Pesona Si Wanita Malam

Dengan sangat terpaksa Ana harus masuk ke dalam mobil Sky setelah di paksa oleh mama Helena. Begitu juga dengan Sky. Jika mamanya tidak memaksa, sungguh Sky tidak ingin mengantarkan wanita itu. Sky mulai melajukan mobilnya setelah Ana selesai memasang sealtbelt.

Sky beberapa kali menghembuskan napas berat ketika harus berbagi udara dengan wanita yang selalu hampir membuatnya kehilangan kendali. Sky terus fokus menyetir mobilnya dan menatap lurus ke jalanan di depannya. Sedikit pun ia tidak melirik ke arah Ana yang duduk di sampingnya. Sky terus berusaha menganggap wanita itu tidak ada. Sementara Ana yang tau diri jika Sky tidak menyukainya hanya berdiam diri dan duduk dengan kaku di kursinya. Bahkan Ana merasa takut meskipun hanya untuk bernapas.

Setelah menempuh perjalanan selama dua puluh menit, kini mobil Sky sudah tiba di depan gedung Newtec, perusahaan yang dipimpin oleh Melvin. Ana buru-buru keluar dari dalam mobil setelah mengucapkan terima kasih kepada Sky. Bahkan ia tidak berani untuk menatap wajah kakak angkatnya ketika mengatakan itu.

Sky tidak langsung pergi setelah memastikan Ana masuk ke dalam gedung perusahaan. Ia memutuskan untuk menyapa Melvin sebentar karena sudah terlanjur berada di sini. Melvin tersenyum menyambut kedatangan Sky pagi ini. Tidak biasanya adik sepupunya itu datang menemuinya di tempat kerja.

"Apa gerangan yang tiba-tiba membawa mu kemari ?" tanya Melvin.

"Apa kau begitu merindukan ku ?" lanjut Melvin lagi yang selalu ingin menggoda Sky.

"Cih, menjijikkan." balas Sky yang tidak suka dengan candaan Melvin. Sedangkan Melvin hanya terkekeh telah berhasil membuat Sky kesal.

Sky mendudukkan tubuhnya di atas sofa meskipun tanpa di persilahkan terlebih dahulu. Melvin beranjak dari kursi kebesarannya dan mengikuti Sky duduk di sofa.

"Jadi ada apa kau datang ke sini ?" tanya Melvin yang merasa aneh dengan kedatangan Sky.

"Oh, kau pasti datang untuk mengantarkan adik cantik mu itu di hari pertamanya bekerja di sini bukan." Melvin menjawab sendiri pertanyaannya.

"Bagai mana bisa kau menerimanya bekerja di perusahaan ini ?" tanya Sky yang tidak habis pikir dengan kakak sepupunya itu yang mau mempekerjakan wanita malam seperti Ana.

Bukankah di perusahaan Newtec ini hanya menerima karyawan yang bersumber daya manusia berkualitas dan berdisiplin tinggi. Bukan seperti Ana yang berlatar belakang sebagai wanita malam, pelayan dan bekerja di cafe.

"Memangnya kenapa kalau dia bekerja di sini ? apa kau cemburu mengetahui jika dia setiap hari bertemu dengan ku ?" lagi-lagi Melvin menggoda Sky.

"Huh, sangat tidak penting." Sky mendengus. Membuang muka, tidak ingin melihat wajah menyebalkan Melvin.

Melvin menggeleng-geleng melihat adik sepupunya itu. Dari sikap Sky, Melvin yakin jika Sky masih belum mengetahui apa-apa tentang Ana, selain dari hanya seorang wanita malam. Memang begitulah yang diyakini oleh Sky. Karena faktanya dia yang membebaskan Ana dari pekerjaan menjijikkan itu. Sky terlalu cuek untuk mengambil tahu urusan orang lain. Bahkan dengan perasaannya sendiri.

"Kau tahu kenapa Dion tiba-tiba datang ke sini ?" tanya Sky mengalihkan pembicaraan tentang Ana.

Melvin mencebik dan menggeleng menjawab pertanyaan Sky. Memang dia tidak tahu tujuan kedatangan temannya dari luar negeri itu.

"Dion menyukai wanita itu dan mama berencana ingin menjodohkan mereka." kata Sky dengan datar seolah dia tidak peduli dengan hal itu.

Melvin menarik sudut bibirnya ketika menangkap sesuatu yang lain dari Sky. Meskipun Sky mengatakannya dengan nada biasa tapi Melvin tahu jika adik sepupunya itu tampak tidak suka. Atau lebih tepatnya cemburu. Tapi Sky sendiri tidak menyadari perasaannya.

"Baguslah jika seperti itu. Karena kau pun tidak mau jika dijodohkan dengan Ana. Dion pria yang baik dan penyayang. Mereka pasti akan jadi pasangan yang serasi." ucap Melvin untuk memprovokasi.

"Justru itu, Dion tidak pantas mendapatkan wanita menjijikkan seperti dia." Sky memotong perkataan Melvin.

"Ck, kau itu terlalu dibutakan oleh perasangka buruk mu kepada Ana. Sehingga kau tidak bisa melihat kelebihan yang dimilikinya." Melvin mencoba menasehati Sky agar memahami perasaannya sendiri yang sebenarnya menyukai Ana bukan membencinya. Karena perbedaan antara perasaan cinta dan benci itu sangat tipis.

"Percuma aku berbicara dengan mu. Kau pun sama seperti mama, papa dan Dion yang mudah tertipu dengan wajah polosnya." Sky lalu beranjak dari duduknya ingin pergi meninggalkan ruangan Melvin.

"Hey, Al pembicaraan kita belum selesai." teriak Melvin pada Sky yang sudah mencapai pintu keluar.

Melvin membuang napas panjang, memikirkan bagaimana caranya untuk membantu Sky menyadari perasaannya kepada Ana.

"Dasar pria kaku. Sudah dewasa pun tidak tahu jika sudah jatuh cinta." Melvin pun beranjak menuju ke meja kerjanya untuk melanjutkan pekerjaannya yang terhenti tadi karena kedatangan Sky.