Alya, wanita karir yang kesepian, mengalami kecelakaan dan meninggal ditempat. Namun, saat membuka mata, dia sangat terkejut karena jiwanya malah masuk ke tubuh seorang wanita asing yang bernama Alexa. kagetnya lagi, dia melihat seorang pria duduk dengan seorang anak digendongannya dan memandangnya dengan tatapan tajam.
"Berhentilah berakting, aku tidak akan pernah tertipu lagi dengan trikmu." ucap Kevin Orlando yang merupakan suami dari Alexa sendiri.
"Ayah apa ibu akan memukulku lagi?" cicit seorang anak laki-laki yang berusia empat tahun, yang berada digendongan Kevin.
Satu yang baru dia ketahui: tubuh baru ini menyimpan banyak dosa.
Apa yang harus Alya lakukan setelah terjebak ditubuh seorang iblis seperti Alexa?.
Memperbaiki hubungan dengan orang-orang yang pernah disakiti Alexa, atau dia kabur dengan tubuh ini.
ikuti terus cerita ini, jangan lupa pencet 👍. see you next chapter 😙
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon waya520, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Pulang
Alya melongo melihat sebuah rumah besar didepannya. Bahkan rumahnya dulu tidak sebesar ini. bagaimana ya menjelaskannya. Intinya rumah ini lebih cocok disebut istana dibandingkan rumah.
"Cepat masuk, aku masih harus bekerja." ucap Kevin dengan nada ketus kepadanya. Alya sempat tersentak kaget, dia tidak biasa mendengar nada bicara pria itu.
Kay yang berada digendongan pria itu meminta untuk turun lalu berlari masuk kedalam dan meninggalkan dirinya dengan Kevin didepan pintu masuk.
Tatapan pria itu terlihat sinis saat menatapnya. Membuat tubuhnya seketika merinding.
"Cepat masuk."
Entah kenapa pria itu terlihat sangat membencinya. Padahal yang dia tahu, pria itu adalah suami dari pemilik tubuh yang dia masuki ini.
Melihat punggung pria itu menjauh, mau tidak mau dia segera menyusulnya.
...
"Kay, ayah pergi kerja lagi ya, kamu sama sus dulu." pamit Kevin pada anaknya, tidak lupa dia mengelus rambut anak itu dengan lembut. Kay mengangguk kecil, mulutnya masih penuh dengan kue kering kesukaannya.
"Tenang pak Kevin, saya akan menjaga Kay sebaik mungkin." ucap seorang wanita yang usianya cukup muda. Dilihat dari gerak-geriknya, babysitter itu sepertinya naksir dengan majikannya.
Kevin mengangguk kecil saat mendengar ucapan babysitter anaknya, dia kemudian beralih menatap Alya yang masih berdiri kaku tidak jauh dari mereka.
"Dan kau, berhenti untuk melakukan hal-hal bodoh demi menarik perhatianku." Tunjuk Kevin padanya.
Deg...
Jantung Alya berdetak kencang. Pria itu menatapnya dengan aura permusuhan yang sangat kentara, dia jadi penasaran dengan pemilik tubuh ini. Apa yang sudah dilakukannya hingga suaminya begitu membencinya.
Alya mengangguk kecil. Matanya melirik ke arah kay yang sibuk bermain dengan mainannya, dan tidak sadar matanya bertatapan dengan mata babysitter anaknya itu. Terlihat senyuman yang sangat sinis saat menatapnya.
...
Setelah kepergian suaminya, Alya yang masih berada di tubuh Alexa memutuskan untuk menyusuri setiap sudut rumah ini.
Senyumnya mengembang saat melihat beberapa pelayan yang sibuk membersihkan rumah. Rasanya seperti masuk ke dunia novel dan dia sedang memerankan tokoh yang kaya raya.
"Jadi seperti ini rasanya menjadi nyonya rumah." monolognya sembari tersenyum lebar saat menatap beberapa furniture mewah dirumah ini.
"Nyonya Alexa." seorang pelayan yang usianya lebih tua tiba-tiba memanggilnya dan menghampirinya. Dengan terpaksa dia menghentikan langkahnya.
Pelayan itu segera menghampirinya. "Maaf nyonya, saya diperintahkan tuan Kevin untuk mengantarkan anda ke kamar, anda harus istirahat sekarang." pelayan itu menunduk dalam dan tidak berani menatapnya, belum lagi suaranya yang bergetar terlihat sangat takut saat berbicara dengannya.
"Baiklah, dimana kamarku." ucap Alexa lembut, yang membuat wanita paruh baya itu diam dan terpaku.
"Ah iya, ikuti saya nyonya." pelayan itu akhirnya memimpin jalan dan Alexa dengan tenang mengikutinya.
"Tumben nyonya tidak memarahiku." ucap pelayan itu didalam hatinya. Sepertinya benar kata tuan Kevin.
Kening Alexa mengerut saat melihat gerak-gerik semua pelayan yang ada dirumah ini, mereka terlihat menghindar darinya.
Bahkan ada yang berlari tergopoh-gopoh saat melihatnya lewat. Seolah dirinya ini makhluk yang mengerikan.
"Kenapa mereka kabur saat melihatku?" tanya Alexa pada pelayan yang berjalan didepannya.
"Mereka menuruti perintah anda nyonya, anda sendiri yang meminta agar tidak ada pelayan yang muncul didepan anda." jawab pelayan itu takut-takut.
Alexa terdiam. Kenapa pemilik tubuh ini terlihat sangat angkuh. Ah dia harus merubah peraturan konyol itu.
Akhirnya mereka berhenti disebuah pintu yang ukurannya begitu besar.
pelayan itu akhirnya membalikkan tubuhnya dan menghadap kembali ke arah Alexa yang masih diam terpaku melihat ukiran pintu didepannya. Sangat indah dan terlihat mewah.
"Ini kamar anda nyonya, jika anda butuh sesuatu silahkan tekan bel yang ada samping ranjang anda, saya akan segera datang." ucap pelayan itu dengan kepala yang masih menunduk.
"Tegakkan kepalamu." perintah Alexa yang mendadak kesal karena tidak ada yang mau menatapnya saat berbicara.
Pelayan itu menggelengkan kepalanya. "Saya tidak bisa nyonya, anda sendiri yang bilang kepada kami untuk tetap menundukan pandangan kami."
Astaga, apalagi peraturan yang dibuat Alexa ini, kenapa semuanya terdengar sangat tidak masuk akal.
Apa dia seorang ratu. Hingga harus disembah terus-menerus.
"Aku mencabut semua peraturan itu, dan berhenti menunduk didepanku, ah satu lagi, bilang kepada pelayan yang lain, untuk tidak pergi saat aku lewat, bisa-bisa pekerjaan mereka tidak selesai karena harus ditinggal karena aku lewat." ucap Alexa panjang lebar.
Sepertinya pemilik tubuh ini sangat problematik. Dia hanya ingin hidup nyaman seperti dirinya dulu.
Dengan ragu, pelayan itu akhirnya memberanikan diri untuk mengangkat kepalanya dan menatap ke arah Alexa yang sudah tersenyum ramah didepannya.
Apa amnesia bisa merubah sifat seseorang. pikir pelayan itu.
...
Kantor
Kevin berdiri didepan kaca jendela yang terbuka lebar didepannya, dirinya masih memikirkan kejadian tadi. Dimana Alexa dengan sukarela menuruti perintahnya tanpa harus berdebat terlebih dahulu.
Dan tatapan wanita itu terlihat sangat berbeda, konyol sekali jika dia berpikir bahwa wanita itu bukanlah istrinya.
"Sepertinya aku butuh kopi siang ini." ucapnya sambil melonggarkan dasinya.
Drt... Drt...
Ponselnya yang tergeletak di atas meja tiba-tiba bergetar. Seseorang menelponnya.
Dengan kesal dia raih ponsel itu lalu mengangkat panggilan itu. "Berhentilah menggangguku Alexa, aku sibuk bekerja!" teriak Kevin yang kentara sangat emosi.
"Kevin ini Ayah." terdengar suara seorang pria dari panggilan itu. Kevin langsung menjauhkan ponsel dan melihat nama orang yang menelponnya. Matanya membulat saat melihat nama ayah mertuanya dilayar itu.
"Ayah, maaf kupikir tadi Alexa." ucapnya tidak enak. Terdengar suara kekehan dari sana.
"Hahaha, tidak apa-apa, sepertinya Alexa sering menelpon mu saat kau sedang bekerja. Maafkan anak ayah ya." ucap pria itu meminta maaf atas kelakuan anaknya yang terkadang diluar nalar. Dia tahu sendiri bagaimana Alexa yang mencoba mencari perhatian suaminya. Wanita itu tergolong nekat, melakukan segala cara agar bisa mendapatkan atensi dari Kevin.
Sayangnya semuanya berakhir gagal karena Kevin sendiri sangat membenci Alexa. Dia tidak akan marah dengan suami anaknya itu, justru dia sangat berterimakasih kepada Kevin karena masih mau menerima Alexa.
Kevin Dian dan mengangguk meskipun mertuanya tidak bisa melihatnya.
"Ayah dengar Alexa jatuh dari tangga?"
"Iya yah, dan kata dokter Alexa mengalami amnesia ringan, jadi mungkin Alexa tidak akan mengenali ayah." jawab James sekaligus memberitahukan kondisi wanita itu pada ayahnya.
"Ayah akan menjenguknya malam nanti."
...
Bosan.
Itulah yang dirasakan oleh Alexa yang sejak tadi terus rebahan diatas kasur.
"Kerja capek, nganggur juga capek." keluhnya yang kemudian memiringkan tubuhnya. Matanya memincing saat melihat sebuah buku yang berada diatas meja rias milik Alexa.
Dia segera turun dari atas ranjang dan berjalan menuju meja rias didepannya.
Tangannya meraih buku itu, mencoba untuk membukanya tapi sayang, buku itu ternyata digembok.
"Dimana kuncinya ya."
Klek...