Terkena stroke di usia muda, membuat Reyna ditinggal selingkuh oleh Bram, suaminya yang tidak bisa menahan hasratnya selama Reyna masih dalam masa penyembuhan. Hal ini justru membuat masa pemulihan Reyna jadi terhambat.
Dalam keadaan Reyna yang begitu terpuruk, Glen, sopir pribadi Reyna yang selalu mengantar kemanapun Reyna mau akhirnya menjadi tempat Reyna meluahkan segala keluh kesahnya.
Seiring berjalannya waktu, Reyna merasa begitu nyaman berada di sisi Glen yang selalu ada untuknya dan begitu juga sebaliknya. Mereka pun terikat dalam hubungan yang tidak semestinya dan sepakat untuk menikah.
Sayangnya, saat kesehatan Reyna sudah pulih seperti sedia kala dan melayangkan gugatan cerai pada Bram, Bram sama sekali tidak mau bercerai dengan Reyna dan berjanji untuk membangun kembali rumah tangga mereka yang sudah retak.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon AdindaRa, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Pengakuan Glen
Keluarga Reyna kini tengah menunggu kedatangan keluarga Glen. Tidak kecurigaan apa-apa dengan Bram karena ia sudah mengetahui jika Glen akan dijodohkan dengan Keyra.
Sayangnya kali ini Bram tidak bisa ikut dalam pertemuan dua keluarga ini karena ia baru saja mendapat telepon dari rumah sakit yang mengharuskan ia pergi ke sana. Mau tidak mau Bram harus pergi ke rumah sakit karena kali ini ia tidak bisa mengandalkan Glen.
Terlebih setelah mengetahui identitas Glen yang sebenarnya. Akhirnya Bram pun mengajak Reyna untuk masuk ke dalam kamar sebentar.
“Sayang, ikut Mas bentar yuk! Ada hal penting yang ingin mas sampaikan sama kamu!” ajak Bram sambil menggenggam tangan Reyna.
“Pah, Key, Reyna ke atas dulu ya!” pamit Reyna. Pak Hirata dan juga Keyra yang tengah asyik menyaksikan televisi pun langsung menganggukkan kepalanya.
Reyna pun langsung mengikuti langkah suaminya menuju ke kamar. Sesampainya di kamar, Reyna langsung melepaskan tangan Bram.
“Ada apa Mas?”
Pertanyaan Reyna membuat Bram menghela nafasnya panjang.
“Aku harus pergi ke rumah sakit, sayang!”
“Yah, aku tahu! Mawar pasti sedang membutuhkan Mas Bram kan?” balas Reyna ketus membuat senyuman Bram terlukis sempurna.
“Aku senang melihatmu cemburu, sayang. Dengan begini aku jadi tahu betapa kau masih mencintaiku! Tapi bukan itu alasannya. Dokter meminta aku menandatangani sesuatu yang tentunya tidak bisa diwakilkan dengan siapa pun!”
“Percayalah, sayang! Aku benar-benar ingin memperbaiki rumah tangga kita mulai dari awal. Aku berjanji akan meninggalkan Mawar selepas ia keluar dari rumah sakit!”
Penjelasan Bram kali ini membuat Reyna sangat muak mendengarnya. Ia tahu persis jika papanya sangat senang dengan hasil kinerjanya selama ini.
Hal ini membuat Bram begitu percaya diri untuk tidak digugat cerai oleh Reyna. Dia tahu persis bagaimana sikap istrinya yang tidak tega untuk membuat papanya merasa kecewa.
“Pergilah, Mas! Aku paham keadaanmu!” balas Reyna.
“Terima kasih sayang! Aku berjanji akan segera pulang jika masalah di rumah sakit sudah selesai!”
Bram pun kemudian kembali menggandeng tangan Reyna, namun Reyna langsung menghindar. “Maafkan aku, sayang! Aku mohon jangan merajuk seperti ini!” pinta Bram.
“Aku tidak merajuk, Mas! Pergilah dan cepat kembali. Aku menantikanmu!”
Ucapan Reyna kali ini terdengar bagai angin sejuk di telinga Bram. Ia pun bergegas meninggalkan kamar dan berpamitan kepada Pak Hirata.
Tak lama selepas kepergian Bram, keluarga Glen pun datang ke Mansion Pak Andika. Pak Andika pun langsung menyambut kedatangan mereka semua dengan hangat.
Tanpa buang-buang waktu lagi Glen pun langsung meminta maaf kepada Pak Hirata atas kebohongannya selama ini. Pak Hirata dan Keyra pun bisa menerima permintaan maaf dari Glen. Hanya saja mereka masih penasaran apa tujuan Glen menyamar sebagai sopir pribadi.
“Lalu kenapa kamu berbohong, Glen?” tanya Pak Hirata.
“Karena sayang mencintai putri sulung anda Pak Hirata, Reyna! Saya mencintainya sejak pandangan pertama saat saya tiba di Bandara. Selepas itu saya terus mencari tahu tentang Reyna sampai saya bertemu dengan bapak!” jelas Glen tanpa gentar sedikit pun.
Sayangnya penjelasan Glen kali ini justru membuat Pak Hirata sangat terkejut dan naik pitam.
“Apa katamu?” tanya Pak Hirata sambil beranjak dari tempat duduknya dan langsung memukul rahang Glen dengan keras.
Bugh!
Pukulan Pak Hirata membuat Reyna memekik kencang dan menarik papanya untuk mundur.
“Papaaaaa! Jangan paaa!”
Sedangkan Keyra masih sangat tercengang mendengar pengakuan Glen barusan. “Jadi Wanita di bandara yang kamu maksud dari dulu itu Kak Reyna?” tanya Keyra kepada Glen.
“Iya!” jawab Glen sambil mengusap ujung bibirnya yang mengeluarkan darah.
“Kurang ajar kamu, Glen! Kamu tahu kan kalau anak saya sudah menikah?!” tanya Pak Hirata dengan nada menggertak.
Gwen dan kedua orang tuanya hanya melihat Glen dengan miris tanpa mau ikut campur dengan apa yang hendak Glen pertanggung jawabkan di depan papanya Reyna.
Sedangkan Reyna masih terus memeluk papanya dari belakang agar tidak kembali melayangkan pukulannya ke wajah Glen.
“Saya tahu, Pak Hirata! Selama ini saya hanya memendam perasaan cinta saya terhadap Reyna."
"Namun setelah saya mengetahui perselingkuhan Pak Bram, saya terus berusaha untuk menguak perselingkuhan menantu bapak dan menyatakan perasaan saya terhadap Reyna!” jelas Glen membuat Pak Hirata menggelengkan kepalanya tidak percaya.
☘️☘️☘️
Sambil menunggu cerita selanjutnya, mampir yuk ke Novel aku yang lain