NovelToon NovelToon
Penjara Cinta Tuan Adrasta

Penjara Cinta Tuan Adrasta

Status: tamat
Genre:Konflik etika / Nikah Kontrak / Percintaan Konglomerat / Romansa / Psikopat itu cintaku / KDRT (Kekerasan dalam rumah tangga) / Tamat
Popularitas:29.5k
Nilai: 5
Nama Author: Sylvia Rosyta

Rania Alesha— gadis biasa yang bercita-cita hidup bebas, bekerja di kedai kopi kecil, punya mimpi sederhana: bahagia tanpa drama.

Tapi semuanya hancur saat Arzandra Adrasta — pewaris keluarga politikus ternama — menyeretnya dalam pernikahan kontrak.

Kenapa? Karena Adrasta menyimpan rahasia tersembunyi jauh sebelum Rania mengenalnya.

Awalnya Rania pikir ini cuma pernikahan transaksi 1 tahun. Tapi ternyata, Adrasta bukan sekedar pria dingin & arogan. Dia manipulatif, licik, kadang menyebalkan — tapi diam-diam protektif, cuek tapi perhatian, keras tapi nggak pernah nyakitin fisik.

Yang bikin susah?
Semakin Rania ingin bebas... semakin Adrasta membuatnya terikat.

"Kamu nggak suka aku, aku ngerti. Tapi jangan pernah lupa, kamu istriku. Milik aku. Sampai aku yang bilang selesai."

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Sylvia Rosyta, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

PCTA 20

Malam telah larut ketika Rania terjaga dari tidurnya. Di sebelahnya, Adrasta terlelap dengan napas teratur, wajahnya tampak lebih lembut dalam ketenangan tidur. Namun, hati Rania bergemuruh. Peristiwa yang baru saja terjadi antara mereka berdua masih terpatri jelas di benaknya. Perasaan bersalah dan penyesalan menyelimuti dirinya, membuat dadanya sesak.

Perlahan, Rania bangkit dari ranjang tanpa membangunkan Adrasta. Langkah kakinya membawanya ke kamar mandi yang terletak di sudut kamar. Begitu pintu tertutup, ia menyalakan lampu redup dan menatap bayangannya di cermin.

Mata yang sembab, bibir yang sedikit bengkak, dan jejak-jejak sentuhan Adrasta masih terasa di kulitnya. Air mata mulai mengalir tanpa bisa dibendung. Isakan pelan memenuhi ruangan kecil itu. Rania merasa tubuhnya telah mengkhianatinya; bagaimana mungkin ia merespons sentuhan Adrasta dengan begitu intens, padahal hatinya menolak.

la merasa kehilangan kendali atas dirinya sendiri, dan itu membuatnya muak. Setelah beberapa saat, Rania mengusap wajahnya, mencoba menenangkan diri. la menyadari bahwa tinggal di vila ini bersama Adrasta hanya akan semakin menyiksa batinnya.

Keputusan pun diambil: ia harus pergi dari tempat ini. Kembali ke kamar, Rania memastikan Adrasta masih tertidur pulas. la mengambil pakaian seadanya dan mengenakannya dengan cepat. Tanpa membawa barang-barang lainnya, ia mengendap-endap keluar dari kamar, menuruni tangga dengan hati-hati agar tidak menimbulkan suara.

Vila itu sunyi, hanya terdengar desiran ombak dari kejauhan. Rania tahu bahwa di ujung dermaga terdapat helipad dengan helikopter yang selalu siap sedia. Jika ia bisa mencapai helikopter itu dan menerbangkannya, ia bisa melarikan diri dari pulau ini. Langkahnya semakin cepat saat melihat helikopter tersebut.

Namun, tepat ketika ia hampir mencapai pintu kokpit, sebuah tangan kuat mencengkeram lengannya. Rania terkejut dan berbalik, menemukan Adrasta berdiri di belakangnya dengan ekspresi dingin namun matanya menyiratkan kekecewaan. "Mau ke mana, Rania?" suaranya rendah namun tajam.

Rania mencoba melepaskan diri, namun genggaman Adrasta terlalu kuat. "Lepaskan aku, Adrasta! Aku tidak bisa tinggal di sini bersamamu!"

Tanpa berkata-kata, Adrasta menarik Rania kembali menuju vila. Mereka melewati lorong-lorong hingga tiba di sebuah pintu yang sebelumnya tidak pernah Rania lihat.

Adrasta membuka pintu tersebut dan mendorong Rania masuk ke dalam ruangan yang remang-remang. Ruangan itu dipenuhi dengan berbagai barang pribadi: foto-foto lama, buku-buku usang, dan benda-benda kenangan lainnya. Di tengah ruangan, terdapat sebuah piano tua dengan beberapa lembar partitur musik yang sudah menguning.

Adrasta melepaskan genggamannya dan berjalan menuju salah satu foto yang terpajang di dinding. la mengambilnya dan menatapnya dengan tatapan kosong. Rania, meski masih diliputi amarah, merasa penasaran dan mendekat perlahan.

"Ini tunangan ku," ujar Adrasta lirih, menunjukkan foto seorang gadis muda dengan senyum cerah. "Namanya Alina. Dia meninggal beberapa tahun lalu karena kecelakaan." Rania terdiam, tidak tahu harus berkata apa. "Sejak kepergiannya, aku merasa kehilangan sebagian dari diriku," lanjut Adrasta. "Aku berjanji pada diriku sendiri untuk tidak pernah lagi kehilangan orang yang aku cintai."

la menatap Rania dengan mata yang penuh emosi. "Jangan pernah membuatku kehilangan orang yang aku cintai lagi, termasuk kamu, Rania."

Kata-kata itu menggema di benak Rania. la mulai memahami alasan di balik sikap posesif Adrasta terhadapnya. Namun, apakah itu cukup untuk membenarkan semua tindakan Adrasta?

1
🎧✏📖
Semangat✌
Author Sylvia: iya kak makasih 👌☺️
total 1 replies
Sita Silvara
baru kali ini baca novel yang ceritanya bos diajarin sama anak buahnya sendiri
Sita Silvara
selamat
Sita Silvara
yey sah
Sita Silvara
akhirnya datang juga har h
Sita Silvara
tahan Rania,ini ujian
Putri Sylvia
dag Dig dug/Smile/
Putri Sylvia
ampun dah si Dion ini,pake ngajarin Adrasta segala/Joyful//Joyful//Joyful/
Putri Sylvia
selamat menempuh hidup baru
Putri Sylvia
akhirnya sah juga
Putri Sylvia
tahan sebentar lagi kenapa sih,nggak sabaran banget jadi cowok/Slight/
Suhadi Mulyo
bagus
Suhadi Mulyo
kocak banget si dion/Facepalm/
Suhadi Mulyo
akhirnya sah juga
☠ᵏᵋᶜᶟ🍃⃝⃟𝟰ˢ🫦🐝⃞⃟⃝𝕾𝕳ɳҽˢ⍣⃟ₛ♋
turutin aja rania
Sita Silvara
so sweet banget sih kalian berdua
Sita Silvara
memang cowok posesif sama bucin itu kesannya gimana gitu, jadi pengen punya suami kayak Adrasta🤭
Sita Silvara
Alhamdulillah akhirnya hubungan anak dan ayah ini kembali membaik
Putri Sylvia
cemburunya Adrasta memang gak ada obatnya
Putri Sylvia
akhirnya dapat restu juga
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!