Segalanya yang telah ia hasilkan dengan susah payah dan kerja keras. lenyap begitu saja. kerja keras dan masa muda yang ia tinggalkan dalam menghasilkan, harus berakhir sia-sia karena orang serakah.borang yang berada di dekatnya dan orang yang ia percayai, malah mengkhianatinya dan mengambil semua hasil jerih payahnya.
Ia pun mulai membentuk sebuah tim untuk menjalankan rencana. dan mengajak beberapa orang yang dipilihnya untuk menjalankan dengan menjanjikan beberapa hal pada mereka. Setelah itu, mengambil paksa harta yng dikumpulkan nya dari mereka.
"Aku akan mengambil semuanya dari mereka, tanpa menyisakan sedikitpun!"
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Vandelist, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 15
“Ketemu juga ni filenya hah, tinggal di copy… terus di upload deh. Tagar nya apa ya?”pikirnya dengan jari mengetuk-ngetuk pelipisnya “ah iya #bosnggaktahudiri #tidakpunyamalu #penjahatkelamin #atasangoblok #atasanpecintasex #fyyypppp #pecintakelamin #pelecehan #pemerkosaan #penghinaan #korupsi #otakmesum dahlah ini aja.”
Ia pun mengarahkan kursor ke tulisan upload dengan menandai orang yang ada di dalam vidio ini. Dia menunggu beberapa detik untuk mengunggah vidio itu. “Selesai”ucapnya setelah berhasil mengunggah vidio itu.
“Hah akhirnya bangkotan tua itu bakalan panen hujatan. Bodo amatlah kalau gue sekarang pengangguran yang penting tuh orang harus ngerasain rasanya di caci maki para netizen di negeri ini.”
Begitu banyak kegelapan yang disembunyikan pria tua bangka itu, hingga tak ada yang menyadari kelakuannya. Kecuali dirinya.
Sejak pertama kali ia bekerja di divisi itu, Galuh selalu merasa bahwa divisi yang mempekerjakannya itu terbelakang. Bahkan untuk bersaing dengan divisi lain dalam meraih investasi saham yang harus diambil, divisinya sama sekali tidak ada niatan seperti itu.
Dalam beberapa bulan ia mencari tahu penyebabnya mengapa divisinya tempat bekerjanya sama sekali tidak ingin bersaing dengan divisi lain. Bahkan bisa dibilang divisinya itu selalu menjadi babu bagi divisi lain ketika pekerjaan mereka belum selesai. Dan setelah menemukan alasan nya. Ia sangat jengkel pada ketua divisinya itu.
Entah apa penyebabnya, mengapa bangkotan tua itu bisa terpilih menjadi ketua divisi di timnya. Namun ia juga sudah tahu bahwa ada orang dalam yang membuatnya bisa menjadi ketua divisinya. Dan itu, hanyalah tebakannya.
Vidio yang diunggahnya ini, bisa dibilang adalah vidio tentang bos bajingan nya itu yang sedang melecehkan seorang karyawan magang. Entah apa yang ada di pikiran pria bangkotan itu sampai bisa melakukan hal ini pada seorang wanita magang. Yang sama sekali tidak tahu apa-apa selain bekerja.
Sampai sekarang wanita yang ada di dalam vidio masih trauma dengan apa yang dialaminya. Dan tetap bekerja di sana karena membutuhkan uang.
Ia mendapat vidio ini, ketika ia masih menjadi karyawan baru di dalam komputernya. Dan ketika dirinya melihat vidio ini pertama kali, ia langsung bertanya pada salah satu karyawan di divisinya siapa orang yang menggunakan komputer ini sebelum dirinya.
“Cih dasar pria bajingan, beraninya sama orang baru dan polos biar bisa dimanfaatin. Dikira dia bakalan lolos gitu aja apa?!”decihnya ketika melihat unggahannya mulai menjadi trending topik di layar laptopnya. Ia mengunggah vidio ini menggunakan akun anonim yang tidak akan bisa dilacak oleh siapapun. Dan juga, jika unggahannya ini dihapus. Maka ia masih bisa melihat vidio itu di postingan orang lain. Dan juga postingan dari akun anonimnya yang lain.
“Hah sebentar lagi tuh bangkotan tua pasti bakalan jadi perbincangan orang banyak. Dan juga keluarganya!! Oh astaga, harusnya aku juga memberi tahu orangtuanya dengan kelakuan anaknya.”
Ia mencari tahu tentang keluarga bajingan tua itu, terutama orangtua bajingan itu. Yang pernah menggunjingnya karena asalnya dan juga kakaknya. Dikarenakan orangtua bajingan itu adalah tetangga kakaknya dan juga mereka sering meremehkan keluarga kakaknya karena bisa membeli rumah di area perumahan daerah orangtua itu.
Sungguh, jika saja dirinya sudah bukan lagi karyawan anaknya. Ia bisa saja menyumpal mulut kotor orang tua itu dengan sandal kakaknya yang biasa digunakan untuk memberi pakan ayam. Namun karena orangtua itu tahu bahwa ia bekerja di tempat kerja anaknya, maka dari itu ia harus menahan emosinya itu pada orangtua atasannya.
“Kali ini orangtua bajingan itu pasti langsung stroke lihat kelakuan anak bajingan nya. Hah menyenangkan nya”ucapnya dengan senyuman bahagia. Dia benar-benar bahagia dengan apa yang dilakukannya sekarang. Sudah terlalu lama ia menahan hal ini karena pekerjaannya. Dan sekarang, sudah waktunya ia mengeluarkannya, dan membuat hancur karir bajingan itu.
Sementara di tempat lain, dengan waktu yang sama. Koswara yang sedang berjalan menuju ruangannya, mendengar pembicaraan tim-nya yang membicarakan tread di apk. Ia pun langsung masuk ke ruangannya dan membuka ponselnya untuk melihat hal itu. Banyaknya postingan ulang yang diambil orang dari salah satu vidio, membuat postingan yang ia ketahui itu menjadi trending topic di lamannya.
“Gila, dia benar-benar nglakuin hal ini!”
μμ
“Gimana mbak? Udah terealisasi belum?”tanya pak Rt padanya.
Galuh menggelengkan kepalanya. Sumpah demi apapun ia seperti penjabat yang tidak melaksanakan tanggung jawabnya sesuai perjanjian.
“Maaf pak, seharusnya saya berusaha lebih banyak lagi”sesal Galuh dengan apa yang dulu dijanjikannya.
“Hah sudahlah mbak, ndak apa-apa. Mbak juga sudah berusaha banyak buat menyadarkan warga sini. Mungkin ini memang jalannya buat saya untuk bersosialisasi dengan para warga dalam hal menangani sampah”ujar pak RT padanya.
Galuh ingin sekali membunuh ketua divisinya itu dengan tangannya. Idenya yang ia buat dan juga keluhan pak RT padanya, harus dicuri untuk memenuhi nafsu bejat bangkotan itu. Jika saja negara ini tidak berhukum, maka ia akan menggunakan pisau potong kakaknya untuk memotong kelamin bangkotan tua itu.
Entah apa yang ada di pikiran tua bangkotan itu hingga menjatuhkan harga diri divisinya sendiri hanya untuk memenuhi nafsunya. Padahal sudah jelas-jelas ia punya istri yang bisa memenuhi kebutuhan birahinya, namun pria bangkotan tua itu malah memilih perempuan lain untuk memuaskannya. Dan wanita itu adalah perempuan licik yang hanya butuh validasi dalam keunggulan dengan mencuri ide dari divisinya.
“Sekali lagi maaf pak, saya nggak bisa bantuin dalam hal ini. Mungkin memang lebih baik kita memakai cara manual untuk bersosialisasi”ucap Galuh.
“Iya, mau bagaimana lagi hanya itu yang dapat dilakukan mbak. Mungkin kita juga bisa memulai dengan kecil-kecilan dulu, seperti pengomposan dan memberitahu warga untuk melakukan hal ini sendiri terlebih dahulu”jawab pak RT.
Impian dirinya dan pak RT harus pupus begitu saja karena ulah orang serakah nafsu bejat yang validasi. Impiannya yang ingin mewujudkan produk digital tentang sampah dan aduan masyakarat tentang pengelolaan sampah. Harus pupus karena ulah dua orang itu. Dirinya dan tim produksi yang bekerja seharian untuk menyempurnakan produk digital ini dengan segala mental kuat serta menahan rasa sakit, harus menelan kekecewaan karena ulah ketuanya sendiri.
Dia tidak tahu harus bersikap bagaimana pada anggota timnya dan juga pak RT yang sudah menaruh harapan padanya. Dirinya lah yang mendorong anggota timnya agar bersemangat dalam mengerjakan proyek ini sampai ia rela mendapat cemoohan dari ketua divisinya sendiri. Tentunya, agar proyek ini berjalan lancar.
Tapi ketika mereka mempresentasikan semuanya, mereka harus menelan kekecewaan karena tidak mendapat investor sama sekali. Bahkan persetujuan, seperti enggan menghampiri mereka saat itu. Apalagi dengan ucapan ketuanya yang menggadaikan idenya ke divisi lain. Tentunya hal itu menelan kesedihan yang menyayat hati bagi mereka.
Galuh menghela napasnya kasar ketika mengingat kelakuan ketua divisinya itu.
“Bangkotan asu!”umpatnya dalam hati.
μμ
“Galuh jangan dimasukin semuanya atuh, teteh bisa rugi nantinya”tegur kakaknya yang bernama Mukti Lisung Darmastuti. Biasa dipanggil Lisung.
“Kamu itu, udah diajarin berapa kali sama teteh tapi nggak paham-paham!”omel Lisung pada Galuh.
“Iya iya, ini udah pas teh?”tanya Galuh sambil menunjukkan bungkusan daun pisang berisi kelapa parut yang sudah dibumbui.
“Kurangin dikit lagi, masih kebanyakan itu”ujar Lisung padanya.
Ia pun menuruti ucapan kakaknya itu. Membungkus-membungkus seperti ini, sebenarnya bukanlah ahlinya. Ia hanya ingin mengisi waktu menganggur nya dengan membantu kakaknya membuat dagangan. Meskipun dirinya memang pengangguran saat ini. Maka dari itu, dirinya datang ke rumah kakaknya untuk sekedar membantunya. Walaupun sama sekali tidak membantu. Karena banyak sekali daun pisang yang rusak akibat dirinya.
Tangannya benar-benar tidak terbiasa dengan membungkus makanan seperti ini. Sebab kedua tangannya terbiasa bergerak dia atas komputer daripada membungkus makanan olahan dengan daun.
“Latihan Luh latihan, nanti kalau kamu udah punya suami. Teteh yakin kamu pasti butuh kayak gini nantinya.”
“Tapi Galuh teh belum ada keinginan nikah teteh. Jadi belajarnya nanti-nanti aja.”
“Kamu ini, dibilangin kok malah kayak gitu. Kalau nanti-nanti belajarnya suamimu makan apa kalau gitu?”
“Ya kan bisa beli teh, bisa delivery juga. Kan bisa bantu-bantu UMKM juga.”
Lisung yang mendengar hal itu melempari adiknya itu dengan kain lap yang baru saja ia gunakan. Mulut adiknya itu benar-benar tidak bisa di rem kalau sedang dinasehati. Dan juga tidak beraturan kalau sudah ngomong. Galuh yang dilempari kain lap itu pun menangkapnya meletakkannya di lantai.
“Dinasehati kok malah jawab aja mulutnya, udah selesai belum bungkusnya?”
“Sudah, nih. Setelah ini diapain?”
“Dimasukkan ke dandang itu yang ada di atas kompor. Tapi sebelum itu ditambahi air dulu, nambahinnya jangan banyak-banyak kayak waktu itu.”
“Iyaaa.”
Dia melakukan apa yang disuruh kakaknya dengan baik. Menambah air dengan tidak terlalu banyak setelah itu menutupnya. Dan setelahnya ia membersihkan kekacauan yang dibuatnya tadi. Agar terlihat rapi dan tidak kotor.
“Oh iya Luh kakak teh mau tanya sama kamu, itu bos kamu itu katanya baru dapat masalah di kantornya. Bener itu beritanya?”tanya Lisung dengan tangan yang berkutat membumbui sayuran yang dibuatnya untuk urap-urap.
“Emang teteh tahu darimana berita itu?”tanya balik Galuh pada kakaknya dengan polos.
“Dari grup arisan komplek, biasalah ibu-ibu komplek kalau ada berita panas sering dibagiin di grup. Tapi yang di vidio itu beneran bosmu itu kan? Bukannya dia anaknya tetangga sebelah, yang pernah menegur kamu waktu itu?”
“Iya itu bos aku.”
“Tapi berita yang beredar itu beneran bos kamu to?”
“Kalau itu nggak tahu teh, Galuh nggak pernah ngikutin berita kayak gitu.”
“Iya juga, kamu kan bocah nolep mana tahu berita kayak gitu.”
Galuh mendengus dengan pernyataan kakaknya. Tapi memang benar adanya, ia tidak terlalu tahu berita tentang luar. Berita tentang pemerintahan saja ia malas mendengar apalagi berita tidak jelas lainnya. Mau itu dari entertainment atau tidak kelakuan keamanan negara. Ia bodo amat dengan semua itu. Karena dirinya hanya fokus pada pengembangan diri dan meraih kesuksesan. Hal yang dilakukan seperti kakaknya itu, adalah hal yang membuang waktu. Dan tidak penting bagi hidupnya.
“Kasian tahu Luh tetangga samping rumah kita itu. Ibunya yang sering arisan sama teteh itu, sekarang stroke gara-gara berita anaknya. Atasanmu itu sampai sekarang nggak jenguk-jenguk ibunya. Padahal udah dihubungi berkali-kali”ucap Lisung.
“Ngapain teh kasian sama dia, nggak perlu dikasihani lah. Orangnya aja dulu pernah ngolok-ngolok teteh waktu pertama kali datang ke rumah ini”kesal Galuh pada kakaknya yang terlalu baik.
“Hus nggak boleh seperti itu Luh, sesama tetangga jangan seperti itu. Mungkin dulu tetangga kita belum terbiasa dengan tetangga baru, makanya ngomong seperti itu. Sekarang teh, teteh cuma lagi khawatirin keadaannya. Apalagi anaknya belum menjenguk sama sekali”ujar Lisung dengan meletakkan makanan yang dibuatnya tadi ke dalam wadah.
Kakaknya ini, entahlah ia bingung harus mendeskripsikannya seperti apa. Dia terlalu baik pada orang yang pernah menjahatinya. Bahkan tak segan-segan memberi bantuan pada orang yang pernah menjahatinya. Meskipun pada akhirnya akan diinjak lagi. Lisung adalah keluarga satu-satunya yang ia punya, orangtuanya sudah meninggal dunia akibat penyakit. Dan saat itu dirinya hanya hidup berdua dengan kakaknya.
Dulu ketika dirinya masih berada di masa sekolah, Lisung melakukan apa saja untuk dirinya agar bisa tamat sekolah sampai ke jenjang perkuliahan. Lisung tidak ingin Galuh harus bernasib sama seperti dirinya yang tidak memiliki latar belakang pendidikan. Lisung ingin adiknya itu meraih gelar pendidikan agar bisa bermanfaat bagi dirinya sendiri dan orang lain.
“Teteh nggak mau nyimpen dendam Luh, nggak baik buat kesehatan teteh. Teteh pengen hidup damai sama keluarga teteh, biarlah orang-orang yang selalu meremehkan kita kalut dengan pikirannya sendiri. Teteh hanya ingin menikmati kebahagiaan teteh bersama keluarga teteh dan kamu udah itu aja. Keinginan teteh cuma satu yaitu lihat kamu menikah dengan orang tepat nantinya”ucap Lisung dengan nada rendah.
Dia teringat dengan pilihan hidupnya dulu yang memilih pasangan salah. Hingga dirinya harus mengorbankan mimpi adiknya yang tertunda. Dia hanya berharap pasangan adiknya nanti bisa lebih baik darinya. Dan juga kehidupan adiknya lebih baik dari yang dulu.
“Teteh kenapa harus ngomongin nikah mulu sih. Udah ah jangan bahas itu mulu, Galuh masih muda. Masih pengen raih impian Galuh dulu”ujar Galuh.
“Dinasehati kok malah gitu sih Lo Luh”saut Koswara yang baru saja datang dengan pakaian kerjanya.
“Ngapain Lo dung kesini kayak nggak ada tempat makan lain aja”pungkas Galuh pada Koswara yang duduk di sampingnya.
“Teteh yang undang Koswa ke sini, biar ada teman buat makan di rumah”lontar Lisung datang ke arah mereka dengan membawa piring.
“Tuh dengerin”ejek Koswara pada Galuh.
Galuh mendelik kan matanya pada Koswara, teman prianya yang satu itu. Selalu menjadi kesayangan kakaknya setiap kali dirinya kemari.
“Udah berantemnya, mari makan. Koswara makan yang banyak ya biar kerjanya nanti lebih semangat. Kalau mau bawa lagi masih ada kok nggak usah khawatir kamu bisa bungkus juga buat dibawa pulang”papar Lisung pada Koswara.
“Teteh”protes Galuh pada kakaknya.
“Ndak usah protes kamu Luh. Kamu kan setiap hari selalu kesini, lah kalau Koswa kan jarang”kilah Lisung.
Koswara yang melihat hal itu menatap kemenangan ke arah Galuh. Ia senang melihat Galuh sedang memberengut ke arahnya karena pembelaan yang dilakukan Lisung. Entah mengapa ketika melihat temannya itu kesal, ia senang melihatnya.
Kalo berkenan boleh singgah ke "Pesan Masa Lalu" dan berikan ulasan di sana🤩