berawal dari ikut pesta bersama ayah dan ibu tirinya nya. malah menjadi pengantin oleh pria yang sama sekali dia tak kenal. hal itu karena ayah nya memiliki utang kepada sang pemilik acara tersebut. seharusnya dia menolak, tapi karena paksaan ibu tiri nya nya akhirnya dia mau menjalani pernikahan tanpa tau apa yang terjadi dengan nasib nya kedepan. bagaimana kelanjutan nya yuk simak sama sama>>>>
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon putrinw, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab.1
"Seharusnya gue ga biarin ayah nikah lagi, hidup gue jadi berantakan. sejak kehadiran ibu tiri dan juga saudara tiri gue." ucap seorang gadis cantik yang saat ini duduk di sebuah cafe shop bersama sahabat baik nya.
"Kan udah gue bilang hari itu, tapi Lo keras kepala. Ibu tiri itu ga ada yang baik. Mereka semua cuman kamuflase doang. Ibarat nya ya kayak cuman caper diawal doang, terus pura pura baik. Lo sih ga dengerin gue. jadi kepincut kan bokap lo itu." gerutu sahabat nya dengan tatapan kesal.
"Gue nyesel Nita, bantuin gue dong." rengek Laras dengan tatapan melas nya.
"Bantuin gimana, laras. bokap Lo itu udah puber kedua. ni ya, kata orang orang diluar sana. menasehati orang jatuh cinta lebih susah dibandingkan dengan menasehati anak durhaka." ucap nita dengan santai nya.
Laras berdecak kesal melihat ocehan sahabat baik nya itu, bukannya Kasih solusi, malah tambah mumet kepala nya dengerin ocehan sahabat nya itu.
Larasati Wijaya, gadis berusia 21 tahun yang saat ini sedang menjalankan kuliah semester akhir. Kecantikan nya tak heran sebab wajah nya keturunan bule. ibu nya itu asli orang Pakistan, dan telah meninggal 1 tahun yang lalu. hidup nya terasa hancur saat melihat jasad ibu nya yang terbujur kaku di rumah sakit. Kecelakaan yang merenggut nyawa ibu nya membuat perasaan Laras begitu hancur. Tak tergambarkan betapa sedih nya dia saat itu. Hatinya separuh hilang terkubur bersama jasad ibunya. Pemilik mobil yang menabrak ibu nya juga tak bisa di tangkap.dan tak meninggalkan jejak sedikit pun. seperti sudah di setting.
Sudah satu tahun berlalu, pelaku nya juga belum tertangkap. Hal itu membuat nya begitu merasa bersalah atas apa yang terjadi kepada ibunya itu. Balas dendam biarlah Tuhan yang membuat orang yang menabrak ibu nya itu mendapatkan Karma.
Laras duduk dengan tatapan kosong nya memandangi batu nisan yang terlihat terawat dengan bunga bunga indah di atas kuburan ibu kandung nya yaitu Kirani Wijaya. Atau biasa di panggil bunda Rani. Telah berpulang ke Rahmatullah dengan meninggalkan bekas kesedihan di hati laras. setelah meninggal dunia, ayah nya malah menikah lagi dengan seorang janda anak satu. sebenarnya dia tak setuju dengan keputusan ayah nya. Tapi tak bisa berbuat apa apa, ayah nya memohon kepada nya sehingga membuat Laras tak tega. Akhirnya... dia pun menyetujui ayah nya menikah lagi dengan janda anak satu itu. dengan catatan, tak akan berubah. seperti film film di sinetron.
Flashback....
"Ayah ingin bicara sesuatu sama kamu nak."
"soal apa yah.... Apa soal perusahaan ayah?"
jaya menghela nafas berat nya saat meminta izin kepada putri nya, untuk menikah lagi. "bukan, tapi ini soal pernikahan." sahut nya dengan suara pelan.
"Pernikahan siapa yah? Aku belum mau menikah ya!"
"Bukan kamu nak, tapi ayah."
"Apa!" pekik nya kaget. bagaimana tak kaget, ayah nya ingin menikah lagi, dan dia selama ini tak tau apa apa.
"Ayah jatuh cinta sama janda anak satu, namanya Weni. Kamu harus kenal dulu sama dia, ayah harap kamu ga menghalangi ayah untuk menikah lagi nak. Ayah butuh seorang pendamping. Ibu kamu juga sudah tiada, kalau kamu nikah nanti, siapa yang urus ayah. Tolong ya.... ayah mohon, restui ayah ya nak." ucap jaya dengan wajah memelas nya.
Laras menghela nafasnya, sungguh fakta ini membuat nya tak terima. Tapi bagaimana lagi, ini semua demi kebaikan ayah nya. Apalagi sampai memohon Seperti ini. Mana tega dia.
"Yaudah, aku sih terserah ayah saja. Aku cuman pengen ayah ga membedakan kasih sayang sama aku nanti nya. Kalau sampai itu terjadi, ayah adalah orang pertama yang paling aku benci. Jadi cuman itu aja sih pesan aku. apalagi ayah akan punya istri dan bonus anak, ayah harus pandai pandai bersifat adil." ucap laras dengan pandangan datar nya.
Mendengar ucapan anak nya, membuta jaya bernafas lega. tentu saja ini kabar yang baik, dia akan memiliki istri sebentar lagi.
"Makasih nak, ayah Janji.... Kamu jangan khawatir, ayah akan bersifat adil kepada anak anak ayah nantinya." ucap jaya sambil tersenyum lebar.
Laras bisa melihat betapa antusiasnya sang ayah, saat diperbolehkan untuk menikah lagi.
Mereka melanjutkan makan tanpa bersuara lagi, entahlah sejujurnya Laras tak setuju dengan usulan ayah nya. baginya itu terlalu cepat, rasanya belum siap memiliki ibu tiri dan adik tiri nanti nya. Bagaimana kehidupan nya setelah itu. Dia juga bingung, dia hanya mengikuti alur saja.
~sudah 4 bulan menjalin pernikahan jaya melupakan niat nya. dia bahkan lebih cenderung sayang ke anak nya Weni. Dibandingkan dengan Laras. Hal itu membuat Laras mencoba bersabar, dia ingin liat sejauh apa ayah nya berubah. Anaknya Weni itu bernama Desi, fisik nya lebih lemah dibandingkan Laras. penyakit leukimia yang di derita Desi, membuat Weni sering bolak balik ke rumah sakit untuk memeriksa kesehatan putri nya itu. Begitu juga dengan jaya yang lebih sering memperhatikan putri tirinya.
Kasih sayang yang tak seimbang membuat Laras begitu malas untuk pulang ke rumah, rencana nya setelah lulus kuliah, dia akan pergi dari sana dan melanjutkan hidup nya yang terasa hampa dan kosong itu.
Dia memandang makam sang ibu, dengan tatapan sendu dan mengusap ngusap kecil area batu Nisan nya.
"bunda.... apa kabar disana. Laras rindu sama bunda, Laras rindu masakan bunda. Kenapa bunda harus pergi secepat ini. Laras belum bisa bahagiakan bunda. Laras pengen ikut bunda. Kalau saja saat itu bunda ga pergi ke sana, bunda masih berada disini. Bunda masih bisa memeluk Laras. Laras juga masih sering mendengar ocehan bunda.... hiks.... Laras rindu sama bunda,... Hiks.... Laras rindu Bun, ayah berubah."
"ayah udah berubah Bun.... Hiks... Ayah, udah berubah... Ayah lebih percaya dengan si Weni, dibandingkan dengan Laras.... Hiks... Bunda.... Laras kangen. Ayah jahat Bun.... Ayah udah ga sayang lagi sama Laras.... biaya kuliah Laras juga ayah ga bisa membayar, laras harus cari uang untuk bayar kuliah Bun, ayah ga mau bayarin lagi... Ayah ingar janji Bun." ucap nya sambil terisak menyedihkan.
Hanya di makam sang ibunda tercinta, dia bisa menangis tersedu seduh. Dia selalu datang ke sana untuk curhat isi hati nya. Dia selalu datang untuk menceritakan kehidupan nya sehari hari kepada almarhum.
Sudah puas menumpahkan tangisannya, dia pun beranjak pergi dari makam, karena berhubung hari sudah sore.
"Yok pulang ras, udah mau magrib." ucap nita yang memang selalu ikut menemani sahabat nya.
"Makasih nit, udah mau nemenin gue kesini." ucap nya dengan suara Serak. Karena habis menangis.
"Sans aja, gue selalu ada buat Lo. Jangan merasa sendiri, ayok kita pulang sebelum kemalaman."
"Iya." ucap nya dengan suara serak nya.
Nita mengantarkan Laras terlebih dahulu, untuk pulang ke rumah gadis itu. Entah drama apa lagi nantinya, yang akan diciptakan oleh ibu tirinya Laras. dia akan tetap berada di samping Laras, dan akan setia menemani sahabat nya baik suka maupun duka.
semangat Thor./Smile//Smile/