NovelToon NovelToon
Jerat Cinta Sang Teknisi

Jerat Cinta Sang Teknisi

Status: tamat
Genre:Tamat / Duda
Popularitas:6.3k
Nilai: 5
Nama Author: Deyulia

Jabar, Teknisi senior yang jatuh cinta lagi pada Operator di mesin yang ia pegang. Setelah beberapa tahun menduda, ini kali pertama dia jatuh cinta lagi. Operator baru itu namanya Clara masih muda dan cantik, tapi pemalu.

  Mungkin inilah jalan cinta Jabar yang mulus bak jalan tol. Ketika Jabar memberi tumpangan pada Clara untuk berteduh di rumahnya karena hujan yang lebat, beberapa orang tetangga sempat heran dan curiga. Namun, Jabar tidak kalah gertak, dia mengaku kalau Clara adalah istri barunya yang baru beberapa hari dinikahi.

  Apakah kebohongan Jabar akan terendus massa ataukah ini jalan cintanya untuk yang kedua kali naik pelaminan? Natikan kisah serunya di karya "Jerat Cinta Sang Teknisi".

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Deyulia, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 7 Sesaknya Dada Clara

  Besoknya sesuai rencana, sepulang kerja, Clara akan ke Bekasi mendatangi rumah tantenya. Untung saja tidak lembur seperti hari kemarin. Sebelum keluar dari pabrik, Jabar memberikan kunci rumahnya pada Clara.

  "Hati-hati di jalan, ya, Dek," peringat Jabar penuh perhatian seraya menatap kepergian Clara sampai tubuhnya menghilang. Setelah itu Clara langsung pergi dari pabrik. Berjalan kaki beberapa ratus meter dari pabrik untuk mencapai angkot.

  Satu jam kemudian, Clara tiba di depan rumah tante Riana. Namun keadaan rumah itu sepi, yang bikin Clara tersentak dan sedih, di depan rumah tante Riana sudah terdapat tas besar miliknya yang tergeletak di depan rumah. Clara segera meraihnya dan membuka resleting kantong itu. Benar saja dalamnya merupakan baju-baju miliknya yang sudah disimpan semua di sana.

  Clara terpaku sedih, sungguh perlakuan tantenya itu membuat hatinya sakit. Baru saja sebulan tinggal di rumah tantenya, tapi tante Riana sudah mengusirnya seolah dia sudah tinggal lama di rumah itu. Clara ingin menangis, tapi ditahannya.

  "Assalamualaikum," salam Clara mencoba memanggil tantenya atau salah satu anggota keluarga di rumah itu dengan maksud berpamitan dan bicara baik-baik. Namun, beberapa kali mencoba mengucap salam, tetap tidak ada jawaban dari dalam rumah.

  "Neng Clara, mau ke Bu Riana, ya? Kebetulan sejam yang lalu pergi, tadi bilangnya sih mau piknik ke Pantai Carita." Salah satu tetangga dekat rumah tantenya, tiba-tiba menyapanya dan memberitahu Clara bahwa tantenya pergi piknik.

  "Oh pergi ya, Bu? Ya sudah, Bu, kalau gitu saya permisi saja. Biar nanti saya hubungi ke Hp Tante Riana kalau saya barusan ke sini," balas Clara.

 "Iya deh Neng, lebih baik hubungi via Hpnya saja," ucap ibu itu sembari berlalu.

  Detik itu juga Clara mencoba menghubungi tante Riana, sambungan itu tersambung dan tidak lama diangkat. Tante Riana berbicara dengan suara yang ketus dan tegas.

  "Elu sudah sampai rumah gue? Kalau sudah, elu tinggal ambil tas di depan teras itu. Semua barang elu sudah gue masukkan tas itu, semua tidak tersisa sama skincare murahan milik elu. Mulai detik ini elu kagak usah datang rumah gue lagi."

"Klik." Bersamaan dengan itu terdengar bunyi klik, pertanda sambungan telpon itu diputus dari sana. Tidak sepatah katapun memberi kesempatan pada Clara.

  Padahal tadinya Clara ingin sedikit berbasa-basi pada sepupu ayahnya itu. Namun, sepertinya tante Riana tidak mau Clara bicara apapun.

   Mentang-mentang ayah sudah tidak ada, Tante Riana tega banget sama aku, Clara membatin. Detik itu juga Clara menangis sedih, menumpahkan sesak yang ada.

  Dengan menjinjing tas yang lumayan berat, Clara berjalan terseok meninggalkan kediaman Tante Riana, hatinya begitu sedih tidak terkira. Tiba di tepi jalan dan sebuah halte, Clara berhenti dan mengistirahatkan tubuhnya yang lemas akibat berjalan dari rumah Tante Riana sampai jalan besar.

 Tiba-tiba bunyi Hp Clara terdengar, sebuah panggilan dari Jabar masuk. Clara mengangkat panggilan itu dengan ragu. Sebab saat ini Clara sedang merasakan dadanya sesak karena kesedihan yang ditimpakan tantenya tadi.

 "Halo, assalamualaikum Abang, hiks ...." Isakan yang ingin dia sembunyikan dari Jabar, akhirnya terdengar juga. Jabar yang di ujung telpon sana, sontak khawatir dan bertanya dengan rasa was-was.

  "Dek, kamu di mana? Masih di rumah tante kamu? Kalau tas itu sudah kamu dapatkan, segera naik gojek saja, abang pesankan sekarang, gojeknya ya? Kamu titiknya Jati Asih, kan?" Suara Jabar yang khawatir terdengar, dengan cepat tanggap Jabar segera memesankan gojek dari Jati Asih menuju alamat rumahnya.

  "Dek, gojek sudah abang pesankan. Kamu tunggu sebentar, karena beberapa saat lagi abang gojeknya akan datang. Ingat, langsung ke rumah abang jangan ke mana-mana dulu," peringat Jabar seraya memutus sambungan telpon.

  Clara sejenak tertegun memikirkan Jabar, yang hanya orang lain. Namun, mampu berbaik hati padanya tanpa mengenal lebih dekat. Beberapa menit kemudian, seorang pengemudi gojek dengan ciri-ciri yang disebutkan Jabar, berhenti tepat di depan halte Jati Asih dan menyapa Clara. Clara segera bangkit dan menghampiri pengemudi gojek sembari memberikan tas besarnya untuk diletakkan di depan kaki sang pengemudi.

  Gojek itu mulai bejalan sesuai rute dan alamat yang tertera di aplikasi khas gojek naungannya.

  Hanya butuh setengah jam, gojek itu tiba tepat di depan rumah Jabar, Clara menuruni gojek dan membayar ongkos sesuai tagihan. Beberapa orang tetangga di kampung itu melihat ke arah Clara dan menyapa.

  "Oh ini rupanya istri baru Bang Jabar, masih muda dan cantik rupanya," celoteh salah seorang perempuan paruh baya sembari tersenyum ke arah Clara.

  Clara menoleh perlahan dan balas tersenyum pada perempuan yang menyapanya. "I~iya, Bu. Saya Clara," ucap Clara sedikit gugup seraya manggut. Perempuan paruh baya itu kemudian berlalu dan menuju sebuah warung yang jaraknya kurang lebih 50 meter dari rumah Jabar. Clara segera membuka pagar pintu rumah itu, lalu menutup kembali.

  Tiba di dalam rumah dan di kamar yang berada di lantai dua, Clara tidak kuasa menahan lelah dan sesak di dadanya yang sejak kepergian dari hadapan rumah tante Riana sudah menderanya, kini pecah saat Clara menjatuhkan tubuhnya di atas kasur kamar itu.

  Clara menangis sejadi-jadinya menumpahkan sesak di dadanya. Sampai tidak terasa tubuh dan matanya yang lelah itu terlelap. Clara tertidur sangat lelap saking lelah badan dan pikiran.

"Huh, dasar pemalas, tinggal di rumah orang saja bisanya hanya molor melulu," dumel tante Riana sembari menendang tubuh Clara sehingga terjatuh.

 Ketika sadar, Clara yang tubuhnya tadi ditendang tante Riana, kini terbangun dan mendapati tubuhnya masih berada di atas dipan milik Jabar di loteng rumahnya. Detik itu juga, matanya menoleh dan menatap pada sosok yang selama ini baik dan sudah membantunya.

  "Abang," pekiknya dengan kepala yang mendongak setengah terangkat dengan tubuh yang masih terbaring di atas kasur, bukan jatuh ke bawah ranjang seperti di dalam mimpinya yang ditendang tantenya.

 Mata yang bengkak dan masih sembab itu dengan jelas terlihat oleh Jabar, meskipun waktu sudah menunjukkan pukul setengah delapan malam.

  "Dek, kamu tidak apa-apa, kan? Mata kamu bengkak dan sembab. Sejak kapan kamu tidur? Sepertinya kamu sangat lelah. Tapi ini sudah lebih dari jam tujuh malam, kamu harus ke kamar mandi dan membersihkan diri," ujar Jabar menyadarkan Clara.

  Clara perlahan bangun dan bangkit serta duduk di atas dipan untuk menetralkan hati dan jiwanya yang tadi sempat terguncang oleh sikap ketus tante Riana yang mengusir Clara tanpa belas kasihan.

  "Abang, Cla minta maaf, karena hanya bisa kembali ke rumah Abang setelah diusir Tante Riana. Cla tidak tahu harus pergi ke mana selain ke sini," sedunya sembari menangis kembali. Tanpa sadar, Jabar menampung tubuh Clara supaya bersandar di dadanya untuk menumpahkan segala sesak di dadanya yang kembali menghantam.

1
Virgo Girl
Cerita nya sederhana, no Cinderella n CEO2an. Kukirim sekebon 🌹utk kakak author
Lina Zascia Amandia: Trmksh banyak bunganya. Semoga diganti dgn rezeki yg melimpah.
total 1 replies
Virgo Girl
Luar biasa
Virgo Girl
Lumayan
Noviyanti
Ceritanya menarik dan cukup menghibur, alurnya juga bagus. semangat terus authornya
Lina Zascia Amandia: Hehhe... mksh Kak Novi. Karya Kak Novi lebih bagus.
total 1 replies
Noviyanti
eh kok cepet amat udahannya, udah happy ending aja nih.
Lina Zascia Amandia: Iya Kak Nov. Soalnya udah kehilangan ide.
total 1 replies
Noviyanti
syukurlah hardi sadar diri
Teteh Lia
ikut senang untuk kebahagiaan semuanya.
Lina Zascia Amandia: Terimakasih Teh kehadirannya...
total 1 replies
Teteh Lia
ya kan bang... ada yang ngarep lho. ngapain jadi pebinor. ok
Teteh Lia
begitu donk bang Hardi. jangan bermusuhan
Nasir
Bagus, ceritanya pendek gak bertele2.
Teteh Lia
padahal Clara nya juga ga pernah ngerespon bang Hardi kan ya.
Lina Zascia Amandia: Nggak kayaknya Kak...
total 1 replies
Teteh Lia
lagian si Hardi. Maruk banget... udah punya cewe, malah ngincer cewe lain juga.
Noviyanti
hehe kasian si hardi itu
Noviyanti
ya dia udah nikah cuma belom pesta doang di
Noviyanti
wah apa orang itu si hardi ya?
Lina Zascia Amandia: Mungkin..
total 1 replies
Teteh Lia
malah kena skak balik. wkwk
Lina Zascia Amandia: Mksh Teh...
total 1 replies
Teteh Lia
malu ga tuh. udah ngata-ngatain. eh salah ...🤭
Teteh Lia
mereka udah nikah. kali. yang ada elu yang bakal malu.
Noviyanti
hore jeboll juga
Lina Zascia Amandia: Wkwkkwk
total 1 replies
Noviyanti
persiapannya sungguh sangat matang ya, baru pulang jabar maen hajar aja
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!