NovelToon NovelToon
Pacar Kontrak Tuan Muda

Pacar Kontrak Tuan Muda

Status: tamat
Genre:Tamat / Cintapertama / Percintaan Konglomerat
Popularitas:288.7k
Nilai: 5
Nama Author: Nita.P

"Jadi pacarku dan kau langsung tandatangani kontrak ini"

Tubuh Freya benar-benar membeku ketika mendengar suara Tuan Muda yang terdengar dingin dan pemarah ini. Tuan Muda arogan yang tiba-tiba melemparkan surat kontrak untuk menjadi pacarnya. Entah apa maksudnya, namun Freya juga tidak bisa menolaknya. Karena memang dia sudah melakukan kesalahan yang besar yang tidak mungkin bisa mengganti rugi dengan uangnya.

Biarlah dia ganti rugi dengan hidupnya.

Arven yang mempunyai penilaian sendiri terhadap semua wanita, mulai di patahkan oleh Freya. Selama gadis itu menjadi pacar kontraknya, banyak hal yang ditemukan Arven dalam kehidupannya. Pemikiran dia tentang wanita, yang tidak semuanya benar.

Entah bagaimana kisah mereka selanjutnya..? Mungkinkah akan saling jatuh cinta hingga akhirnya menikah? Kisah dengan perbedaan status sosial yang tinggi juga akan menjadi penghalang utama hubungan mereka.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Nita.P, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

#29# Menentang Papa!

Arven kembali cukup malam dari pekerjaannya, dia menjatuhkan tubuhnya di atas sofa ketika dia baru saja selesai mandi. Seharian ini dirinya tidak sampai memberikan kabar pada Freya karena terlalu sibuk dengan pekerjaan. Jadi sekarang dia langsung mengambil ponselnya dan menghubungi kekasihnya itu.

"Hallo"

Suara lembut Freya membuat Arven tersenyum, entah sejak kapan dia jadi seperti anak ABG yang baru saja mengenal cinta ini. Tapi memang sebenarnya Arven baru mengenal cinta saat dia bertemu dengan Freya.

"Sayang, sedang apa? Aku baru pulang kerja ini" ucap Arven sambil mengeringkan rambutnya menggunakan handuk kecil di tangannya itu.

"Aku lagi diam saja, baru selesai cuci piring bekas makan malam"

"Jangan kecapean ya, kalau kamu butuh sesuatu bicara saja sama aku"

Freya tidak menjawab, dia hanya mengangguk saja. Meski sadar kalau Arven tidak akan bisa melihatnya. "Kamu juga, jaga kesehatan dan jangan lupa makan"

"Iya Sayang"

Cukup lama mereka berbicara dengan banyak hal yang menjadi topik pembicaraan. Sampai Freya izin untuk mematikan sambungan telepon karena dia harus mengerjakan tugas kuliah.

Arven menyandarkan kepalanya disandaran sofa dengan senyuman yang belum lepas dari bibirnya. Sungguh bisa berkabar seperti ini saja dengan Freya sudah membuatnya senang. Apalagi jika bertemu langsung, Arven selalu merasa tenang dan bahagia. Sejenak bisa melupakan masalah yang terjadi.

Tok-tok

"Ven, dipanggil Papa ke ruang kerjanya. Katanya ada yang perlu dibicarakan"

Arven menghela nafas pelan saat mendengar suara Ibunya di balik pintu kamar yang diketuk. Dia langsung berdiri dan berjalan keluar kamar. Melihat Mama yang masih berdiri disana.

"Mau apa Ma, Papa panggil aku?" tanya Arven.

"Katanya ada yang ingin dibicarakan saja" ucap Mama.

Arven tidak lagi banyak bertanya, dia segera berlalu ke ruang kerja dengan diikuti oleh Mama. Arven menghampiri Papa yang sedang duduk di sofa, membuat Arven langsung duduk di sofa depannya. Mama juga ikut duduk disamping suaminya itu.

"Ada apa Pa?"

"Arven, apa kau masih berhubungan dengan gadis pembohong itu?" tanya Papa.

Arven langsung menatap Papa dengan tidak suka atas apa yang diucapkannya itu. "Pa, Freya bukan gadis pembohong. Dia melakukan ini juga karena aku yang minta. Dia hanya menuruti semua ucapanku, dia tidak berniat berbohong sama sekali"

"Terserah tentang apa yang terjadi diantara kalian sebelumnya. Tapi sekarang Papa minta kamu jangan lagi berhubungan dengan gadis itu. Kamu akan menikah dengan sepupu Hendrick yang sebenarnya, Catlyen" tekan Papa.

Arven begitu kaget dengan ucapan Papa, menikah dengan sepupu Hendrick, anak dari Fany yang waktu itu menjadi kebohongan Freya juga. Tapi sungguh, Arven tidak pernah mau menikah dengan wanita mana pun kalau bukan dengan Freya.

"Aku tidak mau Pa! Kalau Papa maksa aku, bisa saja aku langsung pergi dari rumah dan meninggalkan perusahaan juga. Karena aku tidak mau kisah cintaku juga harus diatur oleh Papa. Aku mencintai Freya dan hanya akan menikah dengannya" tegas Arven.

Papa ingin sekali marah pada anaknya ini, namun Mama langsung memegang tangan Papa untuk menenangkannya. Meski marah, mereka juga tidak mungkin membiarkan anak satu-satunya ini harus pergi dari rumah.

"Lihat saja, nanti kau akan tahu kebusukan gadis pilihanmu itu. Dia mendekati kamu hanya karena ingin uangmu saja. Buktinya sekarang, kau sudah membiayai semua kebutuhannya. Sudah jelas sekali kalau kau itu hanya dimanfaatkan olehnya" tekan Papa.

Arven tidak menjawab, dia langsung pergi dari ruang kerja itu dengan perasaan yang kacau. Tidak mau kalau sampai dirinya harus berpisah dengan Freya apapun alasannya.

Arven mengambil kunci mobilnya dan memilih pergi ke Apartemennya untuk mencari ketenangan.

Freya yang terbangun hampir tengah malam karena suara dering ponselnya yang membuat tidurnya terganggu. Freya langsung bangun dengan matanya yang masih terlalu mengantuk. Tangannya merayap pelan ke arah nakas dan mengambil ponselnya, masih dengan mata yang terpejam.

Menekan begitu saja icon hijau tanpa dia jelas melihat siapa yang menghubunginya. Matanya yang masih terlalu lengket untuk bisa terbuka. Dia baru saja tidur dua jam lalu, dan sekarang sudah terganggu lagi oleh ponselnya yang tiba-tiba saja berdering.

"Hallo"

"Sayang, aku mencintaimu"

Seketika kedua mata yang mengantuk itu langsung terbuka lebar. Sungguh Freya tidak menyangka kalau yang menghubunginya adalah Arven. Dan tiba-tiba sekali dirinya langsung mengungkapkan kata cinta tanpa alasan yang jelas.

"Ada apa Sayang? Kenapa malam-malam begini telepon?" tanya Freya, dia menarik selimut untuk menutupi tubuhnya, dan membiarkan ponsel tetap menempel di telinganya dengan posisi dia yang berbaring miring di atas tempat tidur.

"Aku hanya sedang merindukanmu saja. Aku tidak bisa tidur karena tidak mendengar suara kamu" ucap Arven.

Freya terdiam, jelas dia mendengar suara Arven yang sepertinya sedang mempunyai beban berat. Hingga tidak mungkin sekali dia tiba-tiba telepon Freya di waktu tengah malam seperti ini. "Apa ada masalah? Kalau memang ada masalah dan kamu ingin cerita sama aku. Cerita saja, karena aku siap mendengarkan kamu"

Arven hanya tersenyum mendengar ucapan kekasihnya itu. Dia berdiri dan berjalan ke arah sofa dekat jendela di kamarnya ini. Duduk di sofa itu dengan kedua kakinya di naikan dan berselonjor disana.

"Aku tidak papa Sayang, tapi aku hanya ingin kalau kamu jangan sampai meninggalkan aku apapun yang terjadi. Karena aku juga tidak akan pernah meninggalkanmu"

Lagi, Freya hanya bisa diam saja mendengar ucapan Arven barusan. Karena memang dirinya juga tidak tahu akan bisa tetap bertahan atau tidak bersama Arven. Karena dia juga tidak tahu apa yang akan terjadi kedepannya. Dia memang mencintai Arven, namun tidak akan pernah mau jika dirinya harus menjadi perusak diantara hubungan orang tua dan anaknya.

"Sayang, kenapa diam?"

Freya mengerjap kaget, tentu saja dirinya bingung harus menjawab apa. "Aku tidak tahu apa yang akan terjadi kedepannya. Tapi aku akan mencoba untuk tetap bersamamu"

"Ya, memang kau hanya perlu terus bersama denganku"

Freya hanya tersenyum tipis mendengar itu, meski hatinya sedang gelisah dan takut dengan apa yang akan terjadi nanti. Seolah Freya sedang berpikir kalau akan ada hal yang terjadi nantinya, saat hubungan ini terus berlanjut. Freya yang juga tidak mengerti kenapa hatinya terus gelisah akhir-akhir ini.

Padahal dia harusnya sangat senang karena sudah mendapatkan ungkapan cinta dari Arven. Namun restu yang menjadi benteng penghalang dalam hubungan mereka.

********

Berlalu beberapa minggu, mungkin sudah hampir satu bulan mereka menjalin hubungan tanpa restu. Tidak terasa juga sudah 4 bulan mereka saling mengenal hingga akhirnya menjalin kasih yang sebenarnya saat ini.

Namun restu orang tua Arven yang masih belum di dapat. Sungguh malah semakin keras Papa melarang Arven untuk melanjutkan hubungannya dengan Freya. Namun Arven yang tidak pernah mendengarkan ucapan Papa.

Bersambung

1
oma lina katarina
akhirnya bahagia
Indah Alifah
ceritanya seru lho
Indah Alifah
ngambek2kan yah?
Indah Alifah
jngn2 ibunya lupa ingatan
Indah Alifah
kondangan yukkk
Indah Alifah
bibi g' A,i,u,e,o yah
Indah Alifah
aku nangis lho Thor kok sepi yah
Indah Alifah
ayyeee babang arveb ❤️
Indah Alifah
eng ing eng klop ini siktub sama sibar2 kalau jadi pasangan🥰
Indah Alifah
kasihan
Indah Alifah
sweeetttt
Indah Alifah
ihhhhh cellu ,🥰🥰🥰cinta ini gemesin juga yah🤗🤗
Indah Alifah
mengaduk2 hatiku arveb Freya😭
Indah Alifah
ingat my heart Acha yah
Indah Alifah
apakah Freya yg jdi pendonornya
Indah Alifah
😭😭😭😭😭😭😭
Indah Alifah
lagi lagi terhalang restu
Indah Alifah
oh si Sinta dijadikan baik yah
Indah Alifah
dri tdi nunggu konfliknya thor
Indah Alifah
aku suka yg cowok bucin dan disini novelnya ada Alex ada lin zayan aku belum baca
Nita.P: ayo mampir di semuanya. ada cerita masing-masing diantara sahabat itu
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!