NovelToon NovelToon
Nalaya: Antara Cinta Dan Sepi

Nalaya: Antara Cinta Dan Sepi

Status: sedang berlangsung
Genre:cintapertama / Playboy / Diam-Diam Cinta / Harem / Angst / Bad Boy
Popularitas:10.9k
Nilai: 5
Nama Author: mooty moo

"Kak Akesh, bisa nggak pura-pura aja nggak tahu? Biar kita bisa bersikap kaya biasanya."
"Nggak bisa. Gua jijik sama lo. Ngejauh lo, dasar kelainan!" Aku didorong hingga tersungkur ke tanah.
Duniaku, Nalaya seakan runtuh. Orang yang begitu aku cintai, yang selama ini menjadi tempat ‘terangku’ dari gelapnya dunia, kini menjauh. Mungkin menghilang.
Akesh Pranadipa, kenapa mencintaimu begitu sakit? Apakah karena kita kakak adik meski tak ada ikatan darah? Aku tak bisa menjauh.
Bagaimana bisa ada luka yang semakin membuatmu sakit malah membuatmu mabuk? Kak Akesh, mulai sekarang aku akan menimpa luka dengan luka lainnya. Aku pun ingin tahu sampai mana batasku. Siapa tahu dalam proses perjalanan ini, hatimu goyah. Ya, siapa tahu.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon mooty moo, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 32 – Tak Bisa Lari

Bahkan bayang hitammu memberi banyak makna di sudut-sudut ruang. Aku bimbang bagaimana cara mengartikan rasa antara mimpi indah dan derita.

Hari berikutnya, Nala mengikuti seminar yang terasa biasa-biasa saja baginya. Mahasiswa sudah memenuhi gedung serba guna. Sejumlah anak BEM dan KMSI terlihat mondar-mandir, mereka adalah bagian dari panitia yang membantu pihak dekanat.

Wajah orang yang enggan ia temui—bukan tidak suka melainkan canggung, cukup mengambil peran sentral. Lelaki itu sesekali tersenyum ke arahnya, kemudian Nala balas dengan hal serupa. Gadis itu membatin tumben tidak ada Maria di samping Marvin.

Kalau dipikir-pikir, persahabatan dua orang itu nampak ideal. Pasalnya mereka sama-sama menjadi ketua sebuah organisasi mahasiswa. Keduanya nampak kompak setiap saat. Orang-orang mungkin akan ragu apakah keduanya pernah bertengkar.

Melihat interaksi Nala dan Marvin, Agas menyenggol sahabatnya itu dengan lengannya.

“Lo mending jujur deh sama gue. Ada hubungan apa lo sama Marvin?”

“Kakak tingkat dan adik tingkat, kan (?). Emang apa lagi?”

“Iya, kakak tingkat yang ngantar pulang adik tingkatnya? Kakak tingkat dan adik tingkat yang dari tadi saling lempar senyuman?”

Nala benar-benar tidak perduli dengan tanggapan Agas. Perhatiannya malah tertuju pada meja antrean registrasi di depan gedung yang mulai mengular. Seminar ini khusus untuk mahasiswa Sastra Indonesia.

Kursi dengan kapasitas 200 orang ini baru setengah terisi. Bosan menunggu acara yang di mana-mana selalu molor dari jadwal, gadis itu mengunyah roti bolu. Karena ini acara fakultas yang disponsori oleh senior, snack box kali ini cukup mewah.

Kondisi ini sangat jomplang jika dibandingkan dengan acara yang diadakan oleh organisasi mahasiswa.

Keterbatasan dana membuat mereka berpikir kreatif dalam menyajikan makanan untuk para peserta. Mahasiswa FIB sudah terbiasa dengan snack piring terbang. Pihak panitia akan membeli beberapa camilan ciki murah meriah dengan harga satuan lima ribu. Ciki tersebut akan dibagi ke dalam sejumlah piring Styrofoam.

Tak kalah kreatif, ada juga yang membuat piring sendiri dengan kertas minyak. Piring-piring berisi snack ini kemudian akan dibagikan secara sambung tangan. Inilah mengapa sajian semacam ini disebut snack piring terbang.

Untuk minum, mereka akan menawarkan kopi hitam di gelas plastik kecil. Sajian ini sangat menghidupkan suasana terutama jika acara berlangsung di malam hari.

Agas sudah sering diabaikan oleh sahabatnya itu, jadi hal ini bukanlah masalah besar baginya. Saat gadis itu mengambil kacang goreng dari kotak snack, ia memilih untuk membaca novel yang sudah dibagikan sejak mereka mengisi daftar pengunjung.

Novel ini adalah karya salah satu senior mereka yang sukses menjadi novelis besar. Bahkan ia juga membangun penerbitannya sendiri.

“Kok novelnya masih banyak banget ya Gas?”

Lelaki itu membaca halaman sepuluh. Kecepatan membacanya memang luar biasa.

“Sisanya mau disumbangin ke perpustakaan fakultas,” jawabnya tanpa menoleh, masih fokus membaca.

“Kok lo tahu?”

Pertanyaan ini seperti pemantik yang berhasil menarik perhatiannya. Namun bocah yang memakai kacamata itu hanya tersenyum menatap Nala.

“Ya ya, kalau lo nggak tahu, justru itu yang aneh.”

Agas memiringkan sudut bibirnya, kemudian lanjut membaca novel lagi. Nala mengamati sahabatnya itu yang menaruh kacamatanya di atas kepala, sangat kontras dengan citra si kutu buku yang ingin ia bentuk.

Lagipula mata Agas tidak minus, kacamata hanya aksesoris untuk menunjang penampilannya. Melihat hal ini, tangan Nala gatal. Ia pun mengambil kacamata itu tanpa permisi kemudian ia pakai sendiri.

Sahabatnya itu sempat terdistorsi namun setelahnya ia melanjutkan membaca kembali. Anak itu sudah menyelesaikan bab pertama. Agas memang bisa “mengasingkan diri” dari dunia luar saat sedang membaca novel.

Selebihnya, gadis 168 sentimeter itu tidak mengganggunya lagi. Lagipula jika Agas menyelesaikan bacaannya lebih cepat, ia juga akan diuntungkan. Teman-teman seangkatan mereka diwajibkan menghadiri seminar ini kemudian ditugaskan membuat resensi novel tersebut oleh dosen.

Semester empat ini mereka “dipaksa” dosen untuk membaca satu novel setiap satu minggu. Dirinya yang malas membaca hanya bisa mengandalkan Agas menceritakan sinopsis novel-novel tersebut.

Tak berselang waktu lama, acara pun dimulai. Agas memasukkan novel bersampul orange itu ke dalam tasnya. Ia menyimak dengan mafhum, bahkan mengajukan pertanyaan saat sesi tanya jawab.

Nala pun mencatat jawaban pemateri karena itu berkaitan dengan latar belakang di balik penulisan karya ini. Hal ini bisa mereka masukkan dalam menganalisis karya sastra.

Setelah dua jam, seminar tersebut selesai. Dua orang itu bergegas keluar namun seseorang memanggil mereka. Orang itu adalah si ketua BEM.

“La, Gas. Besok malam ada waktu nggak? Ada pensi yang diadain sama UKM teater kita. Jam tujuh.”

Marvin langsung memberikan informasi lengkap. Tujuannya itu memang bukan sekadar menawari, namun mengundang banyak mahasiswa untuk menonton.

“Oh pantas aja Kak Maria nggak kelihatan dari tadi, biasanya kan kalian satu paket, tak terpisahkan,” ujar Nala santai.

“Gimana Gas? Mau nonton?”

“Nonton dong, gue suka sama pentas drama.”

***

Keesokan harinya.

Mahasiswa FIB terkenal banyak mementaskan drama, terutama karena UKM teater mereka sangat produktif. Pentas malam ini adalah tugas pertama anak magang untuk mengadakan pentas.

Seperti biasa, kegiatan ini diadakan di pelataran yang biasa disebut dengan crop circle karena terdapat motif lingkaran besar di tengah-tengah meskipun secara keseluruhan, bentuk ruang terbuka ini adalah persegi.

Pukul tujuh malam, Agas sudah menjemput Nala untuk pergi bersama. Di tengah perjalanan, ponsel Nala berdering, muncul satu notifikasi. Saat ia cek, ternyata itu adalah pesan dari Akesh.

Melihat nama kontak si pengirim saja, berhasil membuat lukanya basah kembali. Gadis itu tidak ingin membaca pesan darinya. Ia bertekad untuk fokus untuk bersenang-senang dengan sahabatnya. Untuk itu ia segera mematikan ponselnya dan menyimpannya kembali ke dalam saku celana jinsnya.

Ketika sampai di kampus, hanya ada segelintir mahasiswa. Kebanyakan masih didominasi oleh anak teater. Dari tempat parkir, bahkan mereka bisa melihat Maria dan Marvin di sana. Sisanya adalah adik tingkat tahun pertama.

“Magang di UKM Teater tuh paling lama, nyampe setahun,” kata Agas sambil duduk di atas motornya. Nala masih membonceng di belakang.

“Jadi ini semacam ujian kelulusan gitu?”

“Bisa dibilang gitu. Dari tahun ke tahun jumlah anak magang yang bertahan sampai akhir sangat sedikit, selalu kurang dari 10 orang.”

“Tahun ini ada berapa yang bertahan?”

“Ya mana gue tahu, La. Lo tanya aja sama ketuanya noh.”

Nala tertawa sampai gigi geraham atasnya nampak. Dirinya hanya ingin tahu sampai mana pengetahuan temannya itu. Tidak, sebenarnya ia hanya ingin menjahili Agas.

Selanjutnya mahasiswa mulai berdatangan. Sebagian memilih duduk di bawah pohon kamboja, sisanya berada di gazebo kecil. Setiap kelompok pasti ada satu yang menyulut rokok, bahkan ada pula wanita yang menyesap vape.

FIB memang unik, mahasiswanya terkenal banyak yang gondrong dan bebas memakai rip jins. Senior “tua” yang memakai sepatu akan terlihat aneh karena mereka lebih kebanyakan memakai sandal gunung.

“La, lo juga mau nonton? Ayo bareng-bareng,” teriak seseorang dari kejauhan.

Orang itu adalah Ical yang datang bersama dengan Bina dan Akesh. Melihat calon kekasihnya, Agas tentu sangat antusias. Ia bahkan langsung turun dari motor dan menghampiri mereka. Berbeda dengan Nala yang terus memunggungi mereka. Bahunya terasa berat. Keringat dingin terus menetes di balik kausnya.

Rasanya ia ingin segera kembali ke asrama tapi hal itu tidak mungkin. Mau tidak mau, siap tidak siap, dirinya harus berhadapan dengan Akesh malam ini. Akhirnya kakinya yang terasa kesemutan itu pun melangkah perlahan.

Ia berjalan sembari menghidupkan ponselnya kembali. Di sana ada dua pesan masuk, satu dari Akesh dan sisanya dari grup geng Akesh.

1
Bilqies
setuju
Bilqies
adek mau Kaka putus sama Rachel 😀😀😀
Bilqies
Nala yang di genggam tapi kok gue yang baper 😍
mooty moo: emang gitu si akesh😂
total 1 replies
Bilqies
putusin aja si rachel
Ramma Dharma
agas itu cewek apa cowok sih,kak Bina juga ?
mooty moo: agas cowo, bima cewe
total 1 replies
Ramma Dharma
cinta atw bodoh
mooty moo: beda tipis 😂
total 1 replies
Bilqies
cemburu 😀😀😀😀
Bilqies
perhatian banget sih nala
Bilqies
diam diam saling lirik niih 🤣🤣😂
Bilqies
duuh si akesh ini benar benar gak bisa di tebak yaa

gue aja udah dag dig dig
mooty moo: emang aneh dia kak😄
total 1 replies
ArlettaByanca
Akesh arrogant sih jd cowok apalagi ke pacarnya...mentang2 Nala yg suka banget sama dia
mooty moo: emang cowo gatau diri 😂
total 1 replies
Syiffitria
hadeuh si marvin ini wkwkw
Bilqies
perhatian banget siih
Durrotun Nasihah
/Grimace//Grimace//Grimace//Whimper//Whimper/
piyo lika pelicia
Hem syulit
piyo lika pelicia
haa rebutan kan
piyo lika pelicia
semangat ☺️
piyo lika pelicia
woy akes gak boleh kasar
piyo lika pelicia
hts jangan Nala 😄
piyo lika pelicia
Hem bakal ada konflik nih
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!