Gadis yang harus terpaksa menikah dengan CEO muda kaya, karena Ayahnya terlilit hutang yang banyak. Namun, apa jadinya ketika dia baru tahu setelah menikah. Suami nya itu adalah seorang psikopat pembunuh berdarah dingin.
Tubuh Zizi bergetar hebat karena Kenzo mengarahkan pisau itu ke mulut mungilnya.
"Sssttt … jangan banyak bicara, apa kamu mau mulutmu yang kecil cerewet ini disobek?"
Kenzo semakin mendekatkan pisau itu ke mulut Zizi. "Sepertinya aku ingin melukis di atas kulitmu yang mulus ini, tapi aku tidak mempunyai tinta."
Zizi yang masih gemetaran memberanikan diri untuk bersuara.
"Tuan maafkan saya karena saya tadi begitu lancang."
Namun, Kenzo tidak menghiraukan Zizi. "Bagaimana kalau pisau ini sebagai kuas untuk melukis, sepertinya akan sangat indah."
Mau tahu kelanjutannya cuss ...Dibaca saja!!
Warning … . bisa membuat KECANDUAN.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Ayuza, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
29. Lumpuh
Dua baby El sudah bisa tengkurap, tapi kesehatan Kenzo mulai menurun, padahal ia selalu rutin meminum obat yang selalu Divya berikan. saat ia ingin menghampiri Zizi kakinya terasa lemas, Kenzo jatuh tersungkur.
"Sayang … ."
Zizi membiarkan dua baby El begitu saja di atas kasur. Setelah melihat Kenzo terjatuh.
"Ini minum obat dulu, Mas."
Kenzo sudah tidak keberatan lagi dengan nama panggilan Zizi untuknya.
Saking sudah terbiasa dengan obat itu Kenzo menelan pil pahit itu dengan satu kali tegukan.
"Sayang kamu dimana?"
Kenzo beberapa kali mengucek matanya, tapi pandangannya buram tidak bisa melihat dengan jelas.
"Mas, Zizi di depan kamu."
Kenzo meraba wajah Zizi. Sambil menggeleng kuat-kuat.
"Mata ku … sayang kenapa semua menjadi buram."
Zizi mencoba melambaikan tangan di depan wajah Kenzo. Tapi Kenzo sama sekali tidak berkedip.
"Ini berapa Mas??"
Zizi masih berusaha untuk memastikan bahwa penglihatan Kenzo baik-baik saja.
"Aku tidak bisa melihat dengan jelas."
Zizi meminta bantuan Niko untuk membawa Kenzo ke atas ranjang.
"Niko kamu naik sekarang suruh Jesi juga."
Zizi tidak bisa membantu Kenzo berdiri karena kaki Kenzo juga tidak bisa di gerak kan.
•••••
"Tuan mengalami rabun, dan kaki nya mengalami kelumpuhan."
"Apa? tidak mungkin Divya."
Zizi begitu shock mendengar kalimat Divya.
"Aku akan pergi membawanya berobat keluar negeri Divya."
"Silahkan Nyonya tapi sepertinya sulit untuk disembuhkan, karena bawaan penyakit dari lahir."
Zizi tidak pernah tahu Kenzo memiliki penyakit dari lahir. Tetapi, Zizi dengan bodohnya percaya semua ucapan Divya.
"Tuan Kenzo sengaja menyembunyikan ini dari Anda Nyonya, karena ia takut setelah Anda tahu, Anda Akan pergi meninggal kan tuan begitu saja."
Kenzo yang sempat mendengar dirinya dinyatakan lumpuh merasa hancur.
"Saya mempunyai teman, yang akan membantu penyembuhan tuan Kenzo."
"Cari yang terbaik Divya, aku percaya kepada mu."
"Terimakasih sudah memberikan saya kepercayaan Nyonya. Tapi saya minta Anda menyembunyikan ini semua dari tuan Kenzo Nyonya."
"Pasti Jesi, aku tidak mau dia semakin terluka."
\*\*\*
Dokter yang dibawa Divya tidak satupun yang mampu menyembuhkan Kenzo. Kenzo pergi keluar negeri sudah melakukan terapi beberapa kali tapi tidak ada perubahan.
Sekarang Kenzo lebih sering mengurung diri di kamar, ia sekarang lebih terlihat kurus. Yang lebih membuat Zizi tidak habis pikir kenapa Kenzo memutuskan untuk tidur sendiri di saat keadaannya semakin memburuk kian hari.
Zizi datang membawa gunting dan sisir beberapa peralatan lainnya untuk membantu Kenzo merapikan rambutnya yang gondrong.
"Pergi untuk apa kamu mengharapkan laki-laki lumpuh seperti ku."
"Mas, jangan bilang begitu bayi kita butuh sosok Deddy yang kuat tidak putus asa begini."
Zizi menahan suara isak tangisnya.
"Ku bilang pergi." Kenzo melempar lampu tidur yang ada di dekatnya. "Aku tidak butuh di kasihani."
Zizi ingin memeluk Kenzo tapi Kenzo dengan kasar mendorongnya.
"Mas, kamu tidak sendiri aku ada bersamamu, kenapa seolah-olah kamu menganggapku orang lain?"
"Bukankah aku sudah menggugat cerai, kenapa kamu tidak pernah mau menandatanganinya, dasar wanita bodoh."
"Sampai kapanpun, aku akan selalu setia berada disampingmu Mas. Meski kamu telah mengusirku puluhan ribu kali."
"Apa yang kamu harapkan dari laki-laki seperti ku … aku cacat tidak bisa memberimu kebutuhan biologis."
"Aku tidak membutuhkan itu, aku hanya ingin Mas memperlakukan aku seperti dulu yang selalu bersikap manis."
Zizi mendekati Kenzo dan duduk di sebelahnya.
"Zizi bantu Mas mandi ya."
Kenzo menepis tangan Zizi yang akan membuka kancing bajunya.
"Keluar sekarang juga sebelum aku membunuhmu."
Kenzo memang sekarang selalu membentak Zizi. Sikap romantisnya dulu memudar bersamaan dengan penyakit yang menghampirinya.
"Setidaknya buka mata hatimu aku tulus mencintaimu tanpa memandang keadaan mu yang sekarang, dasar laki-laki egois."
Zizi sudah sangat lelah menghadapi sikap Kenzo yang semakin hari lebih tertutup.
Niko yang mengintip di pintu merasa kasihan pada Zizi.
"Beri si sombong itu obatnya," Kenzo masih mendengar suara Zizi.
Niko masuk setelah Zizi pergi.
"Mana obat itu Niko berikan."
Untuk pertama kalinya Niko tampak ragu memberi obat itu. Ia merasa bersalah namun, ia tetap memberikan itu kepada Kenzo.
"Kamu tahu Niko, meskipun kalian memberiku racun aku akan tetap meminumnya."
Badan Niko bergetar, ia tidak menyangka Kenzo akan bicara begitu. Selama ini ia begitu setia kepada Kenzo.
"Karena kalian semua tidak mungkin melakukan itu." sambung Kenzo.
Berbanding terbalik kalakuan Kenzo pada Niko hanya pada Zizi Kenzo berteriak-teriak kalau pada Jesi dan Niko tidak.
\*\*\*
"Kalian berdua telah melakukan tugas dengan baik, sangat bagus."
Darel saat ini sedang berbahagia karena sebentar lagi Zizi akan jatuh ke pelukannya. Ia menarik senyum simpul, pada dua orang yang berdiri di hadapannya.
"Aku sangat puas melihatnya menderita, aku akan datang secepatnya untuk mengakhiri hidupnya."
"Maaf Tuan, nyonya besar menghubungi Anda."
"Biarkan saja dulu Anton mama pasti ingin menyuruhku untuk pulang saja."
"Tuan, Nyonya Oliv juga menghubungi saya untuk menanyakan kabar Anda."
"Apa urusannya dengan ku."
Wajah Darel yang tadi cerita berubah datar.
"Jadi sa-saya harus bagaimana Tuan?"
"Terserah kamu Anton, aku tidak pernah mau tahu selain kabar dari kekasih hati ku Zizi."
Anton kesulitan untuk menelan ludah, melihat tatapan Darel.
"Mana dokumen yang asli serta aset kekayaan pria lumpuh itu."
Anton dengan cepat memberikannya kepada Darel.
"Ini yang palsu, taruh dimana tempat kalian menemukannya. Dan cepat pergi karena pria lumpuh itu tidak bisa hidup tanpa bantuan kalian.
"Baik Tuan, kami permisi dulu."
"Antar mereka Anton, aku tidak mau ada yang melihatnya keluar dari perusahaan ku ini."
•••••
Sepasang manusia tidur tanpa sehelai benang. Setelah melakukan hubungan suami istri.
"Aku sudah menikahimu untuk menepati janji ku jadi jangan berharap lebih."
Meski Darel sudah menikah dengan Divya tapi ia hanya menganggap Divya, sebagai pemuas nafsu nya saja tidak didasari dengan cinta.
Darel sudah menikahi Divya sejak satu bulan yang lalu, karena perjanjiannya kalau divya membantunya untuk menyingkirkan Kenzo. Darel yang tahu Divya sangat mencintainya menggunakan kesempatan itu untuk memanfaat kan Divya.
"Bersikaplah seperti biasa, kita bukan pasangan pada umumnya."
Divya tidak tahu jalan pikiran Darel.
"A-aku … hamil Rel." ucap Divya lirih.
Mata Darel merah menyala, ia langsung bangun. Dan menampar Divya, tidak sampai disitu Darel menjambak rambut Divya.
"Apa katamu, berani-raninya."
Divya sudah biasa menerima kelakuan Darel yang begini, ia tidak pernah melawan sedikit pun. Karena ia tahu itu akan membuat Darel semakin murka.
"I-ini buk–"
"Gugurkan, aku tidak sudi memiliki anak dari rahimmu."
Darel memang sering meniduri Divya saat sedang dalam pengaruh minuman keras, seperti sekarang ini. Tapi ia sama sekali tidak menyesali itu semua.
Lain hal nya dengan Divya yang selalu menangis setiap Darel menyetubuhinya.
Bukankah dia harus bahagia? jawabannya
tidak!! Divya selalu menangis karena disaat Darel menikmati tubuhnya ia masih saja menyebut nama Zizi
"Aku berjanji tidak akan pernah merepotkanmu, aku mohon …. ."
"Owh … sekarang kamu berani."
Sambil mencengkram dagu Divya, Darel terlihat begitu marah.
"Gugurkan sekarang juga, jangan membantah."
"Tidak, kasihanilah aku Darel."
Darel mengambil sprite dan beberapa nanas masih muda memaksa Divya untuk membuka mulut.
"Buka mulutmu, sebelum kesabaran ku habis."
Divya meminum sprite dan memakan habis nanas muda itu.
"Lakukan setiap hari, kamu paham?"
Divya sengukukan nangis, tidak menyangka darel yang dulu lemah lembut menjadi sejahat ini.
gak cocok jdi psikopat😂😂
jawabannya satu karena darel adalah PEBINOR hanya begitu dispesialkan disetiap novel yang novelisnya wanita,
kak tp q blm puas bgt mngkanya di bikin lg cerita anak2 mereka ya kak si arlon briana sm arlan aurora pasti g kalah seru dan bucin2.