Anandi, gadis yang di anggap mati oleh ayah nya, hanya karena satu kesalahan yang tidak di sengaja.
Karena kesalahan itu lah membust mereka selalu bersama.
Akan kah kebersamaan itu membuat mereka saling jatuh cinta.
Mari kita ikuti kisah nya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon AdlanAdam, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Berhasil dan mbuahkan hasil
Bik Darsih yang sudah sampai di acara pesta, wanita paruh baya itu merasa ke bingungan harus apa di oesta yang di huni orang-orang penting, dia sudah menolak untuk tidak datang, tapi Kaizal malah menyuruh supir menjemputnya.
Saat Bik Darsih masuk, dia juga sudah di sambut dengan baik, lalu di antar ketempat Kaizal berada.
"Bibik sudah sampai?" tanya Kaizal, mendekati wanita paruh baya itu.
"Iya Den," Jawab Bik Darsih singkat, ia tersenyum pada wanita yang ada di samping anak yang sudah ia asuh itu.
"Apa Nona ini istrinya Aden?" tanya Bik Darsih, bicara pada Andini yang ada di samping Kaizal.
"Iya Bik, namaku Andini," jawab Andini memperkenalkan dirinya.
"Cantiknya," lanjut Bik Darsih, mendekati Andini.
Mereka mengobrol, tapi hanya sebebentar, karna Kaizal kembali nengajak Andini menyapa tamu yang hadir. Kaizal juga menyuruh bik Darsih untuk menikmati pestanya, meninta satu pelayan menemani wanita paruh baya itu.
Waktu sudah menunjukan jam Sepuluh malam, para tamu yang hadir pun sudah mulai berkurang, Kaizal yang melihat Andini kelelahan, segera mengajak istrinya itu untuk duduk.
Saat mereka duduk, Dayus dan Iren mendekat, "Halo Anak ku yang tampan," sapa Iren tersenyum. Tapi matanya melirik pada Andini.
"Halo juga Nyonya Iren," balas Kaizal datar.
Sedangkan Andini, ia hanya memperhatikan Iren dan Dayus, Andini bisa menebak kalau wanita muda itu adalah ibu sambung suaminya.
"Jadi ini kah menantuku yang kata mereka cantik, apanya yang cantik, menurutku biasa saja," ujar Iren seolah mengejek Andini.
"Oh ya..., tapi bagi ku, dia jauh lebih segalanya, dari pada kamu wanita yang tidak tau malu!" balas Kaizan menekan kata malunya tepat di wajah Iren.
"Dasar anak Sialan! beraninya kau, mangatakan itu!" seru Iren menatap Kaizal.
"Iren..., jangan mencari gara-gara disini," bisik Dayus, mencoba mencehah istrinya.
"Oh, ternyata setelah kau mencapai kesuksesanmu, kau kehilangan sopan santunmu ya," cetus Iren tidak menghiraukan suaminya.
Kaizal merasa geram melihat Iren, tapi mencoba untuk menenangkan dirinya agarvtidak terpancing oleh wanita itu.
"Saya mohon Tuan Dayus, bawa istri Anda pargi dari sini, sebelum kesabarang saya habis," ujar Kaizal meminta pada ayahnya, ia takut hilang kendali melihat Iren, wanita yang sangat ia benci.
"Iren!" Dayus sedikit membentak istrinya.
Menatapnya dengan tajam.
Takut istrinya membuat keributan di pesta puntanya, Dayus hahirnya membawa sang istri pergi dari tempat itu.
Setelash kepergian Ayah dan ibu tirinya, Kaizal menggenggam tangan Andini, Andini juga membalasnya, dia tau kalau saat ini suaminya itu menahan kemarahannya.
Perlahan Andini memangbsudah mulai memahami sikap suaminya, yang bisa marah secara tiba-tiba.
Merasa lebih tenang Kaizal mengajak Andini istirahat, Sebelum membawa Andini kekamar, Kaizal lebih dulu menemui Derkan.
"Der, kau urus tamu-tamu yang tersisa, bilang jika ada yang ingin menginap, kamar sudah di sediakan, Andini merasa lelah butuh istirahat," ucap Kaizal membawa-bawa nama Andini. padahal Derkan sudah tau kalau dialah yang butuh istirahat.
"Baik Tuan, semoga berhasil, dan membuahkan hasil," balas Derkan tersenyum.
Kaizal tidak lagi menanggapi ucapan Derkan, dia langsung membawa Andini meninggalkan pesta.
"Memangnya apa yang akan merhasil dan membuahkan hasil?" tanya Andini yang dari tadi hanya diam saja .
"Menurutmu apa?" balas Kaizal balik bertanya, membuat Andini merasa penasaran.
"Ya mana aku tahu kalau aku tahu aku tidak akan bertanya padamu," ujar Andini kesal dengan jawaban Kaizal.
"Sudahlah tidak usah bertanya nanti juga kau tau sendiri," Kaizal mbalas ucapan Andini, setelah itu membawa Andini masuk ke dalam lift.
Di dalam lift, Kaizal memeluk Andini, dia memang tidak pernah bisa bertemu dengan Iren. Setiap kali ia bertemu wanita itu, dia akan teringan kejadian di mana ibunya di bunuh oleh kakak wanita itu.
Keluar dari lift Kaizal mengangkat Andini, menggendong waninya itu masuk kekamar yang sudah dihiasi se indah mungkin, layaknya kamar pengantin baru. Kaizal meletakan Andini di atas ranjang, ia tersenyum pafa Andini.
Andini memperhatikan kamar yang mereka tempati saat ini, dia mengerutkan keninhnya, seingatnya tadi saat di makeup, bukan di kamar ini. Andini menatap Kaizal, tatapan oenuh dengan lertanyaan.
"Ini adalah kamar malam perta kita, Anggap saja seperti ith," ucap Kaizal, cukup menjawab pertanyaan dihati Andini.
"Malam pertama apanya, saat pertama kali kau melakukannya, itu di sore hari," balas Andini, sekarasng dia sudah tidak malu jika membahas masalah ranjang.
"Maka dari itu, aku menyiapkan ini semua Sayang, anggap saja kalau hari ini kita baru menikah, dan ini adalah malam pertama kita," ujar Kaizal, dambil ia mengelus pipi Andini.
"Terserah kau saja lah," Andini membiarkan apa saja yang suaminya itu inginkan.
Kaizal tersenyun, ia memulai yang katanya malam pertama, padahal ini sudah yang kesekian kalinya.
Andini pun menerimanya dengan senang hati, karna dia juga sudah terbiasa dengan semua yang bada pada suaminya, termaduk itu benda keramat suaminya.
Kali ini a*n*nya di skip aja ya, silahkan treveling dengan pikiran maasing-masing🤭🙈🙈🙈
Di lain tempat, masih di hotel yang sama. Ternyata Dayus membawa istrinya kekamar hotel, mereka juga menginap di disitu. Mereka juga membawa Raka, tapi bocah itu dari tadi hanya di kamar saja, larna di larang ibunya untuk keluar.
Meskipun dari tadi dia tidak benar-benar ada di kamar, melainkan pergi mencari sosok kakak yang ingin ia temui. Yah setelah melhat wajah Kaizal dan Andini, ia kembali masuk kekamar yang sudah di pesankan urangtuanya.
"Besok sebelum pulang aku harus bisa menemui kakak, aku ingin tinggal bersamanya! Tapi apa kakak askan menerima kehadiranku? dia saja sangat membenci mama," Raka terus bergumam, memikirkan apa yang harus dia ucapkan esok hari.
Malam itu semua orang menikmati pesta yang Kaizal dirikan, karna ada banya yang mendapat keuntungan malam itu, terutama pebisnis dari kalangan menengah, dimans bisa bertemu langsung dengan orang-orang penting malam itu, ada jugayang nendapat kerja sama, tapi ada juga yang mendapat musuh.
Banyak hal yang terjadi malam itu, tapi tidak dengan Ayah Raja, karna ia tidak hadir malam itu, bukan karena tidak ingin datang, tapi memang kesehatannya sedang menurun, membuat bu Annis juga tidak bisa menghadiri acar itu putrinya itu.
"Bagai mana keadaan Ayah? Apa sudah merasa lebih baik?" tamya Annis yamg menemani suaminya."
"Sudah lebih baik bu. kenapa ibu tidak pergi ke pesta Andini?" jawab ayah, sekaligus bertanya pada istrinya.
"Sudah, Ayah tidak usah memikirkan itu! besok ibu bisa menemuinya, meminta maaf karna tidak bisa datang," ujar ibu Annis menjelaskan pada suaminya.
Mohon dukung krya mak ya🙏🙏🙏
Dengan like komen favorit dan vote nya🙏🙏🙏
Love you sekebun buat kalian semua 💓💓💓💓💞💞
mantap Kaizal lindungin istrimu