NovelToon NovelToon
PUTRI ASLI KELUARGA CEO

PUTRI ASLI KELUARGA CEO

Status: sedang berlangsung
Genre:Mafia / CEO / Identitas Tersembunyi / Roman-Angst Mafia / Roh Supernatural / Putri asli/palsu
Popularitas:3.7k
Nilai: 5
Nama Author: Yhunie Arthi

Leona tiba-tiba diculik dan dibunuh oleh orang yang tidak ia kenal. Namun ketika berada di pintu kematian, seorang anak kecil datang dan mengatakan bahwa ia dapat membantu Leona kembali. Akan tetapi ada syarat yang harus Leona lakukan, yaitu menyelamatkan ibu dari sang anak tersebut.

Leona kembali hidup, namun ia harus bersembunyi dari orang-orang yang membunuhnya. Ia menyamarkan diri menjadi seorang pria dan harus berhubungan dengan pria bernama Louis Anderson, pria berbahaya yang terobsesi dengan kemampuan Leona.

Akan tetapi siapa sangka, takdir membawa Leona ke sebuah kenyataan tidak pernah ia sangka. Dimana Leona merupakan puteri asli dari keluarga kaya raya, namun posisinya diambil alih oleh yang palsu. Terlebih Leona menemukan fakta bahwa yang membunuhnya ada hubungan dengan si puteri palsu tersebut.

Bagaimana cara Leona dapat masuk ke dalam keluarganya dan mengambil kembali posisinya sebagai putri asli? Bagaimana jika Louis justru ada hubungannya dengan pembunuhan Leona?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Yhunie Arthi, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

BAB 20. MEREKA TAHU

Rasanya Leona berada dalam air yang gelap dan dalam, mengambang diam namun terasa nyaman. Sayup-sayup ia mendengar banyak suara, pelan dan jauh. Namun perlahan ia dapat mendengar suara-suara itu semakin jelas, seperti menemukan sinyal radio yang pas.

"Leona?! Kau sudah bangun?!"

Leona mendengar suara Rowan dengan jelas, membuat gadis tersebut membuka mata dengan kesadaran belum sepenuhnya pulih.

"Leona, kau membuatku takut. Kukira kau tidak akan membuka matamu lagi," kata Rowan yang berdiri di samping ranjang Leona, menangis penuh kekhawatiran.

Gadis itu menoleh ke arah Rowan, dan tersenyum kecil untuk mengatakan kalau Leona baik-baik saja. Tidak senang ketika melihat bocah tersebut menangis seperti itu.

"Princess, kau sudah bangun?" Noah seketika sudah berada di samping ranjang Leona, tepat di samping si roh kecil Rowan yang tak dapat dilihat oleh siapa pun kecuali Leona.

"Noah?" ucap Leona dengan nada lemah.

"Bagaimana keadaanmu? Ada yang sakit? Butuh sesuatu?" tanya Noah penuh kekhawatiran.

"Pusing," jawab Leona jujur.

"Akan kupanggilkan dokter." Noah memencet tombol di dekat ranjang Leona untuk memanggil suster.

"Belum ada kau keluar dari rumah sakit dua jam, tapi kau sudah masuk lagi. Apa kau secinta itu dengan rumah sakit? Mau kubuatkan kamar khusus untukmu?" ucap Louis sarkas seraya berjalan ke arah ranjang gadis itu.

"Berhenti mengganggu Leona. Lagipula kenapa kau di sini dan bukannya pulang?" tukas Noah.

"Kanna dan William tidak masalah aku di sini, kenapa kau protes," balas Louis dengan senyum mengejeknya.

Leona mengingat hal terakhir yang terjadi, alasan kenapa ia terbaring kembali di rumah sakit sekarang. Ia tidak yakin apa yang terjadi, karena saat itu kesadaran Leona sudah hilang timbul. Namun yang paling ia ingat adalah bagaimana Kanna menampar Luna dan mengatakan sesuatu kepada Luna dengan wajah marah.

Pintu terbuka menampilkan suster dengan membawa rak dorong berisi obat-obatan dan keperluan medis lainnya bersama seorang dokter yang tersenyum ramah kepada Leona.

Noah dan Louis mundur untuk memberikan ruang kepada suster dan dokter tersebut agar dapat memeriksa keadaan Leona.

Suster perlahan menaikkan ranjang hingga Leona sekarang dalam posisi duduk tanpa perlu bergerak sedikit pun. Kemudian pemeriksaan dan beberapa pertanyaan dilontarkan kepada Leona untuk memastikan keadaan sang gadis.

"Untuk sementara hindari terlebih dahulu pemakaian lensa kontak, karena mata Anda sempat terjadi iritasi akibat darah yang masuk ke mata saat Anda terluka terlebih Anda memakai lensa kontak saat itu. Jadi untuk menghindari iritasi dan kondisi yang tidak diinginkan, hindari dulu memakai benda itu. Selebihnya, saya akan terus memantau keadaan Anda sampai luka-luka di kepala benar-benar pulih," jelas sang dokter.

"Baik, terima kasih," kata Leona.

Setelah memeriksa Leona, dokter tersebut juga memberikan beberapa penjelasan dan saran kepala Noah dan Louis. Ada beberapa hal yang harus Leona hindari dan juga yang harus dilakukan selama proses penyembuhan.

Bersamaan dengan dokter dan suster tersebut keluar, saat itu juga dua orang masuk ke dalam ruangan tersebut.

Netra Leona melebar, sedikit panik karena gadis itu tidak mengenakan penyamarannya sedikit pun saat ini. Rambut pirang Leona terurai, tanpa riasan bintik-bintik, maupun lensa kontak yang sebelumnya selalu gadis itu kenakan.

"Tidak perlu khawatir. Mulai sekarang kau tidak perlu melakukan penyamaran lagi, mereka semua sudah tahu," kata Noah ketika tahu kalau keponakannya itu memikirkan tentang penyamarannya.

"Will, lihatlah. Dia benar-benar putri kita yang asli," kata Kanna dengan mata berkaca-kaca menatap sosok lemah Leona yang masih bingung.

William berjalan mendekat ke sisi ranjang Leona. Tanpa mengatakan apa-apa pria yang selalu tampak sangar itu mengangkat tangan dan mengelus pipi Leona dengan lembut. Tatapan mata William seolah memberitahu dengan jelas apa yang pria itu rasakan.

"Mr. William?" panggil Leona ketika pria itu tidak juga mengatakan apa-apa dan hanya menatap Leona.

"No, Sweetheart. I'm your father, call me Daddy," ucap William, perlahan ia mendekatkan dirinya dan memeluk Leona. Mendekap gadis itu penuh rasa sayang, menciumi pucuk kepala sang gadis penuh rasa rindu. "Kau tidak tahu betapa besar aku ingin bertemu denganmu selama ini. I miss you," sambungnya.

Leona hanya terdiam, bingung dengan ucapan dari William.

"Kau ... sudah tahu sejak lama kalau Luna bukan putri aslimu?" tanya Leona untuk mengerti maksud dari ucapan pria yang selaku ayah kandung Leona ini.

"Benar. Aku dan ibumu sudah tahu sejak sangat lama. Kami mencarimu diam-diam, tapi tidak ada jejak sama sekali. Kami hampir putus asa untuk menemukanmu," jawab William.

"Kalian mencariku? Sejak kapan?" tanya Leona, merasa tidak percaya kalau orang tua kandung Leona justru tahu kalau Luna bukalah putri kandung mereka, dan mencari Leona.

"Sepuluh tahun kami mencarimu. Rasanya seperti orang bodoh ketika sebagai orang tua kami gagal mengenali anak kami sendiri sampai selama itu. Maaf, Nak," jawab William, semakin mendekap putrinya tersebut.

Mendengar hal itu tangis Leona pecah, tidak percaya kalau orang tuanya mencarinya selama ini. Ia memeluk William erat, pertama kalinya ia merasakan kehangatan dari ayah kandungnya.

"Will, kau membuatnya menangis," tegur Kanna, berjalan ke samping William dan menepuk lengannya. "Let me see my baby too," sambungnya.

William melepaskan pelukannya, tertawa kecil lalu mengelap air mata Leona dengan ibu jari pria itu. "Ah, dia benar-benar mirip denganmu saat kau muda, Babe. Lihatlah mata hijau ini, hidung, dan bibirnya. Semua benar-benar mirip sepertimu," kata William.

"Baby?" panggil Kanna pada Leona, menangkup wajah gadis itu dengan kedua tangannya lalu menciumi wajah sang gadis penuh sayang. "Oh, My baby. Aku tahu kalau Noah tidak mungkin membawa orang asing masuk ke rumah begitu saja. Sejak pertama melihatmu aku tahu kalau kau perempuan, kalau kau putriku. Kau tidak tahu seberapa ingin aku memelukmu dan bicara denganmu. Tapi aku tahu kalau Noah belum memberitahuku dan menyamarkanmu seperti itu pastilah karena alasan yang kuat," imbuhnnya.

Leona hanya memandang wajah Kanna. Sejak pertama kali Noah menunjukan foto wanita di depannya ini, begitu ingin Leona bertemu dan menyentuhnya langsung. Dan sekarang keinginan kecil Leona itu jadi kenyataan. Perlahan ia menyentuh wajah Kanna, hati-hati, dan melihat mata yang serupa dengan Leona itu melembut.

Kanna memeluk erat Leona, duduk di pinggir ranjang dan menolak untuk melepaskan dekapannya dari sang gadis. Seolah ingin membayar sembilan belas tahun Kanna melewatkan masa-masa memeluk gadis itu dalam dua tangannya.

"Apa Herry dan Raymond sudah diberitahu tentang Leona?" tanya Louis, ingin tahu seperti apa reaksi dua kakak Leona itu ketika tahu kalau Leona adalah adik asli mereka.

Kanna melepaskan pelukannya, mengelap wajah Leona dari air mata menggunakan ujung lengan bajunya. Mengelusi kepala Leona penuh afeksi sayang.

"Secara garis besar sudah. Raymond yang sepertinya masih shock dan sulit percaya. Kalau Herry sejak awal dia sudah tahu kalau Luna bukan adiknya. Kalian sendiri tahu seberapa pintar si sulung satu itu," jawab William.

Louis dan Noah mengangguk setuju jika membicarakan tentang Herry. Mengerti seberapa pintar pria satu itu bahkan dikenal genius sejak kecil.

"Aku curiga kalau Herry tahu identitas Leon sejak awal dia melihat Leona. Aku selalu bertanya-tanya kenapa Herry suka diam dan membela Leona jika sudah beradu mulut dengan Raymond. Padahal dia tidak pernah melakukan hal seperti itu, tidak bahkan kepada Luna," kata Noah, memikirkan kemungkinan tersebut.

"Benar juga. Bukankah Herry terlalu tenang sejak Leona di rumah," kata William menguatkan hipotesis Noah.

"Memang Herry tidak seperti itu? Aku sering mengobrol dengannya," tanya Leona.

Semua orang seketika menoleh ke arah Leona.

"Kenapa?" Leona memandangi mereka bingung.

"Herry mengobrol?" konfirmasi Noah, terkejut luar biasa.

"Iya. Aku pernah bertanya dengan Raymond seperti apa dunia kuliah. Lalu Herry mendengar dan kami mengobrol. Sejak itu Herry suka mengajakku mengobrol dan memberitahuku semua tentang dunia kuliah, bahkan menunjukan beberapa kampus yang menurutnya bagus," jelas Leona.

"Wow, seorang Herry melakukan itu," ujar Noah terkesima.

"Memang ada yang salah?" tanya Leona pada Kanna.

"Herry itu tidak suka mengobrol sejak dulu, katanya membuang waktu jika itu bukan obrolan penting. Dia akan buka suara kalau itu soal pekerjaan atau yang menurutnya penting, minimal menarik untuknya," jawab Kanna.

"Dia juga cukup ketat dan serius untuk segala hal, tapi dia anak yang baik dan penurut," imbuh William tentang anak sulungnya itu.

"Kurasa tanpa perlu ditanyakan sudah pasti Herry tahu kalau Leon itu adalah perempuan dan juga adik kandungnya," simpul Noah.

"Kau tidak akan bisa menipu si genius," tambah Louis.

Mereka semua terkejut ketika pintu terbuka dengan sangat keras, menampilkan dua sosok yang sedang menjadi topik pembicaraan mereka di ruangan itu.

Herry dan Raymond melihat ke arah Leona, terkejut karena melihat penampilan gadis itu.

"Leon?" sebut Raymond.

"Ya?" sahut Leona.

"Kau perempuan?!" seru Raymond terkejut luar biasa ketika melihat penampilan Leona yang sebelas dua belas dengan sang ibu.

Semua yang ada di sana tertawa mendengar ucapan Raymond. Satu-satunya orang yang lugu di sini hingga tidak menyadari kalau sosok Leon adalah perempuan. Dan satu-satunya yang tidak tahu menahu tentang ditukarnya si bungsu dari keluarga Agustine itu.

1
Aldiza azahra
lanjut dn semangat
Aldiza azahra
jngn2 cuma liona dn sang kakek/ nenek yg punya kemampuan itu...lanjut...
Yhunie Arthi: ditunggu ya /Joyful/
total 1 replies
Aldiza azahra
knp ibu rowan mrah...ap dia juga salh satu orang hilngy leona
Yhunie Arthi: Kenapa hayo /Chuckle/
total 1 replies
Aldiza azahra
lanjut.....
Aldiza azahra
jngn lam2 up thor takuty ad yg ngiri trus bilanh plagiat sebelah padahl itu karyamu.... kan sayang..ayo semangat
endah retno adi: iya up-nya yang rutin ya thor, ini keren lho ceritanya..
Anonymous: Authoorrrr double up pkoknyaaaaa
total 3 replies
☘️💮Jasmine 🌸🍀
menarik
endah retno adi
ceritanya bagus banget ini, tapi sayang masih sepi,semangat author nya...☺️
Yhunie Arthi: Terimakasih kak, semangat selalu /Determined/
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!