NovelToon NovelToon
Keterikatan Cinta

Keterikatan Cinta

Status: tamat
Genre:Romantis / Komedi / Tamat / Romansa-Solidifikasi tingkat sosial / Romansa
Popularitas:565.6k
Nilai: 5
Nama Author: Neen@

Kamisha Naeswari seorang gadis dari Jogja yang sudah lama merantau di Bandung. Setelah selesai kuliah ia bekerja di sebuah EO dan memiliki toko kue yang kecil.

Dalam waktu satu hari hidupnya berubah seratus delapan puluh derajat karena pengkhianatan kekasih yang sudah dua tahun menjalin hubungan. Setelah itu ia harus merawat seorang bayi yang bukan darah dagingnya di usia yang masih muda.

Takdir memang selalu punya cara yang tak terduga agar selalu tampak mengejutkan. Semula ingin berkelana ke utara tapi malah terbang ke selatan bahkan berpindah dengan sukarela.

Banyak hal yang harus dikorbankan Kamisha termasuk hidupnya, kebebasannya, tapi akan indah pada waktunya.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Neen@, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Insiden Lampu Gantung Jatuh

"Kamisha?"

"Iya nyonya."

"Apa yang kau tahu tentang dia?"

"Nona Kamisha setelah ibunya meninggal ia merantau ke Bandung dikarenakan konflik keluarga. Dengan uang tabungan dari ibunya ia sekolah dan membeli sebuah rumah. Ia berhasil bekerja di EO Galaxy. Memiliki kekasih bernama Rama tapi sudah putus empat tahun yang lalu di karenakan perselingkuhan dengan karyawan di toko kue nya."

"Ya tuhan Misha. Lanjutkan ceritamu."

"Setelah putus dengan kekasihnya ia memiliki anak."

"Jadi maksudmu Kamisha hamil di luar nikah?"

"Sepertinya tidak."

"Jangan membuat aku bingung."

"Maaf nyonya. Jadi nona Kamisha tidak hamil, tidak memiliki anak dan belum menikah."

"Lantas Axel itu anak siapa? adopsi?"

"Itu yang sampai sekarang masih saya cari informasinya. Banyak yang tidak tahu asal usul Axel. Nona Kamisha memang ramah dengan para tetangga tapi tidak suka menceritakan masalah pribadinya dengan sembarang orang"

"Kalau melihat wajah Axel memang agak mirip Kamisha dan perlakuan Kamisha pun sangat sayang dengan Axel."

"Menurut beberapa tetangga di sekitarnya tiba - tiba saja ada anak bayi disitu."

"Kalau memang itu di adopsi, untuk apa Misha melakukan itu. Toh saat itu hidupnya masih pas - pasan. Logikanya anak muda yang belum menikah, masih meniti karier akan berpikir beberapa kali untuk mengadopsi anak."

"Saya minta waktu lagi nyonya, untuk menggali masalah ini dan mencari informasi."

"Dan juga Kyara, segala sesuatu tentang Kyara. Bagaimana ia bergaul, bagaimana sifat dan tingkah lakunya. Masih kenal awal saja sudah berani berbohong. Kau tahu aku tidak ingin anakku mendapat pendamping yang salah. Kau boleh pergi, sepertinya Xander sudah pulang."

"Baik nyonya, saya permisi."

Pria itu keluar dan sempat berpapasan dengan Xander.

"Sudah pulang?"

"Sudah," jawabnya sambil mencium pipi mama Attalia. "Siapa itu, ma?"

"Oh dia pelayan teman mama."

"Ada urusan apa dia kesini?"

"Mama pesen barang di temannya mama dan dia yang antar kemari."

"Oh."

"Bagaimana acaranya?"

"Tiga piala kami dapatkan."

"Ah itu kan permainan anak - anak, begitu saja bangga."

"Eh, mama jangan salah. Axel tampak sangat bahagia. Apalagi Kamisha waktu memberi semangat kami. Teriak - teriak, lompat sana kemari mirip seperti anak kecil," Xander tersenyum mengingat kejadian waktu lomba tadi.

"Xander."

"Ya, ma."

"Kau suka Kamisha?"

"Hah, anak tengil yang suka berdebat denganku itu? suka? entahlah."

"Kyara?"

"Ma, aku dengan Kyara saat ini hanya berteman. Aku mencoba mulai dari awal mengenalnya lagi. I'm sorry ma, kemarin sempat gegabah mengenalkannya padamu."

"Oke, mama mengerti Xander. Maafkan mama juga. Mama sudah memaksamu untuk mencari calon istri. Tujuan mama baik, Xander."

"Aku tahu ma. Tidak ada orang tua yang ingin menjerumuskan anaknya sendiri."

"Terima kasih, nak. Sudah mengerti mama. Istirahatlah."

"Baik ma. Aku ke kamar dulu."

Mama Attalia melihat Xander naik ke atas. Mama akan melakukan apapun yang terbaik untukmu Xander. Perasaanku mengatakan Kamisha adalah orang yang cocok untuk mendampingimu. Jika kamu sudah mendapatkannya aku akan tenang jika sewaktu - waktu tuhan mengambil nyawaku batin mama Attalia.

🍁🍁🍁🍁

"Nih."

"Apa?"

"Undangan."

"Kamu nikah?"

"Nggak itu acara pertunanganku."

"Wah... wah... akhirnya kamu menerima perjodohan ini?"

"Yah mau gimana lagi? aku tidak mau jadi anak durhaka."

"Lah, cinta nggak?"

"Aku percaya pilihan orang tuaku tidak salah. Sepintas mengenalnya aku tahu dia orang baik."

"Kamu benar, jika orang tua mu merestui pasti akan memberikan kebahagian dan kesuksesan dalam masa depanmu."

"Eh aku perhatikan bibir kamu terluka. Kamu juga nggak makan, hanya minum saja. Apa rasanya sakit?"

"Iya nih."

"Kenapa?"

"Jatuh dari kamar mandi."

"Kok bisa? aneh?"

"Apanya yang aneh?"

"Biasanya kalau orang jatuh dari kamar mandi itu yang sakit tangan, pinggang atau kening."

"Ya bisa saja dong, orang jatuh kan nggak di rencana."

"Bener juga ya. Eh kabar si ganteng gimana?"

"Mungkin baik, aku belum lihat dari pagi."

"Eh panjang umur... diomongin langsung keliatan." bisik Sofi. "Duh gagahnya kalau jalan."

"Nih tisu."

"Buat apa?"

"Ngelap air liurmu."

"Sialan!"

Tampak Xander dan Alex datang menghampiri mereka di cafe.

"Selamat siang pak."

"Siang."

"Aku mengganggu kalian?"

Tidak, Sofi mengantar tamu ke sini.

"Bagaimana bibirmu? masih sakit?"

"Masih, saya sampai tidak bisa makan dengan leluasa." Kamisha cemberut, tapi ekspresinya justru lebih seperti merajuk dan terlihat menggemaskan.

"Loh, pak Xander tahu kalau Kamisha bibirnya luka akibat jatuh dari kamar mandi?"

"Jatuh? siapa yang jatuh? bibirnya itu luka karena___." belum sampai Xander menyelesaikan perkataannya Kamisha sudah memotongnya.

"Bapak lupa ya, waktu jatuh yang nolong kan bapak."

"Kapan?"

"Aduh bapak ini pura - pura lupa. Kemarin pak, kemarin di kamar mandi." Kamisha berusaha meyakinkan Xander. "Eh Sof katanya kamu mau balik ke kantor. Jam makan siang hampir habis lo." Kamisha mengalihkan pembicaraan.

Sofi melihat jam tanganya. "Ya tuhan... Sha kalau begitu aku kembali ke kantor dulu. Mari pak Xander."

Xander hanya mengangguk saja. Sofi segera kembali ke kantor. Kamisha bernapas dengan lega. Alex yang berdiri di belakang Xander tertawa melihat tingkah Kamisha.

"Kamu berbohong?"

"Ini bukan bohong pak, tapi lebih menutupi aib."

"Apa maksudmu?"

"Tidak mungkin saya cerita kita habis ciuman, malu kan pak."

"Hahahahhh... kau menganggap hal itu sebagai ciuman?"

"Iya," jawab Kamisha polos.

"Hahahahhhh... Hahahahhhhh..." Xander terus tertawa terbahak - bahak. Ia tidak habis pikir bagaimana bisa seorang ibu tidak tahu mana ciuman mana kecelakaan. Apa mungkin suaminya dulu tidak memperlakukan dia dengan baik.

"Kalau bapak mentertawakan saya terus mending saya kembali keruangan."

Kamisha sudah hampir beranjak pergi, tapi Xander menarik tangannya.

"Ikut aku, ada yang mau aku bicarakan." Xander berdiri. "Alex kau disini saja."

"Baik pak."

"Mau kemana sih pak?"

"Ikut aku."

Dengan malas Kamisha mengikuti kemana Xander pergi. Setelah sampai di pembangunan resort yang baru ia menghentikan langkahnya.

"Kemarin Harvey sudah mengganti design interiornya sesuai dengan saran dari kamu, ayo sekarang kita lihat le dalam."

Kamisha mengikuti langkah Xander masuk ke dalam salah satu kamar. Pertama masuk terdapat living room kemudian menyambung ke kamar utama. Dengan bed ukuran king size, tempat tidurnya terbuat dari potongan kayu jati yang disusun sehingga menjadi unik dan indah. Di atasnya terdapat lampu besar dari kaca yang bisa menerangi seluruh ruangan. Bed itu menghadap ke arah kolam renang. Sehingga ketika tidur bisa sambil melihat pemandangan. Ada kamar mandi lengkap dengan bathtub nya yang terbuat dari batu alam.

"Bagaimana menurutmu?"

"Bagus pak, design ini sudah sesuai dengan konsep yang bapak inginkan. Mungkin perlu kita tambah satu kamar lagi. Karena resort itu tidak hanya untuk suami istri saja tapi juga anak - anak."

"Bagus usulmu, masih ada sisa sepuluh kamar mungkin bisa di design seperti usulanmu."

Xander kembali melihat ke bagian kamar, sedangkan Kamisha masih di kamar mandi. Ia asyik membayangkan bagaimana kalau dia berendam di dalam bathtub, pasti menyenangkan.

Krek... krek... krek...

Hah suara apa itu batinnya.

Krek.. krek... krek...

Suara itu lagi batin Kamisha. Ia memutuskan untuk keluar dan tepat melihat lampu gantung besar di dalam kamar hampir terjatuh dari atas. Saat itu Xander tepat berada di bawahnya sedang sibuk memeriksa handphone.

"Awas pak...!!!" teriak Kamisha sambil berlari ke arah Xander.

Xander yang mendengar teriakannya menoleh ke arah Kamisha, kemudian mendongak ke atas.

Dengan cepat Kamisha mendorong Xander agar tidak tertimpa lampu. Tubuh mereka berdua terjatuh berguling di atas tempat tidur.

Braak... bruuk... praangg...

Lampu jatuh ke bawah dan hancur berkeping - keping.

"Pak... pak Xander, anda tidak apa - apa?" Kamisha menepuk - nepuk pundak Xander. Saat ini posisi jatuh adalah Kamisha berada di bawah dan Xander berada di atas. Ternyata ketika Kamisha mendorong tubuh Xander, Xander bisa memutar agar Kamisha juga tidak terluka demi dia.

Aduh, ini tubuh berat banget, napasku jadi sesak. Ini orang pingsan atau gimana batin Kamisha. Tiba - tiba ada pergerakan dari tubuh Xander.

"Kamu tidak apa - apa Misha?"

"Saya tidak apa - apa pak."

"Oh, syukurlah," ucap Xander sambil membelai rambut Kamisha.

"Maaf pak,"

"Ya."

"Bisakah bapak minggir dari atas tubuh saya, soalnya bapak berat."

"Oh, sorry," Xander segera berdiri, ia sedikit malu karena terus terang ia nyaman berada di atas tubuh Kamisha. "Aaauuww!" teriaknya

"Kenapa pak?"

"Kakiku."

Kamisha segera berdiri. "Duduk pak," ia segera memeriksa kaki Xander. "Ya tuhan, kaki bapak berdarah."

"Kok bisa?"

"Mungkin terkena pecahan kaca lampu, ini sobek pak harus di jahit. Kita kerumah sakit."

"Telepon Alex biar dia yang antar kita."

"Baik." dengan segera Kamisha menelepon Alex dan membawa Xander ke rumah sakit.

Berita cepat sekali menyebar hingga sampai pada Kyara.

"Apa! pak Xander di rumah sakit kejatuhan lampu."

"Iya bener, kamu nggak di beritahu Kamisha."

"Kok bisa mbak Misha?"

"Ya karena waktu pak Xander kejatuhan lampu itu karena nolong Kamisha."

Kyara mengepalkan tangannya. Kenapa mbak Misha tidak memberitahuku batin Kyara geram.

"Makasih infonya ya, aku akan ke rumah sakit sekarang."

Kyara segera menyusul ke rumah sakit.

🍁🍁🍁🍁

"Bagaimana lukanya dok?"

"Beruntung segera di bawa kesini, karena bisa infeksi. Mungkin harus di jahit agar kulitnya tidak terbuka."

"Jahit dok?"

"Ibu tenang saja, kita bius lokal dan nanti akan saya resepkan obat anti nyeri."

"Oh, baik dok lakukan yang terbaik."

Dokter mempersiapkan beberapa alat untuk menjahit luka Xander.

"Pak, nanti kalau sakit teriak saja." ucap Kamisha yang terus mengenggam tangan Xander

"Misha, aku ini sudah besar bukan seperti Axel. Apalagi ini dibius lokal oleh dokter."

"Oh iya.. ya. Maaf saya terlalu khawatir pak."

Dokter sudah siap melalukan tindakan. Kamisha berdiri agak menjauh karena takut mengganggu gerak dokter. Ia bernapas lega karena melihat ekspresi Xander yang biasa saja, tidak merasa kesakitan.

"Eh bu, tolong kemari sebentar."

"Baik dok," jawab Kamisha.

"Jadi luka bapak ini tidak boleh terkena air, dan perbannya harus di ganti tiap hari. Nanti akan saya beri obat untuk lukanya dan yang diminum. Untuk cara mengganti perban nanti biar suster yang jelaskan caranya."

"Baik dok."

"Tapi bila ibu kesulitan, ibu bisa memanggil perawat ke rumah ibu."

"Baik dok."

"Ini resepnya dan silahkan di ambil di apotik."

"Baik dok. Terima kasih."

Kamisha mendekati Xander yang sudah diperban oleh suster. Kamisha memperhatikan kerja suster dalam merawat luka Xander.

"Pak, saya ambil obat du___"

"Mbak Misha," panggilan Kyara memotong pembicaraan Kamisha.

"Kyara."

Tanpa memperdulikan Kamisha, ia segera mendekati Xander.

"Kamu tidak apa - apa."

"Tidak, ini hanya luka kecil."

Kamisha melihat kedatangan Kyara memilih untuk segera pergi. Ia tidak ingin dianggap sebagai pengganggu. "Maaf saya ambil obat dulu, permisi."

Kamisha segera keluar ruang perawatan. "Maaf suster apotik di sebalah mana?"

"Oh jalan saja lurus mentok nanti belok ke kiri."

"Terima kasih." Kamisha segera melangkahkan kakinya ke sana.

"Mbak Misha tunggu," panggil Kyara.

"Kenapa ikut keluar, biar aku saja yang ambil obat."

"Mbak Kamisha tidak ingin menjelaskan sesuatu padaku?"

"Menjelaskan apa?"

"Kenapa mbak tidak memberitahuku kalau Xander terluka?"

"Maaf, Kyara saat itu aku benar - benar panik dan harus ke rumah sakit."

"Bohong! mbak ingin menjadi pahlawan di depan Xander, kan."

"Pahlawan apa? aku sama sekali tidak mengerti."

"Mbak, memang tidak berniat memberitahuku. Mbak ingin merebut perhatian Xander."

"Ya tuhan Kyara, aku tadi benar - benar panik. Setelah penanganan dari dokter selesai aku berniat memberi tahumu dan mama Attalia."

"Kenapa mbak bisa bersama Xander di kamar itu?"

"Ini soal pekerjaan, Ra."

"Ada apa ini ribut - ribut?" suara mama Attalia melerai perdebatan mereka.

"Maaf, ma."

"Maaf, Tante." ucap Kamisha dan Kyara hampir bersamaan.

"Bagaimana keadaan Xander?"

"Tidak apa - apa tante, hanya luka kecil. Mari saya antar masuk ke dalam."

Kyara mengantarkan mama Attalia dan meninggalkan Kamisha sendiri.

"Mbak Misha mau kemana?"

"Oh, mau ambil obat pak Alex. Kalau begitu saya permisi dulu." Tanpa menunggu jawaban dari Alex, Kamisha segera menuju ke apotik. Ia tipikal orang yang tidak mau ambil pusing.

Setelah mendapat penjelasan dari apoteker mengenai aturan minum obat, Kamisha segera kembali ke ruang rawat Xander.

"Hmm maaf ini obat yang harus di minum pak Xander."

Kyara segera mengambilnya dari tangan Kamisha.

"Kalau semuanya sudah selesai, saya pamit mau kembali ke hotel lagi."

"Biar Alex yang mengantarmu."

"Tidak perlu ma. Pak Alex disini saja mengantar mama dan pak Xander pulang."

"Baiklah hati - hati di jalan." pesan mama Attalia.

Kamisha meninggalkan ruangan itu dan Xander melihatnya dengan tatapan kecewa.

🍁🍁🍁🍁

Drrrt... drrrt.. drrrt...

Siapa sih pagi - pagi begini sudah telepon, mana masih ngantuk lagi batin Kamisha. Ia melihat ke arah jam weker yang ada di atas nakasnya. Hah jam empat pagi, gila siapa yang telepon batinnya.

Drrrt... drrrt... drrrt

What Xander. Ia tidak percaya dengan apa yang dilihatnya di handphone setelah tahu siapa yang menelepon.

"Halo."

"Kenapa lama angkatnya?"

"Ini masih pagi Xander, aku juga baru bangun."

"Alasan saja, bilang saja kamu malas."

"Nggak, karena kemarin aku mengurus kamu di rumah sakit kerjaan ku jadi menumpuk. Semalam baru selesai."

"Kamu tahu tugas kamu?"

"Tugas apa?"

"Mengganti perban."

"Loh itu kan tugas perawat, dokter bilang kan bisa pakai jasa perawat."

"Begitukah caramu berterima kasih?"

"Terima kasih apa?"

"Kemarin aku menyelamatkamu."

"Bukankah terbalik, aku yang menyelamatkanmu."

"Bagaimana bisa kamu menyelamatkan ku justru aku yang terluka. Coba kamu pikir."

"Hmm Kyara, ya Kyara yang akan merawat lukamu"

"Yang aku selamatkan itu kamu bukan Kyara."

"Baiklah," Kamisha mengalah. "Sekarang aku harus bagaimana?"

"Pagi setelah antar Axel, kamu datang ke rumah. Ganti perban dan rawat lukaku sampai sembuh."

"Absen ku di kantor bagaimana? aku pasti akan terlambat jika merawatmu setiap pagi"

"Alex yang akan mengurusnya," jawab Xander. "Aku tunggu dan ingat kamu harus iklas."

"Iya... iya aku ikhlas."

Panggilan diakhiri. Ya tuhan cobaan apalagi ini. Bayangkan setiap pagi harus merawat luka Xander yang menurutnya itu tidak terlalu parah. Setiap hari harus berdebat karena Xander suka sekali berbeda pendapat dengannya. Minta ini itu, manjanya seperti Axel putranya.

Kamisha segera turun dari tempat tidur. Telepon tadi membuatnya tidak bisa tidur lagi. Oke, ayo semangat Kamisha.

🍁🍁🍁🍁

1
nina widanarti
iya oke.. mksh..😊
Maya Ratnasari
flu singapur biasanya disarankan dirawat inap. penyakit ini sangat menular, sehingga sangat riskan kalo dirawat inap, apalagi kalo itu adalah RS yg tidak memiliki ruang isolasi khusus untuk penyakit infeksi.

pada umumnya si, sebisa mungkin dirawat di rumah saja dengan berbagai protokol perawatan selama di rumah.
Maya Ratnasari
i don't believe that, bukan I'm not believe...
Maya Ratnasari
thinking. tidak usah pakai "g" kakak author
Maya Ratnasari
kalut
Ahsin
rasain Misha inilah jd orang sok naif ujung2nya difinnah
Ahsin
hanya satu ucapan Misha begoooo bin tolol... mudah sekali ditipu
Ahsin
.misha perempuan begooo terlalu percy
Ahsin
misha bego mau2 mengalah trs bkin emosi
Ahsin
Misha terlalu lembek SM ponakkn skali2 tegas
Ahsin
usir SJ ponakkn tak ada otak
Ahsin
ponakkn gak ada otak... dan misha terlalu oon
Anonymous
Xander ga tegas JD bikin kamisha ga enk hati n merasa bersalah ....kyira ga tau diri n ga tau terima kasih
yuliati sumantri
Luar biasa
Just_Emma
misha kamu kan punya banyak uang yaa kenapa gak dikontrakin aja si kyara rumah malah ngajak tinggal bareng....
Lucia
Keren thor🙌👏👏👏 thanks ya.. menghibur
Lucia
Hadir piskopat baru lagi ziena. Sekarang shofie hrs mengalami jg😭
Lucia
Hahaha...sofhi... kamu & mettew mulai cinta dr benci
Lucia
Haduhhh musuh lagi & bahanya menghadang misha lagi... Tuhan cobaan ut misha.. thor hidup misha penuh liku"
Lucia
Jodoh sofhi adl mettew ( akan jadi saudara) misha👍👏👏👏
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!