Kinara Aulia. Seorang gadis pilihan keluarga Dirgantara, yang akan menjadi istri Kenan, laki-laki tampan, sukses, yang mempunyai segalanya, namun nahasnya. Ia mengalami kecelakaan saat akan menikah dengan wanita pujaannya.
Setelah mengalami kecelakaan, sang wanita yang ia cintai malah meninggalkan dirinya, karena tidak mau mempunyai suami cacat.
Kenan merasa terpuruk, tidak percaya diri. Sampai dimana keluarganya mencarikan istri untuk dirinya.
"Jaga batasan, kamu cuman istri kontrak pilihan keluargaku!" bentak Kenan.
"Aku juga tidak tertarik denganmu, jangan terlalu percaya diri," jawab Kinara Ketus.
•••
Lalu bagaimana kisah mereka? Setelah melewati banyak hal dalam kehidupan mereka?!
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Lukacoretan, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Perubahan sikap
"Kenan, berhenti!" teriak Kinara.
Kenan terus mengejar istri kecilnya, sampai ke ruangan depan.
"Kenan, hentikan!" teriak Kinara, yang sudah mulai capek.
"Ada apa, kenapa kalian berlarian seperti ini?" tanya Amira.
"Mom, tolong aku!" ucap Kinara, ia langsung bersembunyi dibelakang mertuanya.
"Sudah, ayok kita makan dulu, sebelum masuk kantor," ajak Amira.
Kinara mengangguk, ia masih memgang tangan mertuanya.
"Duduk disebelah suamimu," titah Amira.
Dengan perasaan terpaksa dan juga kesal, Kinara duduk disebelah suaminya.
"Jangan macam-macam!" bisik Kinara, menatap tajam suaminya.
Kenan gemas melihat ekspresi wajah istrinya..
"Makan, bukan senyum-senyum!" titah Kinara.
"Mau makan kamu lagi, boleh?" bisik Kenan.
"Kenan!"
Mata Kinara melotot kearah Kenan.
"Selamat pagi."
Sapa Aaron, yang sudah datang ke mansion.
"Untuk apa, pagi sekali sudah kesini?" tanya Kenan.
"Suka-suka akulah, kenapa situ yang ribet!" jawab Aaron.
"Menganggu saja!" geram Kenan.
"Jangan terlalu percaya diri, ya. Aku kesini cuman mau menemui Kinara," ucap Aaron kesal.
"Untuk apa kau menemui istriku?" tanya Kenan penasaran.
"Kepo amat!" ujar Aaron.
"Kinara, dirumah Alex ada Tita dengan orangtuanya, kamu bisa kesana setelah ini?" tanya Aaron.
"Tita, dirumah Alex, ngapain?" tanya Kinara heran.
"Ceritanya panjang, tapi aku singkat saja ya, semalam aku dengan Alex menemukan Tita sedang dikejar preman, lalu kami mengantarkannya kerumah Tita, tapi sampai kita di rumah Tita, disana sudah banyak orang, yang akan membunuh keluarga Tita," jawab Aaron.
"Astaga, Tita!" ucap Kinara.
"Ayok kita kesana sekarang," ajak Kinara.
"Makan dulu sayang, jangan buru-buru," ujar Kenan.
"Kenan, aku harus menemui sahabat aku, aku takut dia masih syok," jawab Kinara.
"Yasudah, ayok denganku," jawab Kenan.
Tanpa menghabiskan makanannya, Kinara dengan Kenan buru-buru pergi, karena Kinara sangat mencemaskan sahabatnya.
"Aaron, apa Tita dengan keluarnya baik-baik saja?" tanya Kinara cemas.
"Mereka baik-baik saja, tapi masih terlihat syok dengan kejadian semalam," jawab Aaron.
"Ya'Tuhan, Tita!"
Kinara syok mendengar sahabatnya mendapatkan musibah, karena selama ini, Tita selalu ada untuknya.
"Bawa mobilnya lebih cepat, Aaron!" titah Kinara.
"Tenangkan dirimu, sahabatmu akan baik-baik saja," ucap Kenan.
"Aku tidak bisa tenang, sebelum bertemu dengan sahabatku, dan memastikan kalo dia baik-baik saja," jawab Kinara.
Kenan mengelus punggung istrinya, ia mencoba menenangkan Kinara.
"Apa dia benar-benar sudah melupakan mantan kekasihnya? Tapi dilihat dari cara dia menatap Kinara, sepertinya tulus, tidak ada kebohongan," gumam Aaron, yang tak sengaja melihatnya.
"Kenapa menatapku, hah!" ujar Kenan, yang sadar akan tatapan Aaron.
"Lain kali, hilangkan rasa terlalu percaya dirimu!" jawab Aaron kesal.
"Fokus saja menyetir!" sindir Kenan.
Kenan terus menenangkan istrinya, karena sedari tadi, Kinara terlihat cemas.
Setelah sampai kerumah Alex, Kinara langsung berlari kedalam, mencari sahabatnya.
"Tita" teriak Kinara.
"Nara," jawab Tita.
"Tita, kamu baik-baik saja kan, tidak ada yang luka?" tanya Kinara, yang memutarkan tubuh sahabatnya, ia memastikan kalo sahabatnya tidak terluka.
"Aku tidak kenapa-kenapa, tenanglah," jawab Tita.
"Aku sangat mencemaskanmu, aku takut kamu kenapa-kenapa," ujar Kinara.
"Aku baik-baik saja, karena ditolong tuan Alex," jawab Tita.
"Ehemm." Aaron berdehem.
"Dan juga ditolong tuan Aaron," ucap Tita lagi.
"Syukurlah, bibi dengan paman bagaimana? Mereka baik-baik saja?" tanya Kinara.
"Kami baik-baik saja, terima kasih sudah mencemaskan kami," sahut Mareta, bundanya Tita.
"Syukurlah bi, aku sangat mengkhawatirkan kalian," ucap Kinara.
Kinara memeluk Tita, ia lega karena sudah melihat Tita baik-baik saja.
"Bagaimana dirimu?" tanya Tita.
"Aku baik-baik saja," jawab Kinara.
"Arta bagaimana? Setelah Arta pulang dari RS, aku belum menemuinya, karena aku lagi sibuk dengan kuliahku," ucap Tita.
"Arta sudah sehat, dia lagi semangat belajar, karena ingin melanjutkan sekolahnya yang sempat tertunda," jawab Kinara.
"Bagaimana tanggapan mertuamu, tentang adikmu?" tanya Tita.
"Mertuaku sangat baik, bahkan beliau yang mengurus Arta dibantu dengan pengasuhnya, dan sekarang ibu mertuaku menyewa guru les, agar Arta cepat belajarnya," jawab Kinara.
"Syukurlah, aku senang mendengarnya," ujar Tita.
"Nara, kenapa kamu menikah, tidak mengundang kami?" tanya Mareta.
"Tidak ada yang aku undang pas acara pernikahan aku, bibi," jawab Kinara.
"Tapi bibi bahagia, melihat kamu sekarang," ucap Mareta.
Kinara tersenyum, karena memang selama ini, keluarga Tita selalu membantu dirinya.
"Selamat pagi tuan, Kenan."
Bastian tak menyangka, akan langsung bertemu dengan pewaris satu-satunya Dirgantara.
"Selamat pagi, tuan Bastian."
"Bersikap biasalah, karena ini diluar pekerjaan kita," ucap Kenan.
"Mereka sudah aku anggap keluargaku, karena selama ini merekalah yang selalu membantu aku," ucap Kinara.
"Terima kasih sudah membantu istriku selama ini tuan Bastian, akan saya pastikan, perusahaan anda meningkat," ujar Kenan.
"Kinara sudah kami anggap keluarga, dia anak yang baik, dan juga tidak pernah memanfa'atkan kami," jawab Bastian.
"Siapapun yang pernah menolong istriku saat kesusahan, akan saya balas dengan setimpal," ucap Kenan tersenyum.
"Nara, apa suamimu sudah berubah?" bisik Tita, karena setahu Tita, mereka hanya menikah kontrak.
"Nanti akan aku ceritakan," jawab Kinara.
"Bibi, paman, apa kalian akan tinggal disini dulu?" tanya Kinara.
"Tidak, rencananya kami akan pindah rumah," jawab Bastian.
"Lex, antarkan mereka sampai kerumahnya, pastikan kalo mereka baik-baik saja, taruh pegawal kita disana," titah Kenan.
"Baik, akan aku lakukan," jawab Alex.
"Kenapa dia jadi sepeduli itu dengan orang lain, aneh," gumam Aaron, yang sedari tadi melihat tingkah sahabatnya.
"Saya dengan istri saya pergi dulu," pamit Kenan.
"Baik, terima kasih tuan Kenan," ucap Bastian.
"Tita, nanti akan aku hubungi lagi, ya," ujar Kinara.
"Aaron, ikut denganku!" ajak Kenan.
"Ya!" jawab Aaron kesal.
Mereka langsung meninggalkan rumah Alex, karena Kenan dengan Kinara akan langsung ke kantor.
"Kenapa buru-buru sekali?" tanya Kinara kesal.
"Kita ada urusan dikantor," jawab Kenan.
"Sudah jangan marah," lanjut Kenan.
"Aku tidak marah!" jawab Kinara.
"Kalo tidak marah, ayok coba lihat kesini," kata Kenan.
"Gak mood," jawab Kinara.
Kenan langsung menarik Kinara kedalam pelukannya.
"Jangan banyak melawan," ucap Kenan.
"Aku jadi takut," ujar Kinara.
"Takut apa?" tanya Kenan.
"Sikapmu, karena selama ini kamu galak, arogan, tapi sekarang beda banget," jawab Kinara.
"Kan sudah kita bahas kemarin," ujar Kenan.
"Iya, tapi tetap saja, aku belum terbiasa," jawab Kinara.
"Bahkan daun dan pohon akan menggelengkan kepala, melihat dia menjadi berubah," gumam Aaron.
Aaron sulit percaya, kalo Kenan sudah berubah. Karena selama ini, Kenan tidak bisa melupakan masalalunya, jadi menurut Aaron, tidak akan segampang itu melupakan Lana.
"Semoga saja, kau memang benar berubah, dan sudah tidak berharap apa-apa kepada Lana," gumam Aaron.
****