teh yang disukainya. Apapun tentang Julius tertulis lengkap.

Ines mengerjap tak percaya. Dia sudah lama sekali melupakan sosok Julius. Sekilas membaca tentangnya mengingatkan semua kenangan tentang suami yang tidak pernah dia kenal.

Dia tertawa hambar. Masih jelas di benaknya bagaimana hidupnya saat di mansion Harbert. Siapa Julius baginya, bukan siapa-siapa. Dia tak lebih dan tak kurang hanya orang yang pernah dia kenal.

Tangan Ines semakin penasaran dengan surat kabar itu. Siapa tahu berita tentang dirinya muncul. Untung saja tidak ada. Ketakutan Ines sirna tanpa sisa. Elia Haliden, Duchess Harbert telah mati selamanya di Delian. Tidak ada satupun orang yang mengingatnya. Bahkan kematiannya hanya dikabarkan di kolom kecil Delian News, bukan berita utama seperti Julius yang menyukai teh jenis darjeelings black.

"Apa yang kamu lihat begitu serius Ines?" Sebuah suara mengejutkan Ines.

Sontak surat kabar yang dia pegang jatuh ke lantai.

"Kakak!" Ines menjerit kaget.

"Matamu bisa menembus kertas itu." Godanya dengan senyum super tampan.

Seorang pria berseragam lengkap dengan pedang dan senjata lainnya yang tersembunyi dibaliknya. Bayonet terapit rapi di tangan kanannya. Rambut secerah matahari yang mampu memantulkan cahayanya sendiri. Tinggi di atas rata-rata dengan postur ideal, Kapten Izekiel Alexander mengejutkan Ines dengan kehadirannya.

"Apa yang kakak lakukan disini?" Ines berlari menghampiri Izekiel yang berdiri tak jauh dari pintu ruang arsip yang dibiarkan Moa terbuka.

"Tentu saja menjenguk adikku di hari pertamanya kerja." Jawab Izekiel balas menghampiri Ines.

Tubuh Ines berhambur ke dalam pelukan Izekiel. Aroma rumput liar dan sinar matahari merebak di hidung Ines. Inilah kakaknya. Seorang ketua prajurit pengawal raja yang menghabiskan waktunya lebih banyak di luar ruangan.

Umur mereka berjarak tiga tahun saja. Namun bagi Izekiel, Ines selalu menjadi adik kecilnya.

"Ibu membawakan makan siang untukmu."

"Sungguh?"

Izekiel mengangguk seraya mengusap rambut Ines pelan.

"Terima kasih."

Bersambung...

1
Merry Maria
keren dooong..sangat menghibur😊
Esti Afitri88
Demi ines apapun ditempuh julius .
Merry Maria
wow..
Diah Al Khalifi
grazy up Thor🙏🙏
Sara Famay
lanjut ceritax bagus sekali /Smile//Smile/
Fikri Syahroni
up lg donk
Merry Maria
thank U karyax thor..keren dan menghibur. semoga nggak kelamaan yaa ngupdatex 🌹💐
Ddyat37 Del*
😘😘😘🥰🥰🥰🥰🥰
Sri Lia Mulyati
👍
vio~~~~
jangan lama2 ya thor kasian si ines jongkok ma nangisnya kelamaan..😅😅
vio~~~~
ditunggu lanjutannya ya..😊
Yulia Nengrum
lanjut ceritanya bagus ni torr
Esti Afitri88
siaap thor
Esti Afitri88
thanks.. thor
Diah Al Khalifi
dulu acuh ko sekarang jd peduli ,suami GK jelas😓
meee
semangat up thor... 💪💪💪
Frando Wijaya
gw semkin kesel bner....bknny jauhi semua bangsawan sialan tpi knp hrs dkti lg.....
Frando Wijaya
klo gw jd Ines gw langsung bicara inti....persetan dgn status uang mwpun kekuasaan....gk ada bedany bahwa mereka sendiri jg aib gk layak bicara dgn org yg sebut org lain aib
Frando Wijaya
lah? tua bangka busuk itu adalah paman Giselle ini?! jika bner....mka gk heran ines gk sudi dkt2 pda spapun
Anonymous
up
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!