Anisa seperti terkena tembakan pistol yang telak mengenai hati nya. Entah kenapa rasa nya sesak mendengar ungkapan Bara yang mencintai wanita lain hingga saat ini.
"Kamu tidak keberatan bukan? kita menikah tanpa cinta dan saya yakin belum ada cinta di hati mu, karena kita baru pertama bertemu. Saya harap ini bukan hanya untuk sekarang, tapi untuk ke depan nya jangan pernah membiarkan hati mu mencintai saya, karena sampai kapan pun saya tidak akan bisa membalas perasaan mu. kita bisa menjadi teman, tapi tidak lebih, meski ada ikatan suci di antara kita," lanjut Bara menatap anisa yang masih terdiam.
"Ya Allah, jika ini jalan takdir yang Engkau garis kan untuk ku lewati, bismilah aku akan jalani," batin Anisa berdoa menyerahkan semua pada sang kuasa.
"Iya Mas, aku tidak keberatan, kita bisa menjadi teman seperti yang Mas katakan, tapi jika suatu saat Mas ingin bersama dengan cinta pertama Mas, katakan saja padaku, aku akan mundur karena aku tidak ingin menjadi penghalang."
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon aulia rysa, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 29: Sebuah pesan
H 4 P P Y R 3 4 D I N G🌻
🌹✨💞✨🌹
Setelah melihat toko butik Nisa bagian luar. Dia masuk melihat ruangan kerja Nisa di dalam.
"Kenapa masih kosong sayang? apa kamu tidak berencana mencari sesuatu agar toko mu terlihat penuh gitu?" usul Bara memberi saran.
"Seperti nya itu tidak di perlu kan sekarang. Biarkan seperti ini saja dulu. Aku ingin mengembangkan semua dengan hasil kerja keras ku sendiri. Jadi kamu tidak perlu pikirkan itu," ujar Nisa.
"Kamu yakin?" Bara menatap Nisa dengan tatapan ragu.
"Lihat aku, apa di wajah ku terlihat tidak yakin?"
"Mendekat lah, aku akan melihat itu," ucap Bara dan Nisa jalan mendekat.
Bara melingkari kedua tangan nya di pinggang Nisa. Menatap lekat wanita yang sudah berhasil mencuri hati nya.
"Kau sangat cantik, bodoh nya aku kemarin tidak sadar jika ada wanita cantik di dekat ku."
"Jangan berlebihan seperti itu suami ku. Kita tidak boleh mencintai seseorang melebihi Allah, karena besar cinta kita itu hanya pada Allah," Anisa mengingatkan Bara.
"Iya sayang, terima kasih sudah mengingatkan ku," ucap Bara. Mencium kening Anisa.
"Ya sudah sekarang kamu ikut aku ke kantor," lanjut Bara mengajak Anisa.
"Ke kantor? untuk apa Mas?" tanya Anisa Penasaran.
"Kita lakukan rekrut pengawai mu di kantor ku saja."
"Apa itu harus?"
"Harus, tapi wajib ada imbalan dari mu nanti."
"Masa bantuin istri minta imbalan, kamu ya Mas gak ikhlas banget deh."
Bara menarik pinggang Nisa lebih dekat dengan wajah nya.
"Aku ikhlas sayang, imbalan yang ku maksud. Malam pertama yang sempat tertunda. Aku ingin melakukan, menjadi mu seutuhnya milikku," ucap Bara. Dia langsung mencium bibir Anisa.
Satu tangan menekan belakang tengkuk Anisa.
Kedua berciuman, dan Anisa pun membalas itu.
Beberapa menit kemudian mereka melepaskan panutan kedua. Saling pandang, dan melempar senyum penuh kebahagian di wajah masing-masing.
"Kamu semakin pandai saja," puji Bara. Dia menyukai balasan permainan dari Anisa.
"Guru nya adalah kamu, bagaimana aku tidak pandai jika langsung di beri praktek tanpa teori," sahut Nisa. Dia mengingat pertama kali Bara mengajari nya.
"Ya betul sekali. Aku langsung melakukan praktek itu hanya padamu seorang karena aku lebih suka dirimu. Jika orang lain aku tidak peduli, menurut ku teori sudah cukup, paham tidak nya mereka itu urusan mereka kenapa lambat konek."
Kedua terus berbincang bucin tidak penting. Hingga akhir nya mereka keluar meninggalkan toko dan masuk ke dalam mobil.
Dalam perjalanan, kedua tak banyak bicara. Perjalanan mereka lebih banyak mendengar musik. Nisa lebih fokus pada ponsel nya.
Satu pesan WhatsApp masuk. Nisa membuka dan terkejut. Pesan itu dari orang di masa lalu nya.
Nisa diam dan bertanya-tanya.
"Kenapa dia kembali lagi, mau apa dia sebenarnya?" batin Anisa cemas.
"Nisa kamu kenapa?" tanya Bara. Dia menoleh melihat Anisa seperti kebingungan jadi cemas.
"Ini Mas, aku dapat pesan dari dia," jawab Anisa.
"Dia? dia siapa?" tanya Bara, dia benar-benar tidak mengerti maksud dia yang di kata Anisa.
"Orang dari bagian masa lalu ku, orang yang membuat orang tua ku hingga sekarang tak percaya padaku," jawab Anisa.
Laju nya mobil seketika tak laju lagi. Bara mengentikan mobil nya di tepi jalan dan merampas ponsel di tangan Anisa.
Hai sayang, apa kabar? aku merindukan mu sayang, lama tak berjumpa dengan mu rasa nya sekarang waktu yang tepat untuk kita berjumpa dan memulai semua dari awal.
Sayang pasti merindukan ku bukan? oh tentu jelas, pertanyaan seperti apa yang berikan ini. Mari kita bertemu, aku akan menjelaskan kesalahan pahaman kita di masa lalu. Aku masih mencintai mu Anisa hingga saat ini.
Kamu adalah cinta pertama dan terakhir ku. Ceraikan suami mu, dan kembali lah padaku. Aku tau kamu tidak mencintai nya, jadi untuk apa terus di pertahankan pernikahan tanpa cinta itu? dan aku tau kamu hanya mencintai ku seorang, jika tidak, tidak mungkin kamu menyusul ku saat itu.
Bara membaca pesan dari mantan Anisa. Mata nya berubah merah, dia sangat marah ada pria yang memanggil istri nya dengan kata sayang setelah apa yang di perbuat di masa lalu.
Anisa menyadari itu mencoba menenangkan Bara. Dia mengelus pundak suami nya dengan lembut.
"Mas, tenang lah. Jangan marah, dia hanya masa lalu ku, semua yang di tulis itu omong kosong. Aku tidak lagi mencintai nya. Dulu itu benar aku mencintai nya, tapi sekarang aku hanya mencintai mu Mas, karena kamu adalah suami ku, imam ku yang membimbing ku surga Allah nanti," ucap Anisa menenangkan dan menyakinkan Bara.
"Aku tau itu sayang. Kamu mencintai ku dan dia itu hanya lah masa lalu mu. Tapi yang Ku khawatir kan sekarang bukan itu," sahut Bara jelas.
"Lalu apa yang kamu takut kan?"
"Dia mengirim pesan ini, berarti dia kembali untuk merebut mu, aku takut itu. Aku tidak ingin kehilangan kamu Nisa. Aku tidak ingin kehilangan untuk kedua kali nya lagi," terang Bara mengatakan apa yang di takut kan.
"Mas, lihat aku sekarang," ucap Anisa. Menatap lekat wajah suami nya. Dia meminta Bara melakukan hal sama yang di lakukan itu.
Bara menatap Anisa mengikuti itu.
"Lihat wajah ku. Mungkin dia bisa kembali lagi dalam hidup ku, tapi sekedar lewat dan singgah saja bukan menetap. Karena orang yang boleh menetap di hati ku ini hanya kamu suami ku bukan orang lain," ujar Anisa menyakinkan Bara.
"Terima kasih sayang. Aku janji akan membahagiakan mu. Tidak akan ku biarkan setetes air mata kesedihan membasahi wajah cantik mu ini, kecuali air mata kebahagian," janji Bara dengan mata menatap lekat wajah Anisa. Tangan nya memengang erat tangan Anisa.
Mendengar itu, senyuman Anisa pun terbit. Dia senang mendengar janji Bara yang penuh yakin.
Di cintai Bara sebesar ini membuat nya bahagia.
"Wanita yang mendapat cinta mu dulu pasti sangat bahagia di cintai pria seperti kamu Mas. Aku yang baru sebentar sudah sangat bahagia, bagaimana dengan nya yang sudah bertahun-tahun. Ya Allah berikan semua terus seperti ini, jangan ambil kebahagian ini, aku ingin merasakan lebih lama, sebelum benar hilang," batin Anisa berdoa.
"Iya. Sekarang ayo jalan. Bukan nya kita harus ke kantor, kalau terus di sini kapan tiba nya?" ucap Anisa. Menatap tanya melihat Bara.
"Siap Ibu negara, laksanakan," Bara mengangkat tangan hormat dan Anisa yang di perlakukan seperti itu tertawa kecil melihat sikap Bara yang manis ini.
...Bᴇʀsᴀᴍʙᴜɴɢ......
...✨____________ 🌼🌼_______________✨...
Maaf ya semua, author jarang up. Kemarin kakek ku jatuh dari kamar mandi, dan harus di bawa ke rumah sakit, jadi sibuk jagain🥺😭