Seruni, memiliki fisik yang tidak sempurna, karena cacat sejak lahir.
Sehingga kedua orang tuanya tidak menginginkan dirinya dan di minta untuk di bawa pergi sejauh mungkin.
Namun, meskipun terlahir cacat, Seruni memiliki bakat yang luar biasa, yang tidak semua orang miliki.
Karena bakatnya itu, ternyata membuat seorang CEO jatuh cinta kepadanya.
Bagaimana kisah selanjutnya? Penasaran? Baca yuk!
Cerita ini adalah fiktif dan tidak berniat untuk menyinggung siapapun.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Pa'tam, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Episode 30
Jovan menghampiri kedua pria, kemudian mencengkram rahang dari salah satu pria itu.
"Siapa yang menyuruh kalian?"
Pria itu malah tersenyum miring. Jovan pun menanyainya lagi, namun pria itu tidak juga mau mengatakannya.
"Sudahlah kalau tidak mau bilang," kata Jovan melepaskan cengkraman nya pada rahang pria itu.
"Lepaskan dia!" perintah Jovan pada Aldi.
Aldi mengerutkan keningnya, ia tidak mengerti kenapa tuan nya meminta pria itu untuk di lepaskan.
Namun Aldi juga tidak membantah, lalu melepas ikatan pria itu. Aldi ingin melepaskan yang satunya, namun Jovan melarangnya.
"Satu saja dulu, nanti baru giliran yang satunya," kata Jovan. Aldi pun tidak jadi melepaskan ikatan pria satunya.
Pria itu tersenyum senang karena di lepaskan oleh Aldi. Kemudian Jovan berbalik membelakangi pria itu.
Saat pria itu berdiri, Jovan memutar tubuhnya dan mengangkat kakinya tinggi sejajar dengan kepala pria itu.
Satu tendangan mendarat bebas tepat di kepala pria itu. Pria itu terjatuh ke lantai, penglihatannya pun berkunang-kunang akibat tendangan Jovan.
"Mau bilang atau ...." Jovan meletakkan telunjuknya ke lehernya sendiri. Ia tersenyum devil pada pria itu.
"Sampai mati pun aku tidak akan memberitahu," kata pria itu.
"Terserah kamu, kamu yang mati dia yang bersenang-senang. Jangan jadi bodoh dengan melindungi orang yang sudah membayar mu," ujar Jovan.
Pria itu terdiam, kemudian Jovan meminta Aldi untuk melepaskan yang satunya. Namun pria yang satunya langsung mengatakan jika mereka hanya di bayar.
"Kalian mau bebas, kan? Kalau ingin bebas, katakan siapa yang menyuruh kalian?"
"No-nona Anita, dia meminta kami untuk menghabisi gadis cacat itu," jawab pria yang baru saja di lepaskan oleh Aldi.
"Gitu 'kan enak, kalau dari tadi kalian mengatakannya, gak bakalan begini akibatnya," ujar Jovan.
Kemudian Jovan meminta Aldi untuk membawa kedua pria itu. Aldi kembali mengikat tangan pria itu ke belakang agar tidak lepas.
Aldi memanggil bawahannya yang lain untuk membantunya. Hanya sekejap, dua orang pria berbadan besar pun keluar dari ruangan lain.
"Bawa mereka ke kantor polisi beserta bukti kejahatan mereka!" perintah Jovan.
"Tuan, bukankah Tuan bilang akan melepaskan saya? Tuan, Tuan...." Pria itu memohon untuk di lepaskan. Namun Jovan tetap menyuruh bawahannya untuk membawa kedua pria itu.
Kedua bawahan Jovan pun mengangguk lalu menyeret pria itu ke dalam mobil. Aldi pun masuk ke dalam mobil untuk membawa mereka ke kantor polisi.
Sedangkan Jovan akan kembali ke rumah sakit. Sudah lebih satu jam ia pergi. Dan berharap mamanya sudah sadar.
Jovan melajukan mobilnya dengan kecepatan tinggi agar segera tiba di rumah sakit. Tidak butuh waktu lama, Jovan pun tiba.
Jovan langsung masuk ke ruang perawatan mamanya dan melihat sang mama sudah sadar.
"Ma?" Jovan langsung menghampiri mamanya.
"Mama tidak apa-apa, mama akan lebih khawatir jika Seruni yang terluka," ujar Saskia.
"Aku sudah tangkap pelakunya dan sekarang sedang di bawa ke kantor polisi. Tapi pelaku utamanya belum tertangkap," kata Jovan.
"Pelaku utama? Maksudmu?" tanya Saskia.
Jovan pun menceritakan tentang pengakuan pria itu. Saskia sangat terkejut saat mengetahui kalau Anita bisa melakukan hal seperti itu.
"Terlihat polos dan baik ternyata hanya topeng," ucap Saskia.
Sungguh dia tidak menyangka jika Anita bisa melakukan hal seperti itu. Padahal selama ini Saskia melayaninya dengan cukup baik.
"Masalah ini tidak bisa di biarkan. Bila perlu penjarakan juga Anita," kata Saskia.
"Biarkan polisi yang menanganinya. Dan aku akan menarik semua saham ku di perusahaan Om Ridwan," ujar Jovan.
Masalah Anita di grebek polisi, Jovan masih bisa bertoleransi, namun kali ini, tindakan Anita sudah melampaui batas.
Ini sudah menyangkut soal nyawa, beruntung masih bisa selamat, tapi Jovan memang tidak ingin memberi wajah lagi pada Anita.
"Mama rasa tidak perlu menarik saham dari perusahaan Ridwan. Biarkan saja, yang salah itu Anita. Sebaiknya Anita saja yang di laporkan," ujar Saskia.
Biar bagaimanapun, Saskia masih memandang mereka sebagai sahabat. Walau pun Sekar sudah memutuskan persahabatan mereka, namun Saskia tetap menganggap Sekar sahabatnya.
Jovan pun mengangguk menyetujui perkataan mama nya. Mereka semua menoleh saat pintu ruangan terbuka yang ternyata adalah Kosim.
Saat di bandara, Kosim menanyakan rumah sakit dan ruang tempat Seruni di rawat. Karena Kosim mengira jika Seruni lah yang terluka.
"Bagaimana keadaanmu Nak? Apa yang terjadi?" tanya Kosim.
"Aku tidak apa-apa Pak, tapi tante Saskia yang terluka karena melindungi aku," jawab Seruni.
Kosim pun mengucapkan terima kasih kepada Saskia. Saskia pun mengangguk, kemudian ia pun ingin istirahat agar cepat pulih.
"Bagaimana dengan urusan di sana Pak?" tanya Sari.
"Sudah beres Bu, hanya Diah yang tidak mau di beri. Katanya dia sudah cukup mampu dan tidak perlu di beri sedekah," jawab Kosim.
"Biarkan sajalah Pak, masih banyak orang mau," ujar Sari.
Merasa sudah baik-baik saja, Kosim dan Sari juga yang lainnya pun pamit pulang. Tapi Seruni akan tetap di sini untuk menemani Saskia.
Walau pun Seruni tidak bisa melayani Saskia, setidaknya Saskia punya teman ngobrol dan tidak terlalu kesepian.
Kosim, Sari, Warna dan Inem pun akhirnya pamit pulang. Jovan di minta untuk mengantar mereka terlebih dahulu.
Tanpa sepengetahuan Saskia, Jovan menghubungi Aldi untuk menarik investasi di perusahaan Ridwan.
Aldi pun langsung setuju dan akan menarik semua saham mereka di perusahaan itu. Jika Jovan menarik sahamnya, Ridwan tidak punya pegangan lagi untuk bertahan.
Jadi ia harus berjuang keras untuk membangkitkan kembali perusahaannya yang sudah di ambang kebangkrutan.
Sementara di tempat lain ...
Dua orang polisi datang ke rumah Ridwan. Pelayan yang membuka pintu cukup kaget, karena tidak biasanya polisi datang.
"Permisi, Bapak Ridwan nya ada?" tanya polisi itu.
"Sebentar saya panggilkan," jawab pelayan sedikit gugup.
Pelayan kemudian memanggil Ridwan dan mengatakan jika polisi mencarinya. Ridwan pun sedikit bingung, begitu juga dengan Sekar.
"Ada apa ya Pa?" tanya Sekar.
"Tidak tahu Ma, coba kita temui saja dulu," jawab Ridwan.
Ridwan tidak takut karena ia merasa tidak punya salah. Tapi ia penasaran, kenapa polisi datang ke rumahnya?
"Selamat sore Pak Ridwan," sapa polisi itu.
"Sore, ada apa ya?" tanya Ridwan dengan wajah bingung.
"Anita nya ada Pak?" tanya polisi.
Ridwan dan Sekar terdiam, namun dalam hatinya bertanya-tanya, apalagi yang di lakukan anak itu?
"Tolong di panggilkan dulu Pak jika ada," ucap polisi dengan nada sopan.
Ridwan langsung meminta pelayan untuk memanggil Anita di kamarnya. Anita sedang mencoba pakaian yang baru saja di belinya di mall tadi.
Pelayan mengetuk pintu dan tidak lama pintu pun terbuka. Pelayan mengatakan jika polisi sedang mencarinya.
"Gawat, jangan-jangan polisi hendak menangkap ku," batin Anita.
"Bibik duluan dulu, nanti aku menyusul," kata Anita.
Pelayan pun mengangguk, kemudian Anita kembali menutup pintu. Dia mengemasi pakaiannya dan barang-barang berharga.
Kemudian memasukkannya ke dalam tas agar mudah di bawa. Anita sudah merencanakan untuk kabur dari rumah ini.
02
11.10
09
2138
lanjut lagi kak up
semangat, sehat selalu /Heart//Heart//Heart/
yg cuma buat malu 😀😀😀
kehendak Tuhan, jngan kau i gkari, yg pasti ny kau yg akan hancur sekar/ridwan 😁😁😁