NovelToon NovelToon
Fake Antagonist

Fake Antagonist

Status: tamat
Genre:Tamat / Dosen / Isekai / Mengubah Takdir / Kehidupan di Sekolah/Kampus / Transmigrasi ke Dalam Novel / Chicklit
Popularitas:507.4k
Nilai: 5
Nama Author: Joy Jasmine

Ayla Navara, merupakan seorang aktris ternama di Kota Lexus. Kerap kali mengambil peran jahat, membuatnya mendapat julukan "Queen Of Antagonist".

Meski begitu, ia adalah aktris terbersih sepanjang masa. Tidak pernah terlibat kontroversi membuat citranya selalu berada di puncak.

Namun, suatu hari ia harus terlibat skandal dengan salah seorang putra konglomerat Kota Lexus. Sialnya hari ini skandal terungkap, besoknya pria itu ditemukan tewas di apartemen Ayla.

Kakak pria itu, yang bernama Marvelio Prado berjanji akan membalaskan dendam adiknya. Hingga Ayla harus membayar kesalahan yang tidak diperbuatnya dengan nyawanya sendiri.

Namun, nyatanya Ayla tidak mati. Ia tersadar dalam tubuh seorang gadis cantik berumur 18 tahun, gadis yang samar-samar ia ingat sebagai salah satu tokoh antagonis di dalam novel yang pernah ia baca sewaktu bangku kuliah. Namun, nasib gadis itu buruk.


“Karena kau telah memberikanku kesempatan untuk hidup lagi, maka aku akan mengubah takdirmu!” ~

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Joy Jasmine, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 28 ~ Pulangnya Orangtua Alice

Matanya terasa sembab, mungkin terlalu banyak menangis dalam mimpi hingga terbawa ke dunia nyata.

"Kak Lio...."

.

.

.

Pagi datang, sang surya telah menampakkan diri dalam menjalankan tugasnya. Hari yang sungguh cerah, secerah wajah seorang gadis. Ya, Ayla telah memutuskan untuk bangkit dari masa lalu. Kakak Lionya meminta ia untuk hidup bahagia maka akan ia lakukan.

Tentang hubungan sepihaknya dengan Edric akan ia biarkan saja, mungkin pria itu bisa dia manfaatkan. Bagaimanapun status Edric adalah kakak dari pria yang akan menghancurkan hidup Alice. Jika Edric mencintai Alice maka Aldric mungkin masih punya sedikit hati nurani untuk tidak mengganggu Alice.

...

Alice berangkat bersama Lucy, sepanjang jalan senyum terus mengembang di kedua sudut bibirnya.

Lucy bahkan merasa aneh, apakah nonanya ini sudah gila? Cepat-cepat ia menggeleng, tidak mungkin kalau Alice jadi gila. Caranya berbicara masih baik-baik saja.

"Lice," panggilnya setelah mereka duduk di kursi kelas.

"Hmm."

"Apa kamu kepentok pintu?"

"Tidak ada," jawab Alice bingung.

"Lalu, apa kamu kepentok kepala ranjang?"

"Tidak ada Cy, aku tidak kepentok apa-apa."

"Lalu kenapa kamu terus tersenyum seperti orang tidak waras?"

"Hah? Memangnya aku terus tersenyum?"

"Iya, dari kamu bangun tidur sampai sekarang kamu terus mengembangkan senyum."

"Aaaa, sepertinya aku sedang bahagia saja deh."

"Bahagia kenapa? Kamu sudah baikan dengan tuan Aldric?"

"Ck, bukan itu."

"Lalu apa?"

"Kepo aja deh," ejek Alice sembari menjulurkan lidah, membuat Lucy mengerucutkan bibirnya ngambek. Namun itu hanya sesaat karena dosen telah masuk.

.

.

.

Pagi berganti siang, siang berganti sore, dan malam kini menyapa. Alice sedikit merasa aneh karena harinya berlalu begitu saja tanpa ada gangguan para bersaudara itu. Meski harinya terlewati dengan tenang tapi Alice merasa ada yang kurang.

Hatinya sedikit hampa ketika tidak mendengar kabar dari seseorang yang baru kemarin malam mendeklarasikan diri sebagai pacarnya.

Tapi apa? Baru sehari sudah tidak ada kabar. Seakan kejadian semalam hanya sebuah mimpi. Memikirkan itu membuat Alice kesal sendiri. Lalu mencoba mengalihkan perhatiannya untuk kembali fokus pada pelajaran yang sedang ia pelajari.

Tring...

Sebuah notifikasi menarik perhatiannya dan nama Pria Tua Kaku tertera di sana. Alice yang masih kesal tidak mempedulikan pesan itu. Hingga beberapa saat ponsel itu terus bergetar masih tidak gadis itu pedulikan.

Namun yang diseberang sana tidak menyerah, kini ponsel gadis itu telah membunyikan sebuah nada dering. Menandakan kalau ada seseorang yang menelpon.

Dengan kesal Alice menggeser tombol hijau dan berkata, "Ada apa?"

"Ha-halo, Kak. Ini adik Kak, adik sekarang sedang di kantor polisi, Kak. Adik butuh ban ...."

Tuttt.

Alice menutup telpon begitu saja, hatinya yang sedang kesal malah dapat telepon spam yang bikin darah tinggi.

"Aku mana punya adik," gumamnya dengan kesal.

Ia ingin menaruh kembali ponsel tapi melihat nama Edric di notifikasi membuat tangannya terasa gatal, merasa bahwa nama Edric di sana sangat menganggu layar ponsel cantiknya. Padahal notifikasi itu tinggal dihapus, tapi gadis ini memilih untuk membuka pesan Edric.

Kurang lebih ada sepuluh pesan yang masuk.

Selamat malam Pacar, apa kau rindu padaku?

Chat pertama berhasil mengembangkan senyum tipis milik Alice Lawrence, "Aku tidak tahu kalau pria tua kaku itu bisa mengetik hal seperti ini."

Hari ini kita tidak bertemu, bukan aku tidak mau bertemu. Tapi aku tidak ingin mengganggu waktu belajarmu.

Kurang dari satu minggu adalah ujian akhir, kau harus belajar dengan baik. Jangan membuat malu pacarmu yang dosen jenius ini.

Kau tenang saja, Aldric sudah aku bereskan. Dia tidak akan mengganggumu juga.

Begitu juga dengan anak yang tiba-tiba jadi bocah itu. Dia juga sudah aku bereskan.

...

Sepanjang membaca pesan yang tak terbilang singkat itu Alice terus mengembangkan senyum. Kini hatinya terasa berbunga-bunga. Ia juga tidak tahu kenapa pada pria ini suasana hatinya sangat mudah berubah.

Menyadari ia seperti remaja yang kasmaran, Alice menggeleng cepat. Ingin membuat dirinya sadar, namun tidak lama senyum tipis kembali mengembang dan menemaninya sepanjang ia belajar.

.

.

.

Waktu berlalu, ujian akhir telah berakhir. Libur semester pun tiba, hanya tinggal menunggu waktu nilai akan diumumkan.

Selama berlibur Alice tidak menghambur waktu, harinya lebih banyak ia habiskan di butik bersama Lucy. Keduanya saling berjuang dan bekerja sama.

Sesekali gadis itu juga bertemu dengan sang kekasih yang rupanya sangat posesif namun juga perhatian. Dan Aldric? Pria itu sama sekali belum nampak sejak terakhir kali mencarinya ke ruang UKM Bisnis.

Meski merasa aneh, tapi Alice menikmati ini. Tidak ada bayang-bayang pria itu membuat Alice merasa lebih nyaman menjalani hari.

Lalu Darier? Tentu saja mereka masih sering berkomunikasi meski Edric melarang. Alice pun mulai terbiasa dengan tingkah baru pria itu yang menurutnya lebih bersahabat dan menyenangkan meski kadang agak membuatnya kesal.

Mereka banyak bertukar pandangan mengenai apa yang harus dilakukan selanjutnya. Kini Alice punya berbagai cara, dari cara yang aman sampai cara yang ekstrem untuk membatalkan pertunangan dengan Aldric.

Seharian berkutat di butik Alice pun berniat kembali ke mansion, ia lalu ke ruangan sebelah untuk menemui Lucy. Alice dan Lucy memang memiliki ruangan masing-masing. Seorang desainer memang butuh waktu sendiri untuk mengembangkan kreativitasnya.

"Cy, ayo pulang!" ajaknya sembari membuka pintu ruangan sang sahabat namun Lucy tidak terlihat. Ia lalu masuk dan mencari gadis itu. "Cy..." panggilnya berulang kali namun tidak ada sahutan sama sekali.

"Nona," panggil seorang wanita yang menjadi orang kepercayaan Alice dalam mengurus butiknya.

"Ya, Kak. Apa Kakak lihat Lucy?"

"Lucy sudah pergi dari tadi Nona, dia ada pamit pada saya dan meminta saya untuk memberitahu Nona."

"Astaga anak itu. Kalau aku yang pergi pasti mulutnya udah nyerocos."

"Kakak, aku pulang dulu ya. Kakak juga pulanglah, ini sudah jam pulang kantor."

"Baik, Nona. Terima kasih."

...

Kamu dimana?

Saat di dalam mobil Alice mencoba mengirim pesan pada sahabatnya itu.

Aku sedang bersama Malvin, hehe.

"Pantesan aja, kalau sama doi kan pasti lupain aku," gumamnya sembari menutup layar ponsel, tidak ingin mengganggu Lucy lebih lanjut.

Sampai di rumah seperti biasa gadis itu akan langsung beranjak ke kamar. Namun ia merasa suasana mansion ada sedikit yang aneh. Wajah para pelayanan sepertinya pada tegang. Entah karena apa itu, mungkin ia salah lihat.

Ia pun mencoba abai dan pergi ke kamarnya.

"Dear!" pekik Evelyn sembari memeluk sang putri saat Alice membuka pintu kamarnya.

"Mom?"

"Yes, Dear. Mommy dan daddy pulang. Kamu senang kan?"

Raut wajah gadis itu tidak berubah, tidak tampak bahagia dan tidak juga tampak sedih atau marah. Yang ada hanya wajah datar yang tidak berekspresi.

"Dear, kau tidak senang mommy dan Daddy pulang."

"Ada urusan apa kalian pulang?" tanya Alice to the point. Menurutnya kedua orangtua Alice ini tidak akan pulang jika tidak ada urusan.

Ia lepaskan pelukan sang mommy kemudian berjalan dan duduk di sisi tempat tidur.

"Ck, putri mommy satu-satunya akan menikah masa mommy dan daddy enggak hadir sih," ujar Evelyn sembari mengikuti sang putri dan duduk di sebelahnya. Ia tidak merasa aneh pada abainya Alice karena sudah terbiasa.

"Hah? Siapa yang mau menikah?"

"Tentu saja kamu, Sayang."

"Sama siapa?"

"Sama siapa lagi kalau bukan Aldric tunangan kamu."

Hah?

...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...

Tbc.

🌼🌼🌼🌼🌼

1
wardah
Luar biasa
Ryan Jacob
semangat Thor
embun senja
Luar biasa
adel
👍🏻
SUGA 💙💚💛💜💝💘
Luar biasa
Nurul Inayah Kasrul
keren banget thor...bener2 plot twice...olivia ternyata/Facepalm//Facepalm//Facepalm/
Fiyaa
🤣🤣🤣🤣 darier kamu bisa aja
Noorjamilah Sulaiman
mantap
Noorjamilah Sulaiman
Lumayan
MashMellow🍭
dor dor dor dor
tembak tembak tembak
🤣🤣🤣
MashMellow🍭
permulaan, lpas tu kan akan jadi posesif x tentu pasal🤣🤣🤣 barulah ada claim ini tunanganku🤣🤣🤣
Ari Randz
mari mulai berkhayal dan berpusing2 ria /Grin//Grin//Grin//Silent/
Ari Randz
Luar biasa
rosemarie
ini ga ada s2 nya kah
Joey: Ada di profil Author ya😊
total 1 replies
Wulan
mmmmmmmm
Sri Yati
omo omooooo....
kanjeng_ribet
ceritanya sangat bagus, aku sampai terbawa suasana kadang ikut nangis kadang ikut tertawa❤️❤️
Joey: Terima kasih ulasannya❤️❤️. Jangan lupa mampir di karya baru author ya. "Istri Amnesia Tuan G"
total 1 replies
Nur Lela
luar biasa
Hikam Sairi
mampir
kriwil
udah ganti jiwa masih aja gemetar kasih setrum yang kenceng biar kaku
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!