NovelToon NovelToon
TAKDIR CINTA SETELAH DIKHIANATI

TAKDIR CINTA SETELAH DIKHIANATI

Status: sedang berlangsung
Genre:Duda / Janda / Selingkuh / Angst / Romansa / Menikah Karena Anak
Popularitas:845.2k
Nilai: 5
Nama Author: Cublik

Ketukan palu dari hakim ketua, mengakhiri biduk rumah tangga Nirma bersama Yasir Huda.

Jalinan kasih yang dimulai dengan cara tidak benar itu, akhirnya kandas juga ... setelah Nirma dikhianati saat dirinya tengah berbadan dua.

Nirma memutuskan untuk berjuang seorang diri, demi masa depannya bersama sang buah hati yang terlahir tidak sempurna.

Wanita pendosa itu berusaha memantaskan diri agar bisa segera kembali ke kampung halaman berkumpul bersama Ibu serta kakaknya.

Namun, cobaan datang silih berganti, berhasil memporak-porandakan kehidupannya, membuatnya terombang-ambing dalam lautan kebimbangan.

Sampai di mana sosok Juragan Byakta Nugraha, berulangkali menawarkan pernikahan Simbiosis Mutualisme, agar dirinya bisa merasakan menjadi seorang Ayah, ia divonis sulit memiliki keturunan.

Mana yang akan menang? Keteguhan pendirian Nirma, atau ambisi tersembunyi Juragan Byakta Nugraha ...?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Cublik, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Chapter 11

“Maaf bila saya lancang, tapi memecat karyawan tak semudah membalikkan telapak tangan, Bu! Apalagi bila ia sama sekali tidak melakukan kesalahan. Harus ada alasan jelas disertai bukti nyata, mengapa sampai harus diberhentikan secara paksa. Tanpa saya perjelas lebih lanjut lagi, Ibu pasti paham apa maksud ucapan ini.” Nirma berucap seraya menatap tegas, intonasi nadanya tetap terjaga.

Melihat sang atasan yang masih bungkam, Nirma kembali menyerang. “Kalau Ibu masih merasa kurang puas, silahkan bertanya kepada pak David selaku pemilik rumah sakit ini yang mana suami ibu sendiri! Beliau bahkan pernah memberikan saya sebuah penghargaan dikarenakan kinerja saya yang luar biasa bagusnya, tak sedikit pula para pasien mengelu-elukan diri ini, mereka puas akan pelayanan saya dalam merawat, memberikan dukungan baik dalam bentuk kata-kata maupun tindakan. Maaf, bukan maksud hati ingin memuji diri sendiri, tetapi memang itulah faktanya."

Malu berbalut emosi, sampai ia tak sanggup menanggapi apalagi membela diri, berakhir Nidia terdiam dengan mimik wajah begitu masam, menatap geram pada manik tak gentar bawahannya. Apa yang dikatakan oleh Nirma, semua benar adanya.

“Bila tak ada kepentingan lainnya, saya pamit undur diri, Bu!” Nirma menunduk sopan, lalu melangkah pasti keluar dari dalam ruangan.

Begitu sampai di luar, ia melambatkan langkah kaki, dalam hati sedikit menyesali tindakan beraninya, tapi logikanya langsung menepis, menyakinkan diri bahwa apa yang barusan terjadi sudah benar, sesekali orang seperti bu Nidia memang harus dikasih paham, agar kemudian hari tak lagi sesuka hati dalam berucap maupun bersikap.

.

.

“Ternyata hukum karma itu benar adanya ya, bila ingin melihat contohnya. Tengoklah anaknya suster Nirma yang terlahir sumbing. Itu balasan dari Tuhan karena dia merebut calon suami kakak kandungnya sendiri,” ucap Dela, ia sama sekali tidak tahu kalau orang yang dibicarakan olehnya, mendengar jelas percakapan itu.

“Ngeri betul ya, sampai sekarang aku masih sulit percaya bila suster Nirma sekejam itu, padahal ia terlihat seperti wanita baik-baik, lugu. Eh … tak tahunya wajah malaikat hati iblis. Seandainya saja suster Linda tak ada memberi tahu, pasti saat ini kita masih menganggap wanita kejam itu layaknya ibu Peri, padahal aslinya jahat sekali.” Tina bergidik seraya menggeleng kepala.

“Kalau macam tu ceritanya, aku tak jadi kasihan. Dia memang pantas melahirkan anak cacat, biar seumur hidup menjadi pengingat atas perbuatan bejatnya,” sahut Dela, tak berhati.

Dua sosok itu sama sekali tidak menyadari langkah senyap Nirma, sampai dimana ibu satu anak itu melakukan aksi heroik, menendang bangku kayu yang diduduki para manusia munafik sampai terjungkal.

Bugh!

Bugh!

Argh!

Dela dan Tina kompak berteriak, meringis menahan sakit kala bokong mereka menghantam lantai keras, bersamaan mereka menoleh, melihat siapa sang tersangka.

“Suster_Nirma,” Dela tergagap, netranya membulat sempurna.

Tak jauh berbeda dengan Tina, manik hitamnya bergetar, ia sampai takut bersuara.

“Mengapa diam? Kemana perginya suara lantang tadi? Padahal saya masih sangat penasaran ingin mendengar kelanjutannya loo,” Nirma bersedekap tangan, memandang remeh dua orang terduduk di lantai.

“Apa karena tak ada Suster Linda, sehingga nyali kalian pun menguap entah kemana, hanya berani menghujat di belakang ku saja. Dasar pengecut!” Nirma berdecak, menatap muak, ia masih berdiri dengan ekspresi datar.

“Kami bukannya menghujat, tapi berbicara fakta,” Dela yang lebih berani dari si Tina, mencoba berkilah, tapi perkataannya tak selaras dengan getar tubuh yang terlihat ketakutan.

Nirma membungkuk, telapak tangan kanannya mencengkram rahang Dela. “Tak nya kau malu membawa nama karma disaat dirimu sendiri pun berlumur dosa. Apa kabar dengan statusmu sebagai istri pertama yang dipoligami? Dulu aku begitu kasihan mendengar kisah pilu itu, tapi kini malah tertawa senang. Kau pantas diduakan, sebab mulutmu bak comberan selaras dengan hatimu yang busuk!”

Dela berusaha melepaskan cengkeraman erat itu, tapi ia kalah tenaga.

“Kau tu cuma kebesaran omong, nyalimu pun hanya sebatas menggonggong dibalik tubuh sang tuan, persis macam Anjing. Ku peringatkan! Sekali lagi ku dengar mulut sampah mu menghina anak ku, maka jarum jahit lah yang akan berbicara!” Nirma mendorong kuat wajah Dela, sampai si empunya tersungkur.

Kemudian, ia menjambak rambut Tina sampai wanita berpakaian perawat itu mendongak, netranya dipenuhi cairan bening. “Tempo hari kau cakap, takut kali bila suami mu tu ku goda, iya kan? Lakik modal harta orang tua apa yang mau dibanggakan, tampang pun biasa saja. Pekerjaannya hanyalah seorang rentenir darat. Percaya diri betul dirimu, bila aku sampai tertarik dengannya! Bila ku mau, diri ini bisa mendapatkan pria seratus kali lipat hartanya dibandingkan milikmu yang tak seberapa itu. Cuih!”

Auh.

Tina meringis sakit, ia meraba kulit kepalanya yang terasa pedih, tidak berani menatap Nirma.

Nirma kembali berdiri tegak, tatapan matanya begitu tajam dengan ekspresi datar. Wanita yang sebelumnya terlihat tidak berbahaya dan lebih banyak mengalah, kini berubah layaknya induk Singa.

“Kalian salah mencari lawan, aku takkan lagi tinggal diam kala putra ku kalian jadikan bahan hujatan. Hari ini hanya tendangan, jambakan, dan cengkeraman, tapi lain waktu bisa jadi nama kalian akan tertulis di atas batu nisan. Bila masih sayang nyawa, berhati-hatilah dalam berucap.” Nirma mengibaskan tangannya, berlalu begitu saja.

Hari beranjak sore, ibu dari Kamal itu terlihat berjalan kaki hendak pulang ke rumah, seharusnya ia sudah sampai sedari tadi, tapi terhalang oleh sang atasan dan juga dua orang perusuh.

.

.

Sepuluh menit kemudian, sosoknya telah sampai di depan rumah kontrakannya. Belum juga mengucap salam, ia sudah dikejutkan suara rendah nan dalam.

“Saya kecewa padamu, Nirma! Demi mencari rupiah yang tak seberapa, kau tega menelantarkan anak kita!” Byakta menyambut kepulangan ibu dari anak yang ada dalam gendongannya.

“Mas ….” ia tak mampu berkata-kata, netranya jelas menyiratkan rasa bersalah.

Juragan Byakta menimang pelan Kamal yang tertidur dalam gendongan kain panjang, tangannya menepuk bokong, sedangkan kakinya berayun pelan.

“Saya masih bisa memaklumi bila kau ingin mandiri, tapi tidak dapat mentoleransi kala putra ku sakit, dirimu lebih memilih tetap bekerja,” ucapnya tegas dengan rahang mengetat.

Nirma semakin menunduk dalam, tangannya memegang erat tas bekalnya. Ia tidak berani menatap sosok yang memang sangat menyayangi dan begitu protektif terhadap buah hatinya.

Melihat tubuh Nirma yang berdiri kaku dengan kepala tertunduk, ia tersenyum samar. 'Kau masih tak berubah, begitu mudah diperdaya, tapi baguslah. Agar aku tak kesulitan menarik simpati mu Nirma.'

"Masuklah, bersihkan badan mu. Saya akan lama di sini, ingin menjaga dan memastikan sendiri kondisi Kamal," katanya tak terbantahkan.

Nirma tak memiliki daya hanya untuk sekedar bersuara apalagi protes. Ia menurut, masuk ke dalam rumah menuju dapur, dimana Wak Sarmi sedang memetik sayur kangkung.

"Wak ...." bibirnya bergetar, netranya berkaca-kaca menatap ibu keduanya.

"Kamal tadi muntah-muntah, Uwak terpaksa meminta tolong ibu pemilik kontrakan, meminjam ponselnya dan menghubungi Juragan Byakta. Tak lama kemudian Beliau datang. Kau mau tahu satu hal tak, Nirma?"

"Ya ...?"

.

.

Bersambung.

1
Elin Erliana
Luar biasa
Andri Yani
alamak kk cublik selalu bikin bayangan dan tebakanku salah terus 😁😁😁
Nita Nita
adem bener denger petuah mba dwi, tp itu diakhir knp lg hmmm🤔
Ibu² kang Halu🤩
apakah buk Nirma akan bertemu buk Mar si pemilik kontrakan agar mendapatkan kejelasan atau????
ahh semoga aja Ayah By mau jujur dan mereka baik2 saja.
bunda fafa
lebih baik tanyakan langsung sama mas by.. karena kl dipendam mas by gak akan peka nirma.. lelaki mmg gt.. kl pakai kode2 gak akan paham mereka jd langsung tembak sj ditempat/todong langsung dgn pertanyaan
Yunia Spm
sabar njih mas by....
bunda fafa
kamu sdh lega kan nirma saat tau fakta dr linda? trs km sdh curhat sama kak dwi.. tinggal skr ke perkebunan sawit mau ketemu siapakah.. apakah santo atau penjaga kebun sawit?
bunda fafa
salut sama kak dwi.. dewasa banget.. btw suami kak dwi seperti kebanyakan lelaki deh suka naruh handuk sembarangan plus ngrobohin baju dilemari wkwkwk.. sama ky paksu aku.. hasilnya istri teriak kenceng bak tarzan wkwkwk... esmosiii lemari jd berantakan 😆😆
Mommy'ySnowy 💕
mau kmna lgi nirma.? jngn bilang k rmh sapto ya... ?
Mommy'ySnowy 💕
betul kak dwi,,smua yg kak dwi katakan memang sprti itu nyatanya seorg laki2 tuhh,,,😂
Si Topik
mesti sering disiram petuah ni Nirma.. biar berkurang nethink nya 😅
Si Topik
berarti dia doyan gangguin mu tu mbak Dwi 🤣
tiada hari tanpa mendengar kicau-an mu mbak wkwk 😂
Nara's Mom
jangan bilang ima mau ngusut masalah santo dan anggun wkwkwk
Si Topik
naif dan gampang diperdaya nya Nirma susah hilang kek nya 🤣🤣🤣
Si Topik
klo aku liat si lindong kek gini, malah kek cerminan Nirma dulu di lapak Amala-Agam 😅
diawal menyebalkan sampe pengen nampol pala nya, ehh pas dah taubat.. respek awak dibuat nya 😊
Si Topik
defenisi villain tidak dilahirkan, tapi hadir karena diciptakan.. seperti si Lindong 🙂
ya moga aja dibalik hal yg terjadi ama si Lindong.. bisa membuat nya tobat macam Nirma 😊
Si Topik
yaa moga aja bom waktu nya Nirma ga jadi meleduk :"-v
walau ada benar nya perkataan Lindong.. tetap mesti berhati-hat^^
Si Topik
Maka nya, walau dia lagi mode sedikit waras.. tak elok dijadiin aliansi, soalnya perilaku nya berubah-ubah

jangan sampai terpedaya ya Ima 😅
Si Topik
Hilihh si Lindong berani ngatai om Dud dibelakang.. coba klo berhadapan auto Tremor seluruh badan nya 🤣
muhammad ibnuarfan
nah loh...kenapa itu...jangan lama2 up nya ya Thor...semangat buat othor nya...sehat selalu🥰
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!