NovelToon NovelToon
PICCOLA PERDUTA

PICCOLA PERDUTA

Status: tamat
Genre:Action / Misteri / Mafia / Crazy Rich/Konglomerat / Dunia Lain / Dark Romance / Tamat
Popularitas:188.4k
Nilai: 5
Nama Author: Vebi Gusriyeni

‼️Harap Bijak Dalam Memilih Bacaan‼️

Series #3 dan Series #4

Maula Maximillian dan rombongan kedokterannya dibuang ke sebuah desa terpencil di pelosok Spanyol, atas rencana seseorang yang ingin melihatnya hancur.

Desa itu sunyi, terasing, dan tak tersentuh peradaban. Namun di balik keheningan, tersembunyi kengerian yang perlahan bangkit. Warganya tak biasa dan mereka hidup dengan aturan sendiri. Mereka menjamu dengan sopan, lalu mencincang dengan tenang.

Yang datang bukan tamu bagi mereka, melainkan sebuah hidangan lezat.

Bagaimana Maula dan sembilan belas orang lainnya akan bertahan di desa penuh psikopat dan kanibal itu?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Vebi Gusriyeni, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 27 : Ruang Pengadilan

...•••Selamat Membaca•••...

Beberapa hari berlalu, kondisi mereka semua sudah dinyatakan membaik. Maureen dan Eliza setia menemani Maula, sedangkan Thalia dan Marlo aman bersama Leo di Indonesia.

Hari ini sidang untuk perkara kasus Mavros dan Anna akan digelar. Kesaksian Maula dan yang lain akan sangat diperlukan, semua bukti telah lengkap.

Tribunal Superior de Justicia de Madrid – Aula Penal II. Senin, 23 Juni 2025 | 09:27

Lorong marmer putih bergema dengan langkah sepatu Guardia Civil. Dua barisan wartawan dijejali kabel kamera; flash berkedip-kedip. Maula Maximillian menjejak karpet biru tua bersama Sofia, Reba, Rachell, dan Corvin. Di belakang mereka, Rayden dan pengacaranya dengan trouw suit abu gelap, dasi navy sambil menunduk hormat kepada petugas metal-detector.

09:30 – Ruang Sidang Dibuka

Tiga hakim. Presidente Magistrado Dr. Lorenzo Rodriguez Dupla (tengah), Magistrada Eva Fernandez (kiri), Magistrado Cesar Galvan (kanan) mulai memasuki mimbar kayu dan semua berdiri menyambut.

“Se abre la sesión en la causa 142/2025: Ministerio Fiscal contra Castillo y Del Valle.”

(Sidang dibuka dalam perkara 142/2025)

Panitera mencatat waktu dan gemerincing pena mengisi jeda.

09:34 – Kehadiran Terdakwa

Pintu samping berderit. Mavros Castillo dan Anna Del Valle dibawa masuk, bergari rantai pita karet dengan protokol riesgo alto. Mavros mengenakan overall krem penjara, kepala tegak dan Anna berkemeja putih sederhana, matanya sembab seakan tidak siap menyambut hari ini.

“Conoce usted los cargos?” (Apakah Saudara memahami dakwaan?)

Kedua terdakwa mengangguk tanpa suara.

09:40 – Dakwaan Resmi

Jaksa khusus kriminal terorganisir, Fiscal Maria Lago, membacakan pasal-pasal:

Art. 163 CP – Detención ilegal (penahanan ilegal).

Art. 147 & 149 CP – Lesiones graves y tentativa de homicidio (penganiayaan berat & percobaan pembunuhan).

Art. 567 & 572 bis CP – Asociacion ilicita y experimentacion humana (organisasi kriminal & eksperimen manusia tanpa izin).

Art. 404 CP – Abuso de función pública académica (penyalahgunaan status akademik).

“Solicitamos pena total treinta y seis años contra Castillo y veinte contra Del Valle.”

(Penuntut meminta total 36 tahun untuk Castillo, 20 tahun untuk Del Valle.)

09:52 – Pledoi Singkat Pembela

Pengacara Castillo—Lic. Alvaro Montero mengajukan no guilty plea namun mengakui “distorsion mental” klien. Pengacara Anna menekankan “tekanan kolega senior” dan peran sekunder. Hakim mencatat tanpa komentar.

10:07 – Saksi Kunci

Maula memaparkan kronologi penculikan dan percobaan eksperimen. Suaranya stabil, hanya sesekali jeda menarik napas.

Sofia menguraikan percakapan rahasia yang ia dengar, yaitu konspirasi “hilangkan rombongan”

Reba, Rachell, Corvin menguatkan detail lokasi, jenis senjata panah, dan bau bahan kimia di hutan.

Catatan medis forensik (laser-pointer ahli bedah saraf Dr. Segura) menunjukkan dampak zat neurotoksik. Slide tampil di monitor LED, ruangan remang.

10:55 – Deliberasi Hakim

Majelis mundur ke kamar musyawarah. Ruang sidang senyap. Kamera TV nasional menayangkan jam dinding retro dengan jarum menggerak lambat. Maula menautkan jarinya pada Rayden berbisik pelan, “Hampir selesai.”

Rayden mencium jemari Maula untuk menguatkan istrinya.

11:22 – Pembacaan Putusan

Hakim kembali. Semua berdiri.

“Visto lo actuado… (Menimbang seluruh bukti…) Vonis Mavros Castillo. Dijatuhi 30 tahun penjara, pencabutan hak sipil penuh, dan biaya perkara. 6 tahun (Art. 163) 15 tahun (Art. 147-149) 8 tahun (Art. 567-572 bis) 1 tahun (Art. 404) Hak pembebasan bersyarat baru bisa dimohon setelah 20 tahun efektif.”

Mavros langsung lemas mendengar keputusan hukuman untuknya, rasanya dunia runtuh di depan mata. Mavros tak mampu mengangkat pandangan setelah keputusan hakim disebutkan.

Hakim melanjutkan untuk keputusan Anna dengan berkata tegas, “Vonis Anna Del Valle. Dijatuhi 18 tahun penjara, pencabutan hak akademik, dan biaya perkara.” Pembela menunduk dan Anna menangis tertahan. Niatnya untuk mengalahkan Maula dalam bidang akademik, justru membuat dia kehilangan semua itu.

11:32 – Sanksi Kampus Dibacakan

Perwakilan Rektor UAM, Prof. Inés Garrido, berdiri di galeri publik dan membacakan keputusan menyangkut Mavros dan Anna.

“La Universidad Autónoma de Madrid expulsa definitivamente a ambos estudiantes y anula todo expediente académico.”

(Universidad Autonoma de Madrid mengeluarkan kedua mahasiswa secara permanen dan menghapus seluruh catatan akademik mereka.)

Surat keputusan itu juga dikirim ke CRUE: menegaskan larangan registrasi di seluruh universitas Spanyol pada dua nama ini dan mereka tidak akan pernah bisa melanjutkan pendidikan di Spanyol.

11:35 – Penutup Sidang

“La sesión queda cerrada.” (Sidang ditutup.)

Palu kayu jatuh tiga kali dan suara solid menyapu ruangan. Semua menghembuskan nafas lega dengan keputusan hakim serta keputusan dari pihak kampus.

11:38 – Reaksi dan Keberangkatan

Petugas Guardia Civil menggiring Mavros dan Anna ke koridor bawah tanah menuju mobil tahanan. Mavros melirik Maula dengan tatapan kosong terakhir sebelum pintu baja tertutup.

Rayden membalas tatapan itu dengan merangkul pinggang istrinya dan menatap tajam Mavros.

Di aula luar, lampu kilat kamera menyilaukan. Maula berhenti sejenak, berbicara jelas. “Hari ini keadilan ditegakkan. Kami akan melanjutkan hidup setelah apa yang kami lalui di desa itu. Dan untuk teman-teman kami yang tidak selamat, mohon doa dari kalian semua.”

Sofia merangkul bahu Maula, Reba menarik napas lega, lalu Rachell dan Corvin berbagi tos kecil, bukan selebrasi, tapi sinyal selesai berperang dan sekarang mereka aman walau pun banyak teman mereka harus meregang nyawa.

Rayden, Maula, Eliza dan Maureen menuruni anak tangga granit. Matahari siang menerpa wajah mereka. Di belakang, gedung pengadilan berdiri bisu, menyimpan gema palu yang menutup bab gelap dan membuka lembar baru bagi para penyintas.

Di dalam mobil, Sofia diantarkan oleh Advait bersama Reba juga. Mereka bertiga bicara santai dan Reba turun lebih dulu sedangkan lokasi Sofia masih jauh.

Sofia menatap ke arah luar kaca mobil, wajahnya tampak tenang setelah keputusan itu dijatuhkan.

“Oke?” tanya Advait singkat, Sofia menoleh dan tersenyum.

“Ya. Aku tidak menyangka bisa selamat dari hutan itu, semua sangat mustahil di awal. Aku pikir akan berakhir menjadi makanan para kanibal dan ternyata Allah masih memberikan aku kesempatan untuk hidup,” ungkap Sofia dengan senyumnya.

“Selain takdir, mungkin hidupmu masih diuntukkan bagi seseorang yang membutuhkanmu.” Sofia mengerutkan dahi.

“Membutuhkanku?”

“Ya membutuhkanmu. Perjuangan, kasih sayang, medis, dan mungkin... sedikit cinta.” Sofia tertawa pelan dan itu membuat Advait terpana.

“Pasienku maksudmu?” Advait menggaruk tengkuknya yang tidak gatal sama sekali.

“Ya begitulah, mana tau suatu saat aku akan menjadi pasienmu juga.” Mereka berdua kembali tertawa.

“Pasien yang kau berikan cinta, ya. Itu yang kuharapkan, Sofia. Berada di dekatmu membuat aku nyaman dan tenang. Tampaknya kau tidak mengerti maksud ucapanku.”

Advait melirik Sofia, ingin dia mengutarakan isi hatinya tapi masih ragu saat ini. Mereka baru saja kenal dan dekat saat kepulangan dari hutan itu. Advait ingin membangun kedekatan lebih dulu sebelum mengungkapkan isi hatinya lebih lanjut.

...•••Bersambung•••...

1
Siti H
suka genre psikopat ya Thor. tapi keren, aku suka cara penulisanmu yang rapih.
Vebi Gusriyeni: Belum tua2 amat lah itu, masih bisa produktif kakaknya nulis ya. Aku juga udah tua, udh 29 tahun kak
Siti H: udah tiga anak akak, dan pastinya udah tuiiir, dah 40 tahun🤧
total 5 replies
Siti Yatmi
cerita tentang kisah cinta marlo dong thor....buat dia bertemu dgn wanitanya....
Vebi Gusriyeni: Aku bakalan pikirin alur yg bagus dulu kak, ntar kalo nemu aku rilis insyaallah 😌
total 1 replies
Siti Yatmi
serem amat ih..ada2 aja..ko nonton org di siksa...binatang di siksa aja aku nangis...apalagi org...
Vebi Gusriyeni: Ada loh yg begitu
total 1 replies
Siti Yatmi
crita yg indah...menguras emosi...bahkan airmata...cinta yg sarat akan makna. .tidak menuntut. ..ini love author. ..thor lanjutkan dong ....saya suka banget sama semua karakter di novel ini..meski sadis..tapi pada tempatnya. ..lanjut lah thor....
Vebi Gusriyeni: Terima kasih banyak kakak ❤
total 1 replies
Rina Meylina
Benar2 selesai kah keluarga ini kak? Aku masih ingin terus baca
Annissa Riani
Kisah yang indah untuk semua tokohnya, mereka punya konflik masing-masing yang cukup kompleks sampai mereka menemukan kebahagiaan masing2
🌹Andara Terina🌹
Saya masih tetap ingin di sini, gimana dong💔
🌺Shella BTS🌺
Saya sih berharap banget ni series ampe 10 😊
Kiaraaaa ❄❄❄
Plis kasih tau cara buat move on dari novel ini, gue masih ingin bersama maximillian❣️
Noer Hidayati
Bakal merindukan novel ini terus, belum bisa move on
Latifa Andriani
Kok gue gak ikhlas ya ini tamat 💔
Cimiwiww
Satu series lagi dong kak
Cimiwiww
Happy ending tapi bikin aku galmove
Abel Kenoca
Berharap masih ada series lanjutan
Gita Gekes
Cinta yang setara itu sangat indah ternyata ya 😘
Loroye Barbara
yg sakit itu waktu alaric gatal2 karena gk sengaja makan kacang padahal tuh anak yg diam-diam mau, eh yang kena amuk malah Beverly, mana dikurung dua hari di gudang abis dipukulin, wajar sih kalau beverly sakit begini, pun udah lama dia pendam
Loroye Barbara
Perhatian Marlo tipis tapi mengesankan
Nara Jelita
Karyamu indah kak, semua series kamu udah kelar aku baca, bodo amat mau abis duit berpa yg penting akunya happy ❤😘
Nara Jelita
Sok sok an Archer, Beverly ngilang dikit dia nyariin/Facepalm/
Moonestella Dusklyn
Archer ini sayang tapi gengsi buat bilang, dia habis nyiksa Beverly malah nangis sendiri dan kalau ketemu buang muka. Kayak gak pernah saling tukar keringat aja kalau lagi mode hyper🤣 Ngucap lo Archer
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!