NovelToon NovelToon
Late To Love

Late To Love

Status: tamat
Genre:Tamat / Cintapertama / Diam-Diam Cinta
Popularitas:261.4k
Nilai: 5
Nama Author: fieThaa

Reyn Salqa Ranendra sudah mengagumi Regara Bumintara sedari duduk di bangku SMA. Lelah menyimpan perasaannya sendiri, dia mulai memberanikan diri untuk mendekati Regara. Bahkan sampai mengejar Regara dengan begitu ugal-ugalan. Namun, Regara tetap bersikap datar dan dingin kepada Reyn.

Sudah berada di fase lelah, akhirnya Reyn menyerah dan pergi tanpa meninggalkan jejak. Pada saat itulah Regara mulai merindukan kehadiran perempuan ceria yang tak bosan mengatakan cinta kepadanya.

Apakah Regara mulai jatuh cinta kepada Reyn? Dan akankah dia yang akan berbalik mengejar cinta Reyn?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon fieThaa, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

29. Hutang Nyawa

Megan adalah sepupu dari Langit. Awal mula Megan tahu jikalau Langit menyukai Reyn ketika keluarga besar mulai menghancurkan mental Reyn. Pada saat itu dia begitu bahagia dan berharap Reyn gila. Namun, sayangnya tidak. Bahkan sepupunya masih mengejarnya.

Beberapa kali Megan sudah memperingatkan Langit untuk tidak mencintai Reyn. Namun, lelaki itu sama sekali tak mau mendengarkan. Dia tetap bersikukuh mengejar.

Kurang dari lima bulan ini Megan baru tahu ternyata Rega masih mengejar Reyn. Api amarahnya mulai berkobar. Dia tidak terima Rega masih mencintai Reyn. Dia masih dendam dengan perbuatan Rega empat tahun yang lalu kepadanya juga sang ayah.

Megan selalu memantau Rega, dan ternyata dia masih cemburu setiap kali Rega dekat dengan Reyn. Dia ingin memisahkan dua insan itu. Langit sudah dia suruh untuk terus pepet Reyn, tapi tidak bisa. Reyn memasang dinding pemisah yang begitu tebal dan tinggi. Sampai ketika dia melihat dengan jelas Reyn dan Rega tertawa bersama di sebuah kafe. Memang mereka tak hanya berdua, ada sahabat-sahabatnya Rega juga. Namun, tetap saja Megan merasa cemburu.

Keinginan Megan untuk menghancurkan Reyn semakin menjadi ketika Langit masuk ke rumah sakit karena ulah keluarga Reyn. Megan menyuruh untuk menuntut keluarga Reyn, tapi mereka tak mau berurusan dengan keluarga Reyn. Sudah cukup lima tahun yang lalu membuat kehidupan mereka berubah drastis. Di mana beberapa perusahaan keluarga mereka diambang kehancuran karena ulah ayahnya Reyn.

Kali ini, kesabaran Megan sudah habis. Dan dia ingin mempercepat kematian Reyn. Dia tahu tentang penyakit Reyn dari Langit. Semuanya sudah dia siapkan dengan matang. Bahkan, ketika dia berhasil menabrak Reyn dia akan langsung terbang ke luar negeri untuk kabur. Sialnya, bukan Reyn yang dia tabrak melainkan Rega.

Abang Er sudah menjambak rambut Megan dengan penuh tenaga. Suara penuh kesakitan pun terdengar. Tangan Abang Er sudah berada di leher Megan.

"Sebelum lu membunuh adik gua, lu yang lebih dulu akan gua bunuh."

Abang Er mencekik leher Megan hingga dia sulit untuk bernapas. Ketika hendak mencekiknya lebih kencang lagi, terdengar suara orang berlari dan langsung bersujud di kaki Abang Er.

"Maafkan putri saya," ucap seorang pria.

Tuan Abimana yang masih murka langsung menendang tubuh Pak Bahar. Dia begitu muak dengan lelaki itu.

"Saya akan mengirim Anda dan putri Anda ke liang lahat."

Tuan Abimana-lah yang mulai menghajar pak Bahar dan Megan. Sedangkan Langit sudah tak sadarkan diri. Setelah puas dan mereka tak berdaya, Tuan Abimana menyudahi aksinya.

"Kritisnya Rega harus dibalas dengan kritis mereka juga."

Tuan Abimana memang orang yang begitu santun, tapi dia juga bukan orang yang akan diam saja jika sudah diinjak-injak. Definisi orang pendiam jika sudah marah menyeramkan itulah Tuan Abimana.

.

Sudah tiga jam berlalu, tapi dokter belum memberikan kabar terbaru perihal Rega. Reyn terus menatap ke arah pintu ruang ICU. Berharap dokter memberikan kabar baik kepadanya.

Langkah kaki terdengar mendekat. Reyn menoleh dan sang pamanlah yang datang dengan sang Tante, mama Aleeya.

"Kamu gak apa-apa kan?" Sang Tante terlihat begitu cemas.

"Enggak, Aunty."

Bibir mengatakan tidak, tapi sorot mata tak bisa berdusta. Mama Aleeya langsung memeluk tubuh keponakan cantiknya.

"Dokter terbaik sedang menuju ke sini. Besok pun dokter dari Singapura akan memeriksa kondisi Rega."

Bu Gendis terkejut. Dia segera berdiri dan mengucapkan terimakasih dengan tubuh yang membungkuk.

"Tidak perlu berterimakasih, Bu. Justru keluarga kami-lah yang harus berterimakasih kepada Ibu. Berkat Rega, Reyn bisa selamat dari kejadian yang tak diinginkan itu."

"Benar yang dikatakan oleh adik ipar saya, Bu. Saya berhutang banyak kepada Ibu dan Rega," ucap Mami Sasa sambil menggenggam tangan Bu Gendis.

Bu Gendis tak mampu menahan haru. Dia mengusap lembut ujung matanya yang sudah berair. Dia kembali merasakan kehangatan keluarga besar yang sudah sangat lama tak dia rasakan.

"Makasih sudah menyayangi Reyn."

Mami Sasa memeluk tubuh Bu Gendis. Dia banyak belajar dari Bu Gendis. Wanita itu begitu bijak dalam menyikapi musibah ini. Juga begitu tulus menerima setiap takdir yang Tuhan berikan.

Tak lama berselang, enam pria yang begitu tampan datang bersamaan. Salah satunya Daddy Aksa. Jika, pria itu sudah turun gunung bertanda masalah ini sudah sangat fatal.

"Are you okay?"

"Ya. Hanya luka sedikit."

Daddy Aksa mengangguk dan tak ada kalimat lain lagi yang keluar dari bibirnya. Dia menatap Bu Gendis yang tengah menundukkan kepala.

"Jika, masih tidak ada perubahan dalam waktu tiga hari ini. Rega akan melakukan perawatan di Singapura."

Reyn terkejut. Dia menatap ke arah sang Daddy.

"Hutang nyawa tak akan bisa diganti oleh apapun. Memindahkan Rega ke rumah sakit terbaik di belahan dunia manapun gak akan bisa membayar itu."

Kalimat itu seperti sentilan untuk Reyn. Air mata Reyn pun hampir terjatuh. Daddy Aksa sangat jarang bersuara, tapi sekalinya dia bicara akan menusuk relung hati terdalam.

Abang Er mendekat, sorot mata Reyn seakan tengah mengadukan kesedihannya. Sang Abang segera memeluk tubuhnya.

"Harusnya Reyn yang ada di dalam sana. Bukan Kak Rega."

Para singa jantan sangat jelas mendengar ucapan lirih dari bibir Reyn. Mereka hanya terdiam dan merasakan sebuah kesedihan yang mendalam.

Jam dua pagi dokter memberikan kabar jikalau Rega masih belum melewati masa kritis. Tubuh Reyn terasa tak bertulang mendengarnya. Sang mami mengusap pundak Reyn.

"Sabar ya, Reyn. Rega pasti bisa melaluinya," ucap sang mami. Bu Gendis pun menggenggam tangan Reyn dengan tatapan teduhnya.

Reyn terus menatap jam yang terasa bergerak sangat lambat. Dia mulai berdiri dan mendekat ke arah ruangan di mana Rega berada di dalam sana.

Perlahan tangan Reyn menyentuh pintu itu. Dia menatap pintu tersebut dengan begitu sendu. Matanya mulai nanar.

"Berjuanglah, Kak. Aku di sini menunggu Kak Rega."

Kepala Reyn tertunduk. Air matanya pun menetes. Bertepatan dengan itu, pintu ruangan terbuka. Dokter sedikit terkejut melihat ada perempuan yang tertunduk di depan pintu.

Reyn segera menegakkan kepala. Menatap ke arah dokter dengan air mata yang sudah membasahi wajah.

"Apa kamu Reyn?" tanya dokter tiba-tiba. Reyn pun mengangguk.

"Ikut saya," ucapnya.

Reyn terdiam. Dia menatap ke arah dokter dengan penuh tanya. Namun, dokter tak berkata apapun. Dokter itu sudah melangkahkan kaki masuk ke dalam ruangan. Reyn bingung sekaligus takut. Dia melihat ke arah mami juga Bu Gendis yang tengah tertidur. Akhirnya, Reyn menyusul dokter.

Dia melihat ke arah dokter yang sudah berada di samping salah satu ranjang pesakitan. Reyn meyakini itu adalah tempat Rega. Reyn berjalan dengan begitu pelan. Tubuhnya menegang ketika dia melihat wajah pucat lelaki yang menyelamatkannya. Air matanya luruh kembali.

"Masa kritisnya sudah berhasil dilewati. Dan nama kamulah yang tadi dia panggil."

...*** BERSAMBUNG ***...

Ayo komen yang banyak di sini dulu. Nanti jam setengah 12 malam terbit lagi dan komen lagi di bab baru

1
Indrijati Saptarita
koq kak fiiThaa buat cerita jadi begini...
bunda DF 💞
keren ka ceritanya,, tp kasih tau dong silsilah novelnya biar urutan bacanya
Mukmini Salasiyanti
Ember dah penuh, Thor😁
Mukmini Salasiyanti
isshhhh Author suka maksa deh
kyk Rega.....
😂
jgn merusljak ya, Thor
semungguuutttttt😃
Mukmini Salasiyanti
itu si Er...
atau si Rayy??
huhhh rega..
Poor, rega...
Mukmini Salasiyanti
aishhhhh
kata author nunggu tembus 50 comment
itu mah udah 63..
yaahh gk jd comment deh aqu..

😂🤣🤣
Mukmini Salasiyanti
yg mana yg lemes, Thor??
kaki atau..
kepala??
eh...
jgn jgn tangan ya, Thor..

hihiii becanda..... 😃🥰
Mukmini Salasiyanti
syokoriiinnnn
tapi....
itu SUDAH terjadi!!!
apa loe bisa kembalikan waktu, Ga??
Mukmini Salasiyanti
nah gitu dong, bung!
jantan dikit. lemah bgt!
tegas!
Mukmini Salasiyanti
alamakkk
kissing pulak..
kurang h*jar!!!
Mukmini Salasiyanti
😭😭😭😭😭
Mukmini Salasiyanti
makin rumit jln si Reyn..
jd sad deh....
Mukmini Salasiyanti
aaaa Abang tersayang...
syg bgt ma adiknya
Mukmini Salasiyanti
Ya Alloh
knp cerita anak2 muda ni gak ngebosenin yak??
sll seru dan mendebarkan.
aaa berasa muda....
Mukmini Salasiyanti
aihhhh
siapa itu ???
kukira wajah gadis Asia, Thor..
Asia Tenggara
Asia Tengah
Asia Timur
wkwkwk
😂😅
Mukmini Salasiyanti
Salken, Thor...

aaishhhh awal yg mendebarkan..
begitu akrabnya 3 bersaudara ini..
aaa pasti seru ya pny abg kandung..
Heni Linda Oriflame
haha....kelakuan bang er sama yayan bener2 bikin ngakak 😀😀
Chusnul Smilly
langsung lanjut dooonk🥰
Chusnul Smilly
😭😭😭😭gak kuat nahan air mata
Chusnul Smilly
ya allah kok makin kenceng aja nangisnya😭😭😭, gak sanggup buatan baca bab ini
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!