Saat Kaisar Ryu telah berhasil membunuh musuh Klan Liu, Liu Ryu berniat untuk pergi ke Dunia Tiantang untuk membuat perhitungan kepada Kaisar Langit karena mereka telah mengganggu ketenangan Kekaisaran Awan juga ingin membunuh Keluarganya.
Untuk pergi ke Dunia Tiantang bukanlah perkara mudah, dimana Liu Ryu harus menjelajahi berbagai tempat karena dia bukan dari Dunia Tiantang.
Dalam perjalanan tersebut Liu Ryu menemukan pengalaman baru sehingga dia semakin kuat.
Apakah Liu Ryu berhasil pergi ke Dunia Tiantang???
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Doom, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Pertarungan di Istana Kekaisaran Kabut Awan
Satu minggu kemudian, dimana Ryu dan semua rombongan telah berkumpul di wilayah gerbang timur Istana Kekaisaran Kabut Awan.
Tidak lupa Ryu juga meminta kepada bawahannya untuk meninggalkan Aura mereka dengan menggunakan Formasi.
Dengan begitu pihak Istana Kekaisaran Kabut Awan menganggap bahwa pasukan yang lain masih ada di tempat itu.
Tanpa menunggu lama, Ryu langsung meminta kepada Tou Shuijing dan Jiu Tou She untuk menghancurkan gerbang timur tersebut.
Saat tembok raksasa itu sudah roboh, Ryu dan rombongan langsung melakukan penyerangan yang membuat para Prajurit kelabakan akibat kurang istirahat selama satu minggu.
" Ada Serangan!!!" Teriak para Prajurit yang berjaga awalnya terlihat lesu, kini berlarian ke berbagai arah hingga beberapa prajurit langsung membunyikan lonceng darurat.
Mendengar lonceng darurat, kini Prajurit yang berjaga di gerbang timur mulai berdatangan menuju Gerbang beserta para Komandan dan Jenderal.
Sedangkan Pemimpin Penjaga Gerbang yang tidak jauh dari tempat pertarungan, kini langsung berlari sekuat tenaga menuju Istana untuk melaporkan kejadian tersebut.
Semua anggota Pasukan Semesta juga langsung melepaskan serangan terbaik mereka menuju ke arah lautan Prajurit yang mulai berdatangan.
Begitupun dengan Tou Shuijing dan Jiu Tou She yang kini langsung berubah ke wujud Asli mereka untuk membantu para Pasukan Semesta yang diikuti anggota Sekte Teratai Putih, keempat Jenderal beserta pasukannya dan anggota Klan pihak Ryu.
Pertempuran itu pun menggema dan terdengar jeritan dari berbagai arah, yang seketika menjadi lautan mayat.
" Wuush." Tou Shuijing menyembur Api dari masing-masing kepalanya ke arah para Prajurit. Seketika para Prajurit terbakar dan mati dengan tubuh gosong.
" Duaarr... Duaarr Duaarr.." Jiu Tou She juga melepaskan Petir, dari masing-masing kepalanya.
" Bbbzzzttt... Bbbzzzttt... Bbbzzzttt."
Seluruh permukaan tanah kini dialiri elemen Petir yang bergerak liar membuat para Prajurit langsung berjatuhan.
" Aaarrrggghhhh."
" Aaarrrggghhhh."
" Aaarrrggghhhh."
Teriakkan demi teriakan kini terdengar dari berbagai arah karena terkena sengatan Petir tersebut.
Melihat kejadian tersebut semua Jenderal dan Komandan sedikit ketakutan, namun tidak ada cara untuk menyelamatkan diri kecuali harus bertarung.
*******
( Ruang rapat Istana )
Terlihat beberapa sosok yang ada di ruangan tersebut semua mata mereka memerah karena kurang beristirahat.
Bahkan Sheng Shuxiang sendiri terlihat lesu karena kurang tidur selama memikirkan situasi tersebut.
" Menteri Pertama... Apa ada kabar dari keempat Jenderal dan anggota Klan Xin?" Tanya Sheng Shuxiang.
" Maaf Yang Mulia Kaisar... Sepertinya mereka masih belum kembali." Jawab Menteri pertama.
" Apa mungkin mereka semua berhasil dikalahkan?" Gumam Perdana Menteri, karena konsentrasinya juga terganggu akibat kurang tidur.
Semua yang ada di ruangan tersebut sangat sulit untuk mencerna situasi tersebut sehingga akal sehat mereka terganggu.
" Jenderal Besar... Mengapa mereka masih belum melakukan penyerangan? Apa mereka menarik pasukan kembali?" Tanya Sheng Shuxiang.
" Tidak Yang Mulia Kaisar... Mereka masih berada disana dan tidak melakukan pergerakan apapun." Ucap Jenderal Besar.
" Haaahh... Sepertinya mereka memanfaatkan kita selama ini. Mereka sengaja mengulur waktu agar kita tidak ada waktu untuk beristirahat beberapa hari ini. Bahkan banyak prajurit kita sudah kelelahan karena tidak tidur selama berhari-hari." Lanjut Jenderal Besar.
" Hhmmm... Strategi yang sederhana, tapi sangat merepotkan kita." Ucap Perdana Menteri.
" Sialan... Ternyata mereka ingin membunuh para Prajurit tanpa harus bertempur. Kalau begitu, perintahkan kepada seluruh penjaga agar bergantian untuk istirahat." Perintah Sheng Shuxiang.
" Baik Yang Mulia Kaisar." Keempat Jenderal yang lain langsung meninggalkan tempat tersebut menuju arah gerbang timur, barat, selatan dan utara.
" Sekarang kita istirahat saja! Aku juga kelelahan." Ucap Sheng Shuxiang seraya meninggalkan tempat tersebut.
Tiba-tiba pemimpin Penjaga Gerbang timur berlari ke ruangan tersebut dengan buru-buru.
" Maaf Yang Mulia Kaisar... Gerbang timur sedang diserang." Pemimpin Penjaga berkeringat dingin.
" Jenderal Besar... Perintahkan semua Prajurit untuk menghadang mereka di gerbang timur." Ucap Sheng Shuxiang yang merasa kesal.
" Baik Yang Mulia Kaisar." Ucap Jenderal Besar lalu meninggalkan ruangan tersebut.
" Yang Mulia Kaisar... Bagaimana dengan anggota Klan pendukung? Apa kita tarik kembali dari gerbang barat?" Tanya Perdana Menteri.
" Biarkan mereka menunggu disana. Aku yakin gerbang barat juga akan diserang." Ucap Sheng Shuxiang.
" Lalu bagaimana dengan Sekte pendukung kita yang ada di gerbang selatan dan utara?" Perdana Menteri bertanya kembali.
" Biarkan mereka disana. Besar kemungkinan gerbang selatan dan utara juga akan diserang." Ucap Sheng Shuxiang.
" Baik Yang Mulia Kaisar." Ucap Perdana Menteri.
" Sekarang persiapkan diri kalian masing-masing untuk pergi ke gerbang timur. Aku juga akan kesana." Sheng Shuxiang bergegas dari tempat itu untuk mengambil peralatan Perang.
Begitupun dengan semua pengurus Istana Kekaisaran Kabut Awan, mereka masing-masing.
Kaisar Shuxiang dan pengurus Istana yang baru saja datang, kini wajah semua orang terlihat pucat dan gemetar saat melihat kejadian di depan mereka.
Rombongan Sheng Shuxiang lebih cepat sampai, karena kebetulan letak Istana Kekaisaran Kabut Awan tidak terlalu jauh dari gerbang timur.
Sedangkan gerbang barat, selatan dan utara memiliki letak yang cukup jauh dari Istana.
" Yang Mulia Kaisar... Apa yang harus Kita lakukan?" Tanya Perdana Mentri.
" Tidak ada cara lain, Tarik semua pasukan yang ada di gerbang barat, gerbang selatan, dan gerbang barat." Ucap Sheng Shuxiang.
" Baik Yang Mulia Kaisar." Jenderal Besar menundukkan kepala lalu memberi perintah kepada empat komandan untuk menyampaikan hal tersebut.
Mereka pun satu-persatu menuju ke wilayah pertarungan yang kini hanya menyisakan Sheng Shuxiang yang masih terlihat mematung.
Di areal Pertempuran sisi kiri kini terdapat Paktriak Xiao Long beserta anggota Sekte Teratai Putih juga bergerak liar menyerang para Prajurit.
" Tetap Fokus Pada pertarungan. " Teriak Jendral Besar yang baru saja masuk ke dalam pertarungan.
Para Prajurit dengan segera menghilangkan rasa takut mereka kemudian maju menyerang ke arah Ryu dan Istrinya beserta Pasukan Semesta
" Ggooooaaarr."
" Ggooooaaarr."
Auman keras dari Tou Shuijing dan Jiu Tou She membuat para Prajurit Istana berterbangan puluhan meter.
Kini Sheng Zhishu, Xin Chie, Huli Yue Tianhe, Yinshi, Yuwang, Shu Meilu, Qin Shuomei dan Liu Jiang Yu langsung berubah wujud dan menyerang puluhan Prajurit Istana dengan ganas.
Melihat kejadian itu, membuat Prajurit Istana sangat ketakutan dan berkeringat dingin seakan tidak ingin lagi untuk bertarung.
Begitupun dengan Xiao Long, Xin Fei Wong, Huli Hei, Yun Yao, Jun Lee, Lin Jiang anggota Sekte Teratai Putih, keempat Jenderal dan para Prajurit yang melihat perubahan wujud dari Istri Ryu kini langsung terhenti sejenak seakan tidak percaya dengan apa yang mereka lihat.
Bahkan Xiao Long sendiri telah menyaksikan bahwa Putrinya Xiao Yinshi yang memiliki perubahan wujud menjadi sosok Naga emas raksasa hanya bisa menggelengkan kepala dengan putrinya itu.
Begitupun dengan Xin Fei Wong, Huli Hei, Yun Yao dan Lin Jiang. Mereka tidak menyangka jika Putri mereka memiliki Teknik perubahan wujud.
Sosok yang dulu sangat lemah, kini menjelma menjadi sosok yang sangat kuat dan mengerikan.
" Duaarr... Duaarr... Duaarr..." Ratusan Hujan Petir dari Ryu menghanguskan semua lautan Prajurit yang disekitarnya.
" Ini benar-benar Pembantaian." Gumam Jendral Besar melihat serangan dari Ryu dimana setiap sambaran Petir Hitam mampu membunuh Pendekar Langit tahap akhir hanya satu kali serangan.
Jenderal Besar langsung berinisiatif untuk meminta bantuan kepada 10 Jenderal lain untuk membantunya untuk mengalahkan Ryu.