Beberapa tahun lalu, Sora dikhianati oleh kekasih dan sahabatnya. Mengetahui hal itu, bukannya permintaan maaf yang Ia dapatkan, Sora justru menjadi korban kesalah pahaman hingga sebuah ‘kutukan’ dilontarkan kepadanya.
Mulanya Sora tak ambil pusing dengan sumpah serapah yang menurutnya salah sasaran itu. Hingga cukup lama setelahnya, Sora merasa lelah dengan perjalanan cintanya yang terus menemui kebuntuan. Hingga suatu hari, Sora memutuskan untuk ‘mengistirahatkan’ hatinya sejenak.
Tanpa diduga, pada momen itulah Sora justru menemukan alasan lain dibalik serangkaian kegagalan kisah cintanya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Rin Arunika, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
#20
Siang itu, Yasmin melihat Sora telah duduk di hadapan makan siangnya di kantin kantor. Memang benar apa yang pernah Sora katakan padanya bahwa Sora tak pernah main-main untuk urusan mengisi perut.
“Hai, Ra. Udah mendingan?” tanya Yasmin seraya meletakkan nampan makan miliknya tak jauh di depan nampan milik Sora.
Pada momen itu, Yasmin menyadari bahwa Sora tengah membuat coretan pada secarik kertas.
“Bu Yasmin,” Sora tersenyum ramah, “Aku udah jauh lebih baik, Bu. Udah gak kenapa-kenapa.”
“Mmm... Syukurlah. Aturan kamu hari ini bed rest aja, Ra.” Ucap Yasmin.
“Ah Aku udah tiga hari gak masuk, takut dijenguk,” Sora sedikit terkekeh.
“Yee dasar...” Yasmin tersenyum simpul.
Tak ada lagi perbincangan selama mereka menikmati makan siangnya saat itu. Yasmin dan Sora sama-sama fokus dengan makanannya. Bedanya, Sora terlihat sesekali menambah coretannya. Hingga ketika mereka telah menghabiskan makanannya, Yasmin baru kembali membuka obrolan.
“Kamu lagi nulis apa, sih?” Yasmin akhirnya menanyakan hal yang sedari tadi Ia perhatikan.
“Eh? Enggak. Aku iseng aja.” Sora menunjukkan catatannya pada Yasmin selama beberapa detik.
“Apaan sih itu?” Yasmin tampak penasaran. Ia mencoba meraih catatan Sora.
Sora mudah saja menyerahkan catatan yang katanya hanya iseng itu pada Yasmin. Namun ketika Yasmin melihat catatan Sora, Yasmin terlihat tersentak dan begitu terkejut. Meski begitu, Yasmin berusaha menyembunyikan rasa terkejutnya.
Yasmin melihat bahwa coretan-coretan itu bukan coretan biasa baginya. Tulisan-tulisan abstrak yang ditorehkan Sora ternyata bukan sembarang coretan.
“Apa ini? Kode alien?” Yasmin berusaha menutupi rasa terkejutnya.
“Hehe... Bisa jadi. Mungkin ada alien yang sedang mencoba berkomunikasi denganku, makanya Aku mendadak nulis-nulis begituan,” Sora menahan tawanya.
“Emang kamu percaya alien?”
“Enggak begitu juga, sih. Bisa jadi kan di alam semesta yang luuuaas banget ini, mungkin aja ada makhluk selain kita. Tapi karena alam semesta ini terlalu luas, kemungkinan kita menemukan mereka atau kemungkinan mereka menemukan kita mungkin cuma 0,0000000%” Sora terdengar yakin dengan ucapannya.
“Iya kah? Kalau seperti duyung, naga, elf, reinkarnasi, kamu percaya? Bisa jadi kan mereka ada di bumi sama kayak kita.” Yasmin memperpanjang perbincangan mereka.
Sora terdiam sejenak setelah Yasmin menanyakan hal itu. Tiba-tiba saja Sora teringat hal-hal tak biasa yang pernah dilihat olehnya. Rayn dengan rambut putih panjangnya, burung raksasa, hantu ikan...
“Aku malah selalu bayangin bisa naik naga, atau ketemu peri yang lagi numbuhin bunga.” Sora mengerlingkan matanya.
Yasmin berdecak. Ia tak menyangka Sora memiliki pikiran unik seperti itu.
“Gak sekalian terbang naik burung raksasa?” Yasmin menguji Sora dengan pertanyaannya itu. Yasmin ingat perkataan Rayn bahwa Sora bisa melihat Bintang; Drach peliharaan Rayn.
“Gak minat, mending naik naga.” Sora menjawabnya enteng. “Ngomong-ngomong, udah mau jam satu nih, Bu. Ke atas lagi yuk?”
“Eh, iya. Ayo,” balas Yasmin.
Setelah meletakkan nampan bekas makanan mereka, Sora dan Yasmin kembali melanjutkan pekerjaan mereka.
Namun, saat itu Yasmin masih terus memutar otak mencari cara untuk memberi tahu Sora tentang kehidupan elf yang sebenarnya.
#
Beberapa menit sebelum jam kerja hari itu berakhir, Sora memasuki ruangan Yasmin dengan membawa surat dokternya. Sora baru ingat dan baru sempat mengurus hal itu. Kalian tidak lupa kalau Yasmin memegang jabatan Direktur SDM, kan?
Ketika berada depan di depan pintu ruangan Yasmin, entah kenapa Sora mendadak merinding. Bulu-bulu halus di tangannya tampak berdiri.
Namun, Sora tak terlalu ambil pusing sehingga Ia tetap memasuki ruangan Yasmin dan menjalankan niatnya.
Tepat ketika Sora melewati ambang pintu, Ia merasa pandangannya buram sehingga Ia tampak sedikit kehilangan keseimbangannya.
“Eh? Kamu kenapa, Ra?” Yasmin menghambur dari tempat duduknya dan segera menghampiri Sora.
Dengan bantuan Yasmin, Sora kini telah terduduk di kursi. Kepalanya terasa semakin berputar.
Anehnya, dalam ingatannya saat itu Sora seperti melihat Yasmin namun dengan penampilan yang begitu berbeda. Dalam apa yang terulang dalam isi kepalanya itu, rambut Yasmin terlihat panjang bergelombang hingga menutupi punggung dan berwarna merah seperti ceri. Pakaian yang dikenakan Yasmin pun terlihat begitu cantik. Mirip seperti peri, atau elf, atau apapun itu. Dan yang paling menarik perhatian Sora, kedua mata wanita itu berwarna hijau dan berkilau mirip seperti emerald. Sangat cantik.
“Tunggu Aku, Mevine! Kenapa langkahmu cepat sekali...” Apakah 'Si Aku' barusan adalah Sora?
Wanita yang dipanggil Mevine itu lalu menoleh dan melengkungkan garis senyum. “Ayo lah, Yisha. Aku tidak sabar ingin melihat anak Betta itu...”
Langkah kaki mereka sampai pada sebuah kolam yang airnya sebening kristal. Di dalam kolam itu, terdapat seekor ikan yang ukurannya cukup besar-- tunggu, bentuknya mirip hantu ikan yang pernah dilihat Sora.
“Yisha, lihat! Anak Betta yang paling kecil itu mendekati kita!” Wanita berambut merah itu terlihat kegirangan melihat anak ikan itu berenang ke permukaan dan-- melayang?
Kenapa mirip sekali dengan hantu ikan itu?
“Neoma... Ke mari, nak” Katanya lagi.
Lalu perlahan-lahan Sora kembali mendapatkan kesadarannya.
“Ra...” Yasmin memanggil namanya.
Saat itu Sora terlihat memberi senyuman dari sudut bibirnya. “Mevine...” Lirih Sora.
Deg. Jantung Yasmin seperti berhenti berdetak. Ia tidak salah dengar, kan?
‘Mevine? Sora memanggilku Mevine?’ pikirnya.
“Hah? Kenapa, Ra?” Yasmin mencoba memastikan keraguannya.
“Kepalaku sakit banget, Bu...” jawab Sora sambil memegangi kepalanya.
“Ya ampun... Kalau gitu Kamu balik jangan bawa mobil sendiri, Ra. Ngeri kenapa-napa di jalan,” kata Yasmin dengan khawatir.
“Iya, Bu. Paling Aku mau naik taksi aja,” Sora terdengar lemas.
“Heem. Sorry ya Aku gak bisa anterin, kebetulan Aku juga lagi gak bawa mobil, Ra,”
Sora belum menjawab ucapan Yasmin. Ia masih lumayan terganggu dengan rasa sakit yang menyerang kepalanya.
“Bu Yasmin...” Sora memanggil Yasmin yang terduduk di sampingnya, namun tatapan mata Sora lurus jauh ke depan, entah ke mana fokusnya. “Menurut Bu Yasmin, reinkarnasi tuh beneran ada gak, sih?”
Yasmin tersentak. Ia tak menduga Sora akan menanyakan hal itu.
“Hm? Emang kenapa, Ra? Aku pernah denger sih banyak kasus tentang reinkarnasi, kayak gitu.” Yasmin dengan hati-hati menjawab ucapan Sora.
“Aku takut Bu Yasmin gak percaya.” Sora menggantung ucapannya.
“Ada apa, Ra? Gimana Aku bisa percaya atau enggak kalau Kamu aja belum bilang apa-apa...”
“Akhir-akhir ini Aku pernah beberapa kali ngelihat ingatan-ingatan yang asing. Tapi entah kenapa Aku ngerasa ingatan-ingatan asing itu seperti puzzle yang perlu disusun. Seperti sambung-menyambung gitu,” ungkap Sora sambil menyandarkan punggungnya pada kursi.
“Kamu ngelihat apa, Ra? Sambung menyambung gimana?” Yasmin amat sangat penasaran.
“Pernah satu kali diingatan Aku itu ada wanita yang meninggal, dan dia bilang ‘hidup di tubuh keturunanmu’ atau gimana, lupa. Terus Aku juga pernah mimpi lagi hal itu. Terakhir, sebelum Aku dibawa ke Rumah Sakit, Aku lagi-lagi denger ada bisikan nama itu,” jelas Sora sambil sesekali meremas-remas jemarinya.
“Bisikan nama siapa?” Yasmin menautkan alisnya.
“Yisha? Yi, apa ya? Sepertinya memang Yisha. Nama itu sering banget muncul diingatan asing itu...”
Akhirnya. Bagian yang Yasmin tunggu-tunggu pun muncul ke permukaan. Sudah tidak diragukan lagi bahwa gadis yang terlihat linglung di depannya itu adalah Yisha.
#