seorang gadis yang terbangun dari tidur dan mendapatkan dirinya berada di tubuh wanita lain.
Geishana Deborah, tujuh belas tahun terkejut ketika bangun dan mendapatkan dirinya di tempat yang asing. Sosok gadis bar-bar hidup sebagai ratu yang dikucilkan karena kebodohannya. Terlebih ia sudah memiliki suami yang tidak mencintainya.
Geisha yang pintar, cekatan dan jago bela diri merubah tubuh kurus dan lemah. Hingga ia sadar jika sang ratu ternyata terlalu baik hati, makanya dimanfaatkan orang banyak.
"Aku bukan ratu kalian yang dulu. Bersiaplah!" gumamnya menyeringai dalam hati.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Maya Melinda Damayanty, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
PRINCESS BELLE VS RATU RAISA
Princess Belle memakai gaun terindah. Kerajaan masih dipegang oleh Duke Goerge. Jika Kaisar menerima tawaran dari Princess Belle maka kepemimpinan akan berganti ke Ratu Raisa Deborah.
Princess Belle memakai gaun warna biru laut dengan rok kurungan ayam dengan lingkar dada sabrina dan potongan rendah juga ketat hingga menyembul bongkahan padat nan putih.
Kepalanya dihiasi mahkota kecil khas putri raja. Princess Belle menaiki kereta kencana. Kerajaannya belum membeli mobil untuk menunjang transportasi, sebelum adanya pemerintahan yang sah. Maka seluruh pembelanjaan kerajaan dihentikan.
Kerajaan Harley harus disuplay dari kekaisaran Horton untuk memenuhi kehidupan kerajaan Harley. Sedangkan rel kereta api juga belum direalisasikan sebelum ada raja sebenarnya yang memimpin.
Selama tujuh hari perjalanan menuju kekaisaran Horton. Gadis itu kini menginjak di wilayah kekuasaan Raja Namont. Kerajaan paling pesisir yang luas wilayahnya jauh lebih luas dari wilayah Kerajaan Harley. Mereka jika sudah melewati gerbang maka harus melewati wilayah kerajaan itu.
Pembangunan terjadi di mana-mana, hari telah larut. Ia akan mengunjungi kerajaan itu untuk dapat bermalam di sana.
Raja Namont yang baru langsung menyambutnya, tentu saja pria itu menempatkan kamar yang terbaik untuk tamu kehormatan itu. Rumor jika lamaran dari gadis cantik ini di terima oleh Kaisarnya. Raja Namont membayangkan betapa kuatnya kekuasan kekaisarannya terlebih sang ratu menjadi pemimpin di sana.
“Ini kamarmu Princess Belle,” ujarnya ketika mengantarkan tamunya bersama para pelayan.
“Terima kasih Yang Mulia,” Princess Belle menekuk kaki dengan mengangkat sedikit gaunnya dan menundukkan kepala hormat.
Sikap santun dan anggun yang diperlihatkan Princess Belle membuat kagum Raja Namont. Pria itu membungkuk hormat dengan meletakkan telapak tangan kanan di dada sedang tangan kiri di belakang punggungnya.
Gadis itu masuk bersama pelayan. Kopernya sudah ada di dalam, besok pagi rencananya, Raja namont yang akan mengantar Princess Belle menggunakan mobil agar cepat sampai.
Benar saja. Pagi datang, kali ini Princess Belle mengenakan gaun decollete. Yakni gaun warna biru elektrik yang menonjolkan betapa rampingnya pinggang dan dengan potongan dada rendah hingga menyembulkan bongkahan padat dan kenyal. Belle memakai riasan tebal dan parfum yang sangat wangi.
“Cantik sekali,” puji Raja Namont terpesona.
Pria itu memutuskan pandangannya. Princess Belle merupakan calon istri kaisarnya, ia tak mau mengkhianati sang kaisar dengan tertarik pada gadis itu. Mereka duduk menghabiskan sarapan. Usai sarapan, seperti janji Namont kemarin, ia mengantarkan Princess Belle ke istana Horton.
Istana itu begitu megah dengan nuansa keemasan. Pricess Belle sampai menganga, bahkan kendaraan yang ia tumpangi begitu nyaman. Pembangunan ada di mana-mana, menandakan kekaisaran Horton sangat maju bahkan lebih maju dibanding kerajaannya.
“Yang Mulia Raja Namont dan Princess Belle tiba!” pekik kasim.
Semua maid dan staf membungkuk hormat. Perdana menteri Marquez Albert datang menyambut mereka. Mereka pun memasuki area paling mewah di mana kaisar menjamu tamu-tamu penting di sana.
“Maaf Yang Mulia Perdana menteri. Di manakah Kaisar?” tanya Princess Belle.
Sudah setengah jam ia duduk, bokongnya sudah merasa panas, ia mulai tak betah. Gadis itu ingin sekali menemui pria penguasa yang dikatakan begitu tampan dan gagah itu. Princess Belle lupa dengan wajah yang dulu menolong kerajaannya.
“Yang Mulia Ratu Raisa Deborah tiba!” pekik kasim.
Tiga orang itu langsung berdiri, menekuk kaki dan menundukkan kepala sebagai penghormatan pada ratu yang datang. Raisa yang baru saja dari berlatih tentu saja pakaiannya kotor.
“Terima kasih Yang Mulia!” sahut wanita itu.
Semua pun menegakkan tubuh kecuali para pelayan. Princess Belle terkejut dengan pakaian sang ratu yang menurutnya aneh. Ratu Raisa memakai celana kaos warna putih dan juga baju rajut warna abu-abu. Terlihat wajah cantik sang ratu, walau dibanjiri keringat.
Dipandangan Raja Namont, ratunya begitu sangat seksi. Kecantikan Princess Belle tak bisa menandingi ratunya.
“Yang Mulia Ratu, kita kedatangan tamu Princess Belle dan Raja Namont!” ujar Marquez Albert.
Deg! Jantung Raisa mendadak berhenti sepersekian detik. Ia menatap sosok cantik dengan pakaian cukup berani dengan potongan dada yang begitu rendah dan menyembulkan bongkahannya seperti hendak pecah di sana, Raisa sedikit bergidik melihatnya.
“Maafkan aku Yang Mulia, silahkan duduk dan menikmati hidangan yang ada. Saya akan berganti dulu,” ujar Raisa salah tingkah melihat bajunya yang terlalu sederhana.
Raisa menggaruk kepalanya hingga baju rajutnya tersingkap dan memperlihatkan perut putihnya. Raja Namont melihatnya menelan saliva kasar. Sungguh suguhan Princess Belle tak sebanding dengan kesederhanaan ratunya.
Tak butuh waktu lama Ratu Raisa mendatangi tamu-yamunya. Kaisar Henry tak bisa diganggu, pria penguasa itu tengah rapat khusus dengan beberapa petinggi kekaisaran untuk kembali merencanakan pembangunan hotel bertaraf internasional.
Ratu Raisa mengenakan gaun midi berwarna coklat susu, rambutnya ia urai dengan bandana yang bertahtakan berlian menggantikan mahkotanya. Riasan tipis dan wangi buah jeruk menguar dari tubuh wanita itu.
Princess Belle menganga melihat gaun yang dikenakan Ratu Raisa. Ia sangat yakin kain yang dikenakan sang ratu sangat mahal dan terbuat dari bahan premium nomor satu. Gadis itu menduga jika itu dari sutra terbaik.
Mata Princess Belle beralih dengan sepasang sepatu hitam bertumit sedang yang begitu indah di kaki jenjang sang ratu. Wanita yang duduk di hadapannya begitu anggun dan sangat berkharisma.
“Princess Belle mebawa tiga peti emas sebagai laporan berharga selama pemerintahan Raja sementara Duke George,” lapor Marquez Albert.
“Apa ada laporan tertulisnya Perdana menteri?” tanya Ratu Raisa begitu tenang.
Ratu raisa mengenakan gaun midi dengan potongan leher berbentuk V dan lengan sesiku. Otot-otot wanita itu begitu terlihat, namun menjadi pesona tersendiri di mata Raja Namont. Sungguh apa yang pria itu lakukan akan membuat nyawanya melayang jika ada Kaisar Henry di sana.
“Yang Mulai Raja Namont!” tegur protokoler istana.
Pria itu langsung sadar jika ia terlalu berani memandangi ratunya begitu intens. Ratu Raisa memandangnya dan melayangkan senyum yang begitu indah. Raja Namont lagi-lagi nyaris meneteskan air liurnya jika saja ia tak berhenti menatap ratunya.
Beberapa staf yang dibawa Princess Belle menyerahkan satu berkas dan diserahkan pada staf kekaisaran lalu staf memberikan pada perdana menteri, perdana menteri baru menyerahkannya pada sang ratu.
Raisa membuka berkas itu, ia mengambil pena yang ada di sana, mencoret semua tulisan, tampak mukanya merah padam melihat tulisan yang dibacamya. Selama Kaisar tengah rapat Ratu Raisa memegang kendali penuh kekuasaan sementara, jadi semua keputusan ada di tangannya.
“Apa di sana tak ada ahli hitung dan ahli tulis?” tanyanya geram.
Ratu Raisa nyaris melempar berkas itu ke lantai, jika saja tak melihat tatapan horor staf protokoler istana. Ratu Raisa menceik kesal pada pria itu. Ia menyerahkan berkas itu pada Marquez Albert.
Marquez Albert membacanya, ia membelalak dengan semua tulisan yang banyak dicoret oleh sang ratu itu. Ia sendiri menjadi pusing melihat tulisan bahkan ia menjadi bodoh dengan semua hitungan yang ada di kertas itu.
Bersambung.
Hahahaha ... princess Belle sepertinya salah startegi melawan Ratu Raisa.
Next?