NovelToon NovelToon
Jodoh Jalur Mimpi

Jodoh Jalur Mimpi

Status: sedang berlangsung
Genre:Diam-Diam Cinta / Cinta Murni
Popularitas:13.1k
Nilai: 5
Nama Author: Mrs.Ozora

Diandra rukmana, gadis cantik yatim piatu, seorang guru bahasa indonesia, di sekolah dasar di kota M.
Berulang kali bermimpi dilamar oleh lelaki yang belum dia kenal.
Bagaimana jadinya jika dia bertemu dengan lelaki yang selalu ada di dalam mimpinya, bagaimana awal pertemuan mereka.
Akankah mereka berjodoh di dunia nyata.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Mrs.Ozora, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 11

Di sebuah restoran yang sudah di sulap dengan suasana romantis, sepasang kekasih yang telah terpisah selama bertahun tahun sedang makan malam dengan suasana yang sangat membahagiakan.

"Besok abang bakal minta kedua orangtua abang buat dateng ngelamar Ai". Ucap Farel setelah mereka menyelesaikan makan malam mereka.

"Abang serius, apa ngga kecepetan bang". Tanya Aini.

"Bahkan abang sudah menunggu momen ini selama 8 tahun Ai". Jawab Farel.

"Ya udah, Ai akan tunggu niat baik abang". Ucap Aini tersenyum malu.

Aini begitu berbunga bunga, karna lelaki yang begitu dicintainya akan segera meresmikan hubungan mereka, rasanya seperti mimpi akan menjadi istri Farel, lelaki yang begitu di cintainya.

Begitupun dengan Farel, pria itu sangat tidak sabar menjadikan Aini sebagai istrinya.

######

Pagi ini ketiga pria tampan sedang sarapan sambil mengobrol, siapa lagi kalau bukan Irul, Umar dan Khalil.

"Gimana hubungan lu sama Dian bro". Tanya Umar.

"Gue mau bawa Dian ke rumah buat gue kenalin ke ibu". Jawab Irul.

"Wih ada yang mau nikah dalam waktu dekat ini kayaknya". Ucap Khalil heboh.

"Gue mohon doa kalian, semoga gue dan Dian berjodoh dan bisa segera menikah tanpa ada hambatan". Ucap Irul.

"Aamiin". Jawab Umar dan Khalil.

Setelah sarapan, mereka bertiga langsung berangkat menuju kantor.

Tadi pagi sebelum sarapan, Irul sudah menghubungi Dian terlebih dahulu, melaporkan kegiatannya hari ini yang akan sangat sibuk sehingga mungkin tidak bisa menemuinya. Dan Dian pun memakluminya dan memberinya semangat.

Sesampainya di area kantor, Umar melihat Sandra yang duduk di kursi yang biasa di pakai untuk staf istirahat atau warga yang akan melapor.

"Bro si sandra noh, pasti nungguin lu bro". Ucap Umar.

"Mau caper lagi dia pasti, eneg gue liat tu cewek". Ucap Khalil.

Irul tak menanggapi kedua sahabatnya, Irul langsung keluar dari mobil dengan memasang wajah dinginnya. Begitulah Irul, dia hanya akan bersikap lembut dan ramah hanya kepada ibunya dan kekasihnya. Dia juga sangat tidak senang dengan wanita yang suka cari perhatian kepada dirinya seperti si Sandra ini.

"Selamat pagi pak Irul". Ucap Sandar dengan suara yang di buat selembut mungkin.

"Pagi". Jawab Irul dingin.

Setelah membalas sapaan Sandra, dia langsung masuk ke ruangannya begitu saja tanpa menoleh ke arah Sandra sedikitpun. Sedangkan kedua sahabatnya yang berada di belakangnya hanya dapat menahan tawa melihat muka masam Sandra yang tidak mendapat respon positif dari Irul.

"Sial, dingin banget sih tu cowok, tapi gue ngga akan nyerah buat dapetin dia". Monolog Sandra.

Di dalam ruangannya, Irul begitu di sibukkan dengan berkas yang sangat menumpuk di mejanya, itu juga karna ulahnya sendiri yang tidak kembali ke kantor kemarin.

Di tempat lain, tepatnya di sekolah. Dian juga sedang di sibukkan oleh kegiatan mengajarnya, saat ini dia mengajar di kelas 6. Tidak seperti hari hari sebelumnya, hari ini Dian akan full mengajar sehingga dia akan pulang setelah para murid sudah pulang.

Irul sudah menghubunginya terlebih dahulu bahwa dia akan sangat sibuk di kantor, jadi dia memutuskan untuk langsung pulang ke rumahnya setelah pulang mengajar.

"Kamu mau langsung pulang Di". Tanya Wiwin yang melihat Dian tengah bersiap.

"Iya bang, hari ini rasanya agak capek". Jawab Dian.

"Abang anter aja kalo gitu Di". Ucap Wiwin.

"Ngga perlu bang, aku kan bawa motor sendiri, aku duluan ya bang, assalamu'alaikum". Ucap Dian lalu meninggalkan Wiwin begitu saja.

Wiwin yang di tinggalkan begitu saja hanya mampu menghela napas, dia merasa semakin sulit mendekati Dian.

Sesampainya di rumah, Dian langsung membersihkan diri, lalu memasak untuk makan siangnya, saat sedang memasak, ponselnya berbunyi tanda ada panggilan masuk, segera dia pun mengambil ponselnya dan melihat nama sang kekasih di layar ponselnya.

"Assalamu'alaikum mas". Sapa Dian.

"Wa'alaikumussalam sayang, kamu udah nyampe rumah belum". Tanya Irul.

"Udah mas, ini aku lagi masak buat makan siang, mas udah makan siang belum". Jawab Dian.

"Ini mas baru selesai makan sayang, tadi mas pesen via online, makannya di ruangan mas sendiri". Jawab Irul.

"Alhamdulillah, udah dulu ya mas, aku mau lanjut masaknya". Ucap Dian.

"Oke sayang hati hati masaknya yah, mas juga mau lanjut kerja kalo gitu, I miss you Yang". Ucap Irul.

"Miss u too mas, semangat kerjanya masku sayang, assalamu'alaikum". Ucap Dian.

Setelah mematikan telfonnya, Dian lalu melanjutkan memasaknya. Setelah semua selesai di hidangkan, dia pun siang.

Di kantornya, Irul begitu di sibukkan dengan banyaknya perkerjaan. Dari luar terdengan ketukkan pintu, tak lama lalu masuk Sandra dengan membawa sebuah kotak makan entar apa isinya.

"Maaf pak, aku membawakan bapak buah untuk teman pak Irul bekerja". Ucap Sandra dengan suara yang dibuat selembut mungkin.

"Terimakasih tapi saya tidak suka makan buah". Ucap Irul dingin.

"Kalau begitu saya bisa ganti dengan yang lain, pak Irul suka cemilan apa, nanti saya siapkan". Tanya Sandra.

"Tidak perlu Sandra, saya tidak memerlukan apapun, bisa kamu keluar dari ruangan saya, pekerjaan saya masih banyak". Jawab Irul masih dengan nada dingin.

Sandra yang di usir pun keluar dari ruangan Irul dengan menghentakkan kakinya. Di depan pintu, Sandra berpapasan dengan Khalil yang akan masuk ke ruangan Irul. Sandra menatap sebal kepada Khalil yang seakan mengejeknya.

"Tu cewek centil abis ngapain bro". Tanya Khalil.

"Ngga tau, ngga penting". Jawab Irul.

"Iya sih, oia gue ama Umar mau ke cafenya Risa, lu mau ikut kita ngga bro". Tanya Khalil.

"Gue udah makan siang tadi, kalian berdua aja". Jawab Irul.

"Oke deh, kalau gitu gue jalan yah". Ucap Khalil.

Umar dan Khalil pun berangkat ke cafe Risa untuk makan siang, mereka berdua memang suka menu di cafe Risa, selain karna Umar yang sedang melakukan pendekatan ke Risa.

Sesampainya disana, seperti biasa Umar akan menghubungi Risa agar keluar untuk menemaninya makan siang.

"Bang Irul ngga ikut kalian". Tanya Risa.

"Dia makan di kantor, lagi sibuk banget karna pengen nyelesein kerjaannya, soalnya mau pulang ke kota B". Jawab Khalil.

"Ada apa emangnya, Dian udah tau belum". Tanya Risa.

"Jelas tau dong, mereka kan pergi berdua, mau ngenalin Dian ke ibunya". Jawab Umar.

"Serius kamu bang, kok Dian ngga ngasih tau sih, ihh tu anak yah". Ucap Risa gemes.

"Mungkin belum sempet aja kali, entar juga pasti kamu sama Aini di kasi tau". Jawab Umar.

"Dian sama Aini udah ketemu sama jodohnya, tinggal aku yang masih jomblo". Ucap Risa dengan wajah sedih.

Mendengar ucapan Risa, Umar reflek menatap Risa dengan tatapan yang sulit di artikan. Setelah makan siang, Umar dan Khalil pun kembali ke kantor. Dalam perjalanan Umar hanya diam, Khalil yang merasa aneh dengan sang sahabat pun mempertanyakannya.

"Kenapa bro tiba tiba diem gini, aneh banget". Tanya Khalil.

"Menurut lu, apa gue nembak Risa aja yah, tapi dia bakal nerima gue ngga yah, secara gue cuma pegawai sipil biasa, sedangkan dia orang kaya". Ucap Umar.

"Menurut gue si setelah kita deket sama Risa, gue rasa Risa bukan tipe cewek yang mandang cowok dari harta deh, ya lu harus beraniin diri lu buat ungkapin perasaan lu, kalau kalian jodoh pasti Allah akan permudah jalan kalian bersatu si". Jawab Khalil.

Setelah mendengar pendapat dari sang sahabat, Umar pun bertekad akan mengungkapkan perasaannya kepada Risa, malam ini dia akan mengajak Risa jalan.

Waktu sudah sangat sore, Irul dan kedua sahabatnya pun pulang kerumah.

Umar sudah menghubungi Risa bahwa dia akan mengajak Risa untuk berjalan jalan nanti malam, dan Risa pun setuju.

Umar juga sudah mengatakan kepada Irul kalau dia akan meminjam mobil Irul untuk jalan bersama Risa malam nanti. Irul pun mendukungnya.

Umar sudah berada di depan rumah Risa, tadi Risa mengirimkan alamat rumahnya. Dan disinilah Umar, duduk di ruang tamu sambil menunggu Risa yang sedang bersiap siap.

Tak lama Risa pun menghampiri Umar.

"Yuk bang, kita langsung jalan aja". Ucap Risa.

"Apa ngga sebaiknya kita pamit dulu sama orangtua kamu Sa". Tanya Umar.

"Ayah sama Bunda masih di luar kota bang, kalau abang aku lagi nemuin calon istrinya, si Aini". Jawab Risa sambil menggandeng Umar keluar dari rumahnya.

"Apa, jadi Aini sama abang kamu Sa". Tanya Umar.

Mereka sudah meninggalkan rumah Risa, mereka mengobrol di dalam mobil.

"Iya bang, ternyata mereka berdua sudah menjalin hubungan saat kami masih kuliah, dan aku baru tau kemarin saat abang meminta kedua orangtua kami untuk melamar Aini". Jawab Risa yang kembali kesal mengingat ketidak jujuran sahabatnya itu.

Umar hanya mengangguk anggukkan kepalanya mendengar cerita Risa, ada sedikit perasaan gemas mendengar Risa membicarakan hubungan abang dan sahabatnya.

Tak lama, mereka pun sampai di alun alun kota yang begitu ramai oleh orang orang dan jajanan.

"Kita duduk di sana yuk". Ucap Umar sambil menunjuk sebuah tikar kosong yang ada di dekat danau.

"Rame banget ya bang disini, kok abang bisa tau tempat ini, bukannya abang bilang abang pertama kali ke kota ini". Tanya Risa.

"Waktu itu abang lewatin jalan ini pas nganter Irul ketemu klien". Jawab Umar.

Sejenak, keadaan menjadi canggung, entah kenapa keduanya malah diam dengan pikiran masing masing.

Setelah berdiam beberapa menit, Umar pun memberanikan diri membuka suara lebih dulu.

"Ehm, sebenarnya ada yang mau abang omongin sama kamu Sa". Ucap Umar sedikit gugup.

"Apa itu bang". Tanya Risa sambil menatap ke arah Umar.

Umar yang di tatap tiba tiba semakin gugup, tapi dia berusaha mengenyahkan rasa gugupnya dan memberanikan diri mengambil tangan Risa untuk di genggamnya.

"Sebenarnya abang merasa tidak percaya diri, tapi abang juga tidak bisa menyimpan perasaan abang lebih lama, Sa, abang minta waktu kamu sedikit untuk mendengarkan abang". Ucap Umar sambil menatap Risa.

Risa yang di perlakukan seperti itu secara tiba tiba oleh Umar diam membisu, tiba tiba dia merasa gugup, matanya mengerjap lucu sambil menganggukkan kepala pelan.

"Jujur entah sejak kapan abang memiliki perasaan lebih sama kamu Sa, abang cinta sama kamu Sa, abang ingin kamu jadi kekasih abang, abang ingin kamu menjadi satu satunya wanita di hidup abang, maaf abang lancang, tidak apa kalau kamu menolak a...".

"Risa mau jadi pacar abang". Ucap Risa heboh.

Risa yang sadar akan ucapannya segera menutup mulutnya dengan kedua tangannya, matanya membola menatap Umar yang juga menatapnya. Umar sedikit syok dengan respon Risa.

"Apa abang ngga salah denger Sa, kamu bener mau jadi pacar abang". Tanya Umar memastikan pendengarannya.

"Iya abang, sebenarnya Risa juga udah lama nungguin abang nembak Risa". Jawab Risa dengan memperlihatkan deretan giginya.

Mendengar jawaban Risa, Umar hanya bisa melongo, benar benar ajaib wanita yang di cintainya ini, bahkan Risa sama sekali tidak malu mengatakannya.

"Kamu lucu banget si Yang". Ucap Umar sambil mengacak rambut Risa.

Risa yang mendengar panggilan Umar seketika salah tingkah.

"Ngga papakan kalo abang panggil kamu sayang". Tanya Umar.

"Eh, ii..iya bang". Jawab Risa.

"Maaf ya Yang, abang nembak kamu cuman di tempat yang seperti ini". Ucap Umar.

"Ngga penting dimananya, yang penting sama kamu aku bahagia". Jawab Risa tersenyum.

"Udah bisa gombal yah kamu". Ucap Umar.

Setelah mengungkapkan perasaannya, Umar lalu mengajak Risa untuk berjalan jalan dan membeli jajanan yang ada disana lalu kembali ke tempat mereka tadi duduk. Mereka menikmati jajanan yang ada sambil bercerita tentang kehidupan masih masing. Umar juga mengatakan kepada Risa tentang jati dirinya yang seorang yatim piatu dan kehidupannya yang sederhana dengan penghasilan sebagai pegawai sipil dan Risa tidak mempermasalahkan tentang penghasilan Umar.

"Udah malem banget, pulang yuk beb". Ucap Risa.

"Iya yah, ngga berasa yah waktunya, padahal masih pengen berdua sama kamu". Ucap Umar

"Apa si beb". Ucap Risa salah tingkah.

Umar hanya tertawa melihat tingkah Risa yang malu malu.

Setelah mengantar Risa pulang, Umar juga langsung pamit karna orangtua Risa juga tidak ada di rumah jadi dia tidak mampir.

Senyum Umar tak lepas dari wajah tampannya hingga sampai di rumah Irul yang mereka tempati.

Setelah memberi kabar kepada Risa, Umar pun langsung Istirahat, karna sampai di rumah juga dia tidak melihat kedua sahabatnya, dia pikir mungkin mereka juga sudah istirahat.

1
Yani
Cepat halallin Rul
Yani
Ternyata Aini sama Farel
Yani
Dian cemburu
Yani
Aku kira Dian pake ternyata engga ya?
Yani
Mas apa abang 😊
Yani
Layanya sama ada hati ni
Yani
Jangan dingin" bang
Yani
Apakah jodohnya Dian?
Yani
Seru kauanya
Mrs.Ozora: selamat membaca kak
total 1 replies
Yani
Mampir ah...
Mrs.Ozora: boleh dong kak
total 1 replies
nis_ma
semangat berkarya, kak 🔥
Mrs.Ozora: terimakasih kak🙏
total 1 replies
Joanita Missella
salam kenal dari malaysia..suka baca cerita ini../Smile/
Joanita Missella: dari sarawak
nis_ma: dari negeri mane KK?
total 3 replies
Maito
Bukan main bagusnya.
Mrs.Ozora: Alhamdulillah, terimakasih kak dukungannya
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!