Anandita putri Yasmin tidak menyangka akan mengalami kejadian yang tak terduga malam itu.
Karena sebuah kesalah pahaman dengan pemuda bernama Gavin putra Bagaskara mereka berdua harus menanggung konsekuensi dinikahkan malam itu juga oleh penduduk kampung karena dikira melakukan perbuatan asusila.
Anandita baru tahu setelah mereka menikah bahwa Gavin adalah murid disekolah tempat dia mengajar.
Bagaimanakah kisah perjalanan cinta mereka,akankah hubungan yang dimulai oleh sebuah salah paham bisa menjadi langgeng.
Silahkan dibaca reader tercinta semoga karya autor yang ini bisa menjadi teman kehaluan kalian.
Jangan lupa untuk meninggalkan like dan komen agar autor semangat untuk updatenya nanti.
Happy Reading reader semua.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon bundew, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
29.First Date.
Anandita menatap jam yang ada dipergelangan tangannya,'masih dua jam lagi sebelum waktunya pulang sekolah dan sekarang jam mengajarnya sudah selesai.
Anandita merasa waktu berjalan sangat lambat dia merasa antara gugup dan tidak sabar ingin melakukan kencan dengan Gavin nanti sore.
Karena bosan cuma duduk diruang kantornya sambil dari tadi bolak balik memeriksa jam di pergelangan tangannya,Anandita memutuskan pergi kekantin untuk makan siang karena tadi pagi dia hanya sarapan bubur ayam yang dibeli Gavin.
Anandita berjalan sendiri disepanjang lorong kelas yang sudah kosong karena sekarang sudah lewat jam istirahat.
Tapi belum sampai dikantin Anandita berpapasan dengan Bu Margareta yang baru keluar dari kelas tempatnya mengajar.
"Bu Dita mau kemana,tampak berjalan buru buru?"
"Oh saya mau makan siang dikantin,karena tadi tidak sempat"
"Saya juga belum sempat makan siang ayo bu bareng"
Dengan terpaksa Anandita berjalan kekantin bareng bu Margaret,padahal dia tadi berniat hanya akan makan sebentar setelah itu langsung balik lagi ke Kantor menunggu Gavin selesai dengan sekolahnya.
"Ibu mau pesan apa,biar saya pesankan"ucap bu Margareta.
"Ah..Bakso dan es jeruk saja"jawab Anandita sambil mencari bangku untuk duduk.
"Ini,bu"ucap bu Margareta meletakan nampan berisi makanan pesanan Anandita dan miliknya.
Anandita langsung menyendok bakso yang ada dimangkok karena saat mencium aromanya perutnya langsung berbunyi karena kelaparan.
"Bu Dita kenal dengan pak Bagaskara?"tanya bu Margareta tiba tiba yang membuat Anandita langsung terbatuk karena terkejut mendengar pertanyaan tiba tiba dari bu Margareta.
"Iya, saya kenal beliau"jawab Anandita sambil tetap menekuni bakso dalam mangkoknya.
"Sudah lama ya bu,kenalnya?"
"Hah!,maksud ibu?"tanya Anandita bingung.
"Itu....,pak Bagaskara kan pemilik sekolah ini,apa ibu juga sudah tau tentang itu!"
"Oh..,iya saya tau,saya masuk kesekolah ini juga atas rekomendasi beliau"
"Oh,pantas kemaren saya lihat ibu pergi berdua dengan pak Bagaskara"
"Bu Margaret tidak berpikir macam macamkan tentang saya"selidik Anandita dengan menatap tajam ke arah bu Margaret.
"Tidak,bukankah ibu bilang,ibu sudah bertunangan dan akan segera menikah jadi tidak mungkinkan saya punya pikiran aneh tentang ibu yang naik mobil berdua dengan beliau"
"Syukurlah kalau begitu"jawab Anandita.
"Berarti ibu sudah taukan kalau Gavin itu anaknya pak Bagaskara".
Anandita hanya diam tidak menjawab apa yang diucapkan oleh bu Margaret itu,karena dia tidak ingin memperpanjang pembicaraan basa basi itu.
Untung saja saat Anandita mulai jenuh mendengar ocehan dari bu Margaret,bel tanda pulang berbunyi, jadi Anandita segera bangkit dari tempat duduknya dan langsung pergi kekasir membayar makanan yang dimakannya tadi.
"Bu Margaret saya duluan sudah ditunggu ojek online saya"ucap Anandita sambil melambai pada bu Margaret yang masih terbengong bengong dengan kecepatan Anandita kabur dari dekatnya.
Anandita segera berjalan kembali kekantor sambil memeriksa ponselnya kalau kalau ada pesan dari Gavin yang menyuruhnya untuk segera datang keparkiran,tapi ternyata tidak ada bahkan sampai Anandita sudah keluar dari kantornya selesai mebereskan berkas berkas pelajaran dimejanya dan sudah mengambil tas kerjanya,Gavin tidak ada juga menghubunginya.
Kemana dia gerutu Anndita dengan kesal.
Kemudian Anandita mencoba menelpon ponsel Gavin tapi ternyata masih berada dimode panggilan.
'Siapa yang ditelponnya"Gerutu Anandita sambil berjalan keparkiran tempat mobil Gavin terparkir.
Disana dilihatnya mobil Gavin masih terparkir segera Anandita menghampiri mobil itu dan didengarnya Gavin sedang menelpon seseorang didalam mobil degan emosi Anandita segera menarik handel pintu dengan keras dan langsung masuk dan duduk dikursi samping Gavin,membuat Gavin terkejut dan langsung mematikan ponselnya.
"An..,bisa nggak sih kamu pelan?"ucap Gavin sambil memandang kearah Anandita.
"Kenapa?!,Apa kau sedang melakukan telpon penting sampai caraku masuk aja mengganggumu".jawab Anandita dengan nada sewot.
Gavin yang melihat Anandita dalam mode jutek memilih untuk tidak memperpanjang pembahasan tentang keterkejutannya tadi.
"Kenapa diam!"tanya Anandita sambil menghadap kearah Gavin,tidak terima kalau Gavin cuek padanya.
"Pasang sabuk pengamanmu"ucap Gavin sambil mulai menghidupkan mesin mobil siap untuk pergi dari parkiran sekolah.
"Vin!"
"Aku menyuruhmu memasang sabuk pengaman,karena kita akan berangkat" ucap Gavin.
"Jawab dulu pertanyaanku!"
Bukannya menjawab pertanyaan Anandita, Gavin malah mencondongkan tubuhnya kearah Anandita dan menbantunya memasangkan sabuk pengaman milik Anandita, membuat Anandita terkejut.
"Berhenti berbicara yang tidak perlu"ucap Gavin sambil menggigit puncak hidung Anandita dengan gemas.
"Sakit tau"Protes Anandita sambil menyentuh hidungnya yang baru saja digigit Gavin.
"Siapa suruh bawel"
"Kau..."Baru saja Anandita bermaksud untuk menjawab apa yang diucapkan Gavin,tapi Gsvin lebih dulu membekap mulutnya dengan telapak tangannya agar Anandita berhenti bicara.
"Kalau kau terus menjawabku,kita tidak akan pernah sampai ke Mall"ucap Gavin sambil melepaskan tangannya dari mulut Anandita yang membuat Anandita jadi semakin cemberut.
Gavin melirik sekilas kearah Anandita sebelum mulai melajukan mobilnya meninggalkan parkiran sekolah.
"Kau ingin melakukan apa dulu nanti?"tanya Gavin berusaha untuk memecahkan suasana yang sunyi karena Anandita cemberut padanya
"Terserah!"jawab Anandita sambil melihat keluar jendela,moodnya sudah rusak mulai saat mendengar Gavin berbicara ditelpon tadi dengan seseorang,dan tidak mau mengatakan pada Anandita.
Mendengar jawaban Anandita Gavin hanya menengok sekilas kearah Anandita, tanpa menjawabnya lagi,jadi selama perjalanan ke Mall mereka hanya saling diam.
Sampai di Mall Gavin membantu Anandita untuk turun dari mobil.
"Ayo"ucap Gavin sambil mengulurkan tangannya pada Anandita.
Anandita ingin menepis tangan Gavin tapi saat melihat ekspresi tulus dari Gavin dia jadi tidak tega dan akhirnya menerima uluran tangan itu.
"Terimakasih"
"Kembali my princes"jawab Gavin tersenyum lembut pada Anandita membuat Anandita seperti meleleh melihat senyum dan perlakuan yang diberikan Gavin padanya.
"Hari ini kita akan bersenang senang" ucap Gavin sambil menggandeng tangan Anandita masuk kedalam Mall.
Anandita merasa pipinya bersemu merah saat Gavin menggandeng tangannya dengan mesra.
"Jangan marah lagi ya An".
Mendengar ucapan Gavin,Anandita hanya mengangguk,hilang sudah perasaan dongkolnya tadi akibat perlakuan yang Gavin berikan padanya.
"Tapi apa kita akan jalan jalan dengan pakaian seperti ini?"tanya Anandita sambil menunjuk baju yang mereka pakai.
"Kita akan membeli baju ganti didalam"ucap Gavin sambil mengajak Anandita masuk kesalah satu toko pakaian dengan merk terkenal didalam Mall itu.
"Ayo"Ajak Gavin,menyuruh Anandita untuk masuk.
Anandita sebenarnya berat untuk masuk kedalam toko itu,yang Anandita tau pasti pakaian yang dijual disana harganya sangat mahal, tapi melihat Gavin menariknya dengan paksa mau tidak mau Anandita terpaksa mengikutinya.
Setelah didalam Gavin langsung menarik Anandita kebagian baju wanita dan menyuruh Anandita untuk memilih mana yang dia suka.
seandai di balik, gavin yang marah tidak jelas karena omongan orang lain, dan minta cerai pada anadita, dia terus marah, membentak apakah kau akan anggap juga itu masalah biasa apakah kau juga akan adil jika membuat malah mengemis cinta seandai diperlakukan gitu oleh gavin
stop selalu menganggap kesalahan pemeran utama wanita (sudut pandangmu) adalah hal biasa dan tidak perlu dibesarkan
karena fakta nya yang dilakukan anadita adalah kesalahan serius dan fatal
*karena orang lain suami yang kena imbasnya
*minta cerai, fatal dan laknat
*marah, membentak, kurang ajar, dan durhaka,
*mau pergi dari rumah
ini semua sudah kesalahan serius,
begitu aja thor jika kau diperlakukan kayak gitu oleh suamimu, hanya karena omongan orang lain suami marah2, membentak, dan minta cerai dan mau pergi dari rumah apakah kau Terima begitu saja
thor jadi wanita jangan selalu hanya melihat sudut padang istri saja karena itu membuat kau sangat egois, lihat juga sudut pandang pria (suami)
sampai disini pahamkan
Gimana klo tengah malem cello kebangun 😁