"Menyingkirlah dan berhenti mengejar aku. Percuma saja, aku tak suka dengan anak kecil."
"Enak saja anak kecil, aku sudah besar, Om. Lihat saja, dada ku tumbuh dengan baik."
Darren Wisnu Abiana adalah seorang duda keren berusia 36 tahun, dia di tinggalkan oleh sang istri untuk mengejar pria lain. Patah hati yang Darren rasakan membuat nya trauma dan menutup hati nya untuk wanita mana pun.
Hingga, seorang gadis berseragam SMA datang dan mengejar nya. Meskipun dia sudah bersikap jutek pada gadis bernama Sherena itu, tapi dia tetap tidak pantang menyerah untuk mendapatkan nya.
Akankah pertahanan Darren runtuh saat melihat kesungguhan yang di lakukan oleh Sheren?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon sendi andriyani, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 29 - Keheranan Arya
"Sayang.."
"Iya, Ma. Kenapa?" Tanya Sherena, dia mendekat dan membantu sang ibu untuk membereskan dan menata makanan di meja. Arya yang melihat hal itu, tentu saja keheranan. Sejak kapan putri nya mau bantu-bantu seperti ini? Biasa nya, Sherena paling malas kalau di suruh bantu-bantu. Tapi kali ini, tanpa di minta pun dia langsung berinisiatif membantu.
Arya menatap putri nya dengan curiga, dia yakin ada yang di sembunyikan oleh Sherena dan istrinya. Kira-kira apa ya? Tak mungkin rasanya jika Sherena yang biasa nya malas mendadak rajin jika tanpa alasan tertentu.
"Tumben kamu rajin gini, Sher? Ada maksud atau tujuan lain hmm?" Tanya Arya sambil tersenyum.
"Papa ini, anak nya rajin di tanyain. Anak nya pemalas di marahin, mau nya gimana?" Tanya Arumi, dia sendiri yang kesal pada suaminya.
"Hehe, soalnya jarang-jarang aja gitu liat Sheren mode rajin begini. Jadinya keliatan aneh, sayang."
"Aneh? Harusnya bagus dong, pah."
"Iya deh iya." Jawab Arya sambil terkekeh. Akhirnya, mereka pun makan malam. Arya membiarkan putri nya yang melayani nya malam ini, Arumi tersenyum kecil melihat putri nya. Seperti nya, Sheren sedang jatuh cinta dan itu benar-benar membuat nya berubah.
Setelah selesai makan malam pun, Sherena lah yang membersihkan meja dan mencuci piring nya. Tentu saja, perubahan putri nya ini membuat Arumi senang. Karena pekerjaan nya menjadi sedikit lebih ringan dari biasa nya.
"Ma, Sheren udah selesai nyuci piring. Sekarang mau ke kamar dulu, mau belajar besok ulangan."
"Iya, sayang." Arumi pun membiarkan putri nya pergi ke kamar untuk belajar. Kini, tersisa lah Arumi dan Arya yang saling melempar tatapan. Seperti nya, Arya ngebet ingin mengetahui alasan perubahan putri nya yang tiba-tiba.
"Sayang.."
"Iya, Mas. Kenapa?"
"Putri kita berubah kenapa?" Tanya Arya membuat Arumi tersenyum kecil.
"Biasa lah, anak muda lagi jatuh cinta, Pah. Jadi Mama bilang, kalau udah punya pujaan hati, dia harus bisa masak, beres-beres rumah, nyenengin suami gitu. Meskipun bisa saja kan menyewa asisten rumah tangga, tapi tetap saja itu kan biasa nya di kerjakan wanita."
"Ohh, gitu ya?"
"Iya, Mas. Makanya dia berubah, besok juga mau belajar masak."
"Memang nya siapa pria nya, Ma?" Tanya Arya membuat Arumi tersenyum licik.
"Ada deh, nanti juga papah tahu sendiri. Aku jamin, papah gak bakalan nyangka deh siapa pujaan hati nya Sheren."
"Duh, papah penasaran deh. Siapa ya? Apa dia tampan?"
"Tampan dan mapan, udah dewasa juga. Coba, apa papah kepikiran seseorang yang sesuai dengan kriteria yang mama ucapkan?" Tanya Arumi, Arya terlihat memikirkan. Kira-kira, siapa ya? Dia benar-benar tidak kepikiran siapapun saat ini.
"Gak ada sih, Ma. Belum kepikiran, tapi syukurlah kalau putri kita memang memilih pria tampan dan mapan. Artinya, putri kita benar-benar sudah dewasa bukan? Mata nya juga berfungsi dengan normal kalau begitu."
"Papah ini, ada-ada aja. Sama anak nya kok gitu sih?" Arumi terkekeh sambil menepuk pelan lengan suaminya.
"Hehe.."
"Udahlah, ayo tidur. Malam ini, Mama sedang ingin." Ucap Arumi yang membuat Arya semringah seketika. Tanpa basa basi lagi, dia segera menggendong istrinya ala bridal style dan membawa nya ke kamar.
"Papah, pelan-pelan gendong nya. Nanti encok nya kambuh lho."
"Gak bakalan, soalnya papah bakalan dapet asupan vitamin." Jawab Arya sambil tersenyum. Tahu lah ya, apa yang terjadi, hehe. Author lagi gak mood nulis anu hari ini.
Sedangkan di kamar, Sherena fokus dengan buku-buku nya. Dia sedang belajar, target nya adalah mendapatkan nilai ulangan yang bagus agar dia bisa menunjukkan nya pada Darren, sang kekasih.
Keesokan harinya, Sherena membuat nasi goreng untuk dia sarapan di mobil bersama Darren. Sherena sudah meminta izin pada ibu nya untuk berangkat sekolah bersama Darren. Gadis itu membuat nasi goreng dengan telur, bakso dan sosis juga sayuran.
"Cobain dulu dong, Ma. Enak gak?" Tanya Sherena sambil menyendok sedikit nasi goreng buatan nya dan menyuapkan nya pada sang Mama.
"Wah, enak sayang. Kurang gurih dikit, tambahin kaldu nya."
Sherena menurut, dia menambahkan kaldu bubuk ke dalam nasi goreng nya lalu mengaduk nya.
"Sekarang?" Tanya Sherena, Arumi kembali mencicipi nasi goreng buatan putri nya.
"Udah, enak sayang."
"Makasih, Ma." Jawab Sherena, dia pun mematikan kompor dan memindahkan nasi goreng nya ke dalam wadah.
"Kalo gitu, Sheren berangkat dulu ya, Ma?"
"Iya, hati-hati sayang."
"Oke, Ma." Jawab Sherena sambil tersenyum.
"Lho, gak sarapan dulu?" Tanya Arya.
"Enggak pah, Sheren mau sarapan sama ayang aja nanti. Sheren berangkat dulu, dadah Mama, papah." Jawab Sherena, dia pun berlari keluar dari rumah dengan membawa dua kotak berisi nasi goreng.
Arya menggelengkan kepala nya, dia benar-benar penasaran seperti apa sosok pria yang menjadi pujaan hati putri nya. Tapi, yasudahlah. Nanti juga dia akan tahu sendiri.
.....
🌻🌻🌻🌻