seorang gadis dari zaman modern, yang melakukan touring di salah satu gunung tertinggi yang ada di Indonesia. dan menyebabkan dirinya meninggal setelah berhasil menaklukkan gunung tertinggi itu.
namun, arwah yang ditarik itu, bukannya pergi kealam baka, malah melakukan perjalanan waktu ke dunia yang lampau, yang mungkin hanya ada dalam sejarah.
ia, sang gadis bernama Aryani mayora merasuki tubuh seorang ibu yang kejam, yang tega menyiksa anak kandung sendiri tanpa ampun. nama wanita itu adalah Anarawati.
lalu, bagaimana kah Kisah Aryani setelah mengambil alih jasad ibu kejam itu.?? yuk.. disimak..🥰🥰
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Nisa saumatgerat, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
29. herbal skincare
Anara yang sedang mengurus kripla menghentikan aktivitasnya sejenak dan melihat ke arah keempat anak-anak itu. Wajah yoga yang dahulunya penuh dengan debu dan sangat kotor kini telah bersih dan cerah begitupun dengan Sekar.
"Ih.. ganteng dan cantik anak ibu ya.. ya sudah Ibu tadi di pasar membeli beberapa herbal untuk perawatan kulit. Dan sudah Ibu olah dengan baik. Tapi baru sedikit untuk kita gunakan sekarang, jadi gunakan herbal itu terlebih dahulu di tubuh, setelah itu nanti baru kenakan baju ya." Ujar anara menunjuk satu arah di mana herbal yang sudah dia olah yang sekaligus maksudnya adalah skin care untuk anak-anak.
sebelumnya, Anara telah mengambil skin care itu dari dalam ruang dimensinya. Tak lupa anara juga mengganti kemasannya dan meletakkannya di tempat tertutup. Sebuah wadah yang biasa orang zaman ini gunakan.
"Baik bu. Ayo Kak yoga, Kak Sekar." Ajak Nakula dan Sadewa.
Mereka pun menurut dan mengikuti Nakula dan Sadewa untuk menuju tempat di mana anara memerintahkan mereka. Sesampainya mereka di sana, setelah melihat benda yang dimaksud Ibu mereka selain baju, mereka jadi bingung sendiri bagaimana cara mengenakannya.
"Ini, Nakula tidak pandai menggunakannya.. Ayo ambil semuanya kita ketemu ibu saja.." putus nakula. Nakula dan yang lainnya pun membawa baju dan segera menghampiri Ibu mereka yang tak jauh dari pantauan anak-anak itu.
"Ibu, kami tidak pandai menggunakannya.. " ujar Nakula sambil menyodorkan skincare-skincare itu.
Sementara kripla, ia telah selesai diurus oleh anara dan saat ini sedang menyusu. Anara tersenyum melihat anak-anak itu Dan mengambil benda yang ada di tangan Nakula.
"Ya sudah, sini Ibu tunjukkan." Anara pun mempraktekkannya di kulit Sekar.
Ia juga memerintahkan anak-anaknya mengikuti apa yang ia lakukan agar pekerjaan mereka cepat selesai. Tak membutuhkan waktu lama, anak-anak cerdas itupun telah selesai dengan aktivitas itu dan telah mengenakan baju yang bagus.
"Ternyata anak-anak Ibu cantik dan ganteng. Sini minum susu dulu ya, dan jangan ke mana-mana ibu akan memasak sebentar untuk kita. Kalian semua tetap di sini jaga Kripla ya. Dan jika lelah, boleh beristirahat dulu nanti Ibu bangunkan." Ujar anara penuh perhatian kepada anak-anak kecil itu. Anak-anak kecil itu pun menganggukkan kepalanya.
"Baik bu." Setelah itu anara langsung berlalu dari sana pergi menuju dapur.
Kini ia mulai mengeluarkan beras dan memindahkannya ke sebuah gentong yang dikhususkan untuk beras dan gandum. Ia juga mengeluarkan beberapa tepung untuk diolah menjadi makanan. Kali ini, ia akan masak bakso untuk makan siang mereka.
Karena anara berpikir, anak-anaknya pasti sudah bosan dengan menu yang biasa. Dengan cekatan, anara menghaluskan daging dalam ruang dimensinya dan mengeluarkan bahan lainnya. Ia kemudian berkutat di dapur dengan pelan. Akhirnya, selama hampir dua jaman anara melakukankannya. Pekerjaan membuat bakso dan kuah nya pun selesai terakhir, ia mencicipi rasanya.
"Srruuupp. Mmm... Enak. Pas." Ujar anara, kemudian ia membuat sambal untuk dirinya.
Karena rasanya itu tidak akan lengkap kalau tidak ada rasa pedas di dalamnya. Setelah selesai, anara langsung menghidangkannya di atas meja lapuk dan kemudian mencuci tangan nya. setelah itu, ia langsung mesuk ketempat peristirahatan dan melihat anak-anak malang itu sudah pada tidur semua. Anara pun tersenyum.
"Sudah pada tidur... Rasanya tak tega membangunkannya mereka, tapi mereka harus makan." Ujarnya dengan pelan. Akhirnya anara memutuskan untuk membangun kan mereka.
"Anak-anak.. bangun sayang. Makanan nya sudah selesai. Ayo makan siang dulu, setelah itu baru tidur lagi." Ucapnya sambil mengelus kepala anak-anak itu satu persatu.
Ia juga membuatkan makanan lembek untuk Kripla. Jika hanya susu, untuk ukuran balita, itu tidak akan cukup. Mereka semua menggeliat ketika mendengar suara anara. Sementara anara sudah beralih menggendong kriplah yang terbangun lebih dulu saat mendengar suaranya.
"Ibu..." Ujar mereka. Anara Tersenyum lagi. Entah kenapa, ia sangat senang hari ini.
"Iya sayang. Ayo bangun makanan nya sudah siap. Setelah makan siang, kalian boleh lanjut tidur lagi." Ujarnya lagi.
Anak-anak itu pun mengangguk dengan cepat, mereka semua beranjak dari sana dan keluar menuju dapur. Saat mereka sampai, aroma wangi langsung menyeruak menyapa Indra penciuman mereka.
"Mmm.. ibu masak apa hari ini..?? Aromanya sangat wangi dan enak..??" Ujar Sadewa kepada ibunya. Nakula, yoga dan Sekar pun menganggukkan kepala mereka setuju. Lagi lagi anara tersenyum melihat tingkah anak-anaknya.
"Ibu masak bakso hari ini. Spesial untuk menyambut tiga anak ibu. Jadi, sekarang yoga Sekar dan kripla telah resmi menjadi anak ibu. Untuk Nakula dan Sadewa perlakukan saudara angkat kalian seperti saudara kandung ya nak. Begitu juga dengan yoga dan Sekar ya. Anggaplah Nakula dan Sadewa serta ibu sebagai keluarga kandung kalian sekarang kalian tidak sendiri lagi di dunia ini." Anara lagi kepada anak-anak itu. Mereka semua menganggukkan kepala, tampak mata yoga dan Sekar berkaca-kaca mendengar penuturan anara.
"Terima kasih Bu, sudah menerima kami. Kalau tidak ada ibu kami tidak tahu harus bagaimana lagi. Terima kasih banyak Bu.." ujar yoga sebagai anak pertama.
Ia pun langsung bergegas memeluk anara untuk menuangkan rasa bahagia dan sekaligus sedihnya itu. Dalam pangkuan arah yang masih ada Kripla langsung menyambut pelukan yoga dengan hangat sambil mengelus-elus punggung anak tersebut untuk menenangkannya.
"Sama-sama sayang.. Ibu harap suatu saat nanti kalian semua menjadi anak-anak yang hebat. Ibu akan melindungi kalian mulai sekarang. Jadi yoga sekar dan Kripla, tidak usah takut lagi. Ayo nak semuanya makan dulu." Ujar anara kembali.
Akhirnya mereka semua mengambil posisi dan tempat duduk masing-masing yang telah disiapkan oleh ana. Ia pun dengan telaten mengambilkan bakso dan meletakkannya di dalam piring masing-masing. Melihat makanan yang dibuat bulat-bulat dan juga memiliki kuah membuat Sadewa bertanya kembali.
"Ibu Bagaimana cara memakannya..?? Terus cara mengambil kuahnya untuk dimasukkan ke mulut seperti apa..?? Kita kan makan pakai tangan.." ujar Sadewa sambil mempraktekkan tangannya menyendok kuah itu, namun tak langsung ke dalam piringnya. Antara tersenyum melihat betapa kritisnya anak kecil itu. Kemudian menjawab pertanyaan Sadewa.
"Di samping dewa kan ada sendok..?? Ini gunakan sendoknya seperti ini, sementara yang ini adalah garpu digunakan untuk ini." Ujar anara sambil mempraktekkan langsung pada makanannya.
Keempat anak-anak itu pun mencari benda yang sama seperti yang ada di tangan anara. Mereka menemukan benda-benda itu tepat berada di samping mangkok bakso mereka. Dengan senang hati mereka pun mengambilnya dan langsung mempraktekkannya.
