Janda Kembang Pilihan CEO Duda
...Jangan lupa mampir juga ke novel pertama Cimai...
..."Menikah Dengan Adik Sahabatku''...
...Terimakasih 🙏❤️...
...••••••••••••••••••••••...
Dira di bangunkan oleh suara alarmnya yang terus-menerus berdering.
Hoaaammm
Dira meraih ponselnya dan sedikit menyipitkan matanya untuk melihat jam yang tertera di layar ponsel.
''HAH!! Gila jam 6! gimana ini? aduuuh..''
Dira langsung terperanjat dari tempat tidurnya.
Ghadira Mentari, wanita berusia 26 tahun ini tinggal seorang diri di rumah kecilnya yang berada di dalam gang yang sangat padat penduduk.
Meskipun sudah berusia 26 tahun, ia tergolong baby face sehingga banyak yang mengira ia masih lebih muda dari usianya, apalagi tubuhnya yang sedikit mungil.
Dira sudah mengaktifkan alarm jam 04.30, tetapi karena semalam susah tidur membuatnya sekarang tanpa sadar selalu menunda tombol alarm di ponselnya karena masih mengantuk.
Sekarang Dira bingung sendiri mana yang akan di kerjakan terlebih dahulu.
Bahkan nyawanya sendiri masih belum sepenuhnya berkumpul.
Hari ini ia harus berangkat lebih cepat karena akan kedatangan CEO baru di kantor pusat, menggantikan CEO lamanya yang akan kembali ke luar negeri setelah peresmian penggantian tersebut.
CEO lamanya sudah berusia paruh baya, konon katanya sang penggantinya adalah putra kandung CEO lama yang beberapa waktu terakhir tinggal di luar negeri.
Dira yang saat ini bekerja di kantor cabang, di tunjuk untuk ikut serta dalam penyambutan sang CEO.
Dira tidak ingin semakin mengulur waktu, ia mempersiapkan segalanya dengan cepat tanpa membuat sarapan terlebih dahulu, sekedar minum air putih pun tidak sempat.
Dengan segera Dira menyiapkan motor matic kesayangan yang selalu setia menemani hari-harinya.
Saat terjebak lampu merah, Dira yang mengendarai motor dalam posisi terburu-buru tidak sengaja mengerem mendadak dan menabrak bagian belakang mobil mewah di depannya.
Kedua mata Dira terbelalak dan mulut menganga saat memastikan goresan di mobil tersebut akibat tabrakannya.
''Ohh Diraaaa.. sial sekali pagimu.'' gumam Dira dengan meringis penuh sesal.
Laki-laki gagah mengenakan jas turun dari mobil itu, Dira sudah pasrah jika akan di mintai pertanggungjawaban.
''Ma-maaf tuan, saya tidak sengaja, sungguh..''ucap Dira memohon dengan wajah tertunduk.
''Apa ada yang rusak?'' suara laki-laki kedua yang turun dari mobil tersebut membuat Dira mendongak sekilas lalu kembali menunduk dengan terus memohon maaf.
Lampu merah yang sudah berubah warna membuat bunyi klakson terus bersahutan, namun, karena kebetulan mereka berada di sisi kiri membuat pengendara lain berusaha mendahului.
''Tuan, saya mohon maaf, saya sungguh tidak sengaja menabrak mobil anda, saya sedang buru-buru karena ada kepentingan di tempat kerja saya.'' ucap Dira tanpa berani menatap kedua pria di hadapannya.
''Itu bukan urusanku! kau lihat mobilku lecet gara-gara motor bututmu ini hah?'' gertak pria itu.
''Cih! sombong!'' umpat Dira.
''Apa katamu?!'' seru pria itu membuat Dira menciut.
''Tidak Tuan, saya akan ganti rugi.'' Dira merogoh tasnya dan cepat-cepat mengambil dompet, mengeluarkan semua uangnya yang ada disana, tersisa 5 lembar, lalu ia serahkan semuanya.
''Ini Tuan.'' Dira menyerahkan tanpa berani menatap pria itu.
''Apa ini? 500 ribu? kau pikir mobilku mobil butut?''
''Tuan, inikan hanya lecet sedikit, mana mungkin lebih dari 500 ribu?'' protes Dira yang sudah mulai kesal dan berani beradu tatap dengan pria itu.
''10 juta!'' ucap pria itu lantang.
''Hah? gila gitu doang 10 juta!'' seru Dira.
''Kau mau memerasku? saya ini orang miskin tuan, syukur-syukur saya bertanggungjawab, bukan kabur!'' kesal Dira.
''Serahkan KTP mu!'' pria itu menengadahkan tangannya di depan wajah Dira tanpa mempedulikan keluhan wanita di depannya.
Tidak mau berdebat, Dira langsung mengambil KTP nya dan menyerahkan pada pria tersebut.
''Saya akan tahan KTP mu, seminggu lagi saya akan datangi alamat yang tertera di dalam sini, jika kau tidak menyiapkan uang 10 juta, maka pihak berwajib akan menjemputmu!'' gertak pria itu tanpa melihat isi KTP Dira dan langsung memasukkan ke dalam sakunya, lalu pergi meninggalkan Dira yang diam mematung dengan mulut masih menganga tak percaya.
Seketika Dira terdiam, mobil itu sudah melaju meninggalkan dirinya seorang diri.
Dira masih tidak percaya kenapa harus apes seperti ini.
Bangun kesiangan, di jalan malah nabrak mobil orang, di tambah pemiliknya si tuan sombong yang berusaha memerasnya.
''Apakah hidupku ditakdirkan untuk terus membayar hutang?'' gumam Dira seraya tersenyum getir.
Tin tin
''Mbak, kalau mau ngelamun jangan di jalan, ganggu!'' seru pengendara lain menyadarkan lamunan Dira.
''Maaf Pak..'' balas Dira sedikit berteriak, karena pengendara yang menegurnya sudah mendahuluinya.
''Tenang Dira, sabar.. semua ada jalannya, semangat!!!'' gumam Dira lalu kembali menaiki motornya dan melaju ke kantor pusat.
Sebetulnya acara penyambutan masih jam 09.00, tetapi Dira tidak ingin datang telat.
Tidak di sangka di perjalanan ia harus mengalami kejadian menabrak mobil tuan sombong.
''Dira!'' panggil seseorang.
''Hei..'' ucap Dira ramah kepada teman kerjanya itu.
''Kenapa mukamu kusut sekali?''
''Tidak apa-apa, biasalah kena cuaca cerah, panas banget hehe.'' jawab Dira berusaha tersenyum.
''Yasudah ayo masuk ke dalam, 30 menit lagi acara di mulai.''
''Iya Mas.''
Dira merapikan penampilannya sebentar lalu melangkah ke dalam gedung yang memiliki puluhan lantai tersebut.
Sedangkan ia berada di anak perusahaan kantor tersebut.
Di dalam gedung tersebut memiliki ruangan yang semacam aula, digunakan jika ada keperluan saat membuat acara.
Seperti sekarang, ruangan tersebut digunakan untuk penyambutan pemimpin baru di perusahaan ini.
Seluruh karyawan kantor pusat dan beberapa perwakilan dari kantor-kantor cabang sudah berkumpul.
Beberapa petinggi sudah menduduki kursi paling depan, sedangkan karyawan biasa di belakang dengan memberikan spasi di tengahnya yang sudah terdapat karpet merah untuk menyambut kedatangan CEO baru.
Dira duduk tepat paling pinggir di sisi karpet merah, bukan kemauannya duduk paling pinggir, tidak ada tempat lain karena sudah di dahului oleh yang lain.
Acara sudah di mulai, pembawa acara sudah melontarkan banyak kalimat.
"Sebentar lagi kita akan kedatangan pemimpin baru, hadirin dimohon untuk berdiri, karena beliau segera tiba." ucap pembawa acara.
Semua sudah berdiri, menatap pintu yang akan menjadi pintu masuk para petinggi perusahaan ini.
Auranya sudah tegang, beberapa tengah berbisik penasaran dengan CEO baru mereka.
Tak lama kemudian, yang ditunggu akhirnya tiba. Rombongan petinggi berjas warna hitam lengkap dengan bodyguard di belakangnya.
Semua memberi penghormatan, yang paling depan tentu saja tuan besar Erick Raymond, semua berjalan dengan tegap.
''Hah? nggak salah lihat?'' Dira mengedipkan matanya berkali-kali saat melihat sosok pria di belakang tuan Erick.
Dira langsung menunduk, sengaja menghindari agar pria tersebut tidak melihatnya.
''Ohh no!!! jangan-jangan!!!'' Dira membatin tidak percaya dengan tebakannya sendiri.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 306 Episodes
Comments
Nuryati Yati
nyimak
2024-02-01
1
Mamah Kekey
pernah baca tapi lupa mampir kk
2023-10-25
1
A ai
q manpir thor
2023-07-16
0