Mutiara Ayunda nama nya, seorang gadis cantik dan pintar ini hanya tinggal bersama sang ayah. Ibu nya meninggal saat dia masih berumur sepuluh tahun.
Dia merupakan salah satu siswa ber beasiswa di sebuah SMA terfavorit di kota nya. Sekolah yang berisikan anak - anak orang kaya di kota.
Kejadian saat malam perpisahan membuat nya harus menjadi seorang ibu muda dari anak kembar nya di usia yang masih 18 tahun.
Alexander Wiratama adalah laki - laki paling tampan dan kaya di skolah. Putra dari pem bisinis nomer satu di ibukota. Pembawaan nya yang cool, cuek dan dingin itu membuat para gadis sesekolah mengidolakan nya.
Dapatkah Tiara menghadapi keras nya hidup sebagai seorang ibu muda di tengah - tengah hujatan dan celaan dari orang - orang sekeliling nya?
Apakah dia juga mampu untuk menemukan ayah dari anak kembar nya yang dia sendiri tidak mengetahui siapa?
Yuks....mari kepoin di karya novel ku yang kedua ini🤗 Jangan lupa dukungan nya selalu 😘
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Ny.Irawana, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 29 Apa benar?
Kedua bocah kembar itu langsung menengok ke sumber suara yang sangat familiar bagi nya.
"Waalaikumsalam ibu....." sahut kedua nya.
Aluna langsung menghambur ke pelukan sang ibunda. Dia langsung terisak menangis, Tiara yang tahu kenapa gadis kecil nya itu menangis langsung memberikan usapan lembut pada putri nya itu.
"Maafkan Luna Bu...lagi - lagi Luna mengeluh dan tidak bersyukur, hiks..." ucap gadis kecil itu dengan bibir bergetar menahan tangis.
Aluna memang seperti itu, setiap dia melakukan suatu kesalahan pasti dia akan menangis dan memeluk ibu nya dengan meminta maaf.
"Luna tidak salah, hal seperti itu wajar akan tetapi alangkah baik nya jika Luna selalu bersyukur dengan apa pun yang kita miliki."
"Hem....Luna janji tidak akan mengeluh lagi Bu, dan Luna juga akan selalu bersyukur dengan apa pun yang kita punya," jawab gadis cantik yang masih tersedu - sedu dalam isak tangis nya.
"Sudah...sudah....jangan menangis lagi, nanti anak ibu tidak cantik lagi jika menangis terus."
"Siapa bilang Luna tidak akan menjadi cantik lagi, ini bukti nya Luna tetap terlihat mempesona walaupun menangis."
"Mempesona kalau di lihat memakai sedotan," kata Juna tiba - tiba dengan nada datar seperti biasa nya. Anak tampan itu selalu jengah dengan kelakuan kembaran nya yang terlalu berlebihan.
"Kak Juna.....ibu lihat kakak selalu meledekku seperti itu."
Tiara hanya menggelengkan kepala nya dan tersenyum. Dia kemudian menuntun putri nya itu untuk kembali ke meja makan dan menemani mereka melanjutkan sarapan nya.
"Ibu sudah makan?" tanya Juna.
Tiara hanya tersenyum menanggapi pertanyaan anak laki - laki nya itu. Juna yang paham dengan ekspresi ibu nya langsung mengambil sebuah piring dan mengambilkan sisa nasi yang sudah di bagi dengan adik kembar nya tadi.
"Makasih ya nak..."
Akhir nya mereka bertiga makan bersama - sama dengan sesekali diiringi obrolan dari si bungsu Aluna yang super cerewet. Seperti itu lah kehidupan Tiara setiap hari nya.
**
Di Amerika,
"Argh..." teriak Alex langsung membuka mata nya. Laki - laki tampan yang sedang menyelesaikan S2 nya itu seketika mengusap wajah nya dengan kasar.
Entah sudah berapa kali dia selalu bermimpi hal yang sama.
"Kenapa lagi - lagi aku harus bermimpi seperti itu, siapa dua anak kecil itu. Kenapa mereka selalu mengejar - ngejar ku," gumam Alex.
Tidak mau berlarut - larut memikirkan mimpi itu, Alex langsung beranjak menuju kamar mandi untuk membersihkan diri. Hari ini dia berniat untuk ke kantor ayah nya yang ada di Amerika.
Setelah lulus S1 di Universitas ternama di negara adidaya itu, Alex memutuskan mambantu sang papa untuk mengurus salah satu anak cabang perusahaan keluarga Wiratama yang ada di Amerika sambil menyelesaikan pendidikan S2 nya. Sedangkan David dan yang lain nya sudah lama kembali ke Indonesia semenjak mereka lulus S1. Mereka juga mengelola perusahaan keluarga nya masing - masing.
"Pagi tuan..." sapa Jonathan asisten Alex.
"Hem....pagi Jo, apa agenda ku hari ini?" tanya Alex dengan asisten pribadi nya saat sudah berada di dalam mobil.
"Anda hari ini tidak ada agenda di luar tuan, cuma seperti biasa ada beberapa laporan yang harus anda periksa hari ini."
Alex hanya menganggukkan kepala nya, dan langsung fokus ke ponsel nya untuk mengecek e-mail yang masuk.
Di usia yang semuda itu Alex sudah menjadi seorang pengusaha yang sukses, bahkan sepak terjang nya di dunia bisnis sudah tidak diragukan lagi. Bahkan perusahaan sang papa yang di Amerika maju pesat setelah di pegang oleh Alex.
Berbeda dengan Tiara, di usia semuda itu dia harus jungkir balik bekerja keras untuk menghidupi kedua anak kembar nya.
**
"Ibu.....hiks..." rengek Aluna menangis tersedu - sedu saat memasuki rumah nya.
Tiara yang saat itu sedang menggosok pakaian para pelanggan laundry nya pun seketika menghentikan aktifitas nya saat mendengar anak bungsu nya menangis saat pulang dari bermain.
"Luna sayang...ada apa nak? kenapa kamu menangis?" tanya Tiara dengan khawatir.
"Anak haram itu apa Bu" tanya Luna seketika.
Deg,
Dada Tiara langsung bergemuruh mendengar kalimat itu.
"Dari mana kamu mendengar kalimat itu sayang?"
"Hiks..hiks...tadi ibu nya Mauren bilang jika Luna dan kak Juna adalah anak haram karena kami tidak punya ayah, apa itu benar Bu?" ucap Luna sambil terisak menangis.
"Tidak sayang...semua itu tidak benar, baik Luna maupun kak Juna bukan anak haram. Kalian anak Sholeh dan sholeha nya ibu, yang dikatakan ibu nya Mauren itu bohong sayang..." jelas Tiara dengan bibir bergetar menahan rasa sakit dalam hati nya.
Ibu mana yang tidak merasa sakit jika mendengar anak nya di katakan sebagai anak haram. Ingin sekali Tiara berteriak saat itu juga memberitahukan kepada seluruh orang supaya tidak mengatai anak nya sebagai anak haram lagi. Bukan kali ini saja kedua anak nya diberi julukan seperti itu. Tapi apa daya Tiara hanya mampu menutup mata dan telinga nya rapat - rapat untuk hal itu.
"Lalu...kalau kami bukan anak haram, kenapa kami tidak punya ayah seperti Mauren bu" tanya Luna kembali.
Deg,
Lagi dan lagi pertanyaaan itu muncul kembali dari bibir mungil anak nya. Dan Tiara terpaksa harus mengeluarkan jurus andalan nya yaitu "berbohong" demi membuat sang buah hati tidak terus menerus mengulangi pertanyaan yang sama.
"Hemm....apa Luna lupa? kan ibu sudah pernah bilang jika ayah Luna sekarang sedang bekerja jauh di luar negeri mencari uang yang banyak sekali untuk kita bertiga," jawab Tiara dengan senyum seceria mungkin supaya sang putri mempercayai apa yang di ucapkan.
Aluna tampak berpikir sejenak mendengar penuturan sang ibu. Gadis kecil itu menyeka air mata dan ingus yang keluar dari hidung nya secara kasar sambil berkata," oh iya, Luna lupa kalau Ayah Luna sekarang sedang kerja jauh sekali di luar negeri mencari uang untuk Luna dan kak Juna."
Gadis kecil itu langsung menghambur ke dalam pelukan ibu nya.
"Maafin Luna ya Bu..."
"Iya sayang....besok lagi jika ada yang bilang kalau kalian anak haram jangan di dengarkan ya nak? siapa pun itu mau itu Mauren atau ibu nya atau yang lain nya. Ingat pesan ibu, di dunia ini tidak ada yang nama nya anak haram. Semua anak yang terlahir ke dunia ini adalah suci," jelas Tiara yang mendapat anggukan dari sang putri yang berada dalam pelukan nya.
Sedangkan si sulung Arjuna yang sejak tadi fokus dengan buku gambar nya hanya diam menyimak percakapan antara ibu dan adik kembar nya. Dalam diam nya dia berpikir apakah yang di ucapkan oleh ibu nya itu benar, jika ayah mereka sekarang sedang berkerja di luar negeri.
"Apa benar yang diucapkan ibu?"
rasanya nano nano thor...
teeima apa adanya tiara..baru bisa di bilang lelaki sejati ..
hujan deras lokal di tmptku thor..pengorbanan seorang ibu sprti tiara pasti masih ada di sekitar kita..
payah bener lu jadi lelaki,lex...
dasar CEO lemot...
kenapa thor?