Andara gadis cantik berusia dua puluh tahun, harus pergi dari desa nya karna kecantikan nya di anggap sebagai ancaman, khusus nya kaum hawa,
acap kali mendapat perlakuan buruk, dari gadis gadis maupun ibuk ibuk yang sudah bersuami, hingga kepala desa punya niat untuk menjadikan Andara sebagai istri kedua,
dengan terpaksa Andara keluar dari desa nya berniat merantau ke kota, dengan tujuan teman ibu nya,
tujuan utama menghindar dari kepala desa yang ingin menjadikan Andara istri kedua, justru Andara terjebak di lingkaran rumah tangga dengan majikan nya,
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon rubyna, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
meningal kan kampung halaman
Di sebuah terminal bis, di kota Yogyakarta, ibu Lisna melepas dengan sedih putri nya Andara, karna kecantikan nya di anggap sebagai ancaman,
Istri kepala desa yang tak terima suami nya hendak menikahi Andara wanita itu menghasut seluruh warga desa untuk mengusir Andara dari desa nya,
Andara boleh kembali sat sudah punya suami atau susah menemukan jodoh nya,
''Ibu jangan sedih ya, doa kan Dara sukses disana kita pindah saja dari desa itu,'' tutur Dara lembut menenangkan kan hati ibu nya
''kamu hati hati di sana, nurut sama buk Imah, nanti buk Imah yang akan mencarikan pekerjaan untuk mu, jangan pikir kan ibu dan ayah dan juga adik mu,'' tutur Bu Lisna lembut membelai dengan sayang rambut putri nya,
''iya Bu, Dara pamit dulu,''
''ayah Dara pamit dulu,'' pak Juki memeluk putri nya erat seakan enggan untuk melepas putri nya
Pak Juki yang banyak diam itu, tidak tega melihat putri yang di besar kan dengan kasih sayang harus pergi meningal kan desa nya, yang memang bukan kesalahan nya, warga desa meminta dara untuk meninggal kan desa tempat nya di besar kan itu,
''hati hati di sana, selalu kabari ibu dan ayah kalau ada apa apa,'' ucap pak Juki menahan haru
Andara mengangguk juga dengan mata berkaca kaca bibir bergetar menahan tangis lantaran juga tak tega meningal kan kedua orang tua nya,
''adam sekolah yang rajin, tunggu mbak punya uang banyak kita pindah saja dari desa itu,'' pesan Dara pada adik semata wayang nya Adam yang masih duduk di kelas dua SMP
Adam juga punya paras yang rupawan tak jauh beda dengan sang kakak
''mbak Dara hati hati di sana, jangan lupa kasi kabar ke kami,'' ucap Adam pesan yang tak jauh beda dengan kedua orang tua nya untuk Dara
Bis sudah melaju meninggal kan terminal kota Yogyakarta membawa dara menuju kota jakarta, yang orang bilang jantung nya kota Indonesia
menempuh perjalanan kurang lebih duabelas jam pagi ini Andara sudah sampai di kota jakarta Bu Imah sudah menunggu dara di terminal dengan anak nya Sandra
''Dara,'' panggil Bu Imah tak kala melihat Dara menuruni bis, ''wah kamu makin cantik pantas orang desa menanggapi kecantikan mu ini sebagai ancaman,'' tutur Bu Imah memegang lengan Dara terpesona dengan putri teman nya itu
''itu bagi mereka Bu, bagi Dara biasa saja,'' ucap Dara merendah
''kenali. Ini putri ibuk nama nya Sandra kalua. Bisa berteman nanti,'' ucap buk Imah memperkenal kan Dara dengan putri nya
Dara dan Sandra saling berjabat tangan usia Dara dan Sandra tak jauh beda, gadis yang tengah menempuh pendidikan kuliah semester akhir itu juga terpesona dengan kecantikan Dara, bibir mungil hidung mancung bulu mata lentik wajah tirus dengan kulit yang halus juga lembut,
Sedikit polesan, kecantikan Dara akan bertambah bersinar, hanya saja kurang perawatan rambut di kuncir asal baju juga terlihat lusuh, Dara juga mengenakan flatshoes yang sudah usang,
''Dara kamu bersama ku ibu biar naik sendiri,'' tutur Sandra sudah siap dengan motor matic nya, Dara tersenyum dan mengangguk segera naik ke atas motor dengan Sandra di depan nya
''nanti kalau aku ada waktu ku ajak jalan jalan keliling kota jakarta, kamu udah pernah kesini tidak,'' tanya sandra dalam perjalanan pulang
''belum pernah ini baru pertama kali,'' tutur Dara apa ada nya,
''oke kalau begitu kamu harus banyak menjelajah kota ini,'' tutur sandra lagi
tak sampai tiga puluh menit motor yang di kendarai sandra dan Bu Imah yang ada di belakang Sandra sudah sampai di sebuah rumah tidak besar namun cukup nyaman,
''Masuk lah Dara, maaf rumah ibuk kecil,'' tutur buk Imah yang memang hanya di tingali bertiga dengan adik nya Sandra sedang suami by Imah susah lama meningal
''Gak apa apa buk ini sudah lebih dari cukup,'' ucap Dara apa ada nya justru Dara yang tidak enak hati,
''kamu mandilah dulu setelah ini sarapan dan beristirahat lah, soal pekerjaan besok saja ibu akan menemui teman ibu lagi, kamu juga pasti capek kan habis menempuh perjalanan jauh,'' tutur Bu Imah
Dara menyegarkan kan badan nya yang terasa lengket dengan air bersih, setelah mandi Dara sarapan sesuai permintaan Bu Imah dengan di temani Sandra, sedang Bu Imah susah kembali ke warung nya tak jauh dari rumah nya,
''Dara kamu istirahat saja di kamar ku, habis ini aku tinggal tidak apa apa kan aku ada kuliah, nanti ada sella adik ku dia masih kelas enam SD,'' tutur Sandra menjelas kan, ''nanti ibu juga pulang kok gak usah kuatir sella juga sudah tau tentang kamu,'' tutur Sandra lagi yang sudah bersiap untuk pergi ke kampus
Dara hanya menggunakan dan tersenyum usai kepergian Sandra dara merebah kan diri di atas kasur tidak besar namun cukup untuk berdua, merentangkan otot otot nya yang kaku semalaman naik bis Dara tidak begitu bisa tidur,
Hati nya berat, sebenar nya meningal kan kampung halaman, kedua orang tua dan adik nya, juga pemuda yang bernama Rendi namun Dara tak begitu memikir kan hal itu, setahun menjalin kasih Rendi tak kunjung meminang nya, bahkan kehebohan di kampung Rendi juga diam saja,
Padahal Dara berharap Rendi segera menikahi nya agar Dara tak sampai pergi meningal kan kampung halaman nya, akan tetapi pemuda itu lebih memilih diam, dan menutup mata,
Dara menghela nafas nya kasar, menatap langit langit kamar Sandra, gadis yang hanya tamatan SMA itu akan bekerja apa disini, rumah tangga mungkin lebih cocok
Merasa badan nya lelah dan capek perlahan Dara terlelap Hinga siang menjelang, sayup sayup terdengar suara orang bercakap cakap di luar kamar, perlahan Dara mengerjap kan mata, sudah terlalu lama diri nya tidur,
''seperti suara Bu Imah,'' gumam Dara mencoba bangun Dara membetul kan rambut nya yang acak acakan menguncir nya asal,
''Eh Dara kamu sudah bangun, maaf ya sella pasti berisik menganggu tidur mu,'' tutur Bu Imah tidak enak hati tadi sudah meminta sella untuk tidak berisik
''todak apa apa Bu, jangan kuatir Dara susah lama juga tidur nya,''
''kamu lapar ya, ibu tidak masak tadi ini ibu belikan nasi Padang,'' ada tiga bungkus nasi Padang di atas meja makan
Dara tak segera memakan nasi itu Melain kan menatap sella yang tengah menatap nya heran
''ada apa,'' tanya Dara pelan
''kakak ini manusia ya,'' tanya nya polos
''sembarangan kamu kalau tanya ya manusia lah, kamu pikir kak Dara apa,'' ucap Bu Imah menghardik putri bungsu nya
''ya enggak Bu kok cantik sekali, persis itu lho artis cinta dilreba dimurat,'' ucap sella spontan menurut atensi nya
Terpesona sosok yang ada di depan nya sella sampai tak berkedip, cantik sekali,