Mengubah Takdir Di Novel Kuno

Lin Feili tiba di luar gerbang. Tiba-tiba rasa kesepian melanda hatinya. Ia menatap plakat bertuliskan 'Kediaman Jenderal' dengan sendu.

Ia sudah tinggal di rumah ini selama 16 tahun. Namun, orang-orang di dalam sana bukan seperti keluarganya. Walau ia bukan Lin Feili asli, ia tetap bisa merasakan perasaannya.

Tatapan sendu Lin Feili berubah menjadi tegas dan acuh tak acuh. Mungkin sejak ia datang ke dunia ini, ia memang harus kesepian. Tugasnya hanya mengubah takdir dan tak perlu memikirkan orang-orang seperti mereka.

Saat ia berbalik, ia melihat Ma Zheng tak jauh dari sana.

"Mengapa kau berada di sini?" tanya Lin Feili.

"Pangeran mengatakan jika Nona akan pergi dari Kediaman Jenderal. Ternyata ucapan Pangeran benar. Jadi, aku di sini untuk mengantarkan beberapa pemberian Pangeran. Pangeran mengatakan Nona pasti belum memiliki persiapan matang," ucap Ma Zheng memberikan sebuah kantong dimensi pada Lin Feili.

Lin Feili membuka kantong itu dan melihat beberapa barang seperti selimut tebal dan yang lainnya. Hatinya langsung menghangat. Dalam keadaan seperti ini, ternyata masih ada yang peduli padanya.

Ia bertanya dengan lembut, "Apalagi yang dia katakan?"

Ma Zheng menjawab, "Pangeran mengatakan rumah sakit tidak cocok untuk menjadi tempat tinggal. Jika Nona tidak ingin tinggal di istana Pangeran, maka Nona bisa tinggal di kediamannya yang lain."

Lin Feili sedikit terkejut. Sebelumnya di novel tidak pernah disebutkan jika Wu Yanshi memiliki tempat tinggal lain.

Ma Zheng yang tahu Lin Feili terkejut, ia menjelaskan lagi, "Pangeran membeli kediaman itu dan jarang datang ke sana. Jadi, hampir tidak ada yang tahu tentang ini."

Sekarang Lin Feili sadar jika Wu Yanshi melakukan ini untuk menjaganya. Ia tahu jika Lin Feili baru saja memutuskan hubungan dengan Lin Changkong. Selain itu, ia juga baru saja bertunangan.

Jika Kaisar mendengar ini, pasti akan ada beberapa orang yang akan berurusan dengan Lin Feili. Rumah Sakit Dokter Dewata terlalu mencolok. Jika Lin Feili tinggal di sana, ia akan mudah ditemui.

Itulah alasan Wu Yanshi menyiapkan kediaman lain untuknya.

"Jika Nona bersedia, saya akan mengantarkan Anda ke kediaman itu sekarang," ucap Ma Zheng. Ia merasa sangat senang karena pangerannya sekarang memiliki seorang wanita. Jika mereka benar-benar menikah, ia akan merasa begitu bahagia untuk tuannya.

"Baiklah kalau begitu aku akan merepotkanmu," jawab Lin Feili lembut.

Kediaman yang dimaksud tidak terlalu jauh dari istana. Tempatnya sunyi dan tenang dan penataannya juga sangat bagus.

Lin Feili berjalan masuk. Di gerbang terdapat plakat dengan tulisan 'Kediaman Mawar'. Lin Feili semakin memasuki kediaman dan berjalan menuju taman.

Semerbak aroma mawar langsung menyengat hidung Lin Feili. Ia tersenyum puas dan melihat hamparan mawar di depannya.

Di seberang hamparan mawar, Wu Yanshi duduk di depan meja batu. Senyumnya begitu menawan. Wajah putihnya tertimpa sinar bulan malam.

"Kamu sudah sampai," ucap Wu Yanshi.

Lin Feili mengangguk. Tiga kata itu semakin membuatnya yakin jika Wu Yanshi memang telah menunggunya.

"Di malam yang begitu indah, sangat disayangkan jika tidak minum anggur. Bagaimana?" ucap Wu Yanshi mengangkat gelas anggurnya dan memberikannya pada Lin Feili.

Lin Feili ragu-ragu menerimanya. Apakah Wu Yanshi melakukan ini karena ia tahu Lin Feili sedang kesepian? Jika itu benar, maka Wu Yanshi memang bersungguh-sungguh terhadapnya.

Lin Feili meneguk habis anggur itu. Ia ingin mengistirahatkan dirinya sekali ini saja.

Ia dan Wu Yanshi mengobrol. Tak ada yang membicarakan hal yang sudah terjadi. Mereka hanya bercanda dan membicarakan hal tidak penting.

Mereka terus mengobrol hingga Lin Feili tertidur di atas meja batu. Pipinya memerah karena mabuk. Wu Yanshi menatapnya dengan senyum sehangat matahari.

"Jika kamu merasa kesepian lagi, setidaknya aku akan tetap bersamamu," ucap Wu Yanshi lembut. Ia benar-benar memperlakukan Lin Feili berbeda dengan wanita lainnya.

Setelah Lin Feili masuk ke kamar dan Wu Yanshi menutupinya dengan selimut hangat, Wu Yanshi pergi dari Kediaman Mawar.

"Pangeran, apa aku perlu mencarikan beberapa pelayan untuk Nona Lin?" tanya Ma Zheng.

Wu Yanshi menggeleng pelan, "Tidak perlu. Para pelayan itu hanya akan mengganggunya."

Ma Zheng pun juga berpikir demikian.

*

Lin Feili terbangun di siang hari. Ia pergi ke luar dan meregangkan tubuh. Menatap hamparan mawar itu terasa begitu menenangkan baginya.

Ia mengerti mengapa Wu Yanshi membeli kediaman ini.

Setelah Lin Feili selesai bersiap-siap, ia pergi ke Rumah Sakit Dokter Dewata. Saat tiba di sana, ia langsung disambut oleh Liu Ming dan Yang Chaoyue.

"Nona Lin, apakah Anda baik-baik saja?" tanya Yang Chaoyue mengkhawatirkannya.

Lalu, Liu Ming juga bicara, "Aku dengar Anda bertunangan dengan Pangeran Wu. Nona Lin, walaupun ia lumpuh, tapi berdasarkan informasi yang aku dapat, ia memiliki kemampuan lain yang cukup baik."

Berita tentang identitas asli Lin Feili telah tersebar di seluruh wilayah kekaisaran. Awalnya mereka tak mempercayainya sampai mereka melihatnya sendiri hari ini.

Kemampuan medis Lin Feili bagaikan dewa. Jika mengingat dia dulu adalah sampah, orang-orang berpikir itu hanyalah hoax.

Namun, mereka lebih terkejut lagi saat tahu jika Lin Feili bertunangan dengan Wu Yanshi. Dulunya mereka adalah sepasang orang yang selalu menjadi bahan tertawaan.

Melihat dua orang itu begitu khawatir, Lin Feili tersenyum menenangkan, "Jangan khawatir. Aku baik-baik saja. Pertunangan itu juga bukan hal besar."

Liu Ming dan Yang Chaoyue tercengang. Mereka merasa salah dengar ucapan Lin Feili. Akan tetapi, setelah melihat ekspresi Lin Feili, mereka tahu memang itulah yang dia katakan.

"Nona Lin, Anda benar-benar tidak sedih?" tanya Yang Chaoyue yang masih cemas.

"Apa yang perlu disedihkan? Wu Yanshi lebih tampan daripada Ye Xuan. Jadi, aku tidak salah memilihnya," jawab Lin Feili tersenyum lebar.

Ia pun melanjutkan memeriksa pasien.